DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KWADUNGAN
Jalan Soko Kwadungan Telp.(0351) 331048 Ngawi
1. PENDAHULUAN
2. LATAR BELAKANG
Masalah gizi yang menjadi perhatian utama dunia saat ini adalah anak balita
pendek (stunting). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi balita stunting
sebesar 37,4% artinya 3-4 diantara 10 balita di Indonesia mengalami stunting. Anak
balita stunting tidak disebabkan oleh keturunan tetapi umumnya oleh kekurangan gizi
dan atau mengalami sakit dalam waktu yang relatif lama, terutama pada usia seribu
hari pertama kehidupan. Secara umum stunting terutama pada seribu hari pertama
kehidupan dapat menyebabkan daya tahan tubuh rendah, kecerdasan rendah, dan
produktivitas rendah ketika dewasa.
Untuk mengatasi stunting perlu dilakukan perbaikan gizi sejak janin dalam
kandungan, pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dan pemberian MP-ASI
yang tepat mulai usia 6 bulan.
Upaya peningkatan status gizi masyarakat tidak hanya cukup dengan
meningkatkan peluasan jangkauan pelayanan saja, tetapi perlu dibarengi dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya para kader
sebagai ujung tombak pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para kader dalam membantu penanggulangan
masalah gizi melalui pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),
agar mampu mengatasi secara mandiri dalam menangani masalahnya.
Panduan ini merupakan acuan bagi petugas untuk mengelola pelatihan Konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak. Panduan ini juga merupakan sumber informasi
bagi para fasilitator dalam melakukan perencanaan, mengelola dan
penyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan pemberian makanan bayi dan
anak.
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
1. Penggunaan keterampilan konseling yang tepat (Mendengar dan
Mempelajari, Membangun Kepercayaan Diri dan Memberikan Dukungan)
dan menggunakan seperangkat kartu konseling PMBA.
2. Tiga Langkah Konseling PMBA (menilai, menganalisa dan bertindak)
3. Pemberian makanan yang direkomendasikan selama dua tahun pertama
kehidupan; mendemonstrasikan penggunaan materi teknis dan poin- poin
diskusi konseling yang relevan.
4. Cara menyusui dan Cara untuk mencegah dan memecahkan kesulitan-
kesulitan umum dalam menyusui.
5. Aspek pemberian makanan pendamping ASI yang tepat selama periode
usia 6 – 24 bulan.
6. Cara mengidentifikasi tanda-tanda / gejala yang memerlukan rujukan ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
4. TATA NILAI
1. Profesional
Bekerja sesuai bidang dengan kecakapan dan kompetensinya
2. Pelayanan Kesehatan Terpadu
Pelayanan lintas program untuk menghasilkan target yang memuaskan
disertai sistem rujukan yang sistemastis
3. Pelayanan Keluarga Miskin
Menjalankan amanah undang-undang untuk melayani kesehatan keluarga
miskin sesuai peraturan yang berlaku
4. Koordinasi Linsek
Kegiatan luar gedung melibatkan peran serta lintas sektor untuk hasil yang
optimum
5. Dukungan Politis
Pemerintah daerah memberi dukungan kepada Dinas Kesehatan untuk
memberi kewenangan pada Pemerintah menjalankan visi misinya disertai
dukungan sarana prasaran yang dibutuhkan
A. KegiatanPokok
B. RincianKegiatan
2) Menetapkan petugas pengisi materi pelatihan yang terdiri atas gizi dan bidan
7. SASARAN
A. Peran Linsek
B. Peran Linprog
- Program gizi : Pengisi materi PMBA dan materi tentang ASI
- Program KIA : Pengisi materi kapan anak sakit dibawa ke fasilitas
kesehatan