Anda di halaman 1dari 24

PERAN PERAWAT DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

LATAR BELAKANG
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya
kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui penyebab kematian di Indonesia untuk
semua umur, telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu
penyebab kematian pada untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak adalah
stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hasil Riskesdas 2007 juga menggambarkan
hubungan penyakit degeneratif seperti sindroma metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan
penyakit jantung dengan status sosial ekonomi masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-
lain). Prevalensi gizi buruk yang berada di atas rata-rata nasional (5,4%) ditemukan pada 21
provinsi dan 216 kabupaten/kota. Sedangkan berdasarkan gabungan hasil pengukuran gizi
buruk dan gizi kurang Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 19 provinsi mempunyai
prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di atas prevalensi nasional sebesar 18,4%. Namun
demikian, target rencana pembangunan jangka menengah untuk pencapaian program
perbaikan gizi yang diproyeksikan sebesar 20%, dan target Millenium Development Goals
sebesar 18,5% pada 2015, telah dapat dicapai pada 2007.1
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas
jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan
yang baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga
miskin rawan kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Salah satu upaya
kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas Harapan Raya adalah program
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 128/Menkes/SK/II/Tahun 2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas, upaya perawatan
kesehatan masyarakat merupakan upaya program pengembangan yang kegiatannya
terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.2,3
Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Perkesmas dilakukan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat, maka
diharapkan 40 % keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan pembinaan
kesehatan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan perkesmas.2
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun
ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah yaitu belum
kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan
tindak lanjut. Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin yang rentan
dan keluarga yang termasuk resiko tinggi.4 Keluarga yang tidak mendapat pelayanan
perkesmas merupakan beban sosial dan ekonomi serta dapat berdampak buruk terhadap
masyarakat lainnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat
dan memberikan akses ke pelayanan kesehatan terutama bagi keluarga yang memiliki
hambatan
untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan. Penduduk rawan ini telah menjadi salah
satu bagian sasaran program Perkesmas di Puskesmas.5
Berdasarkan penelitian Septino (2007) diketahui beberapa masalah Perkesmas yang dihadapi
pada Puskesmas-Puskesmas di Indonesia antara lain laporan yang tidak sesuai dari Puskesmas,
Puskesmas yang tidak membuat rencana tahunan dan jumlah sasaran tidak dilakukan
pendataan. Tentang masalah dana, Dinas Kesehatan memberikan dana secara block grand ke
Puskesmas berdasarkan usulan kegiatan yang mereka buat. Selanjutnya, tentang sarana dan
prasarana seperti Public Health Nursing (PHN) kit, obat, buku pedoman dan formulir laporan
sudah tersedia, tetapi pencapaiannya masih rendah.4
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program Perkesmas dan upaya
peningkatan kinerja Perkesmas yang dilaksanakan di Puskesmas Mantrijeron kota Yogyakarta
didapatkan bahwa (1) 18,2% petugas memiliki kemampuan kurang, (2) 27,3 % petugas memiliki
motivasi kurang, (3) tidak ada petugas yang tidak patuh, (4) 27,3 % petugas tidak melakukan
perencanaan dengan baik, (5) 36,4 % petugas kurang baik dalam penggerakan pelaksanaan
Perkesmas, (6) 18,2 % petugas kurang baik dalam pengawasan, pengendalian dan penilaian
Perkesmas.6

2.1 Definisi Perkesmas

Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara keperawatan dan


kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat.6
Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan
ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian
dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyrakat secara keseluruhan.7

2.2 Tujuan Perkesmas


Dalam pelaksanaan kegiatan Perkesmas tujuan yang diharapkan adalah meningkatnya
kemandirian individu, keluarga, kelompok/masyarakat (rawan kesehatan) untuk
mengatasi masalah kesehatan/keperawatannya sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.6

2.3 Dasar Hukum Perkesmas


Adapun dasar hukum pelaksanaan Perkesmas yaitu:6
1. UU no 23 th 1992 tentang kesehatan
2. UU no 32/2004 tentang pemerintahan daerah
3. Kepmenkes no 1575 /menkes/sk/xi/2005 tentang organisasi dan tata kerja
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
4. Kepmenkes no 1239/2001 tentang registrasi dan praktik perawat
5. Kepmenkes no 1457/menkes/sk/ x/ 2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di kabupaten/kota
6. Kepmenkes no 128/menkes/sk/ii/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
7. Kepmenkes 836/2005 tentang pengembangan manajemen kinerja perawatan/bidan
8. Kepmenkes no 279/2006 tentang pedoman upaya penyelenggaraan Perkesmas di Puskesmas

2.4 Sasaran Perkesmas


Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah seluruh masyarakat yang dapat
terbagi menjadi:1,6
1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit, balita, lanjut usia
(lansia), masalah mental/jiwa.
2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit, masalah mental/jiwa.
3. Kelompok/masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh, terisolasi, konflik,
tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya adalah keluarga
rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota keluarga bumil,
balita, lansia, menderita penyakit).

2.5 Bentuk Kegiatan Perkesmas


Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:6
1. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di poliklinik
Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes
desa.
a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)
b. Penyuluhan kesehatan
c. Tindakan Keperawatan (direct care)
d. Konseling keperawatan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Rujukan pasien/masalah kesehatan
g. Dokumentasi keperawatan
2. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk
pembinaan keluarga rawan kesehatan.
Home visit adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan
memandirikan pasien dan keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien

dengan melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi
merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik
aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga
profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan.7
Ruang Lingkup home visit yaitu memberi asuhan keperawatan secara komprehensif, melakukan
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan pemberdayaan pasien
dan keluarga.7
Mekanisme pelayanan home visit:7
a. Proses penerimaan kasus.
– Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas
– Koordinator program Perkesmas menunjuk perawat pelaksana Perkesmas untuk mengelola
kasus
– Perawat pelaksana Perkesmas membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
b. Proses pelayanan home visit:
– Persiapan terdiri dari memastikan identitas pasien, bawa denah/petunjuk tempat tinggal
pasien, lengkap kartu identitas unit tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk di
rumah, menyiapkan file asuhan keperawatan, menyiapkan alat bantu media untuk pendidikan
– Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan jelaskan tujuan, observasi lingkungan yang
berkaitan dengan keamanan perawat, lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien,
membuat rencana pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan,
kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang
akan dilakukan, dokumentasikan kegiatan.
– Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal,
kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
tindakan oleh pelaksana.
– Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria : tercapai sesuai tujuan, kondisi
pasien stabil, program rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga sudah mampu
melakukan perawatan pasien, pasien di rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien
meninggal dunia.
– Pembiayaan home visit terdiri dari
a. Prinsip penentuan tarip antara lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab dalam
memelihara kesehatan, disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial
ekonomi, mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah/asas gotong royong, pembayaran
dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu, mencakup seluruh unsur pelayanan
secara proporsional

b. Jenis pelayanan yang kena tarip antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan, imbalan
atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien, dana transportasi
untuk
kunjungan pasien
3. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila, posyandu balita,
panti asuhan dan lain-lain)
a. Pengkajian keperawatan individu di kelompok
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok
c. Pengobatan (sesuai kewenangan)
d. Rujukan pasien/masalah kesehatan
e. Dokumentasi keperawatan
4. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas
a. Pengkajian keperawatan individu
b. Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung (lingkungan)
c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan
d. Pencegahan infeksi di ruangan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Penanggulangan kasus gawat darurat
g. Rujukan pasien/masalah kesehatan
h. Dokumentasi keperawatan
i.
2.6 Pelaksana Kegiatan Perkesmas
Perawat koordinator Perkesmas di Puskesmas harus mempunyai kualifikasi yaitu minimal D3
Keperawatan dan pernah mengikuti pelatihan/sertifikasi Perkesmas serta memiliki pengalaman

kerja di Puskesmas yang mempunyai tugas sebagai berikut:6,8


a. Pertemuan dengan perawat pelaksana Perkesmas/penanggung jawab daerah binaan (darbin)
untuk mengidentifikasi masalah prioritas dengan data epidemiologi, merencanakan kegiatan
Perkesmas, memfasilitasi pembahasan masalah dalam Refleksi Diskusi Kasus (RDK), membahas
masalah keuangan.
b. Kunjungan lapangan untuk melakukan bimbingan pada perawat pelaksana
c. Penyusunan laporan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Perkesmas
yang merupakan bahan pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas

Sertifikasi bagi perawat Perkesmas yaitu:


a. Pelatihan Perkesmas
b. Pelatihan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK) untuk perawat koordinator
c. Pelatihan gadar (basic)
d. Pelatihan HIV/AIDS
e. Pelatihan Keperawatan Kesehatan jiwa Masyarakat (basic)
f. Pelatihan-pelatihan lainnya (program ISPA, PHBS, gizi, flu burung,dll)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perkesmas di wilayah kerja

Puskesmas6

2.7 Indikator keberhasilan Perkesmas


Indikator keberhasilan kinerja Perkesmas terdiri dari:6
a. Indikator kinerja klinik
Ada 4 indikator dalam menilai keberhasilan kinerja klinik Perkesmas yaitu:
1. Indikator input
– Persentasi perawat koordinator (D3 Keperawatan)
– Persentasi perawat terlatih keperawatan kesehatan komunitas
– Persentasi Penanggung jawab daerah binaan/desa punya PHN kit
– Persentasi Puskesmas memiliki pedoman/standar
– Tersedia dana operasional untuk pembinaan
– Tersedia standar/pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan
– Tersedia dukungan administrasi (buku register, family folder, formulir laporan, dll)
2. Indikator proses
– Persentasi keluarga rawan mempunyai family folder
– Maping (peta) sasaran Perkemas

Rencana kegiatan Perkesmas (POA)
– Bukti Pembagian tugas perawat
– Ada kegiatan koordinasi dengan petugas kesehatan lain
– Catatan keperawatan
– Kegiatan Refleksi Diskusi Kasus
– Hasil pemantauan dan evaluasi
3. Indikator output (key indicator)
– Persentasi keluarga rawan dibina
– Persentasi keluarga selesai dibina
– Persentasi penderita (prioritas SPM) dilakukan tindak lanjut keperawatan (follow up care)
– Persentasi kelompok dibina
– Persentasi daerah binaan di suatu wilayah
4. Indikator hasil (Outcome) yang ingin dicapai adalah terbentuknya keluarga mandiri dalam
memenuhi kesehatannya/mengatasi masalah kesehatannya yang terdiri dari 4 tingkatan
keluarga mandiri (KM), masing-masingnya mempunyai kriteria-kriteria sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Keluarga Mandiri
Perilaku KM 1 KM II KM III KM IV
Menerima petugas Puskesmas + + + +
Menerima yankes sesuai rencana + + + +
Menyatakan masalah secara benar + + +
Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran + + +
Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran + + +
Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif + +
Melaksanakan tindakan promotif secara aktif +

b. Indikator kinerja fungsional


Indikator kinerja fungsional yaitu indikator kinerja perawat Puskesmas untuk mengukur
pencapaian angka kredit jabatan fungsionalnya yaitu jumlah angka kredit yang dicapai sama
dengan jumlah kegiatan perawat dalam mencapai indikator klinik (output) nya.

2.8 Pemantauan dan Penilaian Perkesmas


Pemantauan dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh kepala Puskesmas dan Perawat
koordinator Perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi
masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja perawat berikutnya, peningkatan cakupan
dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian dilaksanakan minimal setiap akhir tahun
dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam penyusunan perencanaan kegiatan Perkesmas
pada tahun berikutnya. Untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja Perkesmas maka
dilakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/garis atau grafik
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Penilaian dilakukan setahun sekali meliputi semua aspek
baik input, output, outcome sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan Perkesmas tahun
berikutnya.
A. Identifikasi Masalah.
Menurunya derajat kesehatan masyarakat dalam rangka kegiatan Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas} diakibatkan oleh meningkatnya angka kesakitan pada keluarga sasaran
khususnya keluarga rawan, keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan. Hal ini
disebabkan karena adanya beberapa faktor, antara lain :
1. Meningkatnya suatu penyakit di masyarakat.

2. Kurangnya kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat oleh petugas.


3. Kurang akuratnya data yang tersedia
4. Lingkungan yang tidak sehat dan bersih.

Selanjutnya dapat diidentifikasi masalah yang berhubungan langsung dengan masalah utama
tersebut di atas adalah kurangnya kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat oleh petugas yang
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Kurangnya kerjasama lintas program terkait.
2. Kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3. Kurangnya kemampuan/keterampilan petugas (bidan dan pada perawat)
4. Kurangnya motivasi petugas.

B. Sasaran.
Dengan adanya identifikasi masalah diatas, maka penulis dapat mengemukakan sasaran yang
ingin dicapai dalam rangka menuju pemecahan masalah . Adapun sasaran yang dimaksud adalah
seperti di bawah ini.
Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam rangka kegiatan Perkesmas
diakibatkan dari tercapainya penurunan angka kesakitan pada keluarga rawan yang rentan
terhadap masalah kesehatan. Penurunan angka kesakitan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu :
1. Tertanggulanginya suatu penyakit di masyarakat
2. Terwujudnya peningkayan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat oleh petugas (bidan
dan perawat).
3. Tersedianya keakuratan data.
4. Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih
Sedangkan yang menyebabkan terwujudnya peningkatan kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat oleh petugas adalah :
1. Terwujudnya peningkatan kerjasama lintas program terkait.
Dengan sudah dilaksanakannya pelatihan petugas perawatan kesehatan masyarakat. Petugas
dari perogram terkait sudah memahami dan mengerti tentang pelaksanaan dari Program
Puskesmas. Bahwa program Puskesmas sangat mendukung untuk program puskesmas lainnya
tertutama dalam pencapaian cakupan program Kesehatan Ibu dan Anak dan program
Pemberantasan Penyakit menular temasuk Imunisasi.Program KIA dan Imunsasi adalah program
primadona.
Untuk program KIA dalam hal pencapaian cakupan K.1 dan K.4, sedangkan untuk pelayanan

program Imunisasi petugas Puskesmas melakukan pembinaan pada keluarga DO (Drop Out).Dari
program Gizi petugas Puskesmas membantu dalam hal pembinaan kelarga yang mempunyai
bayi, anak balita, yang berat badannya berada dibawah garis merah (Balita BGM) dan ibu hamil
/ibu nifas yang kekuranan enegi sera membantu dalam hal pelaksanaan pemberian
makanan tambahan (PMT). Untuk program pemberantasan Penyakit Menular (P2M) petugas
Puskesmas membantu memberikan bimbingan serta tindak lanjut untuk kasus-kasus
penyakit menular maupun tidak menular.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Dengan terpenuhinya sarana dan prasarana khususnya peralatan medis dan ruangan yang
memadai dalam melaksanakan kegiatan akan menimbulkan suasana yang nyaman dan leluasa
sehingga dapat membuat jiwa kita menjadi tenang. Adanya peralatan medis khusus untuk
kegiatan program Puskesmas yang dipunyai oleh masing-masing petugas (bidan dan perawat)
akam memudahkan kegiatan Puskesmas di masyarakat. Dan program perawatan kesehatan
masyarakat bisa berjalan dengan lancar.

3. Terwujudnya peningkatan kemampuan/keterampilan petugas (bidan dan perawat).


Seperti sudah diuraikan pada bab terdahulu bahwa kendala/hambatan yang ditemui dalam
upaya peningkatan pelaksanaan kegiatan Perkesmas adalah faktor manusia sebagai pelaksana
yang mempunyai kelemahan, yaitu kurangnya kemampuan/keterampilan petugas untuk
melaksanakan tugas keperawatan.
Sebagai pendukung kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan Perkesmas bagi
petugas bagi petugas khususnya perawat, bidan dan bidan-bidan didesa perlu adanya pelatihan,
pembinaan yang terus menerus oleh atasan langsung atau dari pihak yang berkepentingan,
melaksanakan petunjuk teknis pelajaran.
Dengan adanya usaha tersebut diatas diharapkan akan meningkatkan kemampuan/keterampilan
bagi petugas Perkesmas, sehingga kegiatan perkesmas dapat dilaksanakan secara optimal dan
pada akhirnya akan terjadi peningkatan, baik disegi pelayanan terhadap masyarakat maupun
disegi pelayanan terhadap masyarakat maupun disegi pencapaian cakupan/hasil kegiatan.
4. Terwujudnya motivasi kerja petugas.
Terwujudnya motivasi kerja dalam melaksanakan kegiatan Perkesmas tidak lepas dari
kemampuan/keterampilan petugas serta tersedianya sarana dan prasarana pendukung. Hal ini
secara tidak langsung membantu memotivasi petugas untuk melaksanakan tugas dengan baik.
Motivasi kerja petugas dilihat dari keaktifan petugas dalam membina desa binaan.

C. Alternatif Pemecahan.
Selanjutnya guna mengidentifikasi pemecahan masalah dan penetuan sasaran yang ingin
dicapai, maka perlu dibuat beberapa alternatif sebagai acuan untuk menuju rangkaian
pemecahan masalah sehingga terwujudnya peningkatan kemampuan /keterampilan petugas
Perkesmas khususnya perawat, bidan, dan bidan-bidan desa melalui kegiatan-kegiatan seperti
:
1. Melaksanakan study banding ke Puskesmas teladan.
2. Melaksanakan pelatihan petugas perkesmas.
3. Melaksanakan pembinaan.
4. Melaksanakan pembuatan petunjuk teknis pelajaran.
Dari beberapa kegiatan tersebut diatas kegiatan yang bisa dilaksanakan dan berpengaruh
langsung terhadap peningkatan kemampuan/keterampilan petugas Perkesmas yaitu kegiaatan

pelatihan bagi perawat,


Dengan adanya bidan
peningkatan dan bidan-bidan desa selaku
kemampuan/keterampilan pelaksana
petugas kegiatan
Perkesmas Perkesmas.
oleh petugas yang
selanjutnya akan memungkinkan tercapainya penurunan angka kesakitan pada keluarga rawan
yang rentan terhadap maslah kesehatan dan pada akhirnya memungkinkan terwujudnya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan adanya strategi pemecahan masalah dari sasaran yang diharapkan, dapatlah ditentukan
sasaran umum dan sasaran khusus dari rencana kerja yang ingin dicapai. Adapun sasaran
umum dan saran khusus yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Umum :
Terwujudnya peningkatan kemampuan /keterampilan petugas Perkesmas melalui pelaksanaan
pelatihan petugas Perkesmas.
2. Sasaran Khusus :
Terwujudnya peningkatan kemampuan /keterampilan petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat
(bidan dan perawat) melalui pelaksanaan pelatihan petugas Perkesmas

D. Langkah-Langkah Kegiatan.
Kegiatan yang kiranya diselenggarakan guna mencapai sasaran adalah dengan melaksanakan
pelatihan petugas perawatan Kesehatan Masyarakat untuk mewujudkan peningkatan
kemampuan/keterampilan bidan perawat.
Kegiatan tersebut diatas pelaksanaannya dapat dibagi menjadi beberapa tahapan kegiatan
antara lain :
1. Persiapan yang terdiri dari pembentukan panitia, pencairan dana, pembuatan
jadwal, penyiapan perlengkapan serta pemberitahuan peserta pelatihan.
2. Pelaksanaan terdiri dari pembukaan pelatihan, penyajian materi serta penutup.
3. Pengendalian meliputi pemantauan, penilaian serta pelaporan dari semua kegiatan
yang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1993, Jakarta, Petunjuk Pengelolaan Perawatan Kesehatan Masyarakat
Depkes RI, 1996, Jakarta, Pedoman Pemantauan Penilaian Program Perawatan Kesehatan
Masyarakat.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaian


Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas .......
Pedoman ini kami susun sebagai salahsatu upaya memberikan acuan dan
kemudahan dalam pelaksanaan perawatankesehatan masarakat di
Puskesmas.........Kabupaten ........
Perawatan Kesehatan Masayarakat adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mewujudkan kualitas Masyarakat yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun social guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh factor risiko lingkungan.
Akhirnya perkenankalah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas

bimbingan, bantuan, kerjasama dan partisipasinya kepada semua pihak yang


terlibat dalam proses penyusunan Pedoman Penyelenggaraan
Perawatan Kesehatan Masarakat di Puskes.......

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuanhidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal.Untuk meencapai tujuan tersebut diperlukan upayadari seluruh potensi
bangsa baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah pusat dan daerah.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub sistem upaya
kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya kesehatan perorangan
(UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). UKM terutama diselenggarakan oleh
Pemerintah dengan peran aktif masyarakat dan swasta, sedangkan UKP dapat
diselenggarakan oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah.Penyelenggaraan upaya
kesehatan harus dilaksanakan sevara menyeluruh, terarah, terencana, terpadu,
berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional dan bermutu.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya kesehatan
penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan Puskesmas baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembang, sehingga diharapkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan oleh
perawat Puskesmas untuk memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk
asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga
tercapai kemandirian masyarakat baik di sarana pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan Puskesmas (Kepmenpan No. 94 tahun 2001)
Perawatan Kesehatan masyarakat (Perkesmas),perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyuluh dan terpadu,ditujukan kepada individu,keluarga,kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal,sehingga mandiri dalam upaya kesehatan masyarakat, sebagaimana


tercantum dalam Undang-udang No 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan Masyarakat, Undang undang No 32/2004 Tentang Pemerintahan
Daerah, Keputusan Menteri Kesehatan No 128/menkes/SK/II/2005 Tentang
Kebijakan dasar Pusat kesehatan masyarakat, Undang undang No 279/2006
tentang Pedoman UpayaPenyelengaraan Perkesmas
di Puskesmas, Organisasi Tata KerjaDepartemen Kesehatan dan pengaturannya
ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas masyarakat yang sehat melalui
upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari factor risiko
kesehatanmasyarakat di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat

dan fasilitas umum.


Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat esensual adalah berupa PerawatanKesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh setiap


Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan.
Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan
Perawatan Kesehatanmasyarakat di Puskesmas perlu diatur mengenai uraian
kegiatan Perawatan Kesehatan masyarakat sebagai acuan bagi petugas Puskesmas dan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
khususnya masalah keperawatan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. TujuanKhusus
a. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang kesehatan
b. Meningkatnya penemuan-penemuan dini kasus prioritas
c. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus prioritas di Puskesmas
d. Meningkatnya penanganan kasus prioritas yang mendapatkan tindak lanjut

keperawatan di rumah
e. Meningkatnya akses keluarga miskinyang mendapatkan pelayanan
kesehatan/keperawatan kesehatan masyarakat
f. Meningkatnya pembinaan keperawatan kelompok khusus
g. Memperluas daerah binaan keperawatan di masyarakat

C. SASARAN
1. Sasaran individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,

usia lanjut, penderita penyakit menular (antara lain; TB Paru, Kusta, Malaria,
Demam Berdarah, Diare, ISPA, dan Pneumonia), dan penderita penyakit
degeneratif.
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk kategori rentan terhadap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi (high risk group) dengan
prioritas:
a. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya) dan tidak memiliki Kartu Sehat
b. Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dan

mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan,


kesehatan reproduksi, dan penyakit menular
c. Keluarga yang tidak termasuk keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang teriakat maupun yang tidak
terikan dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Krlompok
penderita penyakit tertentu, Kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan, dan lembaga
pemasyarakatan.
4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan, yang diprioritaskan pada:
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai:

1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain


2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibanding daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah,
dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat keadaan
lainnya
d. Masyarakat dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil dan daerah
perbatasan
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah

transmigrasi

D. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Kegiatan Dalam Gedung Puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat di poli asuhan
keperawatan, poliklinik pengobatan, maupun ruang rawat inap Puskesmas, yang
meliputi:
a. Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap
b. Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan
c. Penyuluhan/pendidikan kesehatan

d. Pemantauan keteraturan berobat


e. Rujukan kasus atau masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di puskesmas
f. Pemberian nasehat (konseling) keperawatan
g. Kegiatan yang merupakan kegiatan limpah sesuai dengan pelimpahan kewenangan
yang diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, dll)
h. Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di gedung
Puskesmas (keamanan, kenyamanan, dll)
i. Dokumentasi keperawatan
2. Kegiatan di Luar Gedung Puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga/kelompok/masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan padda keluarga/kelompok/masyarakat
a. Asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta aktif
keluarga, meliputi;
1) Penemuan suspek/kasus kontak serumah
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya
3) Pemantauan keteraturan berobat sesuai dengan program pengobatan
4) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing sesuai rencana
5) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung

(indirect care)
6) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan/kesehatan
7) Dokumentasi keperawatan
b. Asuhan Keperawatan Keluarga
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan
di masyarakat dan dilakukan di rumah tangga, yang meliputi;
1) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga misken dengan masalah kesehatan
di masyarakat
2) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah

3) Pendidikan atau penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga)


4) Kunjungan rumah (home visite/health nursing) sesuai rencana
5) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care)
6) Pelayanan kesehatan sesuai rencana
7) Pemberian konseling kesehatan/keperawatan
8) Dokumentasi keperawatan
c. Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan
kesehatan yang memerlukan perhatian khusus baik dalam suatu institusi maupun
non institusi, yang meliputi;
1) Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di kelompok
2) Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan
3) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care)
4) Memotivasi pembentukkan, membimbing, dan memantau kader-kader kesehatan
sesuai jenis kelompoknya
5) Dokumentasi keperawatan
d. Asuhan keperawatan masyarakat di daerah binaan
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang
rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, yang
meliputi;
1) Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan masalah
kesehatan spesifik
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan memotivasi masyarakat
untuk membentuk upaya kesehatan berbasih masyarakat
3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat
4) Memotivasi pembentukkan, mengembangkan, dan memantau kader-kader
kesehatan di masyarakat

5) Ikut serta memonitor kegiatan PHBS


6) Dokumentasi keperawatan

E. Definisi Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat Yang Selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,dengan lebih mengutamakan upaya
promotif danpreventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif,untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah
kerjanya.

2. Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang


di tujukan untuk mewujudkan kualitas masarakat yang sehat baik dari aspek fisik
,kimia,biologi,maupun sosial, guna mencegah dan atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor resiko masarakat
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung dipuskesmas.
4. Faktor resiko masyarakat adalah hal,keadaan,atau peristiwa yang berkaitan dengan
5. Kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap
terjadinya dan atau gangguan kesehatan.

6. Perkesmas adalah Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat


dengan dukungan peran serta aktif masyarakat.menggunakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,ditujukan kepada
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi
kehidupan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal,sehingga mandiri dalam upaya kesehatanya
7. Inspeksi Perawatan kesehatan Masarakat adalah kegiatan pemeriksaan dan secara
langsung terhadap media ,Masarakat dalam rangka pengawasan standar,norma,
dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas kesehatan
8. Intervensi Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah tindakan
penyehatan,pengaman,dan pengendalian untuk mewujudkan kuwalitas
masyarakat yang sehat baik dari aspek fisik,kimia,biologi maupun sosial.
9. Tenaga Kesehatan Masyarakat adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
minimal diploma Tiga di bidang kesehatan Masarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

F. Landasan Hukum
1. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang

Pusat kesehatan masyarakat


2. Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah
3. Keputusan menteri kesehatan No.1575/SK/XI/2005 Tentang Organisasi dan tata
kerja depar temen Kesehatan
4. Keputusan meteri kesehatan No.1457/SK/X/2003 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten /Kota
5. Keputusan No.279/2006 Tentang Pedoman Upaya Penyelengara Perkesmas Di
Puskesmas

BAB II
STANDAR
KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Untuk terselenggaranya kegiatan Perawatan Pelayanan Kesehatan Masarakat di Puskesmas harus ada paling
Regristrasi dan surat ijin kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

B. Distribusi Ketenagaan
Petugas Perkesmas adalah Perawat yang melakukan konsultasi Perkesmas
bagi pasien yang menderita penyakit kronis,ataupun memberikan konsultasi
tentang perkesmas bagi masyarakat yang membutuhkan. Penanggung jawab upaya
perkesmas membawahi penanggung jawab daerah binaan desa. Diwilayah kerja
puskesmas ......terdapat ... desa daerah binaaan.

No Upaya Nama Petugas Unit Terkait


1 Kesehatan Kepala Puskesmas ,
Lingkungan Admin, UKP, UKM,
Masyarakat
2 Penanggungjawab UKM, Desa
darbin kebonagung
3 UKM, Desa
4 UKM, Desa

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan di lakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan dengan persetujuan
kepala Puskesmas
2. Jadwal Kegiatan upaya kesehatan di buat untuk jangka waktu satu tahun,dan
diuraikan dalam jadwal kegiatan bulanan.

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

homecare v v v v v v v v v v v v
1

2 casefinding v v v v v v v v v v v v

3 konsultasi v v v v v v v v v v v v

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang

Ruang
Ruang Farmasi kmwc
Promkes

Ruang Tunggu

kmwc

Pendaftaran dan Rekam Ruangan Kesehatan


Medik Gigi dan
Mulut

Ruangan pemeriksaan Umum


Laboratorium
Ruangan pemeriksaan Umum Ruangan
Perkesmas

B. Denah Pelayanan
1. Luar Gedung
a. Kunjungan rumah

b. Sekolah
c. Tempat kerja
d. Barak penampungan
e. Puskesmas keliling
f. Panti/kelompok khusus/kelompok risti

2. Dalam Gedung

C. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan Sarana
Ruang konsultasi perkesmas memiliki ruang tersendiri sehingga memberikan
privasi pada klien untuk dapat berkomunikasi kepada petugas dengan nyaman,
selain itu petugas juga lebih mudah dan nyaman ketika menyusun program
maupun menyusun laporan karena memiliki ruangan tersendiri yang akan
menujang kinerjanya. Di samping itu ruangan ini memiliki meja,kursi dan
seperangkat komputer yang terhubung dengan server untuk memasukan data
pasien pada system informasi puskesmas.Perkesmas mengunakan alat Kesehatan,
Perawatan & pengobatan.
2. Peralatan
SPESIFIKASI PAKET PHN KIT
UNTUK KEGIATAN PERKESMAS

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI BARANG JUMLAH

1 Tas PHN Kit Bahan Tas : Nylon tahan air 1 buah


(Waterproof). Warna Tas : Biru
Donker dengan List Kuning. Model
Tas : Jenis Ransel dengan tulisan di
muka tertera "PHN Kit"
ALAT KESEHATAN
MERIKSAAN TTV
2 Stetoskop Stainless Steel (Dual Head) 1 buah
3 Tensimeter Air Raksa Model Meja 1 buah
4 Palu Reflek Karet Segitiga Stainless Steel, Kepala Segitiga 1 buah
terbuat dari karet
5 Termometer Digital LCD Display 1 buah
6 Pen Light Stainless Steel dengan 2 AAA Batery 1 buah
. PEMERIKSAAN STATUS GIZI &
DARAH
7 Timbangan Badan Digital Bentuk timbangan dari bahan kaca. 1 buah

Berfungsi untuk anak-anak dan


dewasa, menggunakan baterai. LCD
Display
8 Meteran Terdapat ukuran cm dan inchi pada 1 buah
sisi tali meteran
9 Alat Test Darah Portable Alat untuk memonitor kadar gula 1 buah
darah, asam urat dan kolesterol.
. PERAWATAN LUKA
10 Dressing Forceps 14 cm Stainless Steel 1 buah
11 Tissue Forceps 14cm 1x2 teeth Stainless Steel 1 buah
12 Kom (lodine Cup) 6cm Stainless Steel 1 buah

13 Kom + Tutup 12cm Stainless Steel 1 buah


14 Bak Instrument Sedang Stainless Steel 1 buah
15 Gunting verband Stainless Steel 1 buah
16 Gunting Jaringan Stainless Steel 1 buah
17 Gunting Iris Lurus Stainless Steel 1 buah
18 Klem Arteri/ Pean Lurus 14cm Stainless Steel 1 buah
19 Nierbeken 20cm Stainless Steel 1 buah
20 Gunting Angkat Jahitan Stainless Steel 1 buah
. BAHAN HABIS PAKAI
21 Alkohol Swab Disposible, Isi 100 buah 1 kotak
22 Refill Stick Gula Darah Disposible, Isi 25 buah 1 kotak
23 Refill Stick Kolesterol Disposible, Isi 10 buah 1 kotak
24 Refill Stick Trigliserida Disposible, Isi 25 buah 1 kotak
25 Tongue spatel Disposible, Isi 50 buah, terbuat dari 1 kotak
kayu
26 Masker Tali Telinga Disposible, Isi 50 buah, masker 1 kotak
hidung dan mulut, non woofen dibuat
dari serat kapas 3 lapis
27 Blood Lancets Disposible, Isi 100 buah 1 kotak

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN UPAYA PERKESMAS
Kegiatan Perawatan Kesehatan Masarakat Yang di lakukan di Puskesmas Bener

an/atau gangguan kesehatan


terintegrasi
dengan pelayanan, perawatan,pengobatan.
c. Dalam hal pasien yang menderita penyakit dan /atau gangguan kesehatan yang di
akibatkan oleh faktorrisiko masyarakat tidak menerima Perkesmas dapat di
lakukan dilakukan terhadap keluarga yang di dampingi.
d. Perkesmas dapat mengunakan alat kesehatan, perawatan & pengobatan.
2. Inspeksi kegiatan Masyarakat
Inspeksi Kesehatan masarakat di laksanakan oleh tenaga kesehatan
masarakat,Mikrobiolog, Perawat & Dokter .Dalam pelaksanaan inspeksi kesehatan
masarakat tenaga kesehatan masarakat sedapat mungkin mengikut sertakan
petugas puskesmas yang menanggani program terkait untuk mengajak serta
petugas dari Puskesmas pembantu,poskesdes, atau Bidan di desa
3. Intervensi /tindakan kesehatan Masarakat.
Intervensi KesehatanMasarakat adalah tindakan kesehatan pengaman,&
pengendalian untuk mewujudkan kualitas masarakat yang sehat baik dari aspek
fisik ,kimia,biologi,maupun sosial,yang berupa:
a. Komunikasi, informasi, dan edukasi,serta penggerakan/pemberdayaan masarakat
b. perbaikan dan pembangunan sarana
c. pengembangan tehnologi tepat guna & rekayasa Masarakat

B. STRATEGI
Keperawatan Kesehatan Masarakatdi puskesmas di laksanakan secara sumber
daya yang di miliki oleh puskesmas:
1. Perkesmas bagian integral upaya kesehatan wajib maupun pengembangan. Upaya
perkemas dilaksanakan secara terpadu dalam upaya kesehatan masarakat dalam
upaya kesehatan wajib di Laksanakan Puskesmas, Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, KIA /KB, P2M, Gizi , Pengobatan,Dengan terintegritasnya upaya
perkesmas kesehatan wajib mengembangkan pelayanan kesehatan masarakat lebih
bermutu d berikan secara,holistik,komprehensif,terpadu & berkesinambungan.
2.Keperawatankesehatanmasarakatsebagaiupayakesehatanpengembangan
puskesmas. Upaya perkesmas kesehatan melakukan asuhan keperawatan secara terprogram. Terhadap pengka
angka kematian bayi,angka kematian ibu,penderita TB Paru,DBD, Malaria,untuk

masalah keperawatan dapat di rencanakan intervensi baik terhadap


masarakat,kelompok khusus,keluarga maupun individu.

LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN


Perencanaan (P1)
Upaya keperawatan kesehatan masarakat dilaksanakan terintegrasi dengan

perencanaan upaya puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun


pengembangan yang di lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun usulan kegiatan sesuai prioritas sasaran kegiatan Puskesmas,dengan
mengidentifikasi kegiatan promotif,preventif, yang akan melengkapi kegiatan upaya
kesehatan sehingga pelayanan kesehatan menjadi lebih utuh.
b. Mengajukan usulan kegiatan secara terpadu dengan kegiatan puskesmas dengan

dinas kesehatan untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan.


c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas yang telah disetujui oleh dinas
kesehatan,perlu rencana pelaksanaan kegiatan (Plan Of Action).Upaya kesehatan
puskesmas maka POA Puskesmas juga terintegrasi,bila upaya perkesmas
merupakan upaya pengembangan maka POA perkesmas dapat di buat tersendiri.
2. Pelaksanaan dan pengendalian (P2)
Pelaksanaan dan pengendalian merupakan rangkaian
penyelenggaraan,pemantauan serta penilaian upaya perkesmas.Langkah
pelaksanaan dan pengendalian meliputi :
a. Pengorganisasian dan pengendalian

Kepala puskesmas merupakan penanggung jawab kegiatan perkesmas


di puskesmas
Agar pelaksanaan perkesmas dapat di selenggarakan secara optimal & puskesmas
di tetapkan adanya :
1) perawat pelaksana perkesmas di puskesmas
2) perawat penanggung jawab desa
3) perawat koordinator perkesmas di puskesmas.
Pengorganisasian tenaga perkesmas disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada.
b. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan perkesmas di lakukan berdasarkan pelaksanaan kegiatan
(POA) perkesmas telah di susun dalam melaksanakan kegiatan:
1) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan kegiatan (POA) yang telah di susun
2) Menyusun jadwal kegiatan bulanan setiap perawat & petugas kesehatan yang
terlibat dalam kegiatan perkesmas
3) Melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan standar /pedoman/prosedur
tetap
4) Menyepakati indikator kinerja klinik keperawatan.
3. Pemantauan Hasil Pelaksanaan Kegiatan (P3)

Pemantauan di laksanakan secara berkala oleh kepala puskesmas dalam


kegiatanya, pembahasan masalah dalam bentuk:

a. Refleksi diskusi kasus


Pertemuan (forum diskusi ) berkala bagi perawat puskesmas untuk membahas
tehnis perkesmas dalam pemberian asuhan keperawatan baik klien
individu,keluarga,kelompok maupun masarakat dengan dilakukan refleksi diskusi
kasus secara berkala.
b. Lokakarya mini bulanan

Pertemuan bulanan di puskesmas yang di hadiri seluruh staf puskesmas dan


urut penunjangannya untuk membahas kinerja internal puskesmas ,meliputi
cakupan mutu,pembiyaaan,serta masalah dalam pelaksanaan upaya puskesmas.
c. Lokakarya mini Tribulanan
Pertemuan setiap 3 bulan sekali dipimpin oleh camat dan di hadiri oleh staf
puskesmas dan unit penunjangannya,instalasi lintas sektoral tingkat
kecamatan,serta perwakilan konsil kesehatan / badan penyantunan puskesmas.

BAB V

LOGISTIK

Ruang perkesmas yang terintegrasi dengan layanan perkesmas lain. Kegiatan dilaksanakan dengan menggun

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
Dalam keperawatan masarakat
di laksnakan, individu, keluarga,kelompok, masarakat
yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidak tauan & ketidak
mampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatan. prioritas masarakat keluarga
miskin yang belum mempunyai kartu sehat& masarakat yang mempunyai penyakit
menular.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA / APD

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan program Perawatan


Kesehatan Masyarakat perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas
dan lintas sektoral dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya
pencegahan terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan

dilaksanakan.
1. Masker
2. Kaca Mata
3. Pelampung
4. Sepatu Boot

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja program Pelayanan perawatan kesehatan masarakat di monitor dan


dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketetapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketetapan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator program pelayanan perawatan kesehatan masarakat.

BAB IX
PENUTUP
Pelayanan perawatan kesehatan masarakatdi puskesmas diarahkan untuk
mengendaikan faktor risiko penyakit dan gangguan kesehatan akibat buruknya

kondisi pelayanan perawatan kesehatan masarakat melalui upaya promotif dan


prefentif.

PeranPuskesmasselainmemberikanpelayananyangbersifatupaya
kesehatan perorangan,juga pada upaya kesehatan masarakat melalui pelayanan

perawatan kesehatan .

Anda mungkin juga menyukai