Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING KABUPATEN


TAHUN 2023

OPD : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Bidang : Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program : Program Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga
Adat dan Masyarakat Hukum Adat.
Kegiatan : Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Yang Bergerak Di
Bidang Pemberdayaan Desa dan Lembaga Adat Tingkat Daerah
Kabupaten/ Kota Serta Pemberdayaan masyarakat Hukum Adat
Yang Masyarakat Pelakunya Hukum Adat Yang Sama Dalam
Daerah Kabupaten/ Kota
Sub Kegiatan : Fasilitasi penataan, pemberdayaan dan pendayagunaan
kelembagaan lembaga kemasyarakatan desa/ kelurahan (RT, RW,
PKK, Posyandu, LPM dan Karang Taruna), lembaga adat desa/
kelurahan dan masyarakat hukum adat.
Uraian Sub Kegiatan : Pencegahan dan Penanganan Stunting

Lokasi Kegiatan : Kabupaten Wakatobi dan Provinsi Sulawesi Tenggara

Sumber Dana : APBD Kab. Wakatobi

Jumlah Anggaran : Rp.65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta Rupiah)

Capaian Program : Meningkatnya pemberdayaan masyarakat

Keluaran : Intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah


disepakati oleh lintas sektor untuk dilaksanakan pada tahun
berjalan

Hasil : Dasar gerakan percepatan pencegahan Stunting kabupaten


Wakatobi melalui integrasi program/ kegiatan yang dilakukan
antar OPD, Pemerintah Desa, penanggung jawab layanan dan
partisipasi masyarakat.

I. LATAR BELAKANG
A. Dasar Pemikiran
Dalam beberapa tahun belakangan, stunting menjadi perhatian besar pemerintah
terutama karena hasil Riset Kesehatan Dasar yang menunjukkan peningkatan prevalensi
stunting nasional di tahun 2010 sebesar 35,5% menjadi 37,2% di tahun 2013. Stunting sebagai
masalah kesehatan masyarakat membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak. Di
tahun 2018, prevalensi stunting nasional menurun ke angka 30,8%. Angka tersebut tetap
masih terhitung sangat tinggi jika mengacu pada standar yang ditetapkan oleh WHO.
Tingginya angka stunting di Indonesia mendorong pemerintah untuk gencar
menangani permasalahan stunting. Namun pemerintah masih memiliki keterbatasan
informasi. Sehingga perumusan kebijakan seringkali terkendala oleh keterbatasan informasi
terkait penetapan sasaran program.
Sebagai Komitmen dalam melakukan Percepatan Pencegahan dan Penurunan
Stunting maka Pemerintah Kabupaten Wakatobi melaksanakan 8 (Delapan) Aksi Percepatan
Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi sesuai dengan Petunjuk Teknis Pedoman
Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Kabupaten/ Kota yang dikeluarkan
oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. 8 (Delapan) Aksi tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun dengan rincian sebagai berikut :
- Aksi #1 Melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala
dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
- Aksi #2 Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi
intervensi gizi. Aksi #3 Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.
- Aksi #4 Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan
kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.
- Aksi #5 Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah
desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa.
- Aksi #6 Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di
tingkat kabupaten/ kota.
- Aksi #7 Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan
publikasi angka stunting kabupaten/ kota.
- Aksi #8 Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait
penurunan stunting selama satu tahun terakhir.

Kabupaten Wakatobi melalui Dinas Pemberdayaan Msyarakat dan Desa


melaksanakan Aksi 4 (Empat), yaitu memberikan kepastian hukum bagi desa untuk
menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi, yang meliputi
rancangan peraturan Bupati untuk memberikan kepastian hukum yang dapat digunakan
sebagai rujukan bagi desa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
mendukung upaya pencegahan dan penurunan stunting.
Peraturan Bupati terkait kewenangan desa dapat menjadi dasar untuk :
1. Menetapkan kewenangan desa dalam mendukung intervensi gizi terintegrasi dalam
pencegahan dan penurunan stunting,
2. Meningkatkan alokasi penggunaan APBDes terutama penggunaan Dana Desa untuk
kegiatan yang dapat mendukung pencegahan dan penurunan stunting,
3. Menyediakan, memobilisasi, melatih, dan mendanai kegiatan Kader Pembangunan Manusia
(KPM) agar dapat memfasilitasi pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi dalam pencegahan
dan penurunan stunting di tingkat desa,
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyediaan layanan pencegahan dan penurunan
stunting termasuk pelaksaanaan kegiatan perubahan perilaku dan konseling individual/
pribadi,
5. Memastikan perencanaan dan penganggaran program/ kegiatan pencegahan dan
penurunan stunting di tingkat desa, dan
6. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan layanan penurunan stunting.
Bupati selaku penanggung jawab pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di kabupaten
memberikan kewenangannya kepada OPD yang bertanggung jawab terhadap urusan
pemberdayaan masyarakat dan desa untuk menyusun atau merevisi Peraturan Bupati terkait
upaya pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di tingkat desa. OPD yang
bertanggung jawab terhadap urusan pemberdayaan masyarakat dan desa membentuk Tim
Penyusun untuk menginisiasi Rancangan Peraturan Bupati.
Tim Penyusun bertugas untuk melakukan reviu atas peraturan terkait desa yang
sudah ada dan merumuskan ruang lingkup yang akan diatur dalam Peraturan Bupati. Tim
Penyusun diketuai oleh Pimpinan OPD pemrakarsa atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala
Daerah, dibantu oleh Sekretaris yang berasal dari Bagian Hukum Kabupaten/Kota; ditetapkan
melalui surat keputusan Pemerintah Daerah; dan sebaiknya melibatkan OPD lain yang terkait
dan perwakilan dari lembaga masyarakat yang relevan dan akademisi.
Tim penyusun juga dapat mempelajari Peraturan Bupati tentang pencegahan dan
penurunan stunting dari daerah lain:
1. Apakah upaya penurunan stunting dilakukan secara terintegrasi?
2. Bagaimana peran dan kewenangan desa dimasukan sebagai upaya pencegahan dan
penurunan stunting dalam Peraturan Bupati?,
Proses review dapat dilakukan melalui diskusi kelompok terarah dengan melibatkan lintas
sektor, mitra pembangunan, lembaga kemasyarakatan, dan akademisi.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan demi mendukung pelaksanaan
Pencegahan dan Penaganan Stunting di Kabupaten Wakatobi, Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Wakatobi melaksanakan kegiatan Pencegahan dan
Penagnanan Stunting di Kabupaten Wakatobi.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi
Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4339);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286) ;
5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denga Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 ;
6. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ;
7. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota ;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017 tentang Gerakan
Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga ;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457 Tahun 2003, tentang Standar
Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota ;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Wakatobi (Lembaran
Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2016 Nomor 5) ;
14. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Wakatobi Tahun 2023.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi
penurunan stunting Kab. Wakatobi terintegrasi
2. Mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan
intervensi penurunan stunting terintegrasi.
3. Membangun komitmen publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting
secara terintegrasi di Kabupaten Wakatobi

III. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Tatap muka, atau hadir ditempat kegiatan dengan jumlah terbatas, dan Video
Conference melalui Zoom Meeting.

IV. NARASUMBER
 Bupati Wakatobi
 Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Wakatobi
 Kepala Bappeda Kabupaten Wakatobi
 Ketua TP - PKK Kabupaten Wakatobi
 Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
 Lembaga/ organisasi/ satgas yang menangani penanganan stunting

V. PESERTA

Kegiatan ini melibatkan para pemangku kepentingan di lingkungan Pemerintah


Daerah Kabupaten Wakatobi, dengan rincian sebagai berikut :

- Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Wakatobi


- Instansi / Camat / Kepala Desa / Tenaga Ahli / Organisasi Wanita

VI. LOKASI KEGIATAN


Lokasi Kegiatan Pencegahan dan Penangnan Stunting dilaksanakan di Kabupaten
Wakatobi serta di luar daerah Kab. Wakatobi.

VII. JADWAL KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Penangnan Stunting, diawali dengan
persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian administrasi kegiatan, yang diperkirakan pada bulan
Oktober s/d Desember 2023.
VIII. ANGGARAN
Kegiatan Pencegahan dan Penangnan Stunting Kabupaten Wakatobi ini dibiayai dari
APBD Kabupaten Wakatobi Tahun Anggaran 2023 pada DPA Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Dan Desa Kabupaten Wakatobi sebesar Rp. 65.000.000,- (RAB terlampir).

IX. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun, sebagai pedoman dalam
pelaksanaannya.

Wangi-Wangi, Januari 2023


Kepala Bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa,

RINASARTI, S.Pd. SD
NIP. 19740510 200502 2 002
Lampiran :

RAB KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2023

Kode Rekening Uraian Rincian Perhitungan Jumlah

Koefisien Satuan Harga PPN

5.1.02.01.01.0024 Belanja alat/ bahan untuk


kegiatan kantor - alat tulis kantor
(ATK) :

spesifikasi : kertas HVS F4 70 gram 3 rim 70.000 0 210.000


putih sinar dunia

spesifikasi : catridge hitam 1 Buah 300.000 0 300.000

spesifikasi : catridge warna 1 Buah 300.000 0 300.000

spesifikasi : tinta print refil data 2 Botol 45.000 0 90.000


print

spesifikasi : Map Batik Biasa ; 3 Pak 115.000 0 345.000

spesifikasi : Materai 10.000 20 lembar 13.000 0 260.000

jumlah 1.505.000

5.1.02.01.01.0026 Belanja alat/ bahan untuk


kegiatan kantor - bahan cetak :

spesifikasi : cetak spanduk 2 lembar 200.000 0 400.000

spesifikasi : foto copy 1.834 lembar 500 0 917.000

jumlah 1.317.000

5.1.02.01.01.0052 Belanja makanan minuman rapat :

makan minum kegiatan

satuan biaya makan minum untuk


pelaksanaan kegiatan/ rapat/
pertemuan/ seminar/ pelatihan
diatur maksimum sebagai berikut.

spesifikasi : porsi kotak 35 orang orang/ 42.000 0 2.940.000


x 2 kali kegiatan

jumlah 2.940.000

5.1.02.02.01.0003 Honorarium narasumber atau


pembahas, moderator, pembawa
acara dan panitia

Honorarium narasumber dalam 4 orang x orang/ 1.000.000 0 4.000.000


rangka seminar/ rakor/ sosialisasi/ 1 jam kegiatan
lokakarya/ pelatihan, spesifikasi :
pejabat eselon II yang disetarakan

Honorarium narasumber dalam 2 orang x bulan 900.000 0 1.800.000


rangka seminar/ rakor/ sosialisasi/ 1 jam
lokakarya/ pelatihan, spesifikasi :
pejabat eselon III yang disetarakan

Honorarium tenaga ahli dalam 1 orang x bulan 700.000 0 700.000


rangka seminar/ rakor/ sosialisasi/ 1 kali
lokakarya/ pelatihan, spesifikasi :
moderator

Honorarium tenaga ahli dalam 1 orang x bulan 400.000 0 400.000


rangka seminar/ rakor/ sosialisasi/ 1 kali
lokakarya/ pelatihan, spesifikasi :
pembaca doa

jumlah 6.900.000

5.1.02.04.01.0001 Belanja perjalanan dinas biasa :

Beban perjalanan dinas dalam


daerah :

beban perjalanan dinas luar daerah 3 orang orang/ 7.118.000 0 15.672.000


spesifikasi : perjalanan dinas ke kegiatan
Kendari/ BauBau/ Konawe/
Konawe Selatan tingkat D selama 3
hari

Beban perjalanan dinas luar 4 orang orang/ 6.096.000 0 24.384.000


daerah, Spesifikasi : Spesifikasi : kegiatan
Perjalanan dinas ke Kendari /
Baubau / Konawe / Konawe
Selatan Tingkat E, F, G dan H
selama 3 hari

beban perjalanan dinas dalam 40 orang orang/ 150.000 0 6.000.000


daerah, spesifikasi : uang harian/ kegiatan
lumsum dalam kota lebih dari 8
jam ke sulawesi tenggara

jumlah 51.738.000

jumlah total 65.000.000

Anda mungkin juga menyukai