1. Latar Belakang
Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya
terhadap penurunan kualitas SDM maupun penyebabnya. Gizi buruk secara
langsung maupun tidak langsung akan menruunkan tingkat kecerdasan anak,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan
produktivitas. Dari aspek penyebab, gizi buruk terkait dengan kemampuan daya beli
keluarga, ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, pendidikan dan pola asuh
keluarga, serta sulitnya akses pelayanan kesehatan.
Aspek gizi merupakan salah satu factor penentu bagi terciptanya kualitas
sumberdaya manusia yang handal. Kekurangan gizi dapat menyebabkan
kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Tingginya angka
kesakitan dan kematian pada golongan rawan, seperti bayi, anak balita, ibu hamil
dan ibu menyusui; serta rendahnya produktivitas kerja merupakan akibat yang
merugikan dari terjadinya kekurangan gizi.
Pemantauan kemajuan program perbaikan gizi dalam rangka program intervensi,
memerlukan sediaan data dan informasi yang akurat, dimana masih dijumpai
kendala dalam aspek analisis keterkaitan hubungan antar indicator cakupan
program dengan masalah gizi actual yang dihadapi.
Pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah
satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang
sekaligus memenuhi hak anak. Menurut WHO lebih dari 50% kematian anak balita
terkait dengan keadan kurang gizi dan dua pertiga karena terkait dengan praktik
pemberian makanan yang kurang tepat pada bayi dan anak seperti tidak
dilakukannya inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama setelah lahir dan
pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau terlambat diberikan sehingga membuat
daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal tumbuh. Sehingga perlu ada upaya
agar dalam pemberian makanan bayi dan anak benar.
Tokoh masyarakat khususnya perlu mendapat pembekalan tentang penyampaian
informasi tentang gizi dan penilaian status gizi khususnya pada anak baduta.
3. Uraian Kegiatan
Kegiatan Pertemuan PMBA (pemberian makanan bayi dan anak) dilaksanakan
dalam rangka untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tokoh masyarakat
dalam hal ini kader kesehatan khususnya dalam memberikan penyuluhan pada
masyarakat dan memberikan informasi serta dorongan kepada masyarakat secara
massal dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sadar gizi
khususnya dalam hal pemberian makanan bayi dan anak khususnya baduta.
Dengan demikian diharapkan akan terjadi peningkatan kesadaran masyarakat
untuk menerapkan sadar gizi pada kehidupan di keluargadan di masyarakat secara
luas. Sehingga status kesehatan dan gizi anak baduta lebih baik.
4. Batasan Kegiatan
Pertemuan Pemberian Makanan Bayi dan anak(PMBA) dilakukan melalui
pemberian materi di Puskesmas Gabus II
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan kader dalam pemberian makanan bayi dan anak serta
penerapan pedoman gizi seimbang.
b. Tujuan Kegiatan
1. Tersosialisasinya kepada 25 orang kader dalam pemberian makanan
2. Di pahaminya prinsip-prinsip pemberian makanan bayi dan anak serta
penerapan
Pedoman gizi seimbang olehkader di masyarakat.
3 Tersedianya kader yang mampu memberikan pendampingan kepada
masyarakat dalam pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman
gizi
seimbang .
a. Indikator Keluaran
Tersedianya peserta pertemuan yang nantinya mampu dapat memberikan
informasi kepada masyarakat dalam menerapkan pemberian makanan bayi dan
anak. (Motivator kader PMBA)
b. Keluaran
Terlaksananya kegiatan pertemuan pemberian makanan bayi dan balita serta
penerapan pedoman gizi seimbang bagi kader sehingga mereka mampu
memberikan informasi cara pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan
pedoman gizi seimbang di masyarakat .
8. Peserta
Jumlah peserta sebanyak 25 orang , yang terdiri dari : kader
Kegiatan PertemuanPMBA akan dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 16 Juli 2019
di Puskesmas Gabus II
Biaya pelatihan ini dibebankan pada BOK Sekunder Tahun Anggaran 2019.
Demikian kerangka acuan pertemuan pemberian makanan bayi dan anak( PMBA )
yang dapat kami sampaikan sehingga dapat di gunakan sebagai acuan kegiatan.
NIP -
LAPORAN HASIL KEGIATAN
SOSIALISASI PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK BALITA ( PMBA )
DI PUSKESMAS GABUS II PADA TANGGAL 19 JULI 2019
KABUPATEN GROBOGAN
1. Latar Belakang
Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya terhadap
penurunan kualitas SDM maupun penyebabnya. Gizi buruk secara langsung maupun tidak
langsung akan menruunkan tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan anak serta menurunkan produktivitas. Dari aspek penyebab, gizi buruk
terkait dengan kemampuan daya beli keluarga, ketersediaan pangan ditingkat rumah
tangga, pendidikan dan pola asuh keluarga, serta sulitnya akses pelayanan kesehatan.
Aspek gizi merupakan salah satu factor penentu bagi terciptanya kualitas sumberdaya
manusia yang handal. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik
dan perkembangan mental. Tingginya angka kesakitan dan kematian pada golongan rawan,
seperti bayi, anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui; serta rendahnya produktivitas kerja
merupakan akibat yang merugikan dari terjadinya kekurangan gizi.
Pemantauan kemajuan program perbaikan gizi dalam rangka program intervensi,
memerlukan sediaan data dan informasi yang akurat, dimana masih dijumpai kendala
dalam aspek analisis keterkaitan hubungan antar indicator cakupan program dengan
masalah gizi actual yang dihadapi.
Pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah satu
upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus
memenuhi hak anak. Menurut WHO lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan
keadan kurang gizi dan dua pertiga karena terkait dengan praktik pemberian makanan
yang kurang tepat pada bayi dan anak seperti tidak dilakukannya inisiasi menyusu dini
dalam satu jam pertama setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepa t atau
terlambat diberikan sehingga membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal
tumbuh. Sehingga perlu ada upaya agar dalam pemberian makanan bayi dan anak benar.
Tokoh masyarakat khususnya perlu mendapat pembekalan tentang penyampaian
informasi tentang gizi dan penilaian status gizi khususnya pada anak baduta.
3. Uraian Kegiatan
Kegiatan Pertemuan PMBA (pemberian makanan bayi dan anak) dilaksanakan dalam
rangka untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tokoh masyarakat dalam hal ini
kader kesehatan khususnya dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat dan
memberikan informasi serta dorongan kepada masyarakat secara massal dalam rangka
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sadar gizi khususnya dalam hal pemberian
makanan bayi dan anak khususnya baduta. Dengan demikian diharapkan akan terjadi
peningkatan kesadaran masyarakat untuk menerapkan sadar gizi pada kehidupan di
keluargadan di masyarakat secara luas. Sehingga status kesehatan dan gizi anak baduta
lebih baik.
4. Batasan Kegiatan
Pertemuan Pemberian Makanan Bayi dan anak(PMBA) dilakukan melalui pemberian
materi di ruang aula pertemuan.
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan kader dalam pemberian makanan bayi dan anak serta
penerapan pedoman gizi seimbang.
b. Tujuan Kegiatan
1. Tersosialisasinya kepada 25 orang kader dalam pemberian makanan bayi dan anak
2. Di pahaminya prinsip-prinsi ppemberian makanan bayi dan anak serta penerapan
Pedoman giz seimbang oleh kader di masyarakat.
3 Tersedianya kader yang mampu memberikan pendampingan kepada
Masyarakat dalam pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi
seimbang .
a. Indikator Keluaran
Tersedianyapesertapertemuan yang nantinyamampu dapat memberikan informasi kepada
masyarakat dalam menerapkan pemberian makanan bayi dan anak. (konselor PMBA)
b. Keluaran
Terlaksananya kegiatan pertemuan pemberian makanan bayi dan balita serta penerapan
pedoman gizi seimbang bagi kader sehingga mereka mampu memberikan informasi cara
pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi seimbang di masyarakat
.
8. Peserta
Jumlah peserta sebanyak 25orang, yang terdiri dari :kader
9. TempatdanWaktuPelaksanaan Kegiatan
Kegiatan PertemuanPMBA akan dilaksanakan selama 1 haripadatanggal 13 Juli 2019 di Aula
puskesmas .
10. Narasumber
Sebagai narasumber pada pertemuan PMBA berasal dari Dinas kesehatan dan Puskesmas.
Hasil kegiatan sosialisasi pemberian makanan bayi dan anak ( PMBA ) yang dapat kami
sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Peserta dalam hal ini kader beserta tokoh masyarakat dan perangkat desa melakukan
sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat pemberian makanan bayi dan anak.
2. Kader dantokohmasyarakatmampumelaksanakankegiatan di penimbangan membe
rikan informasi atau gambaran makanan bayi dan balita setelah anak umur 6 bulan
3. Kader dapat memberikan informasi pada ibu menyusui bagaimana cara menyusui yang
baik.
4. Kader mampu dan melaksanakan penyuluhan tentang pedoman gizi seimbang pada
waktu di posyandu .
5. Usulan dana desa untuk kegiatan pemberian makanan bayi dan anak pada saat ada
Kegiatan posyandu
12. Biaya
Demikian laporan kegiatan sosialisasi pemberian makanan bayi dan anak ( PMBA ) yang dapat
kami sampaikan sehingga dapat di gunakan sebagai pengambilan kebijakan pada kegiatan
selanjutnya.
Pelapor:
Petugas Gizi Puskesmas Gabus II
Niken Kurniasih
NIP. -