Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN

PROGRAM UPAYA PERBAIKAN GIZI

PUSKESMAS BATUMARMAR

A. PENDAHULUAN
Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan
penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari
tersedianya zat gizi dalam sel tubuh. Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam
level individu (level yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung
adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga
faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan
kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
diperlukan kebersihan terutama di lingkungan kerja.
Penilaian status gizi merupakan salah satu diantara empat tahap dalam
manajemen gizi yang terdiri atas penilaian status gizi, perencanaan intervensi gizi,
pelaksanaan intervensi gizi, dan pengevaluasian. Peran dan kedudukan penilaian status
gizi di dalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi
pada individu dan masyarakat. Penilaian status gizi adalah interprestasi dari data yang
dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi
atau individu yang beresiko atau dengan status gizi kurang atau buruk.

B. LATAR BELAKANG
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang masih perlu ditanggulangi, antara lain
: gangguan Akibat Kekurangan Yodium(GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Energi Protein
(KEP) dan Kekurangan Vitamin A (KVA). Salah satu penyebab yang melatarbelakangi timbulnya
masalah tersebut adalah masyarakat kurang memiliki pengetahuan dan perilaku gizi yang baik
dan benar yang menunjang upaya perbaikan status gizi masyarakat.
Puskesmas adalah sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan
termasuk Gizi kepada Masyarakat. Di Puskesmas Program Gizi Masyarakat dilaksanakan secara
1
terintergrasi oleh berbagai macam petugas Puskesmas seperti, Bidan, Perawat, Dokter dan
Tenaga Kesehatan Lain yang disebut Tenaga Pengelola Gizi (TPG). Sehingga dalam menjalankan
tugas perlu adanya keikhlasan, dalam pelayanan diperlukan sifat yang ramah dan selalu
tersenyum di setiap saat menyambut pengunjung.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menanggulangi masalah Gizi dan meningkatkan Status Gizi Masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggota untuk mewujudkan perilaku gizi yang baik dan benar
b. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintah dan swasta
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi dalam
merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan mengevaluasi upaya
perbaikan gizi masyarakat
d. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi masyarakat
e. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan dan pelaporan gizi dan
tersedianya situasi pangan dan gizi

D. TATA NILAI PUSKESMAS B


E. ATUMARMAR
BERSERI
1. BERsih lingkungan kerja
Gizi merupakan salah satu factor penentu kesehatan di masyarakat. Sebagian
besar kegiatan yang ada di gizi bersumber dari swadaya masyarakat. Seperti hal
nya tujuan khusus dari program gizi adalah mewujudkan perilaku gizi yang baik
dan benar. Salah satu perilaku tersebut adalah menjaga kebersihan lingkungan
kerja kita. Kebersihan tersebut sangat menentukan kesehatan yang ada di
masyarakat.
2. SEnyum saat menyambut pengunjung
Program upaya perbaikan gizi sangat erat hubungan nya dengan masyarakat.
Salah satu tujuan gizi adalah terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan
partisipasi masyarakat. Sehingga dalam melaksanakan pelayanan tersebut
diperlukan senyum petugas setiap saat dalam menyambut pengunjung.

3. Ramah dalam memberikan pelayanan


Pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi masyarakat, selain senyuman petugas
juga diperlukan sifat ramah dari petugas tersebut. Sikap petugas gizi juga

2
menentukan keberhasilan tujuan program yang ingin dicapai. Karena masyarakat
indicator keberhasilan program gizi, maka petugas harus berusaha menciptakan
rasa nyaman dengan cara ramah dalam memberikan pelayanan.
4. Ikhlas dalam menjalankan tugas
Sikap ikhlas dalam menjalankan tugas perlu selalu di tanamkan di hati setiap
petugas gizi dalam merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan
mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat yang merupakan salah satu
tujuan khusus program gizi. Jadi apapun tugas seorang petugas khususnya
program gizi, perlu menjalankan sikap ikhlas dalam menjalankan tugas.

F. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Program perbaikan gizi merupakan salah satu program pokok puskesmas yaitu
program yang meliputi peningkatan gizi. Kegiatan program ini ada yang dilakukan
harian, bulanan, semesteran (6 bulan sekali) dan satu tahun serta beberapa
kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan
masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program
perbaikan gizi masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung
puskesmas.
2. Rincian Kegiatan
Adapun kegiatan dan tindakan program gizi adalah :
a. Penimbangan Balita
1) Menyiapkan dan menggantung dacin pada palang rumah, cabang pohon
atau kaki tiga
2) Periksalah dengan menarik batang dacing ke bawah kuat-kuat
3) Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka nol dan kaitkanlah
batang dacin pada tali pengaman.
4) Pasang celana timbang atau sarung timbang pada dacin (ingat bandul geser
tetap berada pada angka nol)
5) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang dengan cara
memasukan beras ke dalam kantung plastik (pada ujung palang bandul
geser)
6) Anak ditimbang kemudian seimbangkan.
7) Tentukan berat badan anak dengan membaca angka pada bandul geser.
8) Catatlah hasil penimbangan diatas secarik kertas.

3
9) Geserlah bandul ke angka nol dan letakan batang dacing pada tali
pengaman.
b. Pengukuran TB dan PB
1) Timbangan bayi penimbangan berat badan dengan menggunakan
timbangan bayi
2) Penimbangan badan dengan menggunakan timbangan injak
3) Pengukuran PB/TB dengan cara berbaring
4) Pengukuran PB/TB dengan cara berdiri
5) Pengukuran lingkar kepala
6) Pengukuran lingkar lengan atas
c. Prosedur tata laksana / Pelacakan balita gizi buruk
1) Menerima laporan adanya balita gizi buruk baik dari masyarakat, Kader
maupun pembina desa / Nakes
2) Memvalidasi data kesasaran oleh petugas gizi dan pembina desa (umur, BB,
TB dan status gizi) dengan melihat indeks BB/U, BB/TB WHO-NCHS.
3) Bersama dengan validasi melakukan pelacakan gizi buruk /penyelidikan
Epidemiologi dengan wawancara dan pengamatan.
4) Petugas gizi / pembina desa merujuk kasus gizi buruk tersebut ke
Puskesmas dengan tujuan mendapatkan diagnosis dari dokter / tenaga
medis untuk mengetahui adanya penyakit penyerta.
5) bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan pengobatan sesuai
dengan anjuran dokter, dapat dilakukan rawat jalan maupun rawat inap
sesuai dengan jenis penyakit.
6) Mencatat dan melaporkan kasus gizi buruk ke DKK
d. Penilaian status gizi balita
1) Berat Badan menurut Umur (BB/U)
2) Panjang Badan menurut Umur (PB/U)
3) Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB)
4) IMT menurut Umur
e. Pengelolaan PMT pemulihan
1) Pengumpulan data balita gizi buruk dan gizi kurang dari Pembina desa.
2) Merekap sesuai dengan kelompok umur.
3) Merencanakan kebutuhan sesuai jumlah balita.
4) Belanja sesuai dengan perencanaan.
5) Pembungkusan sesuai sasaran.
6) Pendistribusian ke Bidan Desa atau pembina desa.
4
7) Penandatanganan berita acara penyerahan.
f. Pemberian vit. A
1) Petugas gizi membagi kapsul vitamin A ke Pembina desa sesuai dengan
registrasi sasaran.
2) Pembina desa melaksanakan pemberian kapsul vitamin A pada bulan
Februari dan Agustus di Posyandu.
3) Diakhir bulan Pembina desa melaporkan hasil pencapaian pemberian vitamin
A ke Petugas Gizi Puskesmas.
4) Selanjutnya Petugas Gizi merekap hasil kegiatan dan dilaporkan ke DKK
pada awal bulan berikutnya
g. Pemberian tablet Fe
1) Petugas gizi meminta surat pengambilan (SBBK) pada Seksi Gizi.
2) Petugas mengambil tablet Fe ke bagian UPTD Instalasi Perbekalan Farmasi.
3) Tablet Fe disimpan di Gudang Obat Puskesmas.
4) Mengisi / mencatat pada kartu stok barang
5) SBBK dimasukkan dalam map Arsip SBBK.
6) Petugas mendistribusikan tablet Fe pada bidan desa yang ada.
7) Petugas menulis pada kartu stok barang.
h. Monitoring garam beryodium
1) Petugas datang ke lokasi yang ditentukan sesuai jadwal
2) Petugas menyampaikan maksud dan tujuan.
3) Petugas melakukan pemeriksaan garam, yang dibawa murid (sampel),
dengan cara :
4) Petugas mengambil 1 sendok makan garam yang akan diuji. Bila garam
berbentuk bata maka harus dihaluskan terlebih dahulu.
5) Petugas meneteskan 2 3 tetes cairan/iodin tes ke permukaan garam
tersebut.
6) Petugas memperhatikan perubahan warna yang terjadi pada garam setelah
ditetesi cairan uji garam beryodium.
7) Petugas membaca hasil
i. Pemetaan kadarzi
1) Tahap awal strategi pemberdayaan kadarzi dimulai dari melibatkan secara
aktif keluarga dalam pemetaan kadarzi untuk identifikasi masalah perilaku
dan gizi keluarga
2) identifikasi masalah perilaku dan gizi keluarga

5
3) Hasil pemetaan dibahas bersama anggota keluarga untuk merencanakan

tindak lanjut.
4) Apabila masalah tersebut bisa diselesaikan langsung oleh keluarga maka
perlu dilakukan pembinaan, akan tetapi apabila ditemui masalah kesehatan
dan masalah lain maka perlu dirujuk ke petugas kesehatan dan petugas
sektor lain.
5) Kegiatan pemetaan kadarzi pada setiap tingkat
j. Pencataan dan pelaporan gizi
1) Data dimasukkan ke dalam komputer.
2) Setelah diolah dimasukkan dalam LB3 Gizi.
3) Selanjutnya laporan dikirim ke DKK setiap tanggal 05 bulan berikutnya.
4) Arsip laporan dimasukan MAP arsip LB3 Gizi.
k. Manajemen program perbaikan gizi
1) Pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi
2) Pelaksanaan intervensi harus dilakukan secara fokus pada upaya
menurunkan kematian bayi, ibu, anak dan gizi kurang, dengan pendekatan
pada daur kehidupan dan multi-program/pelayanan kepada masyarakat
secara terpadu.
3) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dengan meningkatkan cakupan
pelayanan serta profesionalisme petugas.
4) Melaksanakan Program Perbaikan Gizi masyarakat sesuai dengan standart
program perbaikan gizi masyarakat yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
5) Mengalokasikan anggaran secara efektif sesuai skala prioritas (wilayah dan
sasaran)
l. Evaluasi program gizi
1) Identifikasi Masalah
2) Analisis Masalah
3) Menentukan Kegiatan Perbaikan Gizi
4) Melaksanakan Program Perbaikan Gizi
5) Pemantauan, Evaluasi dan Penelitian Pengembangan.

G. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


1. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Pelaksana program gizi melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
b. Pelaksana program gizi melakukan pencatatan kegiatan
c. Hasil pencatatan disampaikan kepada penanggung jawab program gizi
6
2. Sasaran
a. Bayi, Balita, Anak Prasekolah dan Anak Usia Sekolah
b. Wanita Usia Subur (WUS)
c. Semua Penduduk daerah rawan gizi
d. Semua anak dan dewasa yang mempunyai masalah gizi
e. Ibu hami dan ibu nifas
f. Lintas sector
g. Toma dan Toga

7
RINCIAN KEGIATAN, SASARAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
No
Kegiatan Pokok Sasaran Umum Rincian Kegiatan Sasaran Cara Melaksanakan Kegiatan
.
A Pelayanan Program 1. Bayi, Balita, Anak Penimbangan Balita 1. Bayi, Balita, Anak 1. Menyiapkan dan menggantung dacin pada palang
Gizi di Masyarakat Prasekolah dan Anak Prasekolah dan Anak rumah, cabang pohon atau kaki tiga
Usia Sekolah Usia Sekolah 2. Periksalah dengan menarik batang dacing ke bawah
2. Wanita Usia Subur 2. Wanita Usia Subur kuat-kuat
(WUS) (WUS) 3. Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka
3. Semua Penduduk 3. Semua Penduduk nol dan kaitkanlah batang dacin pada tali pengaman.
daerah rawan gizi daerah rawan gizi 4. Pasang celana timbang atau sarung timbang pada
4. Semua anak dan 4. Semua anak dan dacin (ingat bandul geser tetap berada pada angka
dewasa yang dewasa yang nol)
mempunyai masalah mempunyai masalah 5. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana
gizi gizi timbang dengan cara memasukan beras ke dalam
5. Pekerja 5. Pekerja kantung plastik (pada ujung palang bandul geser)
berpenghasilan berpenghasilan 6. Anak ditimbang kemudian seimbangkan.
rendah. rendah. 7. Tentukan berat badan anak dengan membaca angka
6. Ibu hami dan ibu 6. Ibu hami dan ibu pada bandul geser.
nifas nifas 8. Catatlah hasil penimbangan diatas secarik kertas.
7. Lintas sector 9. Geserlah bandul ke angka nol dan letakan batang
8. Toma dan Toga 7. Lintas sector dacing pada tali pengaman.
8. Toma dan Toga

8
Pengukuran TB dan 1. Timbangan bayi penimbangan berat badan dengan
PB menggunakan timbangan bayi
2. Penimbangan badan dengan menggunakan
timbangan injak
3. Pengukuran PB/TB dengan cara berbaring
4. Pengukuran PB/TB dengan cara berdiri
5. Pengukuran lingkar kepala
6. Pengukuran lingkar lengan atas

9
Prosedur tata laksana 1. Menerima laporan adanya balita gizi buruk baik dari
/ Pelacakan balita gizi masyarakat, Kader maupun pembina desa / Nakes
buruk 2. Memvalidasi data kesasaran oleh petugas gizi dan
pembina desa (umur, BB, TB dan status gizi) dengan
melihat indeks BB/U, BB/TB WHO-NCHS.
3. Bersama dengan validasi melakukan pelacakan gizi
buruk /penyelidikan Epidemiologi dengan wawancara
dan pengamatan.
4. Petugas gizi / pembina desa merujuk kasus gizi buruk
tersebut ke Puskesmas dengan tujuan mendapatkan
diagnosis dari dokter / tenaga medis untuk
mengetahui adanya penyakit penyerta.
5. bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan
pengobatan sesuai dengan anjuran dokter, dapat
dilakukan rawat jalan maupun rawat inap sesuai
dengan jenis penyakit.
6. Mencatat dan melaporkan kasus gizi buruk ke DKK
Penilaian status gizi 1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
balita 2. Panjang Badan menurut Umur (PB/U)
3. Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB)
4. IMT menurut Umur

10
Pengelolaan PMT 1. Pengumpulan data balita gizi buruk dan gizi kurang
pemulihan dari pembina desa
2. Merekap sesuai dengan kelompok umur.
3. Merencanakan kebutuhan sesuai jumlah balita.
4. Belanja sesuai dengan perencanaan.
5. Pembungkusan sesuai sasaran.
6. Pendistribusian ke Bidan Desa atau pembina desa
7. Penandatanganan berita acara penyerahan.
Pengelolaan PMT 1. Menjelaskan pengertian PMT pada bayi dan balita.
penyuluhan 2. Menjelaskan macam-macam PMT
3. Menjelaskan waktu tepat pemberian PMT.
4. Menjelaskan manfaat dan tujuan PMT pada bayi dan
balita.

11
Pemberian Vit. A 1. Petugas gizi membagi kapsul vitamin A pembina desa
sesuai dengan regestrasi sasaran.
2. Pembina desa melaksanakan pemberian kapsul
vitamin A pada bulan Februari dan Agustus di
Posyandu.
3. Diakhir bulan pembina desa melaporkan hasil
pencapaian pemberian vitamin A ke Petugas Gizi
Puskesmas.
4. Selanjutnya Petugas Gizi merekap hasil kegiatan dan
dilaporkan ke DKK pada awal bulan berikutnya
Pemberian tablet Fe 1. Petugas gizi meminta surat pengambilan (SBBK) pada
Seksi Gizi.
2. Petugas mengambil tablet Fe ke bagian UPTD
Instalasi Perbekalan Farmasi.
3. Tablet Fe disimpan di Gudang Obat Puskesmas.
4. Mengisi / mencatat pada kartu stok barang
5. SBBK dimasukkan dalam map Arsip SBBK.
6. Petugas mengirim tablet Fe pada bidan desa yang
ada.
7. Petugas menulis pada kartu stok barang.

12
Monitoring garam 1. Petugas datang ke lokasi yang ditentukan sesuai
beryodium jadwal
2. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan garam, yang dibawa
murid (sampel), dengan cara :
4. Petugas mengambil 1 sendok makan garam yang
akan diuji. Bila garam berbentuk bata maka harus
dihaluskan terlebih dahulu.
5. Petugas meneteskan 2 3 tetes cairan/iodin tes ke
permukaan garam tersebut.
6. Petugas memperhatikan perubahan warna yang
terjadi pada garam setelah ditetesi cairan uji garam
beryodium.
7. Petugas membaca hasi

13
Pemetaan kadarzi 1. Tahap awal strategi pemberdayaan kadarzi dimulai
dari melibatkan secara aktif keluarga dalam pemetaan
kadarzi untuk identifikasi masalah perilaku dan gizi
keluarga
2. identifikasi masalah perilaku dan gizi keluarga
3. Hasil pemetaan dibahas bersama anggota keluarga

untuk merencanakan tindak lanjut.


4. Apabila masalah tersebut bisa diselesaikan langsung
oleh keluarga maka perlu dilakukan pembinaan, akan
tetapi apabila ditemui masalah kesehatan dan
masalah lain maka perlu dirujuk ke petugas kesehatan
dan petugas sektor lain.
5. Kegiatan pemetaan kadarzi pada setiap tingkat
Pencataan dan 1. Data dimasukkan ke dalam komputer.
pelaporan gizi 2. Setelah diolah dimasukkan dalam LB3 Gizi.
3. Selanjutnya laporan dikirim ke DKK setiap tanggal 10
bulan berikutnya.
4. Arsip laporan dimasukan MAP arsip LB3 Gizi.

14
Manajemen program 1. Pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi
perbaikan gizi 2. Pelaksanaan intervensi harus dilakukan secara fokus
pada upaya menurunkan kematian bayi, ibu, anak
dan gizi kurang, dengan pendekatan pada daur
kehidupan dan multi-program/pelayanan kepada
masyarakat secara terpadu.
3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan cakupan pelayanan serta
profesionalisme petugas.
4. Melaksanakan Program Perbaikan Gizi masyarakat
sesuai dengan standart program perbaikan gizi
masyarakat yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
5. Mengalokasikan anggaran secara efektif sesuai skala
prioritas (wilayah dan sasaran)
Evaluasi program gizi 1. Identifikasi Masalah
2. Analisis Masalah
3. Menentukan Kegiatan Perbaikan Gizi
4. Melaksanakan Program Perbaikan Gizi
5. Pemantauan, Evaluasi dan Penelitian Pengembangan.

H. JADWAL KEGIATAN

15
2017
No. Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
A Penimbangan balita
B Pengukuran TB dan PB
C Prosedur tata laksana / pelacakan balita gizi buruk
D Penilaian status gizi balita
E Pengelolaan PMT pemulihan
F Pengelolaan PMT penyuluhan

G Pemberian kapsul Vit. A


H Pemberian tablet Fe
I Monitoring garam beryodium
J Pemetaan kadarzi
K Pencatatan dan pelaporan gizi
L Manajemen program perbaikan gizi
M Evaluasi program gizi

16
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Pelaksana program memahami pelaksanaan kegiatan program dan dapat
melaksanakan kegiatan sesuai dengan acuan yang ada. Pelaporan kegiatan dilakukan
setiap akhir kegiatan. Dievaluasi pada kegiatan perbaikan gizi berikutnya

J. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dalam rangka evaluasi pelaksanaan kegiatan program gizi di Puskesmas
dibutuhkan pencatatan dan pelaporan secara berkala. Untuk itu maka pelaksana
program gizi harus :

Mencatat semua kegiatan Gizi yang dilakukan di Puskesmas


Membuat laporan tiap bulan untuk mengetahui tingkat kemajuan pada kegiatan
Membuat format tiap bulan untuk melihat hasil kegiatan yang telah dilakukan
Melakukan pertemuan antara pelaksana program dan penanggung jawab UKM
untuk melihat hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan dilakukan tiap bulan
Membuat laporan ke dinas kesehatan

K. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. PERAN LINTAS PROGRAM

LINTAS
PROGRAM PERAN
PROGRAM
Membantu memantau pertumbuhan dan
GIZI KIA perkembangan pada bayi dan balita
Memantau Kesehatan Gizi Pada Ibu Hamil

ikut serta memberikan penyuluhan tentang


PROMKES
gizi ibu hamil, bayi dan balita

Mengumpulkan data tentang Anak Usia


UKS
Sekolah

Penyuluhan tentang kesehatan Remaja Putri


KRR

2. PERAN LINTAS SEKTOR

PROGRAM LINTAS SEKTOR PERAN


KEPALA DESA Memberikan dukungan dalam pelaksanaan
GIZI
program
17
Membuat kebijakan dalam yang mendukung
CAMAT dalam pelaksanaan program kesehatan di
tingkat kecamatan

DINAS Menyiapkan peserta didik dalam pelaksanaan


PENDIDIKAN kegiatan

Kepala UPT Puskesmas Batumarmar Pelaksana Program Gizi

ABDURASID, S.Kep.Ns.MM RAHAYU FUJI LESTARI, Amd.Keb


NIP. 19670905 199103 1 010 NIP. 19850917 201704 2 006

18

Anda mungkin juga menyukai