OLEH:
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus ditangani secara serius. I
ndonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar. Balita/baduta(bayi dibaw
ah usia dua tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksima
l, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko
pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat mengh
ambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan. Pen
galaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuh
an ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 1
1% GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20
%. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehi
ngga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskina
n antar-generasi. Anak pendek yang terjadi di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh
rumah tangga/keluarga yang miskin dan kurang mampu, karena stunting juga dialami oleh ru
mah tangga/keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial
dan ekonomi (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan RI, 2017).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (S
SGI) tahun 2022. Pada hasil survei tersebut, kita tidak hanya bisa mendapatkan data perkembangan an
gka stunting di indonesia setiap tahunnya, namun kita juga akan disuguhkan rincian angka stunting pa
da setiap provinsi yang ada di indonesia .Pada data tersebut, dapat diketahui bahwa dari tahun 2021 hi
ngga 2022, Indonesia mengalami penurunan angka stunting sebanyak 2,8%(SSGI 2022)
Protein Hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewan
i mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan.Stunting tidak terjadi begitu saja,
melainkan dimulai dari janin hingga sang anak menginjak usia 2 tahun.
Stunting sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis di masa
awal kehidupan anak. Risiko dari dampak stunting sendiri terbilang wajib diwaspadai karena
mempengaruhi tumbuh kembang anak secara langsung, kini atau dalam jangka panjang.
Anak yang tumbuh kemudian mengidap masalah stunting yang akan mengalami gang
guan perkembangan otak. Pengaruhnya juga akan terlihat pada kemampuan kognitif si kecil.
Mereka juga cenderung sulit mengingat, serta menyelesaikan masalah, juga tersendat dalam a
ktivitas yang melibatkan kegiatan mental ataupun otak.
Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Ni Made
Diah mengatakan penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal d
an infeksi berulang.“’Studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan bahwa ada
bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, sep
erti susu/produk olahannya, daging/ikan dan telur. Penelitian tersebut juga menunjukkan kons
umsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada
konsumsi satu jenis pangan hewani. Protein hewani penting dalam penurunan stunting,” ujar
Diah seperti yang dikutip dari laman Kemenkes. Tingkat kecukupan konsumsi energi dan pro
tein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat.
Berdasarkan Susenas 2022, konsumsi protein per kapita sudah berada di atas standar kec
ukupan konsumsi protein nasional yaitu 62,21 gram namun masih cukup rendah untuk protei
n hewani yaitu kelompok ikan/udang/cumi/kerang 9,58 gram; daging 4,79 gram; telur dan sus
u 3,37 gram. Sementara itu berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), kons
umsi telur, daging, susu dan produk turunannya di Indonesia termasuk yang rendah di dunia:
konsumsi telur antara 4-6 kg/tahun; konsumsi daging kurang dari 40 g/orang, serta konsumsi
susu dan produk turunannya 0-50 kg/orang/tahun. Telur merupakan sumber protein, asam am
ino dan lemak sehat. Sedangkan susu mengandung protein dan kalsium. Makan telur matang
dengan susu membuat asupan protein manusia seimbang.
B.Tujuan intraksional
a. Tujuan intraksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, anak paud dapat mengetahui pengertian, jenis, man
faat, serta sebab akibat pentingnya protein hewani untuk mencegah stunting.
b. Tujuan intraksional khusus
1. anak paud diharapkan dapat mengetahui pengertian dari protein hewani dengan
benar.
2. anak paud diharapkan dapat mengetahui jenis-jenis dari protein hewani dengan
benar.
3. anak paud diharapkan dapat mengetahui manfaat dari konsumsi protein hewani un
tuk mencegah stunting dengan benar.
4. anak paud diharapkan dapat mengetahui sebab dan akibat protein hewani untuk m
encegah stuntingdengan benar.
C.Manfaat
1.Bagi institusi penyelenggara (Mahasiswa)
Menambah wawasan anak paud tentang pentingnya protein hewani dan stunting.
a) Pengertian Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi dapat terjadi
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak
setelah anak berusia 2 tahun, di mana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting
dari pertumbuhan anak. Periode 0-24 bulan usia anak merupakan periode yang menentukan
kualitas kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode ini merupakan periode
yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi masa ini bersifat permanen, tidak
dapat dikoreksi. Diperlukan pemenuhan gizi adekuat usia ini. Mengingat dampak yang
ditimbulkan masalah gizi ini dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Jangka
panjang akibat dapat menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, dan menurunnya
kekebalan tubuh (Branca F, Ferrari M, 2002; Black dkk, 2008).
Periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan simpul kritis sebagai awal
terjadinya stunting yang selanjutnya akan memberikan dampak jangka panjang hingga akan
berulang dalam siklus kehidupan. Stunting pada anak menjadi permasalahan karena
berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, gangguan pada
perkembangan otak, gangguan terhadap perkembangan motorik dan terhambatnya
pertumbuhan mental anak. Pertumbuhan tidak optimal dalam masa janin dan atau selama
periode 1000 HPK memiliki dampak jangka panjang. Bila faktor eksternal (setelah lahir)
tidak mendukung, pertumbuhan stunting dapat menjadi permanen sebagai remaja pendek.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ukuran lebih kecil atau
stunting ketika lahir, secara biologis memiliki ukuran tinggi yang berbeda dari mereka yang
lahir dengan ukuran lebih besar. Masalah pertumbuhan stunting sering tidak disadari oleh
masyarakat karena tidak adanya indikasi ‘instan’ seperti penyakit. Efek kejadian stunting
pada anak dapat menjadi predisposing terjadinya masalah-masalah kesehatan lain hingga
nanti anak dewasa. Oleh karena itu, penanggulangan masalah stunting harus dimulai jauh
sebelum seorang anak dilahirkan (periode 100 HPK) dan bahkan sejak ibu remaja untuk
dapat memutus rantai stunting dalam siklus kehidupan (Aryastami dan Tarigan, 2017).
Pertumbuhan dapat dilihat dengan beberapa indikator status gizi. Secara umum terdapat
3 indikator yang bisa digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi dan anak, yaitu indikator
berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB). Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang diakibatkan
oleh kekurangan zat gizi secara kronis. Hal ini ditunjukkan dengan indikator TB/U dengan
nilai skor-Z (Z- score) di bawah minus 2.
b) Ciri-ciri stunting
Agar dapat mengetahui kejadian stunting pada anak
maka perlu diketahui ciri-ciri anak yang mengalami stunting sehingga jika anak
mengalami stunting dapat ditangani sesegera mungkin.
1. Tanda pubertas terlambat
2. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebIh pendiam, tidak
banyak melakukan eye contact
3. Pertumbuhan terhambat
4. Wajah tampak lebih muda dari usianya
5. Pertumbuhan gigi terlambat
6. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
Pubertas merupakan salah satu periode dalam proses pematangan seksual dengan
hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Pubertas ditandai dengan munculnya
karateristik seks sekunder dan diakhiri dengan datangnya menars pada anak
perempuan dan lengkapnya perkembangan genital pada anak laki-laki. Usia awal
pubertas pada anak laki-laki berkisar antara 9–14 tahun dan perempuan berkisar 8–13
tahun. Pubertas terlambat apabila perubahan fisik awal pubertas tidak terlihat pada
usia 13 tahun pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki, karena
keterlambatan pertumbuhan dan maturasi tulang (Lee P.A, 1996).
c) Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
1. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh.
2. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat
ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
Pertumbuhan stunting yang terjadi pada usia dini dapat berlanjut dan berisiko untuk
tumbuh pendek pada usia remaja. Anak yang tumbuh pendek pada usia dini (0-2
tahun) dan tetap pendek pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 27 kali untuk tetap
pendek sebelum memasuki usia pubertas; sebaliknya anak yang tumbuh normal pada
usia dini dapat mengalami growth faltering pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 14
kali tumbuh pendek pada usia pra-pubertas.Oleh Karena itu, intervensi untuk
mencegah pertumbuhan Stunting masih tetap dibutuhkan bahkan setelah melampaui
1000 HPK (Aryastami, N.K, 2015).
d) Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Stunting
pada Balita Stunting merefleksikan gangguan pertumbuhan sebagai dampak dari
rendahnya status gizi dan kesehatan pada periode pre- dan post-natal. UNICEF
framework menjelaskan tentang faktor penyebab terjadinya malnutrisi. Dua penyebab
langsung stunting adalah faktor penyakit dan asupan zat gizi. Kedua faktor ini
berhubungan dengan faktor pola asuh, akses terhadap makanan, akses terhadap
layanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Namun, penyebab dasar dari semua ini
adalah terdapat pada level individu dan rumah tangga tersebut, seperti tinggkat
pendidikan, pendapatan rumah- tangga. Banyak penelitian cross-sectional
menemukan hubungan yang erat antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak
(Bloem MW, de Pee S, Hop LT, Khan NC,Laillou A, Minarto, et al., 2013)
Menurut WHO (2013) membagi penyebab terjadinya stunting pada anak menjadi 4
kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan
tambahan/komplementer yang tidak adekuat, menyusui, dan infeksi. Faktor keluarga
dan rumah tangga dibagi lagi menjadi faktor maternal dan faktor lingkungan rumah.
Faktor maternal berupa nutrisi yang kurang pada saat prekonsepsi, kehamilan, dan
laktasi, tinggi badan ibu yang rendah, infeksi, kehamilah pada usia remaja, kesehatan
mental, intrauterine growth restriction (IUGR) dan kelahiran preterm, jarak kehamilan
yang pendek, dan hipertensi. Faktor lingkungan rumah berupa stimulasi dan aktivitas
anak yang tidak adekuat, perawatan yang kurang, sanitasi dan pasukan air yang tidak
adekuat, akses dan ketersediaan pangan yang kurang, alokasi makanan dalam rumah
tangga yang tidak sesuai, edukasi pengasuh yang rendah (WHO, 2013).
e) Protein Hewani
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang memiliki makna “paling utama” (Risma
yanthi, 2015). Protein merupakan salah satu kelompok dari bahan makronutrien (nutrisi yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak), tidak seperti bahan makronutien lain misalnya karbohidrat
lemak, protein memiliki peran lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumbe
r energi (penyusun bentuk tubuh) (Rismayanthi, 2015).
f) Fungsi protein hewani
Fungsi dari protein sendiri yaitu sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh.
Protein sebagai zat utama pembentuk merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan
digunakan sebagai sumber energi jika karbohidrat dan lemak didalam tubuh berkurang
(Azhar, 2016). Protein dapat dijadikan sumber energi jika terdapat organisme yang
kekurangan energi. Keistimewaan yang dimiliki protein yaitu strukturnya selain
mengandung.Fungsi protein dalam tubuh manusia yaitu pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan, sehingga tubuh dapat mendukung dan pemeliharaan jaringan. Terdapat beberapa
fungsi lain dari protein yaitu sebagai sumber utama energi selain karbohidrat dan lemak,
sebagai zat pembangun, zat pengatur. Protein juga mengatur proses metabolisme berupa
enzim dan hormon untuk melindungi tubuh dari zat beracun atau berbahaya serta memelihara
sel dan jaringan tubuh (Rismayanthi, 2015).
Sedangkan jika dalam bentuk kromosom, protein juga berperan dalam menyimpan dan
meneruskan sifat pewarisan atau keturunan dalam bentuk gen. Didalam bentuk gen ini
tersimpan codin untuk sintesa protein enzim tertentu, sehingga proses metabolisme
diturunkan/diwariskan dari orang tua kepada anaknya dan dilanjutkan kepada generasi
selanjutnya, secara berkesinambungan (Rismayanthi, 2015).
Sumber protein yang ada pada makanan dikelompokkan menjadi bahan makanan hewani dan
bahan makanan nabati. Protein hewani merupakan protein yang bersumber dari hewan.
Contoh makanan yang mengandung unsur protein diantaranya yaitu daging, ikan, ayam, telur,
susu, ikan, kerang dan lain-lain. Sedangkan sumber protein nabati merupakan protein yang
bersumber dari tumbuh-tumbuhan (Azhar, 2016). Bahan makanan yang mengandung protein
nabati dapat ditemukan dalam sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan. Terdapat salah satu
sumber protein yaitu kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki mutu
atau nilai tertinggi, protein kacang-kacangan terbatas dalam asam amino metionin. Selain itu,
susu merupakan salah satu sumber protein yang tinggi termasuk salah satunya ASI (Air Susu
Ibu) (Rismayanthi, 2015).
ASI merupakan asupan makanan terbaik untuk bayi.Tidak dapat diragukan lagi, ASI
merupakan asupan terbaik bagi bayi maupun anak (Susanti et al., 2011). Terdapat kendala
yang dialami oleh ibu-ibu yang sedang menyusui yaitu hingga saat ini masih sedikit ibu yang
memberikan ASI eksklusif kepada bayi maupun anaknya (pemberian ASI tanpa makanan
pendamping atau makanan padat lainnya kecuali vitamin mineral hingga bayi berusia empat-
enam bulan dan di lajutkan hingga dua tahun) dan dengan makanan pendamping ASI
(MPASI) pada anak tersebut. Angka inisiasi menyusui dini (IMD) di Indonesia mengalami
peningkatan dari 51,8% pada 2016 menjadi 57,8% pada 2017 data tersebut telah tercatat di
kementrian kesehatan. Nilai dari target masih jauh dari yang telah ditetapkan oleh kementrian
kesehatan yaitu sebesar 90%. Terjadi kenaikan yang sama pada angka pemberian ASI
eksklusif, mulai dari 29,5% pada 2016 menjadi 35,7 pada 2017 (Prameswari, Kurnia and
Susilo, 2019).
h) Akibat kekurangan
(Picauly & Toy, 2013). Stunting patut mendapat perhatian lebih karena
Upaya pencegahan stunting secara dini harus dilakukan supaya wanita usia
yang normal dan sehat serta Dewasa muda laki-laki yang akan
2. Metode Diskusi Kelompok. Metode diskusi kelompok adalah pembicaraan yang dire
ncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 sampai d
engan 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat. Metode curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan m
asalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah
yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tad
i dilakukan kemudian.
4. Metode Panel. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan p
engunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis de
ngan seorang pemimpin.
5. Metode Bermain peran. Metode bermain peran adalah memerankan sebuah situasi d
alam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang ata
u lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pen
gertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti unt
uk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan men
ggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu bes
ar jumlahnya.
7. Metode Simposium. Metode simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan
oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8. Metode Seminar. Metode seminar adalah suatu cara di mana sekelompok orang berk
umpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang mengua
sai bidangnya.
9. Edutaiment metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan yan
g dipadukan atau dikombinasikan dengan hiburan sehingga anak/peserta didik tidak m
erasa jenuh maupun bosan dalam mempelajari apa yang diajarkan oleh guru/pengajar.
Dengan adanya edutainment juga dapat membuat proses pembelajaran menjadi menye
nangkan dan bisa meningkatkan minat anak/peserta didik.
Media disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia
diterima atau ditangkap melelaui panca indera.Semakin banyak indera yang digunakan
semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh(Notoatmojo)
Menurut Lucie (2005), media dan alatbantu yang biasa digunakan dalam penyuluhan
adalah sebagai berikut:
a. Leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembar yang dilipat. K
euntungan menggunakan media iniantara lain; sasaran dapat menyesuaikan dan belajar
mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhanm encatat, sasaran dapat melihat isin
ya disaat santai dan sangat ekonomis. Kelemahan dari leafleat adalah tidak cocok untuk
sasaran individu, tidak tahan lama dan mudah hilang dan akan menjadi percuma jika sa
saran tidak diikut sertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik.
b. Flift Chart (lembarbalik)
Flift Chart adalah media penyampaian pesan atau informasi Kesehatan dalam bentuk
buku dimana setiap lembar berisi gambar peragaan dan lembar baliknya berisikan
kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar. Keunggulan dari
penyuluhan dengan menggunakan media iniantara lain mudah dibawa, dapat dilipat
maupun digulung, murah dan efisien, dan yang rumit. Kelemahannya yaitu terlalu
kecil untuk sasaran yang berjumlah relative besar serta mudah sobek dan tercabik.
d. Slide
Keunggulan media iniantara lain dapat memberikan realita walaupun terbatas, cocok
untuk sasaran yang jumlahnya relative besar dan pembuatannya relative murah, serta
peralatannya cukup ringkas dan mudah digunakan. Kelemahan media ini antara lain
memerlukan sambungan listrik, peralatannya berisiko mudah rusak, serta memerlukan
sumber daya manusia yang terampil dan memerlukan ruangan sedikit lebih gelap.
e. Transparan OHP
Keunggulan media ini antara lain dapat dipakai untuk mencatat poin-poin penting saat
diskusi sedang berjalan, murah dan efisien karena alatnya mudah didapat dan
digunakan untuk sasaran yang relative kecil maupun besar, peralatannya mudah
digunakan dan dipelihara. Kelemahan media ini antara lain memerlukan aliran listrik,
sukar memperkenalkan Gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapa tmenghalangi
pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat duduk komunikan yang tidak
baik.
f. Papan Tulis
Keunggulan media iniantara lain murah dan efisien, baik untuk menjelaskan sesuatu,
mudah dibersihkan dan digunakan kembali. Kelemahan media ini antara lain terlalu
kecil untuk sasaran dalam jumlah relative besar, tidak efektif karena penyuluh harus
membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila
tidak dibersihkan dengan baik.
g.Poster
Poster adalah sarana untuk menyampaikan pesan melalui bahasa yang jelas, singkat dan
mudah dipahami dan dilengkapi oleh gambar, foto, dekorasi grafis sebagai ilustrasi dan
pelengkap penjelasan pesan.
Laptop
Infocus
Poster
BAB III
MODEL PROGRAM PENYULUHAN GIZI
A. Judul
Penyuluhan gizi tentang manfaat protein hewani dalam mencegah stunting di Paud
Aceh Children Center
B. Sasaran ;Paud Aceh Children Center, Jalan Masjid Sadaqah, Jl. Asyura
No.22, Lamlagang, Kec. Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh 232122
Waktu : 09.00 WIB-Selesai, Rabu, 8-maret- 2023
Tempat : Ruang Belajar
Jumlah :20 orang
Tahun :2023
Aryastami, N.K. 2015. Pertumbuhan usia dini menentukan pertumbuhan usia pra-pubertas
(studi longitudinal IFLS 1993-1997-2000) [Longitudinal study, secondary data analisys].
Jakarta: Universitas Indonesia.
Aryastmai N.K, Tarigan I. 2017. Kajian kebijakan dan penanggulangan masalah gizi stunting
di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan; 45(4):233-240
Azhar, M. (2016). Biomolekul Sel Karbohidrat, Protein dan Ezim. Journal of Chemical
Information and Modeling.
Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, dkk. Maternal and child undernutrition: global and regional
exposures and health consequences. Lancet. 2008;371:243-60
Lee PA. Disorders of puberty. Dalam: Lifshitz F, penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi
ke-3. New York: Marcel Dakker; 1996. h. 175-93
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Warta kesmas; gizi investasi masa depan bangsa. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
Rismayanthi, Cerika. (2006). Konsumsi Protein untuk Peningkatan Prestasi. Medikora. 2 (2)
135-145
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/9156/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
LAMPIRAN
A. Materi Penyuluhan
Vitamin B12 berperan untuk menjaga kesehatan saraf dan otak serta
pembentukan sel darah merah.
Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium dan sistem kekebalan tubuh.
DHA memiliki peran kesehatan pada otak anak
Zat besi yang berperan untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan
meningkatkan sistem imun tubuh
Zink berperan dalam mendukung system imun tubuh, masa pemulihan, dan baik
untuk pencernaan
Protein hewani sangat penting dikonsumsi agar tumbuh kembang anak bisa terpenuhi secara
optimal. Protein akan membantu semua proses pertumbuhan, fungsi protein yang pertama
adalah sebagai zat gizi yang berfungsi untuk membangun hingga memelihara jaringan tubuh.
Kendati demikian, jumlah protein yang diserap oleh tubuh akan disesuaikan oleh kesehatan
seseorang. Seseorang yang kurang protein akan sangat mudah mengalami malnutrisi. Jika hal
ini terjadi, orang tersebut akan mudah jatuh sakit, terkena anemia serta pertumbuhan yang
bisa sangat terhambat.
2) Pengertian Stunting
Stunting jika dikutip dari peraturan presiden republik Indonesia nomor 72
tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan di
bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
3. Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yan
g tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stu
nting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, da
n setelah melahirkan.
5. Pencegahan Stunting
Perlu diketahui bahwa protein hewani adalah instrumen gizi yang dibutuhkan oleh ib
u hamil guna mencegah stunting pada anak, hal ini dikarenakan pangan hewani mem
punyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sang
at penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
Dalam keterangannya, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof. Hardiansyah jug
a mendukung urgensinya pemberian protein hewani terhadap penurunan angka stunti
ng. Beliau mengatakan bahwa gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan menja
di salah satu penyebab utama anak lahir stunting, salah satunya karena komponen giz
i.
Selain pemberian protein hewani, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah stunting pada anak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, dengan rutin minu
m Tablet Tambah Darah dan mengkonsumsi gizi seimbang kaya protein hewa
ni selama kehamilan.
3. Memberikan MPASI yang kaya protein hewani untuk bayi usia diatas 6 bulan.
JUDUL MATERI : MANFAAT PROTEIN HEWANI DALAM MENCEGAH STUNTING BAGI ANAK PAUD ACEH CHILDREN CENTER
No. Topik Materi TIU TIK Sub Materi Media Metoda Waktu Penyuluh Evaluasi Ket
1. Manfaat Setelah 1. Setelah mengikuti Pengertian Poster Ceramah 10 Menit Lisma Pre-Test
protein mengikuti penyuluhan ini, Protein Erlinda dan Post-
mengkonsumsi
protein hewani
Gampong ........,.......2022
Perencana Penyuluhan
( )
Petugas Penyuluh
Soal Pre dan Post tast
untuk anak paud
(LISAN)
1. menanyakan apa itu stunting…
A. Absensi Penyuluh
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Materi :
6.
Lampiran 5
BIODATA PENYULUH
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMK Negeri 1 Bener Meriah
Alamat Rumah : Lheu Blang, Kec. Darul Imarah, Kab. Aceh Besar
No Telepon : 0822-9257-3517
Lokasi Penyuluhan : Ruang Belajar