Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN VISUS KELAINAN REFRAKSI

(TAJAM PENGLIHATAN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH DIREKTUR KLINIK


STANDAR PROSEDUR MATAK MEDICAL CENTER
OPERASIONAL (SOP)

dr. John Edy

Pengertian : Prosedur ini untuk mengukur ketajaman penglihatan individual yang


dilakukan secara subjektif menggunakan optotip snellen dan Pinhole.
Tujuan : Mengukur tajam penglihatan seseorang untuk mengetahui adakah
kelainan refraksi terhadap mata seseorang tersebut.

Kebijakan : Pemeriksaan visus dilakukan oleh petugas Refraksionis Matak Medical


Center untuk pasien yang melakukan medical check up maupun diluar
medical check up di Klinik Matak Medical Center.
Prosedur : Prosedur / Tatalaksana
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan pemeriksaan.

2. Tahap I Pengamatan :
Pemeriksaan Memegang senter perhatikan,
1. Posisi bola mata apakah ada kelainan strabismus / juling
2. Konjungtiva apakah ada pterigium atau tidak
3. Kornea apakah ada parut atau tidak
4. Lensa apakah jernih atau keruh (berwarna putih)
5. Melakukan pemeriksaan lapang pandang
6. Melakukan pemeriksaan test ishihara

3. Tahap II pemeriksaan Visus atau Tajam penglihatan :


- Meminta pasien duduk menghadap kartu optotip snellen dengan
jarak 6 meter.
- Memberikan penjelasan apa yang harus dilakukan ,Pemeriksaan
dimulai dari mata kanan terlebih dahulu (mata kiri di tutup dengan
telapak tangannya tanpa menekan bolamatanya).
- Pemeriksaan dilakukan dengan mengintruksikan kepada pasien
untuk baca atau menyebutkan huruf dari kiri ke kanan pada setiap
baris snellen chart, atau Kartu E, pada snellen atau kartu E di
mulai baris teratas atau huruf yang paling besar sampai huruf
terkecil (baris yang tertera angka 20/20). Penglihatan normal bila
pasien dapat membaca sampai huruf terkecil (20/20).
- Bila dalam baris tersebut pasien dapat membaca huruf atau
memperagakan posisi huruf E kurang dari setengan baris maka
yang dicatat ialah baris yang tertera angka diatasnya.
- Bila dalam baris tersebut pasien dapat membaca huruf atau
memperagakan posisi huruf E setengah baris atau lebih dari
setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka
tersebut.
- Bila pasien tidak dapat melihat huruf teratas atau terbesar dari kartu
snellen atau kartu E maka pasien diminta untuk membaca
HITUNG JARI pada jarak 1 meter kemudian mundur per satu
meter dan seterusnya. Nilai visus oculi dextra = jarak pasien bisa
membaca hitungan jari (Nilai visus 1 meter = 01/60).
- Jika pasien juga tidak bisa membaca hitungan jari pada jarak 1
meter maka pasien diminta untuk melihat adanya gerakan atau
lambaian tangan pemeriksa pada jarak 1 meter (Nilai visus oculi
dextra =1/300).
- Jika pasien juga tidak bisa melihat adanya gerakan lambaian tangan
,maka pasien diminta untuk menunjukan ada atau tidaknya sinar
dan arah sinar (Nilai visus oculi dextra 1/ tidak hingga). Jika pada
keadaan pasien tidak mengetahui cahaya nilai visus oculi dextranya
nol.
- Pemeriksaan selanjutnya dengan menilai visus oculi sanitra (mata
kiri) dengan cara yang sama.
- Melaporkan hasil visus dextra dan sinitra. ( pada pasien vod /vos
nya”x/y” artinya mata kanan pasien dapat melihat sejauh “x”
meter, sedangkan orang normal dapat melihat sejauh “y” mater.

Anda mungkin juga menyukai