I. Pengantar
Salah satu masalah gizi yang ditemukan di Indonesia adalah stunting, sekitar 8,8 juta anak
Indonesia menderita stunting (tubuh pendek) karena kurang gizi. Persoalan stunting patut
menjadi perhatian untuk segera dituntaskan, tingginya prevalensi anak stunting telah
memposisikan Indonesia ke dalam lima besar dunia masalah stunting.
Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat
Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1/2023) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari
24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.
Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting
lebih dari 20%. Artinya, secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis,
terlebih lagi di 14 propinsi yang prevalensinya melebihi angka nasional.
Berdasarkan data dari Studi Survei Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi angka stunting Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2021 sebesar 37,8%. Angka tersebut menjadikan
Provinsi NTT sebagai penyumbang tertinggi anak stunting di Indonesia.
17%
Rembuk stunting ini merupakan salah satu rangkaian pramusyawarah desa untuk penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa tahun 2023 juga menjadi amanat Pemerintah Pusat dan
Kabupaten terhadap pemerintah desa agar memprioritaskan penggunaan dana desa tahun
2023 untuk pencegahan dan penanganan stunting.
Motivasi “Sadar pemanfaatan makanan local” menjadi salah satu program andalan
kader. Kader memprioritaskan mengolah makanan yang ada/tersedia di dalam desa
dengan memotivasi para pokja untuk produktif menanam sayuran/hortikultura.
KKM bekerja berdasarkan *data lapangan yang lengkap dan divalidasi oleh Bidan Desa.
i.e Dokumen Rekap Status Balita 0-5 tahun. Dengan adanya data bumil, anak kurang
gizi, stunting yang setiap bulan divalidasi, membuat Kader & Bidan bisa bergerak cepat
dalam menangani masalah.
1 KKM menanggungjawabi 4 KK yg Bumil & balita 0-5 tahun. Pekerjaan setiap kader
terfokus dan ada laporan yang baik diberikan kepada ketua kelompok.
Tugas dan peran KKM dibagi secara berkelompok. Selain penyuluhan gizi Bumil dan
Balita, juga melakukan survey air bersih, edukasi kebersihan lingkungan rumah tinggal
yang sehat dan sekitarnya, dll. *Penanganan Langsung berarti Kader bisa langsung
menangani permasalahan tersebut, sebaliknya *Penanganan Tidak Langsung
memerlukan bantuan dari Perangkat desa/Bidan Desa.
KKM selalu melakukan sosialisasi Bina Pentingnya Gizi 0-2 tahun di bulan Posyandu dan
setiap melakukan kunjungan dari rumah ke rumah sasaran kegiatan
KKM juga terlibat aktif dalam Rakor PKK setiap bulan serta pelatihan peningkatan
kapasitas dari Bidan desa kepada KKM diberikan setiap bulan.
KKM menyampaikan undangan langsung kepada Bumil dan Orangtua Balita ketika
pengambilan data.
Sudah ada *forum desa siaga aktif terkait mitigasi stunting
KKM membuat *dapur sehat (pemanfaatan pekarangan kosong untuk ditanami sayuran)
Pemerintah Desa bahkan memberikan subsidi di luar dari jaminan kesehatan untuk
anggota keluarga Bumil / yg sakit di Rumah Sakit/Klinik Kesehatan (disebut subsidi
wara/wiri)
Desa Bulus Pesantren sudah mendirikan Bumdes dengan jenis usaha Internet Desa
Giat PKK
PKK selalu bersinergi dengan Kader Kesehatan Masyarakat
Dalam setiap pertemuan sosialisasi stunting selalu diberikan
Memberikan penyuluhan yang terus menerus – edukasi bertahap dan berkelanjutan
Konvergensi (spesifik di gizi & sensitive di air, pola asuh dan kebersihan). Konvergensi
adalah pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir,
terintegrasi, dan bersama-sama untuk mencegah stunting kepada sasaran prioritas
1. Pemberian pemahaman terhadap ibu 1. Penggunaan air minum yang lebih baik
hamil untuk melakukan pemeriksaan
dan pelaporan kehamilan di wilayah:1. 2. Peningkatan kesadaran pengasuhan
Pemberian pemahaman terhadap ibu terhadap anak
hamil untuk melakukan pemeriksaan
dan pelaporan kehamilan di wilayah 3. Peningkatan pemahaman orang tua terkait
gizi anak
2. Diberikan pilihan tablet FE yang lebih
baik (paten)
Tugas Kelompok 2
1. Pemahaman masyarakat umum terkait dengan kebutuhan gizi yang seimbang bagi anak
Penanganan Langsung Penanganan Tidak Langsung
1. Peningkatan fungsi BKB untuk 1. Penyuluhan tentang gizi (B2SA) untuk
pendampingan orang tua dalam ibu hamil dan anak melalui BKB dan
tumbuh kembang anak Posyandu
2. Pemberian makan tambahan untuk ibu 2. Penyuluhan ke rumah ibu hamil dan
hamil dan anak anak
Tugas Kelompok 3
Penanganan Langsung Penanganan Tidak Langsung
1. Pemberian kaporit dan filtrasi 1. Pembangunan saluran pembuangan
limbah dari sumur/dapur secara
2. Pengurasan atau pemberian abate permanen
Tugas Kelompok 4
Permasalahan yang ada
1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang jaminan kesehatan
2. Banyaknya jaminan kesehatan yang tidak aktif
Penanganan Langsung Penanganan Tidak Langsung
1. Sosialisasi tentang pentingnya jaminan 1. Subsidi layanan kesehatan
kesehatan
kesehatan
2. Desa Pajengkolan
Poin-poin penting yang dianggap sebagai kelebihan/value dari KKM
o Jumlah penduduk +1138 jiwa (+350 KK)
o KKM berjumlah 24 (Perempuan) + 1 Remaja (Laki-Laki)
o Per Maret 2023 stunting berjumlah 3 orang
o Program KKM (mengikuti program Posyandu) mulai dari Balita – Remaja Perempuan –
Pendampingan Calon Pengantin, Pendampingan orang tua melalui Posbindu.
o Posyandu Balita – pemeriksaan ibu hamil dan balita (0-5 tahun) berdasarkan data. Anak
yang terkena stunting akan diberikan PMT menggunakan dana desa dan dibelikan
protein hewani. Namun tahun ini Kader Posyandu memiliki inovasi dalam pemberian
PMT dengan menu makan siang yang berbeda-beda dengan gizi yang seimbang.
o Pemberian PMT sesuai dengan ketersediaan alam (tidak selalu harus membeli bahan
makanan dari luar, dengan memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar rumah juga
sangat membantu keluarga yang kurang mampu)
o Posyandu Remaja Perempuan – pemberian suplemen tambah darah. Sosialisasi
*Dampak Buruk pernikahan dini dilakukan pada setiap kegiatan Posyandu Remaja.
o Posyandu Lansia setiap bulan untuk memotivasi para orangtua / nenek / kakek
terhadap pernikahan dini dan keseimbangan gizi balita & ibu hamil. Pendekatan ini
dilakukan karena kebiasaan orangtua menitipkan anak mereka kepada nenek –
memberi makan anak yang penting kenyang -
o Posbindu untuk deteksi penyakit menular catin, ibu hamil, lansia (usia 015 – 59)
o Semua Kader wajib membuat laporan kegiatan (proses kegiatan & masalah-masalah
yang ditemui) kepada Bidan Desa.
o Bidan desa akan melakukan kaji ulang laporan kader, untuk ditindaklanjuti dalam
kegiatan capacity building kepada kader, diberikan pada saat *pertemuan kader
o 1 Kader menanggungjawabi 16 – 18 KK Binaan (yg ada ibu hamil, balita & lansia) –
menurut mereka semua memiliki potensi resiko menciptakan stunting dan gizi buruk
o Tidak hanya pola makanan, pola asuh, kesehatan lingkungan terus dipantau melalui
Kunjungan rumah dilakukan kader 1 x / 4 bulan. Dalam kunjungan rumah diamati hal-
hal seperti: kebersihan rumah, ventilasi rumah, ternak dan kotoran yang berserakan di
sekitaran rumah, bak mandi yang airnya kotor, dll
o Kaur Perencanaan, Pak Turyanto mengalokasikan sekitar 80 juta untuk mitigasi
stunting pada tahun 2023.
o Kader diberikan uang transport 75.000 setiap bulan.
3. Desa Pekuncen
Poin-poin penting yang dianggap sebagai kelebihan/value dari KKM
o Jumlah penduduk desa Pekuncen 2807 jiwa, 900an KK, merupakan desa kecil dengan
luas 2,1 KM2.
o Mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian teknis dan non teknis.
Laporan ini dibuat oleh Tuti Aritonang
o Ada sebagian wilayah yang mengalami kekeringan, tapi melalui program pansimas
kasus ini dapat terselesaikan.
o Angka stunting 4 orang yang disebabkan oleh masalah sanitasi lingkungan bukan karena
kurang gizi (rumah lantai tanah, ternak dekat denga n rumah tinggal, dan kurangnya
air bersih).
o Program posyandu remaja PMT khusus dengan menu protein hewani, kelas ibu hamil,
kelas balita, kelas calon pengantin (Bekerja sama lintas sektor dinkes dan BKKBN).
o Kader jumlah 24 orang berasal dari unsur pkk dan masayarakat.
o Hasil penimbangan perbulan divalidasi oleh bidan dan kooridnator petugas gizi di
puskesmas.
o Bayi stunting diberikan PMT 3 bulan, bersumber dari dana desa (15/hari).
o Edukasi stunting: mengajak peran masyarakat untuk peduli terhadap masalah stunting.
o Kerja sama dengan univeristas Muhamadiyah Gombang, jurusan kesehatan untuk
edukasi stunting di desa.
o Suport anggaran dari dana desa kurang lebih 100 juta.
o Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada ibu
hamil yang tidak mau pergi ke posyandu.
o Metode pelatihan untuk kader yaitu; bidan mengajari kader, setelah itu membuat
jadwal bergantian bagi kader untuk membawakan materi sosialisasi pada pertemuan
posyandu untuk menumbuhkan rasa percaya diri dari para kader.
o Pemerintah desa mencari akar masalah penyebab stunting dengan melakukan kajian
bekerja sama dengan Universitas Muhamadiyah Gombang.
o Intervensi spesifik: Gizi, intervensi senistif: sanitasi dan air.
o Metode pemilihan kader diutamakan orang yang mau bekerja dengan sukarela.
o Tersedia posyandu lansia dan orang-orang terlantar.
4. Desa Jatinegara
Poin-poin penting yang dianggap sebagai kelebihan/value dari KKM
o Jumlah penduduk: 5800an jiwa.
o Balita 258, stunting 2 orang. Semua anak wajib ditimbang setiap bulan. Jika ada yang
tidak hadir maka akan dikunjungi oleh kader.
o Program pemerintah untuk menangani stunting menggunakan alokasi anggaran DD 20%
ketahanan pangan. Contoh program; irigasi, bantuan peternakan, perikanan, air
bersih.
o Jumlah kader yakni: 29 orang berasal dari unsur PKK dan masyarakat.
o Kader dilatih oleh bidan 3 bulan sekali.
o PPK (tim pendamping keluarga) melaksanakan program:
Capin (calon pengantin)
Ibu hamil (4 kali kunjungan)
Ibu nifas (2 kali kunjungan)
o 1 kader bertanggung jawab pada 1 RT (sekitar 70 KK)
Laporan ini dibuat oleh Tuti Aritonang
Desa ini juga dilabeli sebagai salah satu desa *termiskin di Jawa Tengah dimana +1051 orang
terkategori miskin. Kepala Desa Seboro, pak Adi Subarkah S.T mengatakan bahwa desa Seboro
sebagai desa “vulnerable” (rentan kemiskinan dan rentan bencana). Karena itu, Gubernur
Propinsi Jawa Tengah mencanangkan desa Seboro masuk dalam intervensi *pengentasan desa
miskin dan karena itu cukup banyak program pemerintah dilaksanakan di desa ini termasuk
salah satunya adalah Destana. BNPK tingkat propinsi sendiri diterjunkan ke desa Seboro untuk
memberikan pelatihan PRB yg disebut di sana “Relawan Mitigasi Bencana”.
Sekalipun desa ini terkategori miskin, namun desa sudah memiliki Bumdes dan sudah berjalan
dengan baik. Usaha Bumdes yaitu perdagangan (pertamina desa, atk, kelontong), jasa,
kontruksi yaitu lapangan futsal yang dikelola oleh Karang Taruna. Lapangan futsal ini telah
menyumbangkan sejumlah uang untuk PAD Seboro sebesar 30% setiap tahun.
Sementara itu angka stunting di desa Seboro mencapai 16 orang anak dengan dukungan
program PMT dari Dana Desa sekitar 19 juta untuk tahun 2023, 68 juta tahun 2022, 30 juta
tahun 2021. Selain dana desa, desa Seboro juga mendapatkan dana CSR dari Bupati Kebumen
untuk program percepatan pengurangan stunting & deteksi dini.
Desa Seboro memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti wisata khusus (ahli
geologi)/umum *Embung – agrowisata & geopark dimana banyak lembaga penelitian dari/luar
Indonesia yang datang untuk melakukan penelitian taman bumi dimana tidak banyak
ditemukan di Kab Kebumen selain di desa Seboro.
Apa saja yang telah Desa Seboro lakukan terkait PRB – pendampingan dari BNPB Propinsi &
Dinas Pendidikan:
Laporan ini dibuat oleh Tuti Aritonang
Desa Destana (Desa Tangguh Bencana) dilengkapi dengan SK Desa kepada Tim PRB &
P3B. Seboro mengikuti perlombaan destana tingkat kabupaten Kebumen pada tahun
2022 namun tidak juara (alasan Kadis PMD – karena Seboro kurang lengkap informasi
foto dokumentasi Destana ke dalam website desa)
Desa sudah memiliki Sistim Peringatan Dini di tempat-tempat rawan longsor, Jalur
Evakuasi Dini, Dapur Umum, Genset, Radio HT, Grup WA Desa (Perangkat desa + Tim
PRB + P3B & Relawan)
Desa memiliki Tim PRB, P3B (Penanganan Pertolongan Pertama Bencana), dibentuk
tahun 2018 oleh Kabupaten, 2019 mulai didampingi langsung oleh BNPB Propinsi &
Dinas Pendidikann dan dilatih.
Setiap tahun Tim PRB, P3B melakukan simulasi kebencanaan / mitigasi longsor
Relawan Desa berjumlah 50 orang terdiri dari pemuda, ibu PKK, KKM, RT/RW, BPD,
lembaga yang ada di desa
Ketua Destana, Pak Sutarno adalah warga masyarakat yang terpilih sebagai ketua
Destana Desa Seboro, berperan aktif melakukan pertemuan untuk membahas
pendekatan mitigasi bencana terkini sekaligus memotivasi para relawan untuk terlibat
bersama-sama ketika bencana terjadi.
Salah satu relawan yang kami wawancara (namanya Arifin) mengatakan bahwa sebagai
relawan dia sama sekali tidak menerima bayaran apapun. Benar-benar murni
termotivasi dengan hati yang sedia & ikhlas menolong warga yang tertimpa bencana.
Awal mula saya terpilih menjadi ketua Destana karna dari dulu sebelum terbentuk Destana di Desa
Seboro saya sudah aktif membantu pekerjaan Desa, salah satunya seperti kegiatan perlombaan HUT RI
atau kegiatan2 yang lain dalam konteks Sosial bersama teman2 Karang taruna.
Di thn 2017 Desa kami Terpilih oleh BPBD Kabupaten mendapat pelatihan tentang cara menangani atau
mencegah terjadinya suatu bencana.
Kenapa Desa kami Terpilih mendapat pelatihan tentang kebencaan, karna di Desa Seboro itu sering
banget terjadi Bencana Tanah longsor mba Tuti,
Jumlah anggota Destana pada waktu di latih ada 50 Orang yang terdiri dari Karang Taruna ( pemuda ),
Ormas, Perangkat Desa, Kaum Disabilitas, dan masyarakat.
Pelatihan di selenggarakan selama 7 hari setelah hari terakhir di adakan pembentukan Kepengurusan
Destana, yang di sebut FPRB ( forum pengurangan resiko bencana ) dan alhmdllh saya mendapat
amanah dari teman2 Destana terpilih secara foting untuk menjadi ketua Destana.
Dan alhmdllh nya lagi selang 2 thn pelatihan Destana dari BPBD Kabupaten. Di thn 2019 kami juga
mendapat pelatihan peningkatan kapasitas dari BPBD Provinsi selama 7 hari juga, pada waktu itu kami
juga mendapat bantuan SARPRAS seperti Tenda pengungsi, Genset, dan alat dapur umum dari provinsi.”
Laporan ini dibuat oleh Tuti Aritonang
Waktu Pelaksanaan
Study banding ini dilaksanakan pada tanggal 26 – 31 Maret 2023 kurang lebih 1 minggu.