Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KONSUMSI NUGET IKAN LAMBAK DAN DAUN


KELOR UNTUK PERBAIKAN STATUS GIZI BALITA DALAM
UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN
JELUTUNG KOTA JAMBI
TAHUN 2023

Oleh:
FITRI SHYLVIANA
NIM.PO71241220133

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN
2023

i
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada

empat program prioritas, yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi,

penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular

dan pengendalian penyakit tidak menular. Upaya peningkatan status gizi

masyarakat termasuk termasuk penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu

prioritas pembangunan nasional yang tercantum di dalam sasaran pokok Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2015-2019. Target penurunan

prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak dibawah dua tahun

(Baduta) adalah 28% (Kemenkes RI, 2018).

World Health Organitation (WHO) mendefinisikan stunting sebagai

kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat asupan

gizi yang kurang dalam waktu lama, penyakit infeksi berulang dan stimulasi

psikososial yang tidak adekuat. Anak yang mengalami stunting, terutama pada

usia dini, kemungkinan juga mengalami hambatan pertumbuhan organ lainnya

termasuk otak (Achadi, 2020).

Data dunia balita yang mengalami stunting pada tahun 2017 sebesar 22,2%

atau sekitar 150,8 juta balita. Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%. Pada tahun

2017, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%)

sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita

stunting di Asia, proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan

1
2

proporsi paling sedikit di Asia Tengah (0,9%). Berdasarkan data yang diterbitkan

oleh Pusdatin Kemenkes RI (2018), prevalensi balita pendek di Indonesia adalah

29%. Angka ini mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 27.5%. namun

prevalensi balita pendek kemabli meningkat menjadi 29.6% pada tahun 2017.

Sedangkan prevalensi balita sangat pendek dan pendek pada usia 0 – 23 bulan di

Indonesia tahun 2017 adalah 9.8% dan 19.8%. kondisi ini meningkat dari tahun

sebelumnya yaitu pravelansi balita sangat pendek sebesar 8.5% dan balita pendek

19 %.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Indonesia prevalensi balita

stunting di Indonesia juga menjadi ukuran keberhasilan program yang sudah

diupayakan oleh pemerintah. Survei PSG diselenggarakan sebagai monitoring dan

evaluasi kegiatan dan capaian program. Berdasarkan hasil PSG tahun 2015,

prevalensi balita pendek di Indonesia adalah 29%. Angka ini mengalami

penurunan pada tahun 2016 menjadi 27,5%. Namun prevalensi balita pendek

kembali meningkat menjadi 29,6% pada tahun 2017. Prevalensi balita sangat

pendek dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia tahun 2017 adalah 9,8% dan

19,8%. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu prevalensi balita

sangat pendek sebesar 8,5% dan balita pendek sebesar 19%. Provinsi dengan

prevalensi tertinggi balita sangat pendek dan pendek pada usia 0-59 bulan tahun

2017 adalah Nusa Tenggara Timur, sedangkan provinsi dengan prevalensi

terendah adalah Bali (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

diketahui ada 12 Kabupaten prevelansi gizi kurang dan gizi buruk berdasarkan

indikator BB/U adalah 17.2% dan berdasarkan indicator TB/U adalah 20.2% .

Persentase balita sangat pendek dan pendek umur 0-23 bulan menurut
3

kabupaten atau kota tahun 2017 tertinggi yaitu, Kerinci (34.1%),sedangkan

provinsi jambi yaitu (27,2%),dan Kabupaten dengan Stunting terendah adalah

Batanghari (20,1%) (Dinkes Provinsi Jambi, 2019).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi di dapat jumah

stunting di Kota Jambi berjumlah 196 yaitu Kecamatan Jambi selatan 73 kasus,

Kecamatan Paal Merah 47 kasus, Kecamatan Jelutung 158 kasus, Kecamatan

Pasar 26 kasus, Kecamatan Telanai Pura 20 kasus, Kecamatan Danau Sipin 14

kasus, Kecamatan Danau Teluk 10 kasus, Kecamatan Pelayangan 9 kasus,

Kecamatan Jambi Timur 98 kasus, Kecamatan Alam Barajo 51 kasus, dan

Kecamatan Kota Baru 13 kasus.

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting terdiri dari jangka

pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek akibat buruk yang dapat

ditimbulkan adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan

pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam

jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya

kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga

mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,

penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua

(Kementerian Desa, Pembangunan Tertinggan dan Transmigrasi, 2017).

Penyebab stunting menurut WHO (2014) dapat disebabkan oleh 4 masalah

utama yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, pemberian makanan tambahan

yang tidak adekuat, pemberian ASI, serta penyakit infeksi. Keempat masalah

tersebut disebabkan oleh faktor sosial dn komunitas, seperti politik dan ekonomi,

kesehatan dan pelayanan kesehatan, pendidikan, kultur sosial, sistem pangan dan

agrikultur, serta air, sanitasi, juga lingkungan. Adapun konsekuesi yang


4

ditimbulkan oleh stunting dapat bersifat jangka pendek dan panjang menyangkut

masalah kesehatan, perkembangan dan ekonomi (Fikawati, 2017).

Berbagai upaya yang dilakukan dalam pencegahan masalah stunting, salah

satunya adalah dengan menerapkan pola makanan sehat pada ibu hamil dan balita

sesuai dengan takaran gizi yang seimbang. Karena itu salah satu cara yang dapat

memudahkan mereka untuk memahami sekaligus mudah untuk diterapkan

langsung dalam pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil ataupun balita adalah

dengan menerapkan demonstrasi masak makanan yang mudah untuk diperaktikan

dan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan dengan

harga yang terjangkau (Wardana, 2023).

Salah satu produk olahan yang dapat digunakan yaitu daun kelor. Kelor

merupakan bahan pangan yang kaya akan zat gizi makro dan mikro (Rahayu dkk,

2018). Tanaman kelor memiliki nilai manfaat dalam pengobatan, sumber

makanan, produk kosmetik dan kecantikan, serta memiliki kemampuan sebagai

bahan penjernih air. Tanaman kelor merupakan salah satu tanaman yang paling

bermanfaat di dunia. Tanaman kelor kaya akan nutrisi karena mengandung

berbagai macam senyawa fitokimia pada daun, polong, dan biji. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tanaman kelor mampu memberikan vitamin C 7 kali lebih

besar dibandingkan 1 buah jeruk, vitamin A 10 kali lebih besar dibandingkan

wortel, kalsium 17 kali lebih tinggi dibandingkan susu, protein 9 kali lebih tinggi

dibandingkan yoghurt, kalium 15 kali lebih tinggi dibandingkan pisang, dan zat

besi 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayam (Nuraina, 2019).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kelurahan Jelutung

pada 5 orang ibu balita dengan stunting didapat bahwa ibu mengatakan pihak

Puskesmas telah melakukan upaya dalam memantau balita melalui pemberian


5

makanan tambahan serta memantau perkembangan gizi balita setiap bulannya.

Namun, selain pemberian makanan tambahan ibu tidak mengetahui cara lain

dalam mengatasi masalah pada balita termasuk pemberian makanan utama,

makanan tambahan atau makanan selingan lain yang dapat membantu balita

dalam mengatasi stunting.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh konsumsi nuget ikan lambak

dan daun kelor untuk perbaikan status gizi balita dalam upaya pencegahan

stunting di Kelurahan Jelutung Kota Jambi Tahun 2023?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh konsumsi nuget ikan lambak dan daun

kelor untuk perbaikan status gizi balita dalam upaya pencegahan stunting di

Kelurahan Jelutung Kota Jambi Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui status gizi balita sebelum diberikan nuget ikan lambak

dan daun kelor di Kelurahan Jelutung Kota Jambi Tahun 2023.

b. Untuk mengetahui status gizi balita sesudah diberikan nuget ikan lambak

dan daun kelor di Kelurahan Jelutung Kota Jambi Tahun 2023.

c. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi nuget ikan lambak dan daun kelor

untuk perbaikan status gizi balita dalam upaya pencegahan stunting di

Kelurahan Jelutung Kota Jambi Tahun 2023.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi

Sebagai bahan informasi bagi Dinas Kesehatan untuk membuat kebijakan

dan program dalam meningkatkan promosi kesehatan mengenai cara

meningkatkan gizi balita agar ibu balita dapat mencegah terjadinya stunting.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai masukan informasi dengan gizi balita dan perkembangan balita

sehingga dapat membantu dalam memberikan informasi terhadap masyarakat

khususnya ibu yang mempunyai balita tentang alternatif makanan yang dapat

membantu dalam mengatasi stunting.

3. Bagi Insitusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi dalam pembelajaran

tentang gizi balita dan perkembangan balita.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang akan

melakukan penelitian tentang gizi balita dengan desain yang sama.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitiam quasi eksperimen design yang

bersifat two group pretest-postest tentang pengaruh konsumsi nuget ikan lambak

dan daun kelor untuk perbaikan status gizi balita dalam upaya pencegahan

stunting di Kelurahan Jelutung Kota Jambi Tahun 2023. Penelitian ini akan

dilaksanakan pada bulan Desember 2022 s/d Mei 2023 di Kelurahan Jelutung

Kota Jambi. Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang mengalami stunting

yaitu sebanyak 47 balita. Sampel penelitian yaitu 24 orang balita yang diberikan
7

nuget ikan lambak dan daun kelor dan 23 orang balita yang diberikan nuget ikan

lambak. Penelitian dengan menggunakan lembar observasi. Analisis yang

digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik independen

sample t test.

Anda mungkin juga menyukai