KERANGKA ACUAN
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
BERBASIS PANGAN LOKAL
Ditetapkan
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJARNEGARA 1
Khusnul Khotimah,S.SiT.M.Kes
PEMERINTAH KABUPATEN
BANJARNEGARA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
UPTD PUSKESMAS BANJARNEGARA 1
Jln. Serma Mukhlas, Karangtengah
Telp. (0286) 591529 Email : puskesbara1@yahoo.co.idX
Banjarnegara, Kode Pos 53416
PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANJARNEGARA 1
Jalan Serma Mukhlas Km 1, Karangtengah
Telp. (0286) 591529 Email : puskesbara1@yahoo.co.id
Kode Pos 53416
A. PENDAHULUAN
Salah satu sasaran prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas. Status gizi yang baik pada ibu hamil dan balita
merupakan salah satu faktor penentu untuk keberhasilan pembangunan
sumberdaya manusia. Pencegahan terjadinya masalah gizi pada ibu hamil dan
anak, merupakan hal penting dilaksanakan mulai dari menjaga kesehatan dan
status gizinya saat sebelum dan selama kehamilan, dilanjutkan pada masa
menyusui, semua bayi mendapat ASI eksklusif, semua baduta (bawah dua
tahun) mendapat Makanan Pendamping ASI tinggi protein hewani serta
memastikan setiap anak balita mengkonsumsi makanan keluarga dengan nilai
gizi yang sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
B. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan pada periode balita terutama 1000
Hari Pertama Kehidupan sangat pesat demikian pula perkembangan kognitifnya.
Ibu hamil dan balita merupakan kelompok rawan gizi yang perlu mendapat
perhatian khusus dikarenakan dampak jangka panjang yang ditimbulkan apabila
mereka menderita kekurangan gizi. Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi
akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin, berisiko melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi berat lahir rendah bilamana tidak
mendapatkan penanganan yang sesuai standar seperti halnya balita dengan
kekurangan gizi akan berisiko stunting.
Prevalensi ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis di Indonesia yaitu
17,3% (Riskesdas, 2018) dan target RPJMN 2024 turun menjadi 10% dilain
pihak prevalensi anemia ibu hamil dari sumber yang sama 48,3%. Berdasarkan
Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi balita kurus 7,1% dan
stunting 24,4%. Penyebab kurang energi kronis pada ibu hamil bisa terjadi
sebelum hamil (sejak remaja putri atau pra konsepsi) atau pada saat hamil yang
disebabkan karena asupan pangan yang tidak adekuat, penyakit yang diderita,
tidak memadainya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, kerja fisik yang
Kerangka Acuan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal 1
berlebih, air bersih dan higiene sanitasi yang buruk atau kombinasi diantaranya.
Faktor lain yang turut berkontribusi masalah gizi kurang pada balita adalah pola
asuh yang tidak baik, kurangnya pengetahuan, penyakit infeksi berulang,
rendahnya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, serta kondisi sosial ekonomi
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap akses terhadap makan
makanan bergizi.
Prevalensi ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis di wilayah UPTD
Puskesmas Banjarnegara 1 tahun 2022 yaitu 5,7% dari target 9,5%, sedangkan
di tahun 2023 terjadi peningkatan prevalensi ibu hamil KEK yaitu menjadi 7,5%.
Berdasarkan data pelaporan rutin di SIGIZITERPADU prevalensi balita kurus di
tahun 2022 yaitu 5,9% dari target <5%, sedangkan di tahun 2023 terjadi
penurunan prevalensi balita kurus yaitu menjadi 5,1%. Dari data tersebut maka
perlu penanganan yang komprehensif dan terintegrasi untuk menangani
masalah kekurangan gizi baik pada ibu hamil maupun balita.
Kemandirian keluarga dalam penyediaan pangan bergizi dengan
memanfaatkan potensi pangan lokal dan edukasi pola konsumsi makanan
bergizi diharapkan akan memperbaiki keluarga dan masyarakat agar
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan berlangsung secara
berkelanjutan. Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia dalam
keragaman hayati. Setidaknya terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis
kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis
rempah dan bumbu-bumbuan (Badan Ketahanan Pangan, 2020). Hal tersebut
menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan pangan lokal sangat terbuka luas
untuk penyediaan pangan keluarga, termasuk untuk perbaikan gizi balita dan ibu
hamil. Dari hasil studi, PMT berbasis kearifan lokal lebih efektif, disertai dengan
konseling gizi dan pendampingan. Makanan tambahan berbasis pangan lokal
selain lebih efektif akan menstimulasi kesinambungan pemberian makanan
bergizi di Masyarakat. Pemberian Makanan Tambahan dibiayai dari dana DAK
dan Kementerian Keuangan. Selain itu dapat juga dibiayai dari bantuan lainnya
seperti partisipasi masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan, dunia usaha
(CSR) dan Pemerintah Daerah.
Sumber dana untuk pengadaan PMT berbasis pangan lokal dari Anggaran
BANKEU Tahun 2024 yaitu sebesar Rp. 240.288.000 (Dua ratus empat puluh juta
dua ratus delapan puluh delapan ribu rupiah).
No Uraian Rincian Anggaran
PMT Lokal
1 balita 228 ssrn x 14 hari x 1 tahun x 16.500 = Rp. 52.668.000
weightfalthering
PMT Lokal
2 balita 84 ssrn x 30 hari x 1 tahun x 16.500 = Rp. 41.580.000
underweight
PMT Lokal
3 44 ssrn x 60 hari x 1 tahun x 16.500 = Rp. 43.560.000
balita wasting
PMT Lokal
4 19 ssrn x 90 hari x 1 tahun x 14.666 = Rp. 25.080.000
balita stunted
PMT Lokal 120
5 30 ssrn x x 1 tahun x 21.500 = Rp. 77.400.000
Bumil KEK hari
Jumlah Total = Rp. 240.288.000
J. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal (Bulan)
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelatihan Tim V V
Pelaksana PMT
Lokal
2. Pelaksanaan V V V V
3. Monitoring dan V V V V
Kerangka Acuan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal 5
Evaluasi
Khusnul Khotimah, S.SiT.M.Kes Andri Kusumawardani, SKM Iva Nurul Hanifah, S.Gz
NIP. 19740722 193301 2 001 NIP. 19680802 199203 2 008