Disusun Oleh:
Dinar Novaza Pramono
2111040131
B. Etiologi
Etiologi kehamilan lewat waktu atau kehamilan serotinus sampai saat ini belum
diketahui secara pasti beberapa faktor yang dikemukakan penyebab kehamilan
serotinus adalah:
a. Ketidaktentuan tanggal menstruasi: ketidaksanggupan ibu mengingat HPHT,
perdarahan selama kehamilan, siklus haid tidak teratur, kehamilan dalam masa
pasca persalinan ( oxorn, 2003 ).
b. Hormone penurunan konsentrasi estrogen yang menandai kasus – kasus
kehamilan serotinus dianggap merupakan hal penting, karena kadar estrogen tidak
cukup untuk menstimulasi produksi dan penyimpanan glikofosfolipid didalam
membrane janin. Pada jumlah estrogen yang normal dan uterus meningkat sehingga
kepekaan terhadap oksitosin meningkatkan dan merangsang kontraksi (wiliams,
1995)
c. Herediter karena postmaturitas sering dijumpai pada satu keluarga tertentu (
rustam, 1998 )
C. Patofisiologi
a. Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang
mengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan
hipoglikemia.
b. Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang
adekuat. Janin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi
penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur janin ,
terdapat 3 tahap sindrom dismaturitas janin:
1. Tahap I insufisiensi plasenta kronis
a. Kulit kering, pecah – pecah, mengelupas, longgar dan berkerut.
b. Penampilan malnutrisi
c. Bayi dengan mata terbuka dan terjaga
2. Tahap II insufisiensi plasenta akut
a. Seluruh gambaran tahap I kecuali nomor 3
b. Terwarnai mekoniu
c. Depresi perinatal
3. Tahap III insufisiensi plasenta subakut
Hasil temuan pada tahap I dan tahap II kecuali nomor 3
Terwarnai hijau dikulit, kuku, tali pusat dan membrane plasenta
Resiko kematian intrapartum atau kematian neonatus lebih tinggi
Bayi baru lahir beresiko tinggi terhadap perburukan komplikasi yang berhubungan
dengan perfusi utero plasenta yang terganggu dan hipoksia, misalnya: sindrom
aspirasi mekonium
Pengaruh progesterone
Pengaruh oksitosin
Kortisol (ACTH janin)
Uterus
Biomolekuler (pelepasan oksitosin Kadar
persalinan dari neurohipofisis) Kortisol
Sensitifitas
uterus Sekresi
esterogen
SEROTINUS
Distosia
RESIKO
RESIKO persalinan
PENCIDERA
ASFIKSIA FISIK
E. Gambaran klinis
Gambaran klinis pada kehamilan post matur antara lain:
a. Janin postterm dapat terus bertambah beratnya di dalam uterus dan dengan
demikian menjadi bayi besar yang abnormal pada saat lahir, atau
bertambah berat postterm serta berukuran besar menurut usia gestasionalnya.
b. TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan.
c. Pada USG ditemukan adanya oligohidramnion dan penurunan jumlah cairan
amnion disertai dengan kompresi tali pusat yang dapat menimbulkan gawat
janin, termasuk defekasi dan aspirasi mekonium yang kental
d. Pada sisi ekstrim lainnya, lingkungan intrauterin dapat begitu bermusuhan
sehingga pertumbuhan janin yang lebih lanjut akan terhenti dan janin menjadi
postterm serta mengalami retardasi pertumbuhan.
A. Data subyektif
Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan dan
dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien dan menurut keterangan dari pasien.
-Nama pasien
Dimaksud agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan dengan pasien
lain.
- Umur
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko
kehamilan karena faktor umur sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam penatalaksanaan kehamilan serotinus selanjutnya.
- Agama dan suku bangsa
- Pendidikan
-Pekerjaan
-Alamat
- Identitas suami
- Alasan datang ke rumah sakit
-Keluhan utam
-Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang
-Riwayat kesehatan
-Riwayat kesehatan keluaga
- Riwayat obstetrik Riwayat perkawina
- Riwayat menstruasi
-Riwayat kehamilan sekaranG
-Riwayat kontrasepsi
Ditanyakan metode yang dipakai dan keluhannya karena salah satu efek samping
kontrasepsi adalah haid yang tidak teratur atau tidak haid sehingga dapat
menimbulkan ketidaktepatan dalam menentukan HPHT.
- Pola pemenuhan
kebutuhan
Bagaimana pola makan dan kebutuhan cairan, tersedianya nutrisi berkaitan dengan
kebutuhan metabolisme tubuh, karena masalah yang berkaitan dengan pemenuhan
nutrisi dan penyebabnya biasanya saling berkaitan.
- Eliminasi
Menjelaskan pola dari ekskresi, hal ini penting diketahui pola eliminasi dalam
keadaan sebelum dan selama hamil karena merupakan proses penting dalam tubuh.
- Personal hygiene
Untuk mengetahui pola hidup bersih dalam kehidupan sehari- hari ibu apakah kurang atau
tidak karena pada masa selama hamil sampai melahirkan rentan terhadap
penyakit.
Pemeriksaan fisik
1) Kepala: kulit kepala bersih atau tidak.
2) Muka: pucat atau tidak, skelera ikterik atau tidak, terdapat gerakan otot wajah atau
tidak.
3) Mata: apakah pucat atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, sclera ikterik
tidak, penglihatan baik atau tidak.
4) Hidung, penciuman terganggu atau tidak, terdapat lendir atau
5) Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak, terdapat cairan atau
tidak.
6) Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak, terdapat stomatitis atau
tidak.
7) Gigi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi mudah berdarah atau
tidak.
8) Leher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
9) Ketiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
10) Dada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding dada tidak, pernafasan
teratur atau tidak, bunyi jantung bagaimana.
11) Payudara: terdapat benjolan atau tidak.
12) Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat pembesaran atau nyeri
tekan atau tidak.
13) Vulva:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah infeksi pada genetalia.
14) Anus: terdapat hemoroid atau tidak.
15) Ekstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, terdapat kelainan
anatomi fisiologi tidak, kaki oedem tidak, varices atau tidak.
Pemeriksaan obstetrik
1) Muka: terdapat kloasma gravidarum atau tidak, oedem atau tidak.
2) Payudara: bentuknya bagaimana, aerola menghitam atau tidak, papilla
menonjol atau tidak, kolostrum sudah menonjol atau belum.
3) Perut:
a. Inspeksi: bentuknya bagaimana, terdapat strie gravidarum atau tidak, ada
linea atau tidak, ada bekas operasi atau tidak.
b. Palpasi:
Leopold I: tinggi fundus uteri berapa sesuai dengan umur kehamilan tidak, pada
bagian atas teraba bagian apa dan bagaimana.
Leopold II: bagian kanan perut ibu teraba apa dan bagaimana, kiri perut
teraba apa, ini untuk menentukan posisi punggung janin.
Leopold III: bagian bawah perut ibu teraba apa, masih bisa digoyang atau
tidak,ini untuk menentukan presentasi bagain bawah janin dalam panggul ibu dan
sudah masuk pintu atas panggul belum
Leopold IV: untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu
atas panggul ( PAP ) belum dan seberapa masuknya.
c. Auskultasi:
DIJ: DIJ perlu dikaji untuk mengetahui denyut jantung janin dalam keadaan
normal atau distrees. Dengan adanya insufisiensi plasenta maka janin
mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen dan tekanan vena umbilicus.
Hal ini disebut gawat janin. Pentingnya DIJ adalah ada kaitanya dengan
tindakan segera yaitu pengakhiran kehamilan.
4) TBJ (taksiran berat janin)
Pada kehamilan serotinus pada umumnya ditemukan TBJ tidak sesuai dengan umur
kehamilan, ini dimungkinkan bayi menjadi besar atau makin kecil
pengelupasan kulit.
Diagnosa keperawatan pada ibu
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi mengenai kehamilan
melebihi HPL
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terbukanya intrauterin dengan
ekstrauterin
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, Dr. Chrisdiono M. 2004. Prosedur Tetap Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Profile Dinas Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2010. Semarang
Freddy Panjaitan. 2012. Kehamilan serotinus. (https:// freddypanjaitan. wordpress.
com/2012/01/10kehamilan-lewat-waktu-serotinus/)(Onli tinus/)(Online), diakses
diakses pada tanggal 10 januari 2015.
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta: Salemba Medika
Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa Swara
Kurniawati, D (dkk). 2009. Obgynacea (Obgyndan Ginekologi).Yogyakarta: TOSCA
Manuaba, I.B.G. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 2009. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Muslihatun. WN dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogjakarta : Fitramaya
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Saminem, HJ. 2009. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Trihendradi dkk. 2010. Wonderpa Indahnya Pendampingan. Yogyakarta : ANDI
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wildan, M. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.