Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I
BanjarDinasKubuanyar, DesaKubutambahan, Kec. Kubutambahan. KodePos81172,
Email puskesmaskubutambahani@yahoo.co.id

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


PELACAKAN BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, DAN STUNTING
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I

A. PENDAHULUAN
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara
berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang,
hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih
(Soekirman, 2000).
B.
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang
pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi
lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai
dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
C.
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan sumber daya
manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian
dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga
yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat
dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan
pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat
menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk.
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I
BanjarDinasKubuanyar, DesaKubutambahan, Kec. Kubutambahan. KodePos81172,
Email puskesmaskubutambahani@yahoo.co.id

D.
Secara makro, dibutuhkan ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas
sektor dari pemerintah dan semua stakeholders untuk menjamin terlaksananya poin-poin
penting seperti pemberdayaan masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan,
dan pendidikan yang secara tidak langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma
di tataran bawah dalam hal perawatan gizi terhadap keluarga termasuk anak.
E.
Keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat
sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia. Indikator yang digunakan
untuk mengukur tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia antara lain Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Pada umumnya
IPM dan IKM mempunyai komponen yang sama, yaitu angka harapan hidup (tingkat
kesehatan), penguasaan ilmu pengetahuan (tingkat pendidikan) dan standar kehidupan
yang layak (tingkat ekonomi). Pada IPM, standar hidup layak dihitung dari pendapatan
per kapita, sementara IKM diukur dengan persentase penduduk tanpa akses terhadap air
bersih, fasilitas kesehatan, dan balita kurang gizi.
F.
Tiga faktor utama penentu IPM yang dikembangkan UNDP adalah tingkat pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi
masyarakat.
G.
Salah satu prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah upaya perbaikan
gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Kurang gizi akan
berdampak pada penurunan kualitas SDM yang lebih lanjut dapat berakibat pada
kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunkan
produktivitas, meningkatkan kesakitan serta kematian. Visi pembangunan gizi adalah
H.
“Mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi
masyarakat/keluarga yang optimal”.
I.
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi mikro dan
kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh kekurangan
asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang menyebabkan gangguan
kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi mikro. Gizi
buruk adalah bentuk terparah dari proses terjdinya kekurangan gizi menahun. Anak balita
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I
BanjarDinasKubuanyar, DesaKubutambahan, Kec. Kubutambahan. KodePos81172,
Email puskesmaskubutambahani@yahoo.co.id

sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara
berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan.Apabila
berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalu sedikit
dibawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi buruk.
B. LATAR BELAKANG
Kurang Energi Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan
masyarakat di indonesia.Berdasrkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010,sebanyak 13%
anak berstatus gizi kurang,diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk.Data yang sama
menunjukkan 13,3% anak kurus,diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak
memiliki kategori sangat pendek.
Keadan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.Menurut
WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi
buruk,oleh karena itu masakah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk
adalah dengan menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya untuk menangani
setiap kasus yang ditemukan.Pada saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dan
tehnologi tatalaksana gizi buruk menunjukkan bahwa kasus ini dapat ditangani
dengan dua pendekatan.Gizi buruk dengan konplikasidan gizi buruk tanpa komplikasi
dapat dilakukan secara rawat jalan.
C. TUJUAN
Tujuan umum :
1. Mengcover balita yang status gizinya buruk agar segera di tangani oleh Petugas
Kesehatan setempat.
2. Mengetahui status gizi dan keadaan anak tersebut agar Petugas Kesehatan bisa
melakukan tindakan pemulihan status gizi menjadi lebih baik.
Tujuan Khusus :
a. Menurunkan prevalensi balita gizi buruk
b. Menurunkan prevalensi balita gizi kurang
c. Menurunkan prevalensi balita stunting
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I
BanjarDinasKubuanyar, DesaKubutambahan, Kec. Kubutambahan. KodePos81172,
Email puskesmaskubutambahani@yahoo.co.id

D. KEGIATAN POKOK
Pelacaan kasus gizi buruk, gizi kurang, dan stunting
E. RINCIAN KEGIATAN
Melakukan Pelacakan terhadap balita gizi buruk, balita gizi kurang dan stunting
yang ada diwilayah Puskesmas Kubutambahan I
F. SASARAN
Sasarannya adalah balita gizi buruk, gizi kurang, dan stunting di wilayah kerja
Puskesmas Kubutambahan I

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pelacakan gizi buruk, gizi kurang, dan v v v v v v v v v v v v


stunting

H. EVALUASI
 Mengambil foto balita saat awal pelacakan, awal pendampingan, pertengahan
pendampingan dan setelah didampingi (status gizi sudah normal).
 Sebelum di dampingi, petugas harus melakukan pendataan dan mengisi data-
data yang diperlukan. Petugas juga harus melakukan proses antropometri
(dapat melalui penimbangan bulanan di posyandu).
 Setelah diketahui status gizinya, barulah di berikan tindakan pendampingan
oleh Petugas Pendamping.
 Petugas Pendamping harus melakukan kunjungan dan mengukur BB dan TB
balita tersebut setiap bulannya dan di evaluasi status gizinya. Tidak lupa juga
dokumentasi setiap kunjungan.
 Membuat laporan kegiatan pendampingan setiap bulannya
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I
BanjarDinasKubuanyar, DesaKubutambahan, Kec. Kubutambahan. KodePos81172,
Email puskesmaskubutambahani@yahoo.co.id

I. CATATAN DAN PELAPORAN


1. Laporan Bulanan

J. PENDANAAN
Dana berasal dari Anggaran BOK

Ditetapkan di : Kubutambahan
Pada tanggal : 02 Januari 2022
Kepala Puskesmas Kubutambahan I Petugas Gizi Puskesmas Kubutambahan I

dr. Putu Yoni Utami Putu Ayu Ruslinda Kartika Dewi


NIP. 19800324 200904 2 004 NIP. 19900423 201503 2 012

Anda mungkin juga menyukai