Anda di halaman 1dari 13

PENYULUHAN STUNTING MELALUI KELAS IBU HAMIL DALAM UPAYA

MEWUJUDKAN POLA HIDUP SEHAT PADA MASYARAKAT DESA BOJA,


KEC. TERSONO, KAB. BATANG

2 3 4
1 Bayu Ariyadi, Karlina Febriyanti, Nisa Nugraheni, Cepi Kurniawan
Universitas Negeri Semarang
bayuariyadi91@gmail.com, karlinafebriyanti19@gmail.com,
nisangr.pnf@students.unnes.ac.id, kurniawan.cepi@mail.unnes.ac.id

Abstract

The level of awareness of the Boja village community was very important to improve healthy
lifestyles. Stunting is a program of coaching and counseling developed by the government to
optimize stunting prevention by making the stunting extension program as national priority
program. From this problem, the government cooperates with the village midwifes to
optimize pregnant women health through the pregnant women class. The purpose of this
activity was to increase public awareness of a healthy life started from the most prior thing
which are pregnant women. This activity was carried out on October 16, 2019 at the house of
the Boja Village Midwife involving 8 pregnant women. The method used were interactive
counseling and demonstration method by doing pregnancy exercises for pregnant women and
counseling / consultation during pregnancy on maternal and obstetric / infant health. The
results of the implementation of this activity were increased knowledge of pregnant women
and the community and awareness of the lifestyle of the Boja villagers.

Keywords: Stunting, pregnant women class, Boja village community.

Abstrak

Tingkat kesadaran masyarakat desa Boja sangatlah penting untuk meningkatkan pola hidup
sehat. Kegiatan stunting merupakan pola pembinanaan dan penyuluhan yang dikembangkan
pemerintah untuk mengoptimalkan pencegahan stunting dengan cara menjadikan program
penyuluhan stunting sebagai program prioritas nasional. Dari permasalah tersebut, pemerintah
melalui Bidan desa bersama – sama melakukan optimalisasi terhadap ibu hamil melalui kelas
ibu hamil. Tujuan kegiatan ini adalah meminimalisir serta meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap hidup sehat yang di mulia dari hal yang paling utama yaitu ibu hamil.
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 16
Oktober 2019 bertempat di rumah Bidan Desa Boja dengan melibatkan 8 orang ibu
hamil. Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan interaktif dan demonstrasi
dengan melakukan senam ibu hamil serta pendampingan/konsultasi masa kehamilan
pada kesehatan ibu dan kandungan/bayi. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
meningkatnya pengetahuan terhadapa ibu hamil dan masyarakat dan kesadaran pola
hidup sehta masyarakat desa Boja.

Kata kunci : Stunting, Kelas ibu hamil, Masyarakat desa Boja.


A. PENDAHULUAN prevalensi stunting dalam lingkup
Stuntingmerupakanmasalah nasional sebesar 37,2 persen, terdiri
kesehatan yang banyak ditemukan di dari prevalensi pendek sebesar 18,0
negara berkembang, termasuk persen dan sangat pendek sebesar 19,2
Indonesia. Menurut United Nations persen. Hal ini menunjukkan terjadi
Children’s Fund (UNICEF), pada peningkatan prevalensi stunting
tahun 2016 terdapat 22,9 persen, atau dibandingkan tahun 2010 (35,6
hampir satu dari empat anak berusia di persen) dan tahun 2007 (36,8 persen).
bawah lima tahun (balita)
mengalami stunting. Lebih dari Masalah kurang gizi dan stunting
setengah balita yang mengalami merupakan dua masalah gizi yang
stunting tersebut tinggal di Benua belum dapat diselesaikan. Terdapat
Asia dan lebih beberapa program pemerintah dalam
dari sepertiga tinggal di Benua Afrika. menyelesaikan masalah kurang gizi
Menurut Tim Nasional Percepatan dan stunting. Perbaikan gizi dan
Penanggulangan Kemiskinan(TNP2K) penurunan angka prevalensi stunting
2017, prevalensi stunting di Indonesia pada anak bawah dua tahun (baduta)
menempati peringkat kelima terbesar dari 32,9 persen pada tahun 2013
di dunia. Keadaan pendek (stunting) menjadi 28,0 persen pada tahun 2019
menurut Keputusan Menteri menjadi salah satu prioritas
Kesehatan Republik Indonesia Nomor pembangunan nasional seperti yang
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang tercantum pada Rencana
standar antropometri penilaian status Pembangunan Jangka Menengah
gizi anak adalah suatu keadaan Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.
dimana hasil pengukuran Panjang Penurunan prevalensi kejadian balita
Badan menurut Umur (PB/U) atau pendek (stunting) juga merupakan
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) salah satu prioritas pembangunan
berada di antara -3 Standar Deviasi kesehatan pada periode 2015-2019.
(SD) sampai -2 SD. Sangat pendek Stunting pada anak merupakan
(severe stunting) adalah keadaan dampak dari defisiensi nutrien selama
dimana hasil pengukuran PB/U atau seribu hari pertama kehidupan. Hal ini
TB/U di bawah -3 SD. menimbulkan gangguan
Data Riset Kesehatan Dasar perkembangan fisik anak yang
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan irreversible, sehingga menyebabkan
penurunan kemampuan kognitif dan karena itu, kasus stunting pada anak
motorik serta penurunan performa dapat dijadikan prediktor rendahnya
kerja. Anak stunting memiliki rerata kualitas sumber daya manusia suatu
skor Intelligence Quotient (IQ) negara. Keadaan stunting yang
sebelas poin lebih rendah menyebabkan buruknya kemampuan
dibandingkan rerata skor IQ pada kognitif, rendahnya produktivitas,
anak normal. Gangguan tumbuh serta meningkatnya risiko penyakit
kembang pada anak akibat mengakibatkan kerugian jangka
kekurangan gizi bila tidak panjang bagi ekonomi Indonesia.
mendapatkan intervensi sejak dini Prevalensi stunting di Kabupaten
akan berlanjut hingga dewasa. Batang menunjukkan angkan 25%
Stunting pada balita perlu pada Bulan Agustus 2018. Merujuk
mendapatkan perhatian khusus karena dari data tersebut, Kabupaten Batang
dapat menyebabkan terhambatnya masih memiliki angka stunting yang
pertumbuhan fisik, perkembangan cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi
mental, dan status kesehatan pada perhatian bagi pemerintah.
anak. Studi-studi terkini menunjukkan Dalam rangka mewujudkan
anak yang mengalami stunting program nasional pemerintah,
berkaitan dengan prestasi di sekolah Pemerintahan Kabupaten Batang terus
yang buruk, tingkat pendidikan yang berupaya untuk menurunkan Stunting,
rendah, dan pendapatan yang rendah salah satunya dengan bekerja sama
saat dewasa. Anak yang mengalami bersama PMI dan kader PKK untuk
stunting memiliki kemungkinan lebih mensosialisasikan stunting
besar tumbuh menjadi individu kepada masyarakat khususnya
dewasa yang tidak sehat dan miskin. masyarakat yang berada di desa-desa.
Stunting pada anak juga berhubungan Desa Boja, yang berada di Kecamatan
dengan peningkatan kerentanan anak Tersono, melakukan penyuluhan
terhadap penyakit, baik penyakit stunting yang dilakukan oleh bidan
menular maupun Penyakit Tidak desa dibantu oleh kader-kader PKK,
Menular (PTM) serta peningkatan pada saat pertemuan-pertemuan
risiko overweight dan obesitas. dengan warga, bidan desa
Keadaan overweight dan obesitas memberikan penyuluhan tentang
jangka panjang dapat meningkatkan kesehatan salah satunya materi
risiko penyakit degeneratif. Oleh tentang stunting. Sosialisasi stunting
juga tidak hanya kepada para ibu, dilaksanakan di Rumah Bidan Desa
tetapi juga kepada para ayah. Karena Boja, Hari Rabu 16 Oktober 2019.
untuk menjaga kesehatan bayi bukan Latar Belakang Peserta
hanya seorang ibu yang berperan Sasaran dari kegiatan ini adalah
melainkan kedua orang tua harus Ibu Hamil Desa Boja. Terdapat 8
selalu bekerjasama menjaga kesehatan peserta dalam kegiatan ini.
bayi. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Selain dengan melakukan Peningkatan pengetahuan dan
sosialisasi tentang stunting, psikomotorik daya tahan tubuh
Pemerintah Desa Boja yang dibantu terhadap kesehatan ibu hamil
bidan desa juga membuka kelas ibu dilakukan dengan menggunakan
hamil yang dilakukan satu bulan metode penyuluhan interaktif dan
sekali. Kegiatan ini meliputi demonstrasi senam ibu hamil serta
pengecekan berkala kesehatan calon pendampingan/konsultasi masa
bayi dan ibu hamil, selain itu juga kehamilan serta kesehatan ibu dan
terdapat materi tambahan yang kandungan/bayi. Adapun tahapan
diberikan bidan desa kepada para ibu yang dilalui dalam melaksanakan
hamil untuk menambah kegiatan ini adalah sebagai berikut.
pengetahuannya tentang kesehatan. a.Pra Kegiatan
Pada kelas ibu hamil juga dilakukan
Terdapat tiga kegiatan yang
kegiatan senam ibu hamil untuk ibu
dilakukan pada tahap ini, yaitu 1)
hamil yang memasuki trimester II dan
Pemeriksaan berkala bidan dengan
trimester III, kegiatan senam ini
ibu hamil, 2) Konsultasi
sangat dianjurkan untuk memudahkan
mahasiswa KKN dengan Ibu
ibu hamil ketika melahirkan.
Bidan materi stunting, 3)
Konsultasi dan latihan senam Ibu
B. METODE PELAKSANAAN
hamil trimester III.
Adapun metode pelaksanaan
b. Pelaksanaan Kegiatan
program kerja sebagai berikut.
Pelaksanaan kegiatan dibagi
Tempat dan Waktu
dalam 2 sesi, yaitu 1) Penyuluhan
Kegiatan pengabdian mahasiswa
Stunting, dan 2) Demonstrari
berupa penyuluhan stunting serta
senam ibu hamil trimester III.
kegiatan senam ibu hamil yang
Adapun kegiatan yang dilakukan
diluar kegiatan ini adalah
serangkaian kegiatan yang C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan oleh Ibu Bidan, yaitu Pengertian
pemeriksaan kesehatan ibu dan Stunting adalah kondisi gagal
kandungan/bayi yang dilakukan tumbuh pada anak balita (bayi di
dalam posyandu di 2 Padukuhan, bawah lima tahun) akibat dari
Padukuhan Boja dan Padukuhan kekurangan gizi kronis sehingga anak
Mranggen yang bertujuan untuk terlalu pendek bentuk tubuhnya untuk
mengetahui perkembangan ibu seusianya. Kekurangan gizi terjadi
dan kandungan/bayi. sejak bayi dalam kandungan dan
c. Evaluasi Pengetahuan dan pada masa awal setelah bayi lahir.
motivasi sasaran Akan tetapi, kondisi stunting baru
Evaluasi dilakukan dengan nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
sesi tanya jawab dan questioner Balita pendek (stunted) dan sangat
yang di siapkan oleh tim KKN pendek (severely stunted) adalah
untuk memperkuat penyuluhan, balita dengan panjang badan (PB/U)
serta pengarahan senam untuk ibu atau tinggi badan (TB/U) menurut
hamil khususnya yang sudah umurnya dibandingkan dengan
memasuki masa persalinan untuk standar baku WHO-MGRS
melatih dan menguasai teknik (Multicentre Growth Reference
pernapasan saat persalian, dengan Study) 2006. Sedangkan definisi
demikian proses relaksasi dapat stunting menurut Kementerian
berlangsung lebih cepat dan Kesehatan (Kemenkes) adalah anak
kebutuhan oksigen tubuh balita dengan nilai z-scorenya kurang
terpenuhi dan yang tidak kalah dari -2SD/standar deviasi (stunted)
pentingnya dapat memperkuat dan kurang dari – 3SD (severely
dan mempertahankan elastitas stunted) 1.
otot – otot perut, ligamentum, otot Di Indonesia, sekitar 37%
– otot dasar panggul, dan otot- (hampir 9 Juta) anak balita
otot paha bagian dalam. mengalami stunting (Riset Kesehatan
Dengan demikian proses Dasar/Riskesdas 2013) dan di seluruh
kontraksi dan relaksasi yang dunia, Indonesia adalah negara
berhubungan dengan persalinan dengan prevalensi stunting kelima
dapat dikuasai. terbesar.
Penyebab Stunting
Penyebab Terjadinya
Stunting Stunting disebabkan oleh faktor
di Negara Sedang multi dimensi dan tidak hanya
Berkembang dan disebabkan oleh faktor gizi buruk
Negara Asia Selatan dan yang dialami oleh ibu hamil maupun
Tenggara
anak balita. Intervensi yang paling
50
menentukan untuk diharapkan dapat
40 mengurangi pervalensi stunting perlu
dilakukan dengan pengoptimalan
30
1000 Hari Pertama Kehidupan
20 (HPK) pada anak balita.
Berikut merupakan faktor-faktor
10
yang menjadi penyebab stunting
0 adalah sebagai berikut:
1. Pola pengasuhan
Praktek pola pengasuhan yang
baik dapat berkontribusi untuk
mencegah terjadinya stunting pada
Negara Berkembang
balita. Kurangnya pengetahuan ibu
Asia selatan & tenggara
mengenai kesehatan dan gizi sebelum
Balita/Baduta (Bayi dibawah dan masa kehamilan, serta setelah ibu
usia Dua tahun) yang mengalami melahirkan harus selalu diperhatikan.
stunting akan memiliki tingkat Pemberian Air Susu Ibu harus
kecerdasan tidak maksimal, diberikan secara eksklusif pada usia
menjadikan anak menjadi lebih 0-24 bulan. Selain itu, Pemberian
rentan terhadap penyakit dan di masa Makanan Tambahan Pendamping Air
depan dapat beresiko pada Susu Ibu (MP-ASI) perlu
menurunnya tingkat produktivitas. diperkenalkan pada ibu hamil.
Pada akhirnya secara luas Pemberian MP-ASI diberikan/mulai
stunting akan dapat menghambat diperkenalkan ketika balita berusia
pertumbuhan ekonomi, diatas 6 bulan. Selain berfungsi untuk
meningkatkan kemiskinan dan mengenalkan jenis makanan baru
memperlebar ketimpangan. pada balita atau bayi, MP-ASI juga
dapat mencukupi kebutuhan
nutrisi tubuh bayi yang mungkin beberapa informasi mengenai
dalam pemberian ASI belum pembelajaran dini mengenai prenatal
memenuhi atau mencukupi. yang berkualitas.
Banyak terjadi kasus pemberian Pada layanan kesehatan dapat
MP-ASI yang tidak tepat dengan diberikan informasi mengenai jadwal
usia. Pemberian MP-ASI dibawah 6 imunisasi pada anak termasuk pada
bulan sangat tidak dianjurkan, karena layanan kesehatan berupa posyandu.
ketika bayi diberikan makanan 3. Kurangnya air bersih dan
pendamping ASI ketika organnya sanitasi lingkungan.
belum siap menerima makanan dapat Air bersih merupakan salah satu
mengakibatkan berbagai penyakit kebutuhan mendasar manusia untuk
seperti diare, konstipasi, dan memenuhi standar kehidupan secara
meningkatnya kandungan gas dalam sehat. Masyarakat yang tercukupi
tubuh. kebutuhan air bersih akan terhindar
Anak stunting penyebab dari penyakit yang menyebar lewat
utamanya asupan gizi. Tak satupun air dan memiliki hidup yang
penelitian yang mengatakan berkualitas.
keturunan memegang faktor yang Selain gizi buruk, kondisi air
lebih penting daripada gizi dalam hal dan sanitasi yang buruk turut
pertumbuhan fisik anak. Masyarakat, menyebabkan tingginya angka
umumnya menganggap pertumbuhan stunting terhadap anak di Indonesia.
fisik sepenuhnya dipengaruhi faktor Menurut Ignasius, dalam riset
keturunan. Pemahaman keliru itu Kementerian Kesehatan (Kemkes),
kerap menghambat sosialisasi stunting bisa disebabkan gizi buruk
pencegahan stunting yang semestinya (40 persen) dan tidak adanya air
dilakukan dengan upaya mencukupi bersih dan sanitasi buruk (60 persen).
kebutuhan gizi sejak anak dalam
kandungan hingga usia dua tahun. 1000 Hari Pertama Kehidupan
2. Ketersediaan layanan (HPK) Kunci Penanggulangan
kesehatan Stunting
Ketersediaan layanan kesehatan Penanggulangan stunting
sangat diperlukan umtuk menunjang dilakukan melalui upaya pencegahan
kesehatan ibu dan anak. Dalam dan penanganan. Pencegahan
layanan kesehatan diberikan dilakukan dengan memastikan
kesehatan yang baik dan cukup pada Stunting Tanggung Jawab Kita
masa 1000 Hari Pertama Kehidupan Bersama
pada bayi. Sedangkan upaya
penanganan dilakukan dengan upaya Saat ini, jumlah anak balita di
dengan simulasi pengasuhan dan Indonesia sekitar 22,4 juta. Setiap
pendidikan berkelanjutan. tahun, setidaknya ada 5,2 juta

Bayi membutuhkan gizi yang perempuan di Indonesia yang hamil.

cukup agar dapat tumbuh dan Dari mereka, rata – rata bayi yang
berkembang secara optimal, bukan lahir setiap tahun berjumlah 4,9 juta
hanya ketika bayi dilahirkan tetapi anak. Tiga dari 10 balita di Indonesia

ketika bayi masih didalam mengalami stunting atau memiliki

kandungan segala kebutuhan gizi tinggi badan lebih rendah dari

harus terpenuhi. Ketika bayi telah standar usianya. Tak hanya bertubuh

dilahirkan, ia memerlukan Air Susu pendek, efek domino pada balita

Ibu (ASI) eksklusif selama 24 bulan. yang mengalami stunting lebih

Selain itu, pemberian Makanan kompleks. Selain persoalan fisik dan

Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) perkembangan kognitif, balita


sangatlah dibutuhkan. Pemberian stunting juga berpotensi menghadapi
MP-ASI diberikan setelah bayi persoalan lain di luar itu. Stunting
berusia 6 bulan, sangat tidak bukan berarti gizi buruk yang
dianjurkan untuk memberikan MP- ditandai dengan kondisi tubuh anak
ASI sebelum usia 6 bulan karena yang begitu kurus. Yang sering kali
ketika bayi diberikan makanan terjadi, anak yang mengalami
pendamping ASI ketika organnya stunting tidak terlalu kentara secara
belum siap menerima makanan dapat fisik. Anak atau balita stunting
mengakibatkan berbagai penyakit umumnya terlihat normal dan sehat.
seperti diare, konstipasi, dan Namun jika ditelisik lebih jauh ada
meningkatnya kandungan gas dalam aspek-aspek lain yang justru jadi
tubuh. Tetapi bisa jadi ketika bayi persoalan. Tidak hanya kognitif atau
berusia 4 bulan sudah menunjukkan fisik, anak yang mengalami stunting
tanda siap makan pada bayi yang cenderung memiliki sistem

berdasar pada anjuran atau metabolisme tubuh yang tidak


rekomendasi dari dokter. optimal. Misalnya kalau anak lain
bisa tumbuh ke atas, dia justru
tumbuh ke samping. Ini kemudian
yang berisiko terhadap penyakit tidak individu dan kelompok), imunisasi
menular di Indonesia seperti diabetes dasar, pantau tumbuh kembang
atau obesitas. Tak hanya itu, suatu secara rutin setiap bulan, dan
saat, balita yang mengalami stunting penanganan bayi sakit secara tepat.
akan tumbuh menjadi manusia memastikan edukasi kepada ibu
dewasa dan bekerja. Sayangnya, untuk terus memberikan ASI
faktor stunting yang dialami sejak Eksklusif kepada anak balitanya.
kecil kerap kali menyulitkan mereka Kegiatan terkait termasuk
untuk mendapatkan pekerjaan karena memberikan pertolongan persalinan
keterbatasan kemampuan yang oleh tenaga kesehatan, Inisiasi
dimiliki. Menyusui Dini (IMD), promosi ASI
Pemerintah terus berupaya untuk eksklusif (konseling individu dan
mengoptimalkan pencegahan kelompok), imunisasi dasar, pantau
stunting dengan cara menjadikan tumbuh kembang secara rutin setiap
program penyuluhan stunting sebagai bulan, dan penanganan bayi sakit
program prioritas nasional. Program secara tepat.
prioritas nasional untuk 2) Kelas Ibu Hamil
penanggulangan stunting diupayakan Pada kelas ibu hamil terdapat
melalui berbagai cara, sebagai edukasi bagi ibu hamil. Kegiatan ini
berikut: berisi mengenai informasi,
1) Inisiasi Menyusui Dini penyuluhan, senam ibu hamil, dll.
(IMD) Kegiatan yang paling penting adalah
Menyusui Dini melalui penyuluhan dan senam ibu hamil.
pemberian ASI jolong/colostrum dan Senam ibu hamil bertujuan untuk
Menyusui Dini melalui pemberian mempersiapkan fisik dan mental
ASI jolong/colostrum dan pada saat persalinan. Kegiatan senam
memastikan edukasi kepada ibu ini dilakukan melalui gerakan-
untuk terus memberikan ASI gerakan fisik guna meningkatkan
Eksklusif kepada anak balitanya. kesehatan pada ibu hamil.
Kegiatan terkait termasuk 3) PAMSIMAS
memberikan pertolongan persalinan Kementerian Pekerjaan Umum
oleh tenaga kesehatan, Inisiasi dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Menyusui Dini (IMD), promosi memberikan dukungan terhadap
menyusui ASI eksklusif (konseling program pencegahan stunting atau
gangguan pertumbuhan pada anak pengetahuan dan keterampilan
balita melalui penyediaan sarana mengasuh anak.
prasarana air bersih dan sanitasi. Masyarakat Desa Boja dalam
Program Penyediaan Air Minum dan melaksanakan pengoptimalan
Sanitasi Berbasis Masyarakat pencegahan stunting masih belum
(Pamsimas) berkontribusi pada maksimal. Masyarakat masih belum
pencegahan stunting melalui mengetahui bagaimana pencegahan
intervensi sensitif atau pengaruh dan gejala-gejala stunting.
tidak langsung, yakni dengan Masyarakat, umumnya menganggap
penyediaan sarana air minum dan pertumbuhan fisik sepenuhnya
sanitasi layak serta perubahan dipengaruhi faktor keturunan.
perilaku hidup bersih dan sehat. Pemahaman keliru itu kerap
Pamsimas dilaksanakan dengan menghambat sosialisasi pencegahan
menyediakan akses air minum aman stunting yang semestinya dilakukan
melalui uji kualitas air, penyediaan dengan upaya mencukupi kebutuhan
sanitasi untuk stop buang air besar gizi sejak anak dalam kandungan
sembarangan (BABS), dan hingga usia dua tahun. Sosialisasi
perubahan perilaku dengan terus dilakukan. Meski demikian,
mengadopsi gaya hidup bersih sehat diperlukan juga kemauan masyarakat
seperti gerakan cuci tangan pakai untuk dapat menerima hal tersebut,
sabun. diikuti dengan kesadaran akan
4) Pengoptimalan Program kewajiban menjaga kesehatan.
KB Berbagai hal yang dapat memicu
Pengoptimalan program KB terjadinya stunting pada anak
oleh pemerintah telah diupayakan harusnya tak dilalaikan. Masyarakat
guna mencegah stunting. Desa Boja sebagian kecil masih
Selain dengan program Keluarga belum memperhatikan mengenai
Berencana (KB), pencegahan ketersediaan air bersih dan sanitasi.
stunting juga bisa dilakukan melalui Sebagian warganya masih
Bina Keluarga Balita (BKB). Jika menggunakan air yang kurang layak
program KB sebagai upaya pakai, bahkan digunakan untuk
pengaturan jarak kehamilan, BKB konsumsi air minum. Hal ini tentu
lebih menyasar pada peningkatan sangat beresiko bagi kesehatan
tubuh. Banyak juga yang melalaikan
mengenai sanitasi lingkungan. Salah pembangunan, dan masyarakat
satu faktor penyebab stunting adalah secara keseluruhan. Diharapkan
dikarenakan masyarakat masih kerjasama ini berhasil mencapai satu
Buang Air Besar Sembarangan atau tujuan utama yaitu perbaikan
BABS. Warga masih menyalurkan generasi masa depan yang sehat dan
saluran kotoran ke kali. Dan masih produktif dan memiliki daya saing.
banyak warga yang menggunakan air Dimulai dari pemenuhan gizi yang
kali untuk mencuci baju, mencuci baik selama 1000 HPK anak hingga
piring, dan digunakan untuk mengairi menjaga lingkungan agar tetap bersih
lahan pertanian. Tak sedikit juga, dan sehat.
banyak anak kecil yang senang
bermain, berenang dan memancing D. PENUTUP
ikan di kali. Beberapa hal tersebut Simpulan
dapat memicu stunting pada anak. Kegiatan penyuluhan stunting
Penanggulangan stunting bukan memiliki peran yang sangat penting
hanya tanggung jawab pemerintah, dalam meningkatkan kesehatan dan
melainkan semua pihak di Desa Boja, tumbuh kembang anak dan ibu saat
dan setiap keluarga Indonesia. Dalam hamil, atau dalam masa 1000 hari
jangka panjang, stunting berdampak pertama kehidupan. Keadaan
buruk tidak hanya terhadap tumbuh lingkungan yang memiliki peran
kembang anak tetapi juga terhadap tinggi perlunya ada pembenahan,
perkembangan emosi yang berakibat maka dari itu pemerintah terus
pada kerugian ekonomi; baik skala berupaya untuk mengoptimalkan
mikro semata dalam keluarga maupun pencegahan stunting dengan cara
skala makro, dalam hal ini anggaran menjadikan program penyuluhan
belanja kesehatan nasional. Karena itu stunting sebagai program prioritas
upaya percepatan nasional. Kegiatan ini dilaksanakan
perbaikan gizi membutuhkan melalui interaktif dalam penyulusan
komitmen kuat dari berbagai pihak, dan demonstrasi seperti senam ibu
baik dari pemerintah pusat dan hamil serta pendampingan /
pemerintah daerah, lembaga sosial konsultasi masa kehamilan serta
kemasyarakatan dan keagamaan, kesehatan ibu dan kandungan / bayi.
akademisi, organisasi profesi, media Harapannya dengan adanya
massa, dunia usaha/mitra penyuluhan stunting dapat membantu
dan meningkatkan kesadaran tanggal 3 November 2019 pukul
masyarakat untuk hidup sehat. 19.00
Saran Warta KESMAS. 2018. Cegah
Adapun berjalannya kegiatan ini Stunting Itu Penting diakses
memiliki antusias dari ibu hamil pada tanggal 3 November 2019
untuk kesehatan bayi serta kesehatan pukul 20.00
ibu tersebut. Namun masih adanya
kelemahan, yaitu pembenahan
lingkungan yang membutuhkan
antusias dan kerjasama masyarakat
desa Boja.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih disampaikan
kepada, (1) UNNES selaku pihak
kampus yang telah mewadahi
mahasiswa/i dalam kegiatan
pengabdian KKN yang bekerjasama
dengan desa Boja (2) Koordinator
dan DPL KKN serta jajarannya dan
(3) Segenap masyarakat desa Boja
yang telah membantu dan
mendukung seluruh kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) 2019.

DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Budi. 2018. Faktor-faktor
Penyebab Stunting Pada Anak
Usia Dini diakses pada tanggal
4 November 2019 pukul 10.00
Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
2017. 100 Kabupaten/Kota
Prioritas Untuk Intervensi Anak
Kerdil (Stunting) diakses pada

Anda mungkin juga menyukai