Pemeriksaan mata pada klien yang datang dengan keluhan yang dirasakan pada mata
mempunyai peranan penting dalam menentukan perjalanan penyakit dan penyembuhan penyakit.
Deteksi dini kelainan mata secara tepat sangat penting untuk mencegah kebutaan akibat
penyakit yang tidak terdiagnosa dengan tepat atau terlambat dirujuk, sehingga diperlukan
pemeriksaan mata dasar untuk menegakkan kemungkinan penyebab dan membantu ketepatan
waktu dalam merujuk klien.
Dalam pelayanannya, paramedis merupakan ujung tombak untuk menngetahui decara
dini dan tepat serta dapat memberi gambaran dan informasi kepada penderita tentang
pencegahan, pengobatan serta pemahaman tentang kelainan mata yang dijumpai serta tindakan
pertolongan pertama yang diberikan kepada klien.
Anamnesa
Pemeriksaan mata seperti pemeriksaan sistem lain, sebelum melakukan pemeriksaan
harus melakukan anamnesa.
a. Informed Consent
Memperkenalkan diri pemeriksa, menjelaskan tujuan pemeriksaan dan meminta
persetujuan pasien untuk melakukan pemeriksaan.
b. Identitas Pasien
Menyakan nama, umur, alamat, pekerjaan pasien serta pendidikan terakhir pasien.
c. Keluhan Utama
Menanyakan keluhan apa yang membuat pasien dating berobat.
d. Keluhan Tambahan
e. Riwayat Penyakit Sekarang
Meminta pasien untuk menjelaskan secara detail awal terjadinya penyakit sampai
sekarang.
f. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah ada riwayat kelainan mata sebelumnya atau keluhan penyakit sistemik lain?
g. Riwayat Penyakit Keluarga
h. Riwayat Pemakaian Obat
Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan fisik mata meliputi:
1. Tajam Penglihatan
2. Lapangan Pandangan
3. Gerakan Mata
4. Struktur Mata Interna dan Eksterna
5. Pemeriksaan oftalmoskopi
a. Pemeriksaan Visus
Membandingkan ketajaman penglihatan penderita (yg diperiksa) dgn ketajaman
penglihatan orang normal dengan menggunakan alat seperti Snellen Chart, cara pemeriksaan
sebagai berikut :
Penulisan Visus
Tajam penglihatan/Visus dinyatakan dgn angka :
Visus : 1 /
Visus
3/60
3/60 - 6/60,5/60
6/60,5/60 - 6/18,5/15
6/18,5/15 - 6/6 ,5/5
adalah
=
=
=
=
buta
buruk
sedang
baik
b. Pemeriksaan Pinhole
Tujuan: Mengetahui tajam penglihatan yang kurang disebabkan oleh karena kelainan
refraksi atau bukan
Bentuknya seperti lensa berwarna hitam, di tengahnya ada lubang 0,75 mm.
Visus membaik: kelainan refraksi
Visus tetap/ tdk membaik : kelainan di media refraksi
c. Pemeriksaan Buta Warna
d.
sentral
Pasien berkata ya saat mulai melihat obyek dan dibandingkan dengan pemeriksa
e.
Tes Konfrontasi
Pemeriksaan Pergerkan Bola Mata
Pasien duduk memandang obyek di depan
Menyinarkan sinar senter ke arah mata pasien
Mengamati pantulan sinar pada kornea, simetris atau tidak
Senter digerakkan ke 6 arah, pasien mengikuti tanpa menggerakkan kepala
Mengamati apakah gerakan kedua bola mata ada yang tertinggal
Mendekatkan ujung pensil dari depan ke arah hidung pasien untuk menilai konvergensi
f.
1.
2. Tonometer Schiotz
Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea
dengan beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya. Benda yang ditaruh pada bola
mata (kornea) akan menekan bola mata kedalam dan mendapatkan perlawanan tekanan
dari dalam melalui kornea. Keseimbangan tekanan tergantung beban tonometer.
Alat dan Bahan : Tonometer Schiotz dan anestesi local (pantokain 0.5%)
Teknik :
mata tertekan
Pasien diminta melihat lurus keatas dan telapak tonometer Schiotz diletakkan
Nilai : pembacaan skala dikonversikan pada table tonometer schoitz untuk mengetahui
tekanan bola mata dalam mmHg
Pada tekanan lebih dari 20mmHg dicurigai glaucoma, jika lebih dari 25 mmHg pasien
menderita glaucoma.
Kekurangan : tonometer schiotz tidak dapat dipercaya pada penderita myopia dan
penyakit tiroid dibanding dengan tonometer aplanasi karena terdapat pengaruh kekakuan
sclera pada penderita myopia dan tiroid.
3. Tonometer Non-Kontak
Prototipe tonometer non contact pertama kali diperkenalkan oleh Grolman tahun 1970.
Tonometer ini mengukur TIO tanpa menyentuh mata. Alat ini menggunakan udara untuk
mendatarkan kornea lalu mengukur waktu dan jumlah energi yang diperlukan untuk
mendeformasi kornea. Hasil dari alat ini sangat bervariasi dan TIO kadang terukur lebih tinggi
terutama bila TIO > 20 mmHg, namun alat ini relatif mudah dipakai sehingga dapat digunakan
untuk memeriksa pasien dalam jumlah banyak seperti pada skrining glaukoma. Alat ini
mempunyai kalibrasi internal.
Tonometer non contact memiliki beberapa kelebihan dibandingkan tonometer yang
memerlukan kontak dengan kornea yaitu dapat digunakan pada penderita dengan aberasi kornea,
alergi terhadap obat tetes topikal, infeksi mata dan baru saja menjalani operasi. Tonometer non
contact mengukur TIO dengan cepat sehingga dapat terjadi variasi tiap kali pengukuran. Jika
pengukuran dilakukan segera setelah mengedip dan saat puncak pulsasi okular atau siklus
respirasi maka hasil pengukuran akan tinggi. Oleh karena itu pengukuran dengan menggunakan
alat ini harus diulang 3 4 kali.
Seluruh tonometer non contact menginterpretasi pengukuran bardasarkan refleksi
dari image kornea, karenanya sulit mengukur TIO penderita dengan permukaan kornea yang
abnormal. Selain itu penderita yang tidak dapat memfiksasi mata dengan baik misalnya
nistagmus tidak dapat diukur dengan alat ini.
Teknik pengukuran dengan menggunakan tonometer non contact sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Kelopak mata harus konsisten dengan corak klien, dengan tanpa oedema atau lesi. Lipatan
Periksa konjungtiva palpebra hanya jika anda mencurigai adanya benda asing atau jika klien
mengeluh nyeri kelopak mata. Untuk memeriksa bagian dari konjungtiva ini, minta klien untuk
melihat ke bawah sementara anda menarik dengan perlahan bulu mata tengah ke depan dan ke
Untuk menginspeksi konjungtiva bulbar, buka kelopak mata dengan perlahang dengan ibu jari
atau jari telunjuk anda. Minta klien untuk melihat ke atas, ke bawah, ke kiri, dan ke kanan,
sementara anda memeriksa keseluruhan kelopak mata bagian bawah.
Inspeksi kornea, ruang anterior, dan iris
Untuk menginspeksi kornea dan ruang anterior, arahkan cahaya senter ke dalam mata klien dari
beberapa sudut sisi. Normalnya, kornea dan ruang anterior bersih dan transparan. Hitung
kedalaman ruang anterior dari samping dengan menggambarkan jarak antara kornea dengan iris.
Iris harus teriluminasi dengan cahay dari samping. Permukaan kornea normalnya tampak
bercahaya dan terang tanpa adanya jaringan parut atau ketidakteraturan. Pada klien lansia, arkus
senilis (cincin abu-abu putih di sekeliling tepi kornea) merupakan hal yang normal.
Uji sensitivitas korneal, yang menunjukkan keutuhan fungsi saraf kranial V (saraf trigemeinus)
dengan sedikit mengusapkan kapas di permukaan kornea. Kelopak di kedua mata harus menutup
ketika anda menyentuh kornea. Gunakan kapas yang berbeda untuk setiap mata untuk
o Periksa kesamaan ukuran, bentuk, reaksi terhadap cahaya, dan akomodasi pada pupil masingmasing mata. Untuk menguji reaksi pupil terhadap cahay, gelapkan ruangan dan dengan klien
menatap lurus ke arah titik yang sudah ditentukan, sorotkan senter dari samping mata kiri ke
tengah pupilnya. Kedua pupil harus berespons; pupil yang menerima cahaya langsung
berkonstriksi secara langsung, sementara pupil yang lain berkonstriksi secara bersamaan dan
secara penuh.
o Sekarang uji pupil mata kanan. Pupil harus bereaksi segera, seimbang, dan cepat (dalam 1
sampai 2 detik). Jika hasilnya tidak meyakinkan, tunggu 15 sampai 30 detik dan coba lagi. Pupil
harus bundar dan sama sebelum dan sesudah kelihatan cahaya.
o Untuk menguji akomodasi, minta klien menatap objek di seberang ruangan. Normalnya pupil
akan dilatasi. Kemudian minta klien untuk menatap jari telunjuk anda atau pada pensil yang
berjarak 60 cm. Pupil harus berkonstriksi dan mengumpul seimbang pada objek. Ingat bahwa
pada klien lansia, akomodasi dapat berkurang.
h. Pemeriksaan Sensibilitas Kornea
Tujuan : Untuk mengetahui apakah sensasi kornea normal, atau menurun
disentuhkan dengan hati-hati pada kornea, mulai pada mata yang tidak sakit.
Hasil
Pada tingkat sentuhan tertentu reflek mengedip akan terjadi.
Penilaian dengan membandingkan sensibilitas kedua mata pada pasien tersebut.
i. Flouresin Test
Mengetahui adanya defek pada epitel kornea
Flouresin strip diletakkan pada fornix atau flouresin 2% tetes mata
Bila terdapat warna hijau floursin test (+), terdapat defek pada epitel kornea, erosi
kornea ataupun infiltrat
j.
Uji Anel
Tujuan : Untuk mengetahui fungsi ekresi sistem lakrimal
Diberikan anestesia topikal dan dilakukan dilatasi pungtum lakrimal
Jarum dimasukan pada pungtum lakrimal dan kanalikuli lakrimal, dilakukan
Pemeriksaan Konjungtiva
Periksa konjungtiva bulbi, konjungtiva palbebra
Tanda radang :injeksi konjungtiva, sekret, perdarahan, cobble stone
Eversi Kelopak Mata :
Pemeriksaan untuk menilai konyungtiva tarsalis
Cara Pemeriksaan :
n. PEMERIKSAAN PUPIL
Reflek pupil langsung : jatuhkan sinar pada mata kanan, amati pupil mata kanan
Reflek pupil tidak langsung : jatuhkan sinar pada sinar mata kiri, amati refleks pupil mata
kanan
o. PEMERIKSAAN IRIS
Perhatikan bentuk, warna,apakah ada kelainan bentuk iris: sinekia anterior, sinekia
posterior
p.
Pemeriksaan Lensa
Pupil dilebarkan terlebih dahulu
Perhatikan letak lensa dan tingkat kekeruhannya
SHADOW test :untuk mengetahui kekeruhan pada lensa. Senter disinarkan pada sudut
45 dengan dataran iris, dengan lup dilihat bayangan iris pada lensa yang keruh
Makin tebal kekeruhan pada lensa makin kecil bayangan iris pada lensa
Shadow test (+) : katarak immatur
Shadow test (-) : katarak matur
Duduk atau berdiri di depan klien dengan kepala anda berada sekitar 45 cm di
depan dan sekitar 15 derajat ke arah kanan garis penglihatan mata kanan klien.
Pegang oftalmoskop dengan tangan kanan anda dengan apertura penglihat sedekat
mungkin dengan mata kanan anda. Letakkan ibu jari kiri anda di mata kanan klien
untuk mencegah memukul klien dengan oftalmoskop pada saat anda bergerak
mendekat. Jaga agar telunjuk kanan anda tetap berada di selektor lensa untuk
opasitas.
Kemudian, lihat retina, menggunakan lensa negatif yang kuat. Cari pembuluh
darah retina dan ikuti pembuluh darah tersebut ke arah hidung klien, rotasi
selektor lensa untuk menjaga agar pembuluh darah tetap dalam fokus. Karena
fokus tergantung pada anda dan status refraktif klien maka diopter lensa berbedabeda untuk sebagian besar klien. Periksa dengan cermat seluruh struktur retina,
termasuk pembuluh darah retina, diskus optikus, latar belakang retina, makula dan
fovea.
Periksa pembuluh darah dan struktur retina untuk warna, perbandingan ukuran
arteri dan vena, refleks cahaya arteriol, dan persilangan arteriovenosa. Mangkuk
2. Oftalmoskop Indirek
6.
BAB
3dapat
Oftalmoskopi
Indirek
Binokular
binokular
tehnik
oftalmoskopi
merupakan
memungkinkan
16.
sehingga
bayangan
fundus
Bayangan
terbentuk
akan
yang
ditangkap
oleh
lensa
aerial
membentuk
image
yang
akan
terlihat
oleh
terbalik
yang
nyata,
26.
BAB
3
Indirek
Binokular
indirek
binokular
merupakan
oftalmoskopi
tehnik
mendapatkan
pemeriksa
bayangan
dengan
retina
yang
luas.
Untuk
mengiluminasi
cahaya
akan
fundus,
pupil
ke
arah
fundus
36.
binokular head band, lensa ini akan membentuk bayangan dengan perbesaran dan
lapangan pandang yang seimbang yaitu perbesaran 3 kali dan lapangan pandang 46 o-60o.
Lensa 40D memiliki lapangan pandang yang paling luas yaitu 69 o-90o , dengan lapangan
pandang yang besar, lensa ini biasa dipakai saat pemeriksaan oftalmoskopi indirek pada
anak-anak.
a.2 Tehnik Pemeriksaan Head band Oftalmoskopi IndirekBinokular
Persiapan yang harus diperhatikan pada pemeriksaan dengan headband
oftalmoskopi indirek binokular adalah :14,15
a. Persiapan alat:
Alat yang dipersiapkan adalah alat head band indirek oftalmoskop binokular dan
lensa kondensasi. Alat oftalmoskop dipakaikan di kepala pemeriksa dan disesuaikan
senyaman mungkin sesuai dengan ukuran kepala. Bagian optik pada head band
disejajarkan dengan mata pemeriksa dengan sudut pandang senyaman mungkintanpa
bersandar pada hidung pemeriksa dan juga jarak pupil yang sesuai dengan ukuran
pemeriksa sampai binokularitas didapatkan.
Gambar 3.2. A. Bagian penyesuaian kepala. B. Bagian okular dan pengaturan jarak
pupil. Dikutip dari:
b. Persiapan pasien:
Untuk memberikan hasil yang maksimal dalam setiap pemeriksaan funduskopi, mata
penderita harus pada posisi dilatasi maksimal. Hal ini didapatkan dengan penetesan
obat midriatikum pada mata pasien yang akan diperiksa. Sebelum dilakukan
pemeriksaan, pasien diberikan informasi atas tindakan yang akan dilakukan yaitu
efek obat midriatikum dan cahaya dengan intesitas tinggi akan diarahkan pada mata
yang diperiksa namun tidak akan membahayakan pada mata tersebut. Posisi ideal
pasien pada pemeriksaan ini adalah telentang. Ini akan memungkinkan pemeriksa
bergerak mengelilingi pasien yang diperiksa.
kondensasi.
Setelah bayangan retina menuhi lensa kondensasi, seluruh bagian retina diperiksa
dengan pemeriksa bergerak mengelilingi pasien atau menyuruh pasien untuk
menggerakkan bola mata ke suatu titik fiksasi sesuai dengan bagian yang akan
diperiksa.
Untuk memeriksa retina perifer, pasien diminta untuk menggerakkan matanya secara
diobservasi lebih dari 40 detik untuk menghindari kerusakan akibat paparan cahaya
intensitas tinggi yang terlalu lama.
a.3 Slit-lamp Oftalmoskopi Indirek Binokular
Sumber cahaya pada tehnik ini berasal dari slit-lamp. Lensa kondensasi yang
digunakan adalah lensa dengan kekuatan yang tinggi seperti lensa 60D, 78D, dan
90D.Semakin besar kekuatan lensa maka jarak antara lensa dan mata pasien semakin
dekat. Bayangan yang dihasilkan pada tehnik ini akan memiliki perbesaran yang besar
dan stereoskopis. Tehnik ini tidak memungkinkan pemeriksa melakukan indentasi sklera.
a.4 Tehnik Pemeriksaan Slit-lamp Oftalmoskopi Indirek Binokuler
Persiapan yang harus diperhatikan pada pemeriksaan dengan slit-lamp
oftalmoskopi indirek binokuler adalah:2,17
a. Persiapan alat
Alat yang dipersiapkan pada tehnik ini adalah slit-lamp dan lensa kondensasi dengan
kekuatan lensa tinggi seperti 60D, 78D, 90D.Arm rest diperlukan sesuai dengan
kenyamanan pemeriksa.
b. Persiapan pasien
Pasien pada posisi duduk dengan keadaan mata yang akan diperiksa dilatasi, kepala
pasien diposisikan pada head rest, dan diatur sejajar dengan bagian optik slit-lamp.
Setelah persiapan selesai, tahapan pemeriksaan dengan menggunakan head band
oftalmoskop indirek binokular adalah:2,17
Pasien diminta untuk tidak melihat langsung ke cahaya, arahkan pasien untuk melihat
Gambar
3.8.
slit-lamp
oftalmoskopi
http://www.academy.org.uk/tutorials/volklens.htm
b.Perbandingan Oftalmoskop Direk dan Indirek
indirek
binokuler.
Dikutip
dari:
Oftalmoskopi Direk
15x
2 diameter diskus
Monokular
Tegak
Sulit
Tidak
Tidak
Oftalmoskopi Indirek
3x
9 diameter diskus
Binokular
Terbalik
Mudah
Ya
Ya