Anda di halaman 1dari 11

TOSS STUNTING

TOSS Stunting adalah program inovasi upaya percepatan


penurunan stunting di Kabupaten Garut yang di gagas oleh Bupati
Garut H. Rudi Gunawan, Sh, MH

TOSS adalah kepanjangan dari :

• Temukan
T
• Obati
O
• Sayangi
S
• Balita Stunting
S
Latar belakang di gagasnya program TOSS Stunting adalah karena tingginya prevalensi stunting di Kabupaten
Garut, berdasarkan hasil survei SSGI Kemebkes tahun 2021 adalah 35,2%, tapi tidak sebanding dengan hasil bulan
penimbangan balita oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang hanya di angka 7,1% pada awal tahun 2022.
Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk betul-betul menemukan balita stunting dengan akurat yaitu dengan
Porgram TOSS Stunting yaitu TEMUKAN balita stunting.

SSGI 2021 EPPGBM 2022


   
35,2% 7,1%

Pada bulan Juni tahun 2022 dilaksanakan Gerakan Besar Pencarian Balita Stunting di Kabupaten Garut, berdasarkan
Surat Edaran Bupati Garut No yang dilaksanakan di 42 kecamatan, 442 desa/kelurahan, 67 puskesmas dan 4.290
posyandu dan melibatkan seluruh SKPD untuk melaksanakan pemantauan, tim lintas sektor tingkat kecamatan,
desa/kleurahan, puskesmas dan lebih dari 21.450 kader.
Pelaksanaan penimbangan dan pengukuran di posyandu, harus dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu kader dan
menggunakan alat ukur yang standar, antropometri set. Hasil pengukuran langsung dientrikan dalam aplikasi EPPGBM dan
dilakukan evaluasi tiap hari, Dan hasilnya sebagai berikut :
Bahwa jumlah balita stunting di Kabupaten Garut adalah
31,923 atau 15,6%, masih tinggi, akan tetapi tidak
setinggi hasil survey SSGI Kemankes. Data disajikan by
name by addres, kemudian dilakukan exspose data pada
semua SKPD, kecamatan, desa/kelurahan, sehingga
Kabupaten Garut mempunyai satu data blita stunting,
sebagai bahan intervensi bersama Gerakan Besar Obati
Balita Stunting.
OBATI balita 3.
stunting adalah 1.Pemb
2. Pemantau
gerakan besar
erian
selanjutnya
Pengoba n
dalam upaya
Makana Pertumbuh
percepatan tan
penurunan n an dan
stunting, Penyakit Perkemba
dengan Tambah
melaksanakan Penyert ngan
intervensi an balita
sebagai berikut a; dan
: (PMT); stunting.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

1. Makanan Tambahan diberikan pada balita stunting usia 6- 23


bulan, dengan status gizi buruk, kurang dan baik sejumlah
7.044 balita selama 90 hari dan tersebar di 442
desa/kelurahan. Manfaat telur dikonsumsi sebutir/hari bagi
balita stunting, sebagai sumber protein hewani, sangat
bermakna sebagai makanan tambahan untuk intervensi
stunting, ditambah dengan minum susu sekali sehari
diharapkan lebih cepat meningkatkan daya ungkit intervensi
stunting Distribusi makanan tambahan dilaksanakan bersama
oleh TPPS kecamatan, TPPS desa dan Tim Pendamping
Keluarga (TPK) dilaksanakan dengan mengunjungi rumah balita
stunting, untuk mengetahui lebih dekat kondisi keluarga balita
stunting dan mencari penyebab dasar terjadinya stunting pada
balita. Data-data ini nantinya akan ditampilkan di puskesmas
dan dientrikan dalm aplikasi Si_Bangga.Link. Dalam 3-6 bulan
kedepan, diharapkan ada penurunan presentase stunting
hingga dibawah 14%, sesuai sesuai target pemerintah yaitu 14%
pada tahun 2004.
Bupati Garut, H. Rudi Gunawan, SH, MH, MP berkomitmen
dengan menggelontorkan anggaran sebesar 6 miliar untuk
makanan tambahan bagi balita stunting, juga telah
memberikan insentif pada kader dan tim entri EPPGBM pada
kegiatan bulan pencarian balita stutnting kurang lebih 1,35
miliar. Dan juga telah merencanakan penganggaran di tahun
2023 untuk makanan tambahan sebesar 6 miliar dan vitamin
atau obat bagi ibu hamil beresiko sebesar 2,5 miliar untuk
mencegah timbulnya bayi berat lahir rendah dan bayi lahir
dengan stunting.
Pengobatan Penyakit Penyerta

2. Pengobatan penyakit penyerta pada


balita stunting, juga menjadi
prioritas Program TOSS Stunting,
mencakup pencegahan penyakit dan
pengobatan bagi balita dan
keluarga yang karena penyakitnya
dapat meyebabkan kurang gizi dan
stunting, seperti TB anak,
meningitis, campak, diare, kelainan
bawaaan dll, dan imunisasi dasar
lengkap adalah upaya pencegahan
yang efektif agar balita terhindar
dari penyekit yang dapat dicegah
dengan imunisasi
Pemantaun Pertumbuhan dan Perkembangan balita stunting

3.Pemantauan tumbuh kembang balita


stutnitng juga merupakan program OBATI
balita stunting, dengan terus mengawasi
grafik pertumbuhan dan perkembangan
balita tiap bulannya, Dengan melihat
grafik pertumbuhan dan perkembangan di
buku KIA, maka intervensi stunting bisa
dilakukan lebih dini, sebelum terjadinya
stunting pada balita. Grafik pertumbuhan
TB/U harus selalu ada di warna hijau tua,
dan jika ada grafik yang mendatar atau
turun, harus segera dilakukan intervensi
PMT, sehingga anak tidak terlalu jauh
dalam stunting.
SAYANGI balita stunting adalah keikutsertaan seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama membantu keluarga balita
stunting. Jika diilustrasikan bahwa jumlah balita stunting adalah 31.923 yang tersebar di 4.290 posyandu, dimana kebeadaan
posyandu adalah ada tiap RW, maka hanya ada 7 balita stunting, dengan kebersamaan dan tolong menolong, masalah kurang
asupan gizi bisa diselesaikan bersama-sama.
Dalam program sayangi, juga akan melibatkan kepedulian seluruh ASN dengan program ASN berbagi dan menjadi BAPAK
ASUH ANAK STUNTING (BAAS). Program BAAS yang merupakan implementasi program SAYANGI balita stunting, akan
diikuti oleh ASN, perbankan, pengusaha pariwisata, perhotelan, kuliner, supermarket, minimarket, sekolah, BAZNAS, perguruan
tinggi, organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan laniinya.
 
Program sayangi akan diarahan pada sasaran stunting baru, ibu hamil kurang energi kalori dan balita stunting usia 2 tahun keatas.
Masyarakt akan sangat antusias dengan program sayangi balita stunting yang bertajuk BAAS, Bapak Asuh Balita Stunting, karena
program ini menumbuhkan kesadaran bersama untuk berbagi pada sesama, terutama pada keluarga miskin dengan balita stunting.
 
Seluruh unsur Forkopimda Kabupaten Garut menjadi Bapak Asuh Anak Stunting, diikuti oleh seluruh pejabat dilingkungan
pemerintah Kabupaten Garut, pimpinan BUMN, BUMD, tokoh masyarakat dan seluruh unsur yang bersedia menjadi Bapak Asuh
Anak Stunting. BAZNAS ditunjuk sebagai pengumpul dana sedekah dan akan disalurkan oleh Tim Percepatan Penurunan
Stunting Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
 
Dan segala upaya yang dilakukan adalah sebuah implementasi QS AN Nisa :9 yang artinya :
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang
mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”

Anda mungkin juga menyukai