Anda di halaman 1dari 3

DETASERING KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI

AKSI “PENTING” (PENCEGAHAN STUNTING) UNTUK TOWAK


KECAMATAN AESESA
KABUPATEN NAGEKEO

A. PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 dan meningkatnya Kasus Stunting merupakan ancaman utama bagi bangsa ini
dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas saat ini, khususnya
masyarakat Nagekeo mendapat tantangan baru. Kegagalan kita mengawal Program
BanggaKencana di masa pandemi Covid-19 akan menjadi pandemi baru dengan kelahiran tidak
terkendali atau terjadinya Baby Boom (Ledakan Penduduk) dan bisa menambah beban Pemerintah
dan tingkat kemiskinan serta jarak kelahiran yang kurang dari dua tahun memberikan kontribusi
besar adanya stunting. Kecemasan ini pula berdampak pada menurunnya angka peserta KB aktif,
tingginya putus pakai alat kontrasepsi.
Semua stakeholder di setiap tingkatan baik dari BKKBN Pusat, Perwakilan BKKBN Provinsi,
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagekeo, Penyuluh
KB/Penyuluh Lapangan KB Kabupaten Nagekeo, Pemerintah Kelurahan Towak, TP. PKK
Kelurahan Towak, dan Kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) Kelurahan Towak membuat
gerakan dalam upaya Pencegahan Stunting (Penting) dan Baby Boom (Ledakan Penduduk) dan
angka putus pakai alat atau obat kontrasepsi, gerakan yang sifatnya delivered langsung kepada
masyarakat seperti Kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kreatif yang disajikan
malam ini Pkl. 20:30 WIB (Kamis, 11 Agustus 2022) di Peskesmas Pembantu (PUSTU) Towak,
Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Keberhasilan Program Bangga Kencana dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek pengendalian
kuantitas penduduk, aspek peningkatan kualitas penduduk dan aspek peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga di suatu daerah. Aspek pengendalian penduduk dapat dicapai bila
tersedianya akses bagi Pelayanan KB (Layanan Pemasangan Alat dan Obat Kontrasepsi) untuk
Calon Akseptor atau Pasangan Usia Subur (PUS) dan Peningkatan Peserta Aktif serta Pembinaan
Akseptor Aktif (agar terhindar dari Drop Out).
Dalam upaya Pemenuhan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat/Keluarga/Pasangan Usia Subur
(PUS) melalui Promosi Program Bangga Kencana dan untuk melakukan percepatan penurunan
prevalensi stunting, maka diperlukan strategi dan metode baru yang lebih kolaboratif dan
berkesinambungan mulai dari hulu hingga hilir, melalui Pendekatan penggerakan dan pelayanan
BanggaKencana dengan sasaran: Pasangan Usia Subur(PUS), ibu hamil dan menyusui sampai
dengan pasca salin (Nifas), serta pendampingan kepada Keluarga Berisiko Stunting.
Pandemi COVID-19 di Indonesia memberikan dampak besar terhadap berbagai sektor baik
perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat lainnya termasuk kepada
permasalahan Kesehatan. Dampak dari COVID-19 juga secara tidak langsung akan memberikan
tekanan terhadap tujuan impian Generasi emas Indonesia 2045 dimana pada usianya yang ke-100
tahun Indonesia diharapakan dapat memanfaatkan peluang bonus demografi yaitu dengan
tersedianya sumber daya manusia cukup dan berkualitas, yakni sumber daya manusia yang sehat,
cerdas, kreatif dan berdaya saing.
Berbagai upaya rehabilitasi dan pemulihan dampak Covid-19 dari sektor kesehatan, ekonomi dan
sosial kemasyarakatan telah dilakukan pemerintah baik melalui Lembaga pemerintah maupun
swasta sebagai upaya untuk tetap meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Tantangan
pembangunan manusia Indonesia saat ini adalah pemulihan ekonomi masyarakat yang harus
meningkat pasca pandemi covid-19 serta dari sisi kesehatan masyarakat yaitu isu stunting yang
juga masih menjadi masalah utama disetiap daerah di Indonesia khususnya di Provinsi Nusa
Tenggara Timur berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun2021 merupakan provinsi
dengan jumlah angka stunting terbanyak di Indonesia. Stunting sendiri adalah kondisi gagal
tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Langkah-langkah untuk memerangi stunting berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 adalah melalui
intervensi sensitif (bersifat pencegahan dan dapat dilakukan oleh sektor non kesehatan) dan
intervensi spesifik (bersifat kuratif dan rehabilitasi yang dilakukan oleh sector kesehatan).
Indikator intervensi sensitif di antaranya adalah melalui peningkatan persentase pelayanan
Keluarga Berencana (KB), Penurunan jumlah Kehamilan yang tidak diinginkan,
meningkatnya cakupan calon PUS yang memperoleh pemeriksaan kesehatan pra-nikah,
meningkatnya persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air yang minum layak,
meningkatnya rumah tangga memiliki akses sanitasi yang layak, Meningkatnya cakupan penerima
bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Meningkatnya cakupan
pendampingan keluarga beresiko stunting, jumlah KK miskin memperoleh bantuan tunai
bersyarat dan bantuan social pangan, serta meningkatnya keluarga terpapar informasi 1000
HPK dan stunting. Oleh karena itu strategi yang harus dilakukan dalam upaya menjawab
tantangan tingginya angka stunting adalah melalui intervensi sensitif yang dilakukan dengan
kolaborasi lintas sektoral beserta dengan segenap lapisan masyarakat sesuai dengan pedoman
indikator-indikator sasaran dalam Perpres 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Kelurahan Towak yang terletak di Kecamatan Aesesa, juga menjadi penyumbang Kasus Stunting
di Kabupaten Nagekeo (berdasarkan SK Bupati Nagekeo, Nomor: 196/KEP/HK/2022, tanggal 30
Maret 2022) serta memenuhi kriteria indikator sasaran intervensi sensitif sehingga perlu untuk
dilakukan pendekatan komitmen dan aksi bersama untuk menjawab kondisi/keadaan tersebut.
Salah satu penyebab yang menjadi pemicu tingginya angka stunting selain asupan gizi dan pola
asuh yang belum optimal, juga penyediaan akses dan ketersediaan air bersih yang belum
memadai.

B. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Tersedianya Peran Aktif Satgas TPPS Kelurahan Towak dalam upaya Percepatan Penurunan
Stuting di wilayah Kelurahan Towak
2. Tersedianya Intervensi Dana Kelurahan dan Alokasi Anggarannya untuk Pencegahan Stunting
3. Semua Keluarga yang anaknya Terpapar Stunting menggunakan Alat dan Obat Kontrasepsi
Modern
4. Peningkatan Kemitraan Lintas Sektor di Lini Lapangan

C. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Towak, 11 Juni 2022
Koordinator Ikatan Penyuluh KB Nagekeo

Anda mungkin juga menyukai