Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PERENCANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN PENCEGAHAN


STUNTING

Dosen Pengampu : Djadid Subchan, SKM,.MPH

Disusun Oleh :

ENJELIKA PAULINA PONOMBAN


NIM : PO7214422038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN LUWUK
T.A 2023
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE / mikronutrien),
yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi
selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada
anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan
gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan pada 2
tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit diperbaiki. Salah satu
faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status ekonomi orang tua dan
ketahanan pangan keluarga.
Menurut Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 2002 dan UU Pangan No 18 Tahun 2012
tentang Ketahanan Pangan, maka ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan
bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah,
maupun mutunya, aman, merata, dan konsumsi pangan yang cukup merupakan syarat mutlak
terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga. Ketidaktahanan pangan dapat digambarkan
dari perubahan konsumsi pangan yang mengarah pada penurunan kuantitas dan kualitas
termasuk perubahan frekuensi konsumsi makanan pokok. Ketahanan pangan keluarga erat
hubungannya dengan ketersediaan pangan yang merupakan salah satu faktor atau penyebab
tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi anak. Gizi buruk menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan pada balita, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan
umurnya atau disebut dengan balita pendek atau stunting.

Berdasarkan hasil RISKESDAS pada tahun 2013 kasus stunting di Indonesia mencapai
(37,2 %), tahun 2010 (35,6%), dan tahun 2007 (36,8 %). Hal tersebut tidak menunjukkan
penurunan yang signifikan. Stunting yang terjadi pada balita dapat berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan intelektual anak. Secara tidak langsung dampak tersebut
dapat berakibat pada penurunan produktivitas, peningkatan risiko penyakit degenaratif,
peningkatan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah di masa mendatang. Dampak
tersebut dapat meningkatkan kemiskinan dimasa yang akan datang dan secara tidak langsung
akan mempengaruhi ketahanan pangan keluarga.

Stunting pada balita di negara berkembang dapat disebabkan karena faktor genetik dan
faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Salah
satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting pada balita yaitu
pendapatan orang tua. Pendapatan orang tua yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun yang sekunder. Sedangkan, apabila pendapatan orang tua rendah maka sebagian
besar pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehingga dapat
menyebabkan keluarga rawan pangan. Keluarga yang pemiliki pendapatan rendah dan rawan
pangan dapat menghambat tumbuh kembang balita (stunting).

B. TUJUAN PROGRAM KESEHATAN


Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang
Stunting dan penyebab gejalanya, meningkatkan pengetahuan peserta tentang resiko tinggi
dan pengenalan tanda kelahiran pada kehamilan.

C. SASARAN
Sasaran pada program ini merujuk pada Masyarakat umum

D. MATERI
Materi promosi kesehatan yang disampaikan yaitu tentang pengertian Stunting,
penyebab gejalanya, tentang resiko tinggi dan pengenalan tanda kelahiran pada kehamilan.

E. METODE
Metode promosi yang digunakan yaitu Ceramah Umum. Metode ceramah digunakan
untuk memberikan edukasi pada Masyarakat mengenai bahaya/resiko tinggi Stunting,
penyebab gejala Stunting, dan menegnali tanda kelahiran pada kehamilan. Selain itu, metode
ceramah juga digunakan untuk memberikan pengajaran terhadap mitos-mitos tentang
Stunting yang beredar pada Masyarakat.

F. MEDIA
Media yang diginakan dalam pelaksanaan program promosi Kesehatan yaitu slide
presentasi microsoft power point dan video edukasi.

G. RENCANA EVALUASI
Evaluasi promosi Kesehatan Stunting merupakan bagian penting dari upaya program
promosi Kesehatan yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang diperlukan bagi
pengelolaan, evaluasi dan peningkatkan kualitas program (Kemenkes RI, 2012). Aspek
proses rencana evaluasi yang akan dilaksanakan untuk promosi kesehatan adalah :
 Kelengkapan alat, metode dan materi yang akan digunakan untuk melaksanakan
promkes dapat mudah dimengerti
 Tujuan kegiatan dan umpan balik
 Terlaksananya kegiatan promosi Kesehatan tentang Stunting, serta terjadi
penurunan pravelensi penurunan Stunting pada Masyarakat.

F. JADWAL PELAKSANA
Program : Promosi Kesehatan
Tempat : Puskesmas Masama
Tanggal : 30 September 2023
NO Kegiatan Tujuan Sasaran
1 Sosialisasi program  Mengenali apa itu Stunting Masyarakat umum
promosi Kesehatan  Mengetahui penyebab
tentang Stunting gejalanya,
 Meningkatkan pengetahuan
peserta tentang resiko tinggi
 Pengenalan tanda kelahiran
pada kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

Trihono et al. Pendek (Stunting) Di Indonesia, Masalah Dan Solusinya. (Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, 2015).

Uliyanti, Tamtomo, D. G. & Anantanyu, S. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. J. Vokasi Kesehat. 3, 67–77 (2017).

Dewi, I. A. K. C. & Adhi, K. T. Pengaruh Konsumsi Protein dan Seng serta Riwayat
Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Stunting pada Anak Balita Umur 24-59 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida III. Arc. Com. Heal. 3, 36–46 (2016).

Widanti, Y. A. Prevalensi, Faktor Risiko dan Dampak Stunting Pada Anak Usia Sekolah.
(2013).

Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M. & Arab, L. Gizi Kesehatan Mayarakat.
(Penrbit Buku Kedokteran EGC, 2009).

Anda mungkin juga menyukai