Anda di halaman 1dari 37

USULAN PERENCANAAN PENYULUHAN

MANFAAT PROTEIN HEWANI DALAM MENCEGAH STUNTING


BAGI ANAK PAUD ACEH CHILDREN CENTER KECAMATAN BANDA
RAYA,KOTA BANDA ACEH
TAHUN 2023
Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Mata Kuliah Penyuluhan dan Konsultasi
Gizi
Dosen Pengampun :Junaidi,S.ST,M.Kes

OLEH:

Anaza Sauma (P07131121041)

Cut Intan Fadia (P07131121003)

Ervani Febrina Br Marpaung (P07131121009)

Lisma Erlinda (P07131121044)

Naziratul Amira (P07131121020)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

PROGRAM STUDI DIPLOMA GIZI

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus ditangani secara serius. I
ndonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar. Balita/baduta(bayi dibaw
ah usia dua tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksima
l, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko
pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat mengh
ambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan. Pen
galaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuh
an ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 1
1% GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20
%. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehi
ngga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskina
n antar-generasi. Anak pendek yang terjadi di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh
rumah tangga/keluarga yang miskin dan kurang mampu, karena stunting juga dialami oleh ru
mah tangga/keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial
dan ekonomi (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan RI, 2017).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (S
SGI) tahun 2022. Pada hasil survei tersebut, kita tidak hanya bisa mendapatkan data perkembangan an
gka stunting di indonesia setiap tahunnya, namun kita juga akan disuguhkan rincian angka stunting pa
da setiap provinsi yang ada di indonesia .Pada data tersebut, dapat diketahui bahwa dari tahun 2021 hi
ngga 2022, Indonesia mengalami penurunan angka stunting sebanyak 2,8%(SSGI 2022)

Protein Hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewan
i mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan.Stunting tidak terjadi begitu saja,
melainkan dimulai dari janin hingga sang anak menginjak usia 2 tahun.

Ada banyak faktor yang menyebabkan stunting dapat terjadi, misalnya rendahnya akses t


erhadap makanan bergizi, kurangnya asupan vitamin dan mineral, buruknya sanitasi dan akse
s terhadap layanan kesehatan, dan juga buruknya keragaman pangan dan sumber protein hew
ani. berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka stunting turun
dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022.
Stunting sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis di masa
awal kehidupan anak. Risiko dari dampak stunting sendiri terbilang wajib diwaspadai karena
mempengaruhi tumbuh kembang anak secara langsung, kini atau dalam jangka panjang. An
ak yang tumbuh kemudian mengidap masalah stunting yang akan mengalami gangguan perke
mbangan otak. Pengaruhnya juga akan terlihat pada kemampuan kognitif si kecil. Mereka jug
a cenderung sulit mengingat, serta menyelesaikan masalah, juga tersendat dalam aktivitas yan
g melibatkan kegiatan mental ataupun otak.

Pertumbuhan kognitif yang lambat di kemudian hari kemudian akan menyebabkan an


ak mengalami penurunan fungsi intelektual, kesulitan dalam memproses informasi, serta susa
h berkomunikasi. Ini juga tentu mempengaruhi proses belajar anak di sekolah serta di rumah,
sekaligus mereka kesulitan bergaul serta bermain bersama rekan sebaya.

Stunting sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis di masa
awal kehidupan anak. Risiko dari dampak stunting sendiri terbilang wajib diwaspadai karena
mempengaruhi tumbuh kembang anak secara langsung, kini atau dalam jangka panjang.

Anak yang tumbuh kemudian mengidap masalah stunting yang akan mengalami gang
guan perkembangan otak. Pengaruhnya juga akan terlihat pada kemampuan kognitif si kecil.
Mereka juga cenderung sulit mengingat, serta menyelesaikan masalah, juga tersendat dalam a
ktivitas yang melibatkan kegiatan mental ataupun otak.

Pertumbuhan kognitif yang lambat di kemudian hari kemudian akan menyebabkan an


ak mengalami penurunan fungsi intelektual, kesulitan dalam memproses informasi, serta susa
h berkomunikasi. Ini juga tentu mempengaruhi proses belajar anak di sekolah serta di rumah,
sekaligus mereka kesulitan bergaul serta bermain bersama rekan sebaya.

Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Ni Made
Diah mengatakan penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal d
an infeksi berulang.“’Studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan bahwa ada
bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, sep
erti susu/produk olahannya, daging/ikan dan telur. Penelitian tersebut juga menunjukkan kons
umsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada
konsumsi satu jenis pangan hewani. Protein hewani penting dalam penurunan stunting,” ujar
Diah seperti yang dikutip dari laman Kemenkes. Tingkat kecukupan konsumsi energi dan pro
tein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat.

Berdasarkan Susenas 2022, konsumsi protein per kapita sudah berada di atas standar kec
ukupan konsumsi protein nasional yaitu 62,21 gram namun masih cukup rendah untuk protei
n hewani yaitu kelompok ikan/udang/cumi/kerang 9,58 gram; daging 4,79 gram; telur dan sus
u 3,37 gram. Sementara itu berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), kons
umsi telur, daging, susu dan produk turunannya di Indonesia termasuk yang rendah di dunia:
konsumsi telur antara 4-6 kg/tahun; konsumsi daging kurang dari 40 g/orang, serta konsumsi
susu dan produk turunannya 0-50 kg/orang/tahun. Telur merupakan sumber protein, asam am
ino dan lemak sehat. Sedangkan susu mengandung protein dan kalsium. Makan telur matang
dengan susu membuat asupan protein manusia seimbang.
B.Tujuan intraksional
a. Tujuan intraksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, anak paud dapat mengetahui pengertian, jenis, man
faat, serta sebab akibat pentingnya protein hewani untuk mencegah stunting.
b. Tujuan intraksional khusus
1. anak paud diharapkan dapat mengetahui pengertian dari protein hewani dengan
benar.
2. anak paud diharapkan dapat mengetahui jenis-jenis dari protein hewani dengan
benar.
3. anak paud diharapkan dapat mengetahui manfaat dari konsumsi protein hewani un
tuk mencegah stunting dengan benar.
4. anak paud diharapkan dapat mengetahui sebab dan akibat protein hewani untuk m
encegah stuntingdengan benar.

C.Manfaat
1.Bagi institusi penyelenggara (Mahasiswa)

 Untuk memperoleh pengalaman,wawasan dan pengetahuan tentang penyuluhan serta


pengalaman penbelajaran praktik lapangan.
 Sebagai sarana pendidikan kesehatan dan gizi.

 Memberikan informasi kepada remaja tentang bagaimana mencegah stunting.

 Mengetahui mengenai protein hewani terhadap stunting.

2. Bagi sasaran (anak paud )

 Menambah wawasan anak paud tentang pentingnya protein hewani dan stunting.

 Mengetahui manfaat serta akibat dari stunting.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Terkait Program Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi adalah sebuah istilah yang sering kali dibedakan dari penerangan, wala
upun keduanya merupakan upaya edukatif. Secara populer penyuluhan lebih menekankan “ba
gaimana”, sedangkan penerangan lebih menitikberatkan pada “apa”. Dalam uraian berikut ini
penyuluhan diberikan arti lebih luas dan menyeluruh. Ia merupakan upaya perubahan perilak
u manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif (Suhardjo, 2003).

Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara


sistematik – terencana – terarah, dengan peran serta aktif individu maupun kelompok atau
masyarakat, untuk memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosial-
ekonomi-budaya setempat.Dengan pendekatan edukatif ini yang hendak dicapai bukan seked
ar terpecahnya masalah atau terpenuhinya kebutuhan individu/masyarakat melainkan sekaligu
s ingin dikembangkan kemampuan individu/masyarakat untuk bertindak sendiri memecahkan
masalah yang dihadapi (Suhardjo, 2003)

B. Terkait Dengan Masalah Gizi


Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
mengembangkan kualitas sumber daya manusia, sebagai indikator keberhasilan
pembangunan suatu bangsa. Dalam hal ini gizi memiliki pengaruh terhadap kecerdasan
dan produktivitas kerja sumber daya manusia (Almatsier, 2001). Saat ini Indonesia
masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber
daya manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di
Indonesia adalah pendek (stunting) dan kurus (wasting) pada balita serta masalah anemia
dan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Masalah kekurangan gizi pada ibu
hamil tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR)
dan kekurangan gizi pada balita. Permasalahan gizi disebabkan oleh penyebab langsung
seperti asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab
tidak langsung permasalahan gizi adalah masihtingginya kemiskinan, rendahnya sanitasi
lingkungan, ketersediaan pangan yang kurang, pola asuh yang kurang baik, dan
pelayanan kesehatan yang belum optimal (Kemenkes RI, 2017).

a) Pengertian Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi dapat terjadi
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak
setelah anak berusia 2 tahun, di mana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting
dari pertumbuhan anak. Periode 0-24 bulan usia anak merupakan periode yang menentukan
kualitas kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode ini merupakan periode
yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi masa ini bersifat permanen, tidak
dapat dikoreksi. Diperlukan pemenuhan gizi adekuat usia ini. Mengingat dampak yang
ditimbulkan masalah gizi ini dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Jangka
panjang akibat dapat menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, dan menurunnya
kekebalan tubuh (Branca F, Ferrari M, 2002; Black dkk, 2008).
Periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan simpul kritis sebagai awal
terjadinya stunting yang selanjutnya akan memberikan dampak jangka panjang hingga akan
berulang dalam siklus kehidupan. Stunting pada anak menjadi permasalahan karena
berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, gangguan pada
perkembangan otak, gangguan terhadap perkembangan motorik dan terhambatnya
pertumbuhan mental anak. Pertumbuhan tidak optimal dalam masa janin dan atau selama
periode 1000 HPK memiliki dampak jangka panjang. Bila faktor eksternal (setelah lahir)
tidak mendukung, pertumbuhan stunting dapat menjadi permanen sebagai remaja pendek.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ukuran lebih kecil atau
stunting ketika lahir, secara biologis memiliki ukuran tinggi yang berbeda dari mereka yang
lahir dengan ukuran lebih besar. Masalah pertumbuhan stunting sering tidak disadari oleh
masyarakat karena tidak adanya indikasi ‘instan’ seperti penyakit. Efek kejadian stunting
pada anak dapat menjadi predisposing terjadinya masalah-masalah kesehatan lain hingga
nanti anak dewasa. Oleh karena itu, penanggulangan masalah stunting harus dimulai jauh
sebelum seorang anak dilahirkan (periode 100 HPK) dan bahkan sejak ibu remaja untuk
dapat memutus rantai stunting dalam siklus kehidupan (Aryastami dan Tarigan, 2017).
Pertumbuhan dapat dilihat dengan beberapa indikator status gizi. Secara umum terdapat
3 indikator yang bisa digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi dan anak, yaitu indikator
berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB). Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang diakibatkan
oleh kekurangan zat gizi secara kronis. Hal ini ditunjukkan dengan indikator TB/U dengan
nilai skor-Z (Z- score) di bawah minus 2.
b) Ciri-ciri stunting
Agar dapat mengetahui kejadian stunting pada anak
maka perlu diketahui ciri-ciri anak yang mengalami stunting sehingga jika anak
mengalami stunting dapat ditangani sesegera mungkin.
1. Tanda pubertas terlambat
2. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebIh pendiam, tidak
banyak melakukan eye contact
3. Pertumbuhan terhambat
4. Wajah tampak lebih muda dari usianya
5. Pertumbuhan gigi terlambat
6. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
Pubertas merupakan salah satu periode dalam proses pematangan seksual dengan
hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Pubertas ditandai dengan munculnya
karateristik seks sekunder dan diakhiri dengan datangnya menars pada anak
perempuan dan lengkapnya perkembangan genital pada anak laki-laki. Usia awal
pubertas pada anak laki-laki berkisar antara 9–14 tahun dan perempuan berkisar 8–13
tahun. Pubertas terlambat apabila perubahan fisik awal pubertas tidak terlihat pada
usia 13 tahun pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki, karena
keterlambatan pertumbuhan dan maturasi tulang (Lee P.A, 1996).
c) Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
1. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh.
2. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat
ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
Pertumbuhan stunting yang terjadi pada usia dini dapat berlanjut dan berisiko untuk
tumbuh pendek pada usia remaja. Anak yang tumbuh pendek pada usia dini (0-2
tahun) dan tetap pendek pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 27 kali untuk tetap
pendek sebelum memasuki usia pubertas; sebaliknya anak yang tumbuh normal pada
usia dini dapat mengalami growth faltering pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 14
kali tumbuh pendek pada usia pra-pubertas.Oleh Karena itu, intervensi untuk
mencegah pertumbuhan Stunting masih tetap dibutuhkan bahkan setelah melampaui
1000 HPK (Aryastami, N.K, 2015).
d) Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Stunting
pada Balita Stunting merefleksikan gangguan pertumbuhan sebagai dampak dari
rendahnya status gizi dan kesehatan pada periode pre- dan post-natal. UNICEF
framework menjelaskan tentang faktor penyebab terjadinya malnutrisi. Dua penyebab
langsung stunting adalah faktor penyakit dan asupan zat gizi. Kedua faktor ini
berhubungan dengan faktor pola asuh, akses terhadap makanan, akses terhadap
layanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Namun, penyebab dasar dari semua ini
adalah terdapat pada level individu dan rumah tangga tersebut, seperti tinggkat
pendidikan, pendapatan rumah- tangga. Banyak penelitian cross-sectional
menemukan hubungan yang erat antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak
(Bloem MW, de Pee S, Hop LT, Khan NC,Laillou A, Minarto, et al., 2013)
Menurut WHO (2013) membagi penyebab terjadinya stunting pada anak menjadi 4
kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan
tambahan/komplementer yang tidak adekuat, menyusui, dan infeksi. Faktor keluarga
dan rumah tangga dibagi lagi menjadi faktor maternal dan faktor lingkungan rumah.
Faktor maternal berupa nutrisi yang kurang pada saat prekonsepsi, kehamilan, dan
laktasi, tinggi badan ibu yang rendah, infeksi, kehamilah pada usia remaja, kesehatan
mental, intrauterine growth restriction (IUGR) dan kelahiran preterm, jarak kehamilan
yang pendek, dan hipertensi. Faktor lingkungan rumah berupa stimulasi dan aktivitas
anak yang tidak adekuat, perawatan yang kurang, sanitasi dan pasukan air yang tidak
adekuat, akses dan ketersediaan pangan yang kurang, alokasi makanan dalam rumah
tangga yang tidak sesuai, edukasi pengasuh yang rendah (WHO, 2013).

e) Protein Hewani
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang memiliki makna “paling utama” (Risma
yanthi, 2015). Protein merupakan salah satu kelompok dari bahan makronutrien (nutrisi yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak), tidak seperti bahan makronutien lain misalnya karbohidrat
lemak, protein memiliki peran lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumbe
r energi (penyusun bentuk tubuh) (Rismayanthi, 2015).
f) Fungsi protein hewani

Fungsi dari protein sendiri yaitu sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh.
Protein sebagai zat utama pembentuk merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan
digunakan sebagai sumber energi jika karbohidrat dan lemak didalam tubuh berkurang
(Azhar, 2016). Protein dapat dijadikan sumber energi jika terdapat organisme yang
kekurangan energi. Keistimewaan yang dimiliki protein yaitu strukturnya selain
mengandung.Fungsi protein dalam tubuh manusia yaitu pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan, sehingga tubuh dapat mendukung dan pemeliharaan jaringan. Terdapat beberapa
fungsi lain dari protein yaitu sebagai sumber utama energi selain karbohidrat dan lemak,
sebagai zat pembangun, zat pengatur. Protein juga mengatur proses metabolisme berupa
enzim dan hormon untuk melindungi tubuh dari zat beracun atau berbahaya serta memelihara
sel dan jaringan tubuh (Rismayanthi, 2015).

Sedangkan jika dalam bentuk kromosom, protein juga berperan dalam menyimpan dan
meneruskan sifat pewarisan atau keturunan dalam bentuk gen. Didalam bentuk gen ini
tersimpan codin untuk sintesa protein enzim tertentu, sehingga proses metabolisme
diturunkan/diwariskan dari orang tua kepada anaknya dan dilanjutkan kepada generasi
selanjutnya, secara berkesinambungan (Rismayanthi, 2015).

g) Sumber Protein Hewani

Sumber protein yang ada pada makanan dikelompokkan menjadi bahan makanan hewani dan
bahan makanan nabati. Protein hewani merupakan protein yang bersumber dari hewan.
Contoh makanan yang mengandung unsur protein diantaranya yaitu daging, ikan, ayam, telur,
susu, ikan, kerang dan lain-lain. Sedangkan sumber protein nabati merupakan protein yang
bersumber dari tumbuh-tumbuhan (Azhar, 2016). Bahan makanan yang mengandung protein
nabati dapat ditemukan dalam sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan. Terdapat salah satu
sumber protein yaitu kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki mutu
atau nilai tertinggi, protein kacang-kacangan terbatas dalam asam amino metionin. Selain itu,
susu merupakan salah satu sumber protein yang tinggi termasuk salah satunya ASI (Air Susu
Ibu) (Rismayanthi, 2015).

ASI merupakan asupan makanan terbaik untuk bayi.Tidak dapat diragukan lagi, ASI
merupakan asupan terbaik bagi bayi maupun anak (Susanti et al., 2011). Terdapat kendala
yang dialami oleh ibu-ibu yang sedang menyusui yaitu hingga saat ini masih sedikit ibu yang
memberikan ASI eksklusif kepada bayi maupun anaknya (pemberian ASI tanpa makanan
pendamping atau makanan padat lainnya kecuali vitamin mineral hingga bayi berusia empat-
enam bulan dan di lajutkan hingga dua tahun) dan dengan makanan pendamping ASI
(MPASI) pada anak tersebut. Angka inisiasi menyusui dini (IMD) di Indonesia mengalami
peningkatan dari 51,8% pada 2016 menjadi 57,8% pada 2017 data tersebut telah tercatat di
kementrian kesehatan. Nilai dari target masih jauh dari yang telah ditetapkan oleh kementrian
kesehatan yaitu sebesar 90%. Terjadi kenaikan yang sama pada angka pemberian ASI
eksklusif, mulai dari 29,5% pada 2016 menjadi 35,7 pada 2017 (Prameswari, Kurnia and
Susilo, 2019).

h) Akibat kekurangan

Beberapa studi menunjukkan dampak akibat stunting adalah

penurunan prestasi akademik (Picauly & Toy, 2013), meningkatkan risiko

obesitas (Hoffman et al, 2000; Timaeus, 2012) lebih rentan terhadap

penyakit tidak menular dan peningkatan risiko penyakit degeneratif

(Picauly & Toy, 2013). Stunting patut mendapat perhatian lebih karena

dapat berdampak bagi kehidupan seorang, terutama risiko gangguan

perkembangan fisik dan kognitif apabila tidak segera ditangani dengan

baik (Nirmalasari, 2020).Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar

kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross Domestic

Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%

(Atikah, Rahayu, 2018). Pencegahan stunting penting dilakukan sedini

mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan.

Upaya pencegahan stunting secara dini harus dilakukan supaya wanita usia

subur yang akan mempersiapkan kehamilan sehingga 1000 hari pertama

kehidupan (HPK) anak berhasil dipersiapkan dengan baik (Fauziatin


Naila,Apoina Kartini, 2020).

i) Cara mencegah stunting pada anak

Serta upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan prevalensi

stunting di antaranya sebagai berikut yaitu, dengan meningkatkan

pengetahuan, mengkonsumsi tablet tambah darah jika mengalami gejala

anemia, memperbaiki pola makan (pola makan menyangkut jenis, jumlah,

dan frekuensi makanan), (Khodijah Parinduri, 2021). Melakukan edukasi

kesehatan, melakukan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan

mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) 1 kali tiap minggu selama 52

minggu. Penelitian serupa juga dilakuan oleh Sumarmi (2018) bahwa

pemberian suplemen multimikronutrien sejak masa pra konsepsi dapat

menurunkan kejadian neonata

Stunting dibandingkan pemberian suplemen zat besi folat hanya pada

masa kehamilan. Dewasa Muda menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan istilah yang digunakan pada wanita usia subur yang

mempunyai kondisi sehat sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi

yang normal dan sehat serta Dewasa muda laki-laki yang akan

diperkenalkan dengan permasalahan kesehatan reproduksi dirinya serta

pasangan yang akan dinikahinya KBBI, 2019. Faktor usia menjadi

prasyarat dalam melangsungkan pernikahan yang salah satu tujuannya

adalah melanjutkan generasi penerus.

C. Terkait Dengan Metode yang Digunakan


Menurut Kamus Besar bahasa indonesia ,metode adalah cara yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.Secara umum para pakar tersebut menyimpulkan bahwa metode pendidikan
adalah cara untuk teknik atau stategi menyimpulkan bahwa metode pendidikan adalah
suatau cara untuk teknik atau stategi untuk mencapai tujuan sesuai dengan situasi dan
kondisi serta sumber daya yang tersedia.
Menurut Notoatmodjo (2010), terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam
penyuluhan sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai, yaitus ebagai berikut:
1. Metode Ceramah. Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menje
laskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehin
gga memperoleh informasi sesuai yang diinginkan.

2. Metode Diskusi Kelompok. Metode diskusi kelompok adalah pembicaraan yang dire
ncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 sampai d
engan 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat. Metode curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan m
asalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah
yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tad
i dilakukan kemudian. 
4. Metode Panel. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan p
engunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis de
ngan seorang pemimpin.
5. Metode Bermain peran. Metode bermain peran adalah memerankan sebuah situasi d
alam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang ata
u lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pen
gertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti unt
uk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan men
ggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu bes
ar jumlahnya. 
7. Metode Simposium. Metode simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan
oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat. 
8. Metode Seminar. Metode seminar adalah suatu cara di mana sekelompok orang berk
umpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang mengua
sai bidangnya.
9. Edutaiment metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan yan
g dipadukan atau dikombinasikan dengan hiburan sehingga anak/peserta didik tidak m
erasa jenuh maupun bosan dalam mempelajari apa yang diajarkan oleh guru/pengajar.
Dengan adanya edutainment juga dapat membuat proses pembelajaran menjadi menye
nangkan dan bisa meningkatkan minat anak/peserta didik.

Bentuk Metode yang Digunakan

No. Tahap / Kegiatan Media Metode Kegiatan peserta


waktu penyuluhan
1. Pembukaan 1.mengucapkan Ceramah 1.Menjawab salam
5 menit salam pembuka 2. Menengarkan
2. mengenalkan
diri dan menyapa
peserta
3.Menjelaskan
tujuan peserta

2. Evaluasi Mengevaluasi Pre test Menjawab


5 menit peserta pertanyaan saat
evaluasi
3. Pelaksanaan 1.Memberikan soal Infocus, Ceramah Menjawab,
40 menit. pre-test untuk soal,edut dan Mendengarkan, Dan
mengetahui sejauh aiment Tanya memerhatikan
mana audiens poster, jawab
mengenal stunting
dan protein
hewani.
2.Memberikan
materi penyuluhan.
3. memberikan
kesempatan untuk
bertanya.
4. Evaluasi Mengevaluasi Post test Menjawab
5 menit. peserta pertanyaan saat
evaluasi
5. Penutupan 1.Menyimpulkan Mendengarkan dan
5 menit 2. Salam penutup menjawab salam

Media dan Alat Bantu Penyuluhan 

Media disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia
diterima atau ditangkap melelaui panca indera.Semakin banyak indera yang digunakan
semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh(Notoatmojo)

Menurut Lucie (2005), media dan alatbantu yang biasa digunakan dalam penyuluhan
adalah sebagai berikut:

a. Leaflet 
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembar yang dilipat. K
euntungan menggunakan media iniantara lain; sasaran dapat menyesuaikan dan belajar
mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhanm encatat, sasaran dapat melihat isin
ya disaat santai dan sangat ekonomis. Kelemahan dari leafleat adalah tidak cocok untuk
sasaran individu, tidak tahan lama dan mudah hilang dan akan menjadi percuma jika sa
saran tidak diikut sertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik.
b. Flift Chart (lembarbalik) 
Flift Chart adalah media penyampaian pesan atau informasi Kesehatan dalam bentuk
buku dimana setiap lembar berisi gambar peragaan dan lembar baliknya berisikan
kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar. Keunggulan dari
penyuluhan dengan menggunakan media iniantara lain mudah dibawa, dapat dilipat
maupun digulung, murah dan efisien, dan yang rumit. Kelemahannya yaitu terlalu
kecil untuk sasaran yang berjumlah relative besar serta mudah sobek dan tercabik.

c. Film dan Video 


Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita yang memungkinkan sulit
direkam kembali oleh mata dan pikiransasaran, dapat memicu diskusi mengenai sikap
dan perilaku, dan dapat merefleksikan kepada diri mereka tentang keadaan yang benar-
benar terjadi. Kelemahan media iniantara lain, memerlukan sambungan listrik,
peralatannya berisiko untuk rusak, dan perlu adanya kesesuaian antara kaset dengan
alat pemutar, membutuhkan ahli profesional agar gambar mempunyai makna dalam sisi
artistic maupun materi, serta membutuhkan banyak biaya karena menggunakan alat-alat
yang canggih.

d. Slide 
Keunggulan media iniantara lain dapat memberikan realita walaupun terbatas, cocok
untuk sasaran yang jumlahnya relative besar dan pembuatannya relative murah, serta
peralatannya cukup ringkas dan mudah digunakan. Kelemahan media ini antara lain
memerlukan sambungan listrik, peralatannya berisiko mudah rusak, serta memerlukan
sumber daya manusia yang terampil dan memerlukan ruangan sedikit lebih gelap.

e. Transparan OHP 
Keunggulan media ini antara lain dapat dipakai untuk mencatat poin-poin penting saat
diskusi sedang berjalan, murah dan efisien karena alatnya mudah didapat dan
digunakan untuk sasaran yang relative kecil maupun besar, peralatannya mudah
digunakan dan dipelihara. Kelemahan media ini antara lain memerlukan aliran listrik,
sukar memperkenalkan Gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapa tmenghalangi
pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat duduk komunikan yang tidak
baik.

f. Papan Tulis 
Keunggulan media iniantara lain murah dan efisien, baik untuk menjelaskan sesuatu,
mudah dibersihkan dan digunakan kembali. Kelemahan media ini antara lain terlalu
kecil untuk sasaran dalam jumlah relative besar, tidak efektif karena penyuluh harus
membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila
tidak dibersihkan dengan baik.

g.Poster

Poster adalah sarana untuk menyampaikan pesan melalui bahasa yang jelas, singkat dan
mudah dipahami dan dilengkapi oleh gambar, foto, dekorasi grafis sebagai ilustrasi dan
pelengkap penjelasan pesan.

Jenis media yang digunakan(multimedia)

 Laptop

 Infocus
 Poster

Teknik penggunaan media

No. Persiapan Pelaksanaan Evaluasi


1. Mengumpulkan materi Menjelaskan materi Memeriksa Kembali
materi apakah ada kes
alahan
2. Menyediakan alat dan b Laptop, makalah, dan p
ahan oster,infocus

Sarana yang dibutuhkan untuk menerapkan media:


1. Meja
2. Soal pre-test dan post test
3. Wayer

BAB III
MODEL PROGRAM PENYULUHAN GIZI

A. Judul
Penyuluhan gizi tentang manfaat protein hewani dalam mencegah stunting di Paud
Aceh Children Center

B. Sasaran ;Paud Aceh Children Center, Jalan Masjid Sadaqah, Jl. Asyura
No.22, Lamlagang, Kec. Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh 232122
Waktu : 09.00 WIB-Selesai, Rabu, 8-maret- 2023
Tempat : Ruang Belajar
Jumlah :20 orang
Tahun :2023

No. Pukul Uraian Durasi Waktu


1. 09.00 – 09.05 WIB Pembukaan 5 Menit
2. 09.05 – 09.10 WIB Pretest 5 Menit
3. 09.10 – 09.50 WIB Materi 40 Menit
4. 09.50 – 09.55 WIB Post Test 5 menit
5. 09.55 – 10.00 WIB Penutupan 5 Menit

C. Media yang dipakai


1. Jenis media
 Laptop
 Infocus
 Edutaiment
 Poster

2. cara menggunakan media


 Mengumpulkan materi
 Mempersiapkan materi
 Memeriksa kembali materi apakah ada kesalahan
 Menyediakan media
D. Metode yang digunakan
1. jenis metode
 Belajar sambil bermain
 Ceramah
2. Cara menggunakan metode
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Menjelaskan sedikit matetri
 Menonton materi
 Memeberi kesempatan peserta bertanya
 Mengevaluasi peserta
DAFTAR PUSTAKA

Aryastami, N.K. 2015. Pertumbuhan usia dini menentukan pertumbuhan usia pra-pubertas
(studi longitudinal IFLS 1993-1997-2000) [Longitudinal study, secondary data analisys].
Jakarta: Universitas Indonesia.

Aryastmai N.K, Tarigan I. 2017. Kajian kebijakan dan penanggulangan masalah gizi stunting
di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan; 45(4):233-240

Azhar, M. (2016). Biomolekul Sel Karbohidrat, Protein dan Ezim. Journal of Chemical
Information and Modeling.

Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, dkk. Maternal and child undernutrition: global and regional
exposures and health consequences. Lancet. 2008;371:243-60

Lee PA. Disorders of puberty. Dalam: Lifshitz F, penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi
ke-3. New York: Marcel Dakker; 1996. h. 175-93

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Warta kesmas; gizi investasi masa depan bangsa. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI

Rismayanthi, Cerika. (2006). Konsumsi Protein untuk Peningkatan Prestasi. Medikora. 2 (2)
135-145

Supariasa, Nyoman ID. 2003. Penilaian Status Gizi. Jakarta :


ECG

Prameswari, G. N., Kurnia, A. R. and Susilo, M. T. (2019). Peningkatan Pengetahuan Ibu


melaluiPenyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Makanan Olahan Ikan: Higeia Journal of Public
Health Research and Development. 3(3), 84-94.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/9156/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
LAMPIRAN

A. Materi Penyuluhan

1. Pengertian Protein Hewani dan Stunting


1) Pengertian Protein Hewani
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, meliputi daging sapi, d
aging kambing, daging ayam, daging bebek, seafood, serta telur. Keunggulan protein
hewani adalah memiliki komposisi asam amino esensial lebih lengkap dibandingkan
protein nabati. Selain itu protein hewani juga kaya akan mikronutrien seperti vitamin
B12, vitamin D, DHA (docosahexaenoic acid), zat besi, dan zink. 

 Mikronutrien tersebut memiliki peran penting bagi tubuh, yaitu:

 Vitamin B12 berperan untuk menjaga kesehatan saraf dan otak serta
pembentukan sel darah merah.
 Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium dan sistem kekebalan tubuh.
 DHA memiliki peran kesehatan pada otak anak
 Zat besi yang berperan untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan
meningkatkan sistem imun tubuh
 Zink berperan dalam mendukung system imun tubuh, masa pemulihan, dan baik
untuk pencernaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) no 28 tahun 2019 kebutuhan asupan


protein harian anak disesuaikan dengan usia dari anak yaitu usia 6-11 bulan sebanyak 15
gram/hari, usia 1-3 tahun sebanyak 20 gram/hari, usia 4-6 tahun sebanyak 25 gram/hari, dan
usia 7-9 tahun sebanyak 40 gram/hari.

Protein hewani sangat penting dikonsumsi agar tumbuh kembang anak bisa terpenuhi secara
optimal. Protein akan membantu semua proses pertumbuhan, fungsi protein yang pertama
adalah sebagai zat gizi yang berfungsi untuk membangun hingga memelihara jaringan tubuh.

Kendati demikian, jumlah protein yang diserap oleh tubuh akan disesuaikan oleh kesehatan
seseorang. Seseorang yang kurang protein akan sangat mudah mengalami malnutrisi. Jika hal
ini terjadi, orang tersebut akan mudah jatuh sakit, terkena anemia serta pertumbuhan yang
bisa sangat terhambat.

2) Pengertian Stunting
Stunting jika dikutip dari peraturan presiden republik Indonesia nomor 72
tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan di
bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.

Sedangkan pengertian stunting menurut kementerian kesehatan (kemenkes)


adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang kurang dari -2.00 SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 (severely stunted). jadi dapat disimpulkan
bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang
mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya
sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangk
a waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stun
ting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih re
ndah dibandingkan anak-anak seusianya.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan stunting

Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:


 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
 Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
 Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
 Pubertas yang lambat
 Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak
banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
 Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya

Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utam


a terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fi
sik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaru
hi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting akan m
emiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting j
uga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.

1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama


Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berad
a di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami
masalah kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terh
adap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein tinggi, sehingga menyeb
abkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin da
n mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin.
Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga bisa menjadi penyebab terb
esar kondisi stunting pada anak.
2. Pola Asuh Kurang Efektif
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak.
Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada a
nak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengal
ami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutri
si serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan ota
k anak.

3. Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yan
g tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stu
nting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, da
n setelah melahirkan.

4. Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan


Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sa
ngat dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat me
mperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk me
ndeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan.

5. Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu


Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak.
Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada a
nak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengal
ami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutri
si serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan ota
k anak.

6. Sakit Infeksi yang Berulang


Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang ti
dak bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka ri
siko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tin
ggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda
selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.
7. Faktor Sanitasi
Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi risik
o stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air
yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses terh
adap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor penyebab stunting.

3. Tanda dan Gejala Stunting


Terdapat beberapa tanda dan gejala yang membedakan anak yang mengalami
stunting, di antaranya:

 Memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak seusianya


 Berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun
 Mengalami perkembangan yang terlambat sesuai anak seusianya
 Anak menjadi lebih rentan terserang berbagai penyakit infeksi
 Memiliki gangguan kecerdasan di kemudian hari

4. Dampak Stunting pada anak


Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan damp
ak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan
belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hiper
tensi, hingga obesitas.
Anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, seper
ti kanker, diabetes, dan obesitas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro
dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fung

si sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.

5. Pencegahan Stunting
Perlu diketahui bahwa protein hewani adalah instrumen gizi yang dibutuhkan oleh ib
u hamil guna mencegah stunting pada anak, hal ini dikarenakan pangan hewani mem
punyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sang
at penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
Dalam keterangannya, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof. Hardiansyah jug
a mendukung urgensinya pemberian protein hewani terhadap penurunan angka stunti
ng. Beliau mengatakan bahwa gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan menja
di salah satu penyebab utama anak lahir stunting, salah satunya karena komponen giz
i. 

Selain pemberian protein hewani, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah stunting pada anak, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, dengan rutin minu
m Tablet Tambah Darah dan mengkonsumsi gizi seimbang kaya protein hewa
ni selama kehamilan.

2. Memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

3. Memberikan MPASI yang kaya protein hewani untuk bayi usia diatas 6 bulan.

4. Terus memantau perkembangan anak dan membawa si Kecil ke Posyandu sec


ara berkala

5. Menjaga kebersihan lingkungan

6. pengaruh stunting terhadap kemampuan kognitif anak


Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas mengenai ke
mampuanberpikir dan mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan seseorang me
mperoleh pengertian. Kemampuan berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar,
memecahkan masalah, mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu ke
jadian yang telah lalu, memahami lingkunganfisik dan sosial termasuk dirinya sendi
ri. Fungsi kognitif antara lain:
a. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah dan berb
agai bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial, teknis, perdagangan, pengat
uran rumahtangga.
b. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal matematik
a, bahasaasing.
c. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari, disimpan dalam in
gatansecara sistematis atau tidak.
d. Kemampuan berbahasa.
e. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan sosial.
f. Gaya belajar.
g. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif. Proses belajar mengajar di sek
olah pada dasarnya berlangsung demi meningkatkan maknakehidupan manusia.
Bukti penelitian menyokong bahwa besi memegang peranan penting dalamperke
mbangan sistem saraf pusat. Bila terjadi deplesi besi selama proses perkembanga
n susunan saraf terutama pada masa bayi akan mengakibatkan gangguan kognitif
yaitu kontrol motorik, memori, dan perhatian, rendahnya prestasi sekolah, menin
gkatnya problem tingkah laku dan disiplin.

Anak dengan stunting mengalami 7% penurunan perkembangan kognitif dan nilai m


atematikanya lebih rendah 2,11 dibanding anak yang tidak stunting. Dalam Tes Kos
akata Gambar Peabody dan tes Penilaian Kuantitatif, anak yang stunting mendapat s
kor 16,1% dan 48,8% lebih rendah dari anak yang tidak stunting.
Lampira 3
SATUAN PELAJARAN PENYULUHAN GIZI

JUDUL MATERI : MANFAAT PROTEIN HEWANI DALAM MENCEGAH STUNTING BAGI ANAK PAUD ACEH CHILDREN CENTER

KECAMATAN BANDA RAYA,KOTA BANDA ACEH


Penyuluh : LISMA ERLINDA
Jadwal : Hari / Tanggal : Rabu, 1 maret 2023
Jam : 09.00 s/d selesai
Sasaran : Anak Di Paud Aceh Children Center Kecamatan Banda Raya,Kota Banda Aceh
Tempat : Paud Aceh Children Center Kecamatan Banda Raya,Kota Banda Aceh

No. Topik Materi TIU TIK Sub Materi Media Metoda Waktu Penyuluh Evaluasi Ket
1. Manfaat Setelah 1. Setelah mengikuti Pengertian Poster Ceramah 10 Menit Lisma Pre-Test
protein mengikuti penyuluhan ini, Protein Erlinda dan Post-

hewani penyuluhan anak-anak paud hewani dan Anaza Test.


tentang Sauma
dalam dapat
“Manfaat
mencegah menyebutkan
protein hewani
stunting pengertian stunting
dalam
bagi anak dengan baik dan
mencegah
paud benar .
stunting bagi
anak paud.”,
anak-anak di
harapkan dapat
mengetahui apa
saja yang
termasuk
kedalam protein
hewani dari
yang di dapatkan
Setelah
penyuluhan.
2 2. Setelah mengikuti Penyebab Poster dan Ceramah 10 Lisma Pre-Test
Edutainment
penyuluhan ini, Para Stunting Menit Erlinda dan Post-

anak-anak paud dapat dan Anaza Test.


Sauma
mengetahui penyebab dari
stunting dengan benar.
3 3. Setelah mengikuti Dampak Poster Ceramah 10 Menit Lisma Pre-Test
penyuluhan ini, para Stunting Erlinda dan Post-

anak-anak paud dan Anaza Test.


Sauma
dapat mengetahui dan
dampak dari stunting
dengan benar
4. 4. Setelah mengikuti Pencegahan Poster / Ceramah 10 Menit Lisma Pre-Test
penyuluhan ini, Stunting Edutainment Erlinda dan Post-

diharapkan anak- dan Anaza Test.


Sauma
anak dipaud dapat
mengetahui dan
menerapkan
pencegahan dari
stunting.
5 5. Setelah mengikuti Hal yang Poster / Ceramah 15 Lisma Pre-Test
penyuluhan ini, perlu Edutainment Menit Erlinda dan Post-

Para anak paud diperhatikan Test.


dalam
dapat memahami
mengkonsum
seberapa Protein
pentingnya hewani

mengkonsumsi
protein hewani

Gampong ........,.......2022

Perencana Penyuluhan

( )

Teknik Monitoring dan Evaluasi


1. Tenaga Monev
 Yang melakukan evaluasi adalah penyelenggara penyuluhan.
2. Alat Monev
 Gambar pre tes dan post tast
3. Waktu Monev
 Sebelum penyuluhan
 Setelah penyuluhan
Lampiran 4 ABSENSI PESERTA PENYULUHAN

A. Absensi Peserta Penyuluh


Hari :
Tanggal :
Tempat :
Materi :

NO. Nama No. HP Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.

Petugas Penyuluh
Soal Pre dan Post tast
untuk anak paud

(LISAN)
1. menanyakan apa itu stunting…

2. menayakan apa itu protein hewani..

3. menayakan contoh protein hewani

4. menanyakan fungsi protein hewani..

5.menanyakan penyebab stunting..


LISMA ERLINDA

ABSENSI PETUGAS PENYULUHAN

A. Absensi Penyuluh
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Materi :

NO. Nama No. HP Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

6.
Lampiran 5

BIODATA PENYULUH

Nama : Lisma Erlinda

Lahir : Bireuen, 04 April 2004 2003

Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMK Negeri 1 Bener Meriah
Alamat Rumah : Lheu Blang, Kec. Darul Imarah, Kab. Aceh Besar
No Telepon : 0822-9257-3517
Lokasi Penyuluhan : Ruang Belajar

Jumlah Binaan : 5 Orang


Kriteria Penyuluhan : Anak paud di kota Banda Aceh, Kec. Banda raya

Anda mungkin juga menyukai