Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MANDURO
Jalan Raya Ngoro KM 14. Desa Manduro MG, Ngoro Mojokerto
Kode Pos 61385 Jawa Timur Telp. (0321) 6819197
Email : manduropuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
( PMT ) BALITA GIZI KURANG
TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Masalah  gizi  buruk  hingga saat ini maasih merupakan masalah
kesehatan masyarakat serius di Indonesia. Akbibat gizi buruk pada balita,
mereka akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun kecerdasan. Pada tingkat kecerdasan, dikarenakan tumbuh kembang
otak hampir 80% terjadi pada masa dalam kandungan sampai usia 2  tahun,
maka akibat masalah gizi buruk ini dapat berpengaruh sangat serius terhadap
tingkat kecerdasan penderita.  Diperkirakan Indonesia telah kehilangan
Intelligence Quotient (IQ) 220 juta IQ poin dan penurunan produktivitas hingga
20-30%.
Gizi buruk merupakan keadaan kurang gizi pada tingkatan yang sudah
berat, yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari. Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh ketidak
cukupan asupan makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak
langsung karena kurangnya ketersediaan pangan pada tingkat rumah tangga,
pola asuh yang tidak memadai serta masih rendahnya akses pada kesehatan
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Lebih lanjut masalah gizi
disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah dan minimnya kesempatan kerja
(UNICEF, 1998).
Penyebab lain timbulnya masalah gizi buruk, disamping kemiskinan dan
kurangnya ketersediaan pangan, juga karena kurang baiknya sanitasi dan
pengetahuan tentang gizi, serta tidak tercukupinya menu seimbang pada
konsumsi. Banyak penelitian yang mengungkapkan  bahwa  faktor  sosio-budaya 
sangat  berperan  dalam  proses konsumsi pangan dan  terjadinya masalah gizi.
Kebiasaan makan keluarga dan susunan hidangannya merupakan  salah  satu
manifestasi kebudayaan  keluarga yang  disebut  gaya  hidup.  Unsur-unsur 
budaya  mampu  menciptakan  suatu kebiasaan  makan  yang  kadang 
bertentangan  dengan  prinsip-prinsip  ilmu  gizi.

B. LATAR BELAKANG
Masalah gizi  tidak terbatas pada gizi buruk, namun juga gizi kurang.
Masalah gizi sering terjadi pada anak-anak khususnya balita. Sebagian besar
balita yang menderita masalah gizi kurang, cenderung cepat berkembang
menjadi gizi buruk setelah disapih atau pada masa transisi. Pada kondisi ini,
resiko kematian lebih tinggi daripada anak-anak yang berstatus gizi baik.
Keadaan gizi kurang, terutama gizi buruk menurunkan daya tahan tubuh
terhadap berbagai penyakit, terutama infeksi. Keadaan ini juga dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan jaringan otak yang akan
mengurangi kualitas sumber daya manusia.
Masalah gizi, sebagian besar menimpa pada keluarga miskin. Hingga
saat  ini, selain kasus  gizi  buruk yang masih  ditemukan, juga kasus gizi buruk
lama yang sudah dilakukan penanganan, penting untuk tetap diperhatiakn agar
kemungkinan kondisi  status  gizi  tidak  kembali memburuk.  Beberapa penelitian
menyimpulkan, bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan keluarga
dengan asupan protein. Semakin tinggi pendapatan asupan protein pada balita
cenderung tinggi, demikian sebaliknya. Kondisi ini sangat mempermudah
penjelasan, hubungan kemiskinan dengan gizi buruk ini.
Keadaan  ekonomi  keluarga  berpengaruh besar  pada  konsumsi 
pangan,  terutama  pada  golongan  miskin.  Hal  ini disebabkan karena
penduduk golongan miskin menggunakan sebagian besar pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan makanan. Dua peubah  ekonomi yang cukup dominan
sebagai determinan konsumsi pangan yaitu pendapatan keluarga  dan  harga. 
Apabila    pendapatan meningkat  berarti memperbesar peluang untuk membeli
pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Pendapatan  rendah 
pada  keluarga  gizi  buruk  tentu  mengalami kesulitan  dalam mengatur 
keuangan  rumah  tangga  dalam  pemenuhan  gizi balita.  Pendapatan  yang 
kurang,  sebenarnya  dapat  ditutupi  jika  keluarga tersebut mampu mengolah 
sumberdaya  yang  terbatas,  antara  lain  dengan kemampuan memilih bahan
makanan yang murah tetapi bergizi dan distribusi makanan yang merata dalam
keluarga.
Kementrian kesehatan telah menetapkan kebijakan yang komprehensif
dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita, meliputi
pencegahan, promosi/edukasi dan penanggulangan balita gizi buruk. Upaya
pencegahan dilaksanakan melalui pemantauan pertumbuhan di posyandu.
Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian makanan
tambahan (PMT) sedangkan balita gizi buruk harus mendapatkan perawatan
sesuai Tatalaksana Balita Gizi Buruk yang ada. Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan gizi dalam penanganan anak gizi buruk dilakukan melalui pelatihan
Tatalaksana Gizi Buruk bagi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
(Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) merupakan salah
satu upaya dalam mengatasi masalah gizi kurang dan buruk. PMT Pemulihan
bertujuan memulihkan keadaan gizi balita gizi kurang dan buruk dengan cara
memberikan makanan dengan kandungan gizi yang terukur agar kebutuhan gizi
dapat terpenuhi

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Meningkatkan berat badan balita gizi kurang/ balita gizi buruk yang
bermasalah gizi.
2. Tujuan Khusus
Tercapainya 85% cakupan pemberian makanan tambahan (PMT)
pada balita gizi kurang

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Rincian Kegiatan
Pokok
1 Pemberian 1. Persiapan
PMT Balita
a. Pelacakan balita gizi kurang/ gizi buruk
Gizi kurang
b. Mendata kader pendamping balita
2. Pelaksanaan
a. PMT diberikan setiap 1 bulan sekali di
distribusikan langsung ke rumah balita
b. Selain memberikan PMT juga memberikan aturan
mengkonsumsi PMT
3. Pemantauan
a. Pemantauan oleh kader pendamping setiap 1
minggu sekali
b. Pemantauan oleh petugas gizi setiap 1 bulan
sekali
4. Pencatatan dan Pelaporan
Meliputi peningkatan berat badan, tinggi badan,
status gizi (BB/U, TB/U dan BB/TB )

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Kegiatan Pemberian PMT balita gizi kurang dilaksanakan dengan pemberian
dari kader ke balita gizi kurang pada waktu posyandu atau kunjungan rumah
b. Peran lintas program
1. KIA : Memantau pemberian PMT balita gizi kurang
2. Promkes : Mendukung kegiatan pemberian PMT balita gizi kurang
c. Peran Lintas Sektor
1. Camat : Memberikan dukungan kepada pelayanan kesehatan
2. Kepala Desa : Memotivasi masyarakat agar rutin ke posyandu
3. Kader : Melakukan pendampingan balita gizi kurang

F. TATA NILAI UPTD Puskesmas Manduro (SIGAPT)


1.Santun :Sikap menghormati dan sopan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
2.Inovatif :Berfikir kreatif dalam meningkatkan pelayanan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.Giat :Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas yang diemban.
4.Adil :Berusaha memberikan perlakuan yang sama dalam pelayanan
kesehatan pada seluruh pasien.
5.Professional :Menggunakan kompetisi dan kemampuan yang dimiliki dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
6.Tanggung Jawab :Melakukan pelayanan kesehatan dengan sepenuh hati sesuai
standart operasional prosedure
G. SASARAN

Semua balita 6-59 bulan yang bermasalah gizi atau balita gizi kurang di
wilayah UPT Puskesmas Manduro

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No DESA 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Manduro √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Watesnegoro √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Wonosari √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Kunjorowesi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Candiarjo √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Tambakarjo √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

I. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Monitoring evaluasi pemberian PMT balita gizi kurang dilakukan setiap 1
bulan oleh koordinator pelayanan gizi dengan melakukan pemantuan cakupan
hasil kegiatan, dan melakukan evaluasi bersama pelaksana kemudian hasilnya
dilaporkan pada penanggung jawab UKM

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan pemberian PMT balita gizi kurang yaitu dengan petugas gizi mengisi
lembar form intervensi
2. Pelaporan pemberian PMT balita gizi kurang yaitu dengan melaporkan hasil ke
dinas kesehatan kabupaten malang
3. Evaluasi dari kegiatan pemberian PMT balita gizi kurang yaitu meningkatnya
cakupan pemberian PMT balita dan upaya menanggulangi balita dengan gizi
kurang

4. PEMBIAYAAN
Sumber dana dari Bantuan Operasional Kesehatan Dinas Kesehatan
kabupaten Malang
Rincian
No Kegiatan Biaya
Pelaksanaan Kegiatan
1 Pemberian PMT
balita gizi - -
kurang

Mengetahui,
Penanggung Jawab Progam
Kepala UPTD Puskesmas Gizi
Manduro

dr.SISKA WIDIYANTI
Tri Asrorofiqoh
Penata TK I
NIP. 198308242014122001

Anda mungkin juga menyukai