No Dokumen :
No.Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr. Putu Yoni Utami
NIP. 19800324 200904 2 004
KUBUTAMBAHAN I
1. Pengertian Pemeriksaan tajam penglihatan yang dilakukan secara subyektif menggunakan optotip snellen.
2. Tujuan Mengukur tajam penglihatan seseorang untuk mengetahui adakah kelainan refraksi terhadap mata penderita
3. Memberikan penjelasan apa yang harus dilakukan (pasien diminta mengucapkan apa yang akan ditunjuk di
kartu Snellen) dengan menutup salah satu mata dengan tangannya tanpa ditekan (mata kiri ditutup dulu).
4. Pemeriksaan dilakukan dengan meminta pasien menyebutkan simbol di kartu Snellen dari kiri ke kanan,
atas ke bawah.
5. Jika pasien tidak bisa melihat satu simbol maka diulangi lagi dari barisan atas. Jika tetap maka nilai visus
oculi dextra = 6 / barisan atas.
6. Jika pasien dari awal tidak dapat membaca simbol di Snellen chart maka pasien diminta untuk membaca
hitungan jari dimulai jarak 1 meter kemudian mundur. Nilai visus oculi dextra = jarak pasien masih bisa
membaca hitungan/60.
7. Jika pasien juga tidak bisa membaca hitungan jari maka pasien diminta untuk melihat adanya gerakan
tangan pemeriksa pada jarak 1 meter (Nilai visus oculi dextranya 1/300).
8. Jika pasien juga tetap tidak bisa melihat adanya gerakan tangan, maka pasien diminta untuk menunjukkan
ada atau tidaknya sinar dan arah sinar (Nilai visus oculi dextra 1/tidak hingga). Pada keadaan tidak
mengetahui cahaya nilai visus oculi dextranya nol.
9. Pemeriksaan dilanjutkan dengan menilai visus oculi sinistra dengan cara yang sama.
10. Melaporkan hasil visus oculi sinistra dan dextra. (Pada pasien vos/vodnya “x/y” artinya mata kanan pasien
dapat melihat sejauh x meter, sedangkan orang normal dapat melihat sejauh y meter.
1
11. Bagan Alir
Petugas pasien duduk atau penjelasan apa yang
memanggil no berdiri menghadap harus dilakukan
antrian dan kartu Snellen pasien
mencocokan
dengan pasien