Anda di halaman 1dari 10

Konsep

Kehamilan
Serotinus
Dosen Pengampu :
Dr. Sri M. Hasan, S.Kep.,Ns.,M.Med.Ed
Kehamilan Seronitus
Kehamian serotinus adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau
lebih. Istilah lain yang sering dipakai adalah postmaturitas, postdatism,
atau postdate. Kehamilan serotinus lebih sering terjadi pada primigravida
muda dan primigravida tua atau pada grandemultiparitas (Sastrawinata,
2005)
Penyebab Kehamilan Seronitus

01 Pengaruh Progesteron 02 Teori Oksitosin


Hormon progesteron merupakan Pada ibu hamil yang kurangk
komponen penting dalam memacu kekurangan hormon Oksitosin
proses biomolekuler pada persalinan pada usia kehamilan lanjut
dan meningkatkan sensitivitas uterus diduga sebagai salah satu
terhadap oksitosin. faktor penyebab kehamilan
postterm.
Penyebab Kehamilan Seronitus
03 Teori Kortisol/ ACTH Janin
Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga
produksi progesteron berkurang dan memperbesar
estrogen, selanjutnya berpengaruh tehadap
meningkatnya produksi prostaglandin.
Manifestasi klinis
● Janin postterm dapat terus bertambah beratnya di
dalam uterus dan dengan demikian menjadi bayi
besar yang abnormal pada saat lahir
● TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan.
● Adanya oligohidramnion dan penurunan jumlah
cairan amnion disertai dengan kompresi tali
pusat yang dapat menimbulkan gawat janin,
termasuk defekasi dan aspirasi mekonium yang
kental
Patofisoliogi
Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang
mengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan
hipoglikemia.

Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang
adekuat. Janin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi
penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur janin
Komplikasi
 Menurut Mochtar (1998), komplikasi yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu:
1.Komplikasi pada Ibu
Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan partus lama, inersia uteri, atonia uteri dan
perdarahan postpartum.
2.Komplikasi pada Janin
Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti berat badan janin bertambah besar, tetap atau
berkurang, serta
dapat terjadi kematian janin dalam kandungan.
 Menurut Prawirohardjo (2006), komplikasi yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu komplikasi
pada Janin yaitu :
a) gawat janin.
b) gerakan janin berkurang.
c) kematian janin.
d) asfiksia neonaturum dan kelainan letak.
Komplikasi
 Menurut Achdiat (2004), komplikasi yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu
komplikasi pada janin. Komplikasi yang terjadi seperti :
a) kelainan kongenital
b) sindroma aspirasi meconium.
c) gawat janin dalam persalinan.
d) bayi besar (makrosomia).
e) pertumbuhan janin terlambat.
f) kelainan jangka panjang pada bayi.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan berat badan ibu, lingkar perut dan jumlah air
ketuban.
 Ultrasonografi untuk menentukan ukuran bipariental, gerakan
janin dan jumlah air ketuban.
 Pemeriksaan sitology air ketuban
 Tes Non-Stres, Tes ini mengamati bagaimana detak jantung
bayi meningkat seiring dengan gerakan bayi. Ini adalah tanda
kesehatan bayi dalam kandungan.
Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-
baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dengan cara Bishop skore. Bishop skore adalah suatu cara
untuk menilai kematangan serviks dan responsnya terhadap suatu induksi
persalinan, karena telah diketahui bahwa serviks bishop skore rendah artinya
serviks belum matang dan memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi
dibanding serviks yang matang.

Anda mungkin juga menyukai