Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN POST MATUR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Dosen : Dian Puspitasari Effendi, SKp, MKep

DISUSUN OLEH:
LULU FITRIANI (160210051)
SAPUTRI INDAH RATNASARI (160210063)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

2018

Jl. Rawa Buntu No. 10, BSD City-Serpong Tangerang Selatan 15318
Phone: 021-7587 1242 / 7587 1245 / 5062 6999
Fax: 021-7587 1267; sms 24 jam: 0856 86 33 222
Website: www.stikesbanten.ac.id e-mail: pr.stikesbanten@gmail.com
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN POST MATUR

1. DEFINISI
Kehamilan post matur (post term) disebut juga kehamilan lewat waktu/bulan
merupakan kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih,
dihitung dari hari pertama haid terakhir, menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-
rata 28 hari (Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan
belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari
hpht (Manuaba, 1999).
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10% bervariasi antara 3,5-14%.
Perbedaan yang lebar disebabkan perbedaan dalam menentukan usia kehamilan.
Disamping itu perlu diingat bahwa para ibu sebanyak 10% lupa akan perhitungan tanggal
haid terakhir disamping sukar menentukan secara tepat saat ovulasi. Boyce mengatakan
dapat terjadi kehamilan lewat waktu yang tidak diketahui akibat masa proliverasi yang
pendek.

2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kehamilan post matur sampai saat ini masih belum diketahui
secara jelas. Menurut (Sarwono, 2010) beberapa teori yang diajukan diantaranya:
A. Pengaruh Progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian
perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada
persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga
terjadinya kehamilan postmatur adalah karena masih berlangsungnya pengaruh
progesteron.

B. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan dipercaya bahwa
oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan
persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada
usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu penyebab kehamilan post matur.
C. Teori Kortisol/ACTH Janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya
persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kortisol plasma janin.
Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron
berkurang dan memperbesar sekresi esterogen, selanjutnya berpengaruh terhadap
meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anesefalus,
hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan
menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat
berlangsung lewat bulan.

D. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada
pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih
tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan postmatur.
E. Herediter
Seorang ibu yang mengalami post matur mempunyai kecenderungan untuk
melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Morgen menyatakan bahwa
bilamana seorang ibu mengalami kehamilan post matur saat melahirkan anak
perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuan akan mengalami kehamilan
postmatur.

Menurut (Bayu, 2009) penyebab post matur pasti belum diketahui, faktor yang
dikemukakan adalah:
a) Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah
cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
b) Herediter, karena post matur sering dijumpai pada satu keluarga tertentu.
c) Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan akan
stress merupakan faktor tidak timbulnya His.
d) Kurangnya air ketuban
e) Insufiensi plasenta
3. MANIFESTASI KLINIS
3.1 Pada ibu biasanya terjadi distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar,
dan moudling sehingga terjadi partus lama, kesalahan letak, inersia uterus, distosia
baru, perdarahan post partum, dan dapat meningkatkan mortalitas dan mordibitas.
3.2 Gerakan janin yang jarang, yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/20 menit atau
secara objektif dengan KTG (karditopografi) kurang dari 10 kali/20 menit.(Echa,
2012)
3.3 Postmatur dapat dibagi dalam 3 stadium (Sarwono,2010) :
a. Stadium I
Kulit menujukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit
kering, rapuh dan mudah mengelupas.
b. Stadium II
Gejala pada stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
c. Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.

3.4 Menurut (Bayu,2009) manifestasi yang ditunjukkan yaitu bayi postmatur:


a. Biasanya lebih berata dari bayi matur (> 4000 gram)
b. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
c. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
d. Kuku-kuku panjang
e. Rambut kepala agak tebal
f. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

4. KOMPLIKASI
4.1 Komplikasi pada ibu meliputi distosia karena aksi uterus yang tidak terkoordinir,
janin besar, dan moulding kepala kurang, sehingga sering dijumpai partus lama,
kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan post partum.

4.2 Komplikasi pada janin:


- Oligohidramnion
Air ketuban normal usia 34-37 minggu adalah 1000 cc, atern adalah 800 cc,
diatas 42 minggu adalah 400 cc. Akibat dari oligohidramnion adalah amnion
kental, mekoniumdi aspirasi oleh janin, asfiksia, gawat janin intrauterin.
- Janin diwarnai mekonium
Mekonium keluar karena reflek vagus terhadap usus. Peristaltik usus dan
terbukanya sfingter ani membuat mekonium keluar. Aspirasi air ketuban serta
mekonium dapat menyebabkan gangguan pernapasan janin, gangguan sirkulasi
bayi setelah lahir, dan hipoksia intrauterin sampai kematian janin.
- Makrosemia
Dengan plasenta masih baik terjadi tumbuh kembang janin dengan berat
4500 gram disebut makrosemia. Hal ini dapat menyebabkan kematian bayi dan
trauma jalan lahir ibu.
- Dismaturitas bayi.
Usia kehamilan 37 minggu luas plasentanya 11 m2. Selanjutnya terjadi
penurunan fungsi akibat tidak berkembangnya atau terjadinya klasifikasi dan
aterosklerosis pembuluh darah. Penurunan kemampuan nutrisi plasenta
menimbulkan perubahan metabolisme menuju anaerobik. Pada keadaan ini
terjadi badan keton dan asidosis, gejala clifford, pada kulit terjadi substanfet
berkurang, otot makin lemah, dan berwarna mekonium. Kuku tampak tajam dan
kulit keriput. Tali pusat lembek, mudah tertekan dengan disertai
oligohidramnion.

5. PENATALAKSANAAN
5.1 Penatalaksanaan pada ibu
Menurut Sarwono (2008) dalam pengelolaan kehamilan post matur ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a) Menentukan apakah kehamilan memang telah berlangsung lewat bulan atau
bukan. Dengan demikian, penatalaksanaan ditunjukan pada dua variasi dari post
matur
b) Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin.
c) Periksa kematangan serviks dengan skor Bishop. Kematangan serviks
memegang peranan penting dalam pengelolaan kehamilan post matur. Induksi
persalinan juga dapat segera dilakukan baik pada usia 41 minggu maupun 42
minggu bila serviks telah matang.
Penatalaksanaan kecemasan pada ibu post matur :
 Cara penilaian kecemasan
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = satu dari gejala yang ada
2 = sedang/separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari 1⁄2 gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
 Penentuan derajat kecemasan
1. Sekor < 6 = tidak ada kecemasan
2. Sekor 7-14 = kecemasan ringan
3. Skor 15-27 = kecemasan sedang
4. Skor > 27 = kecemasan berat

Menurut Arif Mansjoer (2008) penatalaksanaan kehamilan lewat waktu bila


keadaan janin bai dapat dilakukan dengan cara:
a. Tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin
dan tes tanpa tekanan 3 hari kemudian. Bila hasil positif, segera lakukan seksio
sesarea.
b. Induksi persalinan
Induksi persalinan merupakan suatu usaha upaya persalian mulai
berlangsung dengan jalan merangsang timbulnya his. Ada dua cara yang
biasanya dilakukan untuk memulai proses induksi, yaitu mekanik an kimia.
Kedua cara ini pada dasarnya dilakukan untuk mengeluarkan zat prostaglandin
yang fungsinya sebagai zat penyebab otot rahim berkontraksi.
- Secara mekanik, biasanya dilakukan dengan sejumlah cara, seperti
menggunakan metode strippingm vibrator, kateter, serta memecahkan
ketuban.
- Secara kimia, ibu akan diberikan obat-obatan khusus. Ada yang diberikan
dengan cara diminum, dimasukan ke dalam vagina, diinfuskan ataupun
disemprotkan pada hidung. Biasanya tak lama setelah satu cara kimia itu
dilakukan, ibu hamil akan merasakan datangnya kontraksi.
5.2 Penatalaksanaan pada Bayi post matur antara lain:
1) Bila bayi mengalami ketidakefektifan termoregulasi tindakan yang dapat
diberikan antara lain:
᧐ Hangatkan inkubator atau penghangat radian sebelumnya, pastikan bahwa
handuk dan atau selimut yang tipis yang telah dihangatkan tekah tersedia.
Pertahankan suhu ruang bersalin pada suhu 22 ℃, dengan kelembapan
relatif 60%-65%.
᧐ Bersihkan bayi baru lahir, dari darah dan verniks yang berlebihan,
khususnya yang ada di kepala, dengan handuk yang telah dihangatkan
sebelumnya
᧐ Letakan bayi baru lahir di bawah penghangat radian
᧐ Bungkus bayi dengan selimut yang telah dihangatkan dan pindahkan bayi
ke ibu
᧐ Rangkul bayi sehingga menempel pada dada ibu dan dibedong dengan
selimut hangat.

2) Resiko cedera
᧐ Evaluasi dengan alat respon denyut jantung bayi terhadap kontraksi uterus
selama asuhan intrapartum
᧐ Kaji kadar glukosa darah dengan menggunakan strip kimis sebelum
pemberian ASI dan sebelum 2 jam setelah kelahiran
᧐ Kaji tanda-tanda hipoglikemi
᧐ Ajarkan orang tua untuk memperkirakan perubahan pada kemampuan infan
᧐ Diskusikan dengan orang tua perlunya pemantauan konstan terhadap irfan.
6. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Tanggal Pengkajian :
2. Jam :
3. Oleh :
4. Ruang :

1. PENGKAJIAN IBU
a) Identitas
a) Pasien
1. Nama :
2. Tempat, Tanggal lahir/ usia :
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama :
5. Status perkawinan :
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan :
8. Suku/bahasa :
9. Alamat :
10. Tanggal masuk RS :
11. Nomor RM/CM :
12. Ruangan :
13. Melahirkan dengan : o Normal
o Bantuan ………………………….
14. KB yang digunakan :
b) Keluarga/Penanggung jawab
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Hub. Dengan Pasien :
6. Alamat :
b) Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
o Keluhan Utama
□ Kehamilan belum berakhir setelah melewati 42 minggu
□ Gerak janin mkin berkurang dan kadang berhenti sama sekali
□ Berat badan ibu mendatar atau menurun
□ Air ketuban merasa berkurang
□ Dll………………………………………………………….
o Alasan Datang Ke Tempat Perawatan Maternal
□ …………………………………………………………….
o Riwayat Tanda Bahaya Pada Kehamilan
□ BB Menurun
□ Adanya His Yang Kuat
□ Ketuban Pecah Sendiri
□ Bloody Show
□ Pembukaan Lengkap
 Riwayat Kesehatan Dahulu
o Riwayat Post matur
□ Ya………………………………………………………………..
□ Tidak
o Riwayat Haid Ibu
1. Umur manarche :
2. Siklus :
3. Lamanya :
4. Frekuensi :
5. Sifat darah :
6. Disminorhoe :
7. Banyaknya :

o Berat Badan Bayi Sebelumnya


□ Normal (2500-3000 gram)
□ Tidak normal……………………………………………………...
o Riwayat penyakit
□ Diabetes Mellitus □ Jantung Koroner
□ Hepatitis □ Hipertensi
□ HIV/AIDS □ TB

□ Penyakit lain yang mempengaruhi kehamilan, sebutkan:


□ Sindrom ACA
 Riwayat Kesehatan Keluarga
□ Penyakit penyulit persalinan………………………………….
□ Riwayat partus lama dalam keluarga

c) Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan Sekarang
HPHT :
Taksiran Partus (TP) :
Usia Kehamilan :
G (Grafida) jumlah kehamilan :
P (Partus) jumlah melahirkan :
A (Abortus) jumlah abortus :
Pemerisaan Kehamilan
 Berapa kali :
 Dimana :
Imunisasi TT :

2) Riwayat Persalinan yang Lalu


Jenis Jenis Keadaan bayi Sebab kematian
No. Tahun Penolong
persalinan kelamin saat lahir bayi

3) Tanda penyulit persalinan


□ Kurangnya Hormon Prostaglandin
□ Ketuban kering
□ Sindrom dismaturitas
□ Sindrom aspirasi mekonium
□ Makrosomia
□ Kelahiran meninggal (bayi meninggal dalam lahir)
□ Riwayat kelahiran lambat
□ Kehamilan pertama
□ BB Ibu yang berlebih
□ Evaluasi perhitungan TP (Tafsiran Partus)

d) Pengkajian Psikososial
2) Pengkajian kecemasan
 Bagaimana tingkat kecemasan ibu selama akhir kehamilan yang tak
kunjung selesai?
Jawaban :
 Bagaimana tingkat kecemasan ibu untuk menghadapi persalinan?
Jawaban :
 Bagaimana dengan istirahat tidur ibu untuk menghadapi persalinan?
Jawaban :
 Alat ukur kecemasan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)
NO. TINGKAT KECEMASAN 0 1 2 3 4
1. PERASAAN
 Perasaan Cemas Firasat Buruk,
 Takut Akan Pikiran Sendiri,
 Mudah Tensinggung
2. TINGKAH LAKU
 Ketegangan Merasa Tegang,
 Gelisah,
 Gemetar,
 Merasa Terganggu
 Lesu.
3. KETAKUTAN
 Takut Terhadap Gelap,
 Terhadap Orang Asing, Bila Tinggal
Sendiri
 Takut Terhadap Kehamilannya
 Merasa Curiga Terhadap
Kehamilannya.
4. GANGGUAN TIDUR
 Sukar Memulai Tidur,
 Terbangun Pada Malam Hari,
 Tidur Tidak Pulas
 Mimpi Buruk.
5. GANGGUAN KECERDASAN
 Penurunan daya ingat
 Mudah lupa
 Sulit konsentrasi
6. PERASAAN DEPRESI
 Hilangnya minat
 Berkurangnya kesenangan pada
kehamilan
 Sedih
 Perasaan tidak menyenangkan
sepanjang hari

7. GEJALA SOMATIK
 Nyeri pada otot
 Kekakuan pada otot
 Suara tidak stabil
 Kedutan otot
8. GEJALA SENSORIK
 Perasaan ditusuk-tusuk
 Penglihatan kabur
 Muka merah
 Pucat serta merasa lemah
9. GEJALA KARDIOVASKULER
 Takikardi
 Nyeri di dada
 Merasa dek-dekan
 Denyut nadi mengeras
10. GEJALA PERNAPASAN
 Perasaan tercekik
 Sering menarik napas panjang
 Merasa mapas pendek
11. GEJALA GASTROINTESTINAL
 Sulit menelan
 Obstipasi
 Berat badan menurun
 Mual dan muntah
 Nyeri lambung
 Perasaan panas di perut
12. GEJALA UROGENITAL
 Aminorea
 Sering buang air kecil
 Tidak dapat menahan BAK
 Ereksi lemah/impotensi
13. GEJALA VEGATATIF
 Mulut kering
 Mudah berkeringat
 Bulu roma berdiri
 Pusing/ sakit kepala
14. PERILAKU SEWAKTU ANAMNESA
 Gelisah
 Jari-jari gemeter
 Mengkerutkan dahi (kening)
 Muka tegang
 Tonus otot meningkat
 Napas pendek dan cepat
 Cara penilaian kecemasan
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = satu dari gejala yang ada
2 = sedang/separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari 1⁄2 gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
 Penentuan derajat kecemasan
1. Sekor < 6 = tidak ada kecemasan
2. Sekor 7-14 = kecemasan ringan
3. Skor 15-27 = kecemasan sedang
4. Skor > 27 = kecemasan berat

 Alat ukur kecemasan TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale)


NO. KOMPONEN Merasakan Tidak Merasakan
1. Kesadaran diri menurun
2. Kurang percaya diri
3. Kecemasan menetap
4. Tersipu-sipu
5. Tangan dingin
6. Berkeringat berlebih
7. Merasa gangguan tidur
Kegelisahan terhadap
8.
kehamilan
9. Tekanan pada kehamilan
10. Jantung berdebar
11. Napas pendek
*Menentukan prioritas kecemasan pada post matur
3) Pengkajian Psikologis
 Apa yang ibu rasakan selama akhir kehamilan?
Jawaban :
 Sejak kapan ibu merasakan kehawatiran kehamilan ibu?
Jawaban :
 Apa yang ibu hawatirkan dengan kehamilan ibu?
Jawaban :
 Bagaimana ibu menghilangkan rasa cemas ibu terhadap kehamilan ibu?
Jawaban :
4) Pengkajian Ketidaknyamanan
*Nyeri : Ada / Tidak
Lokasi :
Sifat :
 Seperti tertusuk-tusuk
 Seperti dipukul
 Lainnya:……………………………………………………………..

Skala :

□ 0
□ 1
□ 2
□ 3
□ 4
□ 5
5) Pengkajian Sosial
 Bagaimana dukungan keluarga/suami terhadap kehamilan ibu yang
tak kunjung selesai?
Jawaban :
 Apa saja yang sudah dilakukan orang sekitar ibu saat menjelang
kelahiran?
Jawaban :
 Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga ibu saat kehamil yang
lama?
Jawaban :
 Bagaimana persiapan ibu untuk persiapan kelahiran?
Jawaban :
 Apa ada yang ibu dan keluarga lakukan saat kehamilan sudah
melewati tanggal perkiraan persalinan?
Jawaban :
 Aktivitas apa yang ibu lakukan selama kehamilan?
Jawaban :
 Apa yang ibu rasakan dalam melakukan aktivitas dengan
kehamilan besar?
Jawaban :

6) Mekanisme Koping
 Bagaimana cara anda mengatasi kecemasan terhadap kehamilan
yang lama?
Jawaban :
 Apa yang membuat anda menerima tentang kehamilan yang
melewati tanggal perkiraan persalinan anak anda?
Jawaban :
 Apa saja yang sudah dipersiapkan untuk menjelang kehamilan?
Jawaban :

7) Pengkajian Spiritual
 Ibadah apa saja yang ibu lakukan saat hamil?
Jawaban :
 Berapa kali ibu melakukan ibadah dalam sehari?
Jawaban :
 Ibu Ada kegiatan spiritual khusus untuk mempercepat kelahiran?
Jawaban :
 Bagaimana Keyakinan ibu terhadap kehamilan lama ibu?
Jawaban :

8) Pengkajian budaya
 Budaya apa yang dianut oleh ibu dan keluarga?
Jawaban :
 Pantangan apa saja yang ibu lakukan selama kehamilan?
Jawaban :
 Di mana biasanya ibu memeriksakan kehamilan tiap bulan?
Jawaban :
 Ada budaya yang dilakukan terhadap kehamilan ibu?
Jawaban :
 Didalam budaya yang ibu anut ada tidak kebiasaan keluarga dalam
mengatasi kehamilan yang lama?
Jawaban :

e) Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan


1) Nutrisi dan Cairan
 Asupan Nutrisi :
□ Baik
□ Kurang baik

x
Frekuensi : /hari

Alergi/pantangan :

 Asupan Cairan :
□ Baik
□ Kurang baik

Frekuensi : Liter/hari
Input :

Output :

2) Perkemihan
 Pola Rutin : x
/hari
 Warna :
 Bening  Kuning terang
 Kuning pekat  Merah
 Masalah :
 Inkontinensia  Hematuria
 Retensi urine  Poliuria
 Lainnya:

3) Istirahat
 Pola Istirahat
Lama istirahat : jam
Frekuensi :

f) Pemeriksaan Fisik Ibu


1) Kepala dan Leher
□ Konjungtiva Anemis
□ Pembesaran Vena Jugularis
□ Pembengkakan Kelenjar Tiroid
□ Bibir Sianosis
□ Oedema pada wajah
□ Skelera putih
□ Polip pada hidung
□ Tidak Ada Masalah

2) Dada
 Pengembangan Dada
□ Recoil  Tidak baik
 Payudara
□ Pembengkakan Payudara  Keluarnya Colostrum
□ Benjolan Pada Payudara  Lesi Pada Payudara
□ Masalah lain:
 Jantung
Auskultasi :
□ S1 S2  Murmur
□ Gallop
 Paru
Pola pernapasan:
□ Dispnea  Teratur
□ Biot  Kusmaul
□ Hiperventilasi

Auskultasi :

□ Vesikuler  Rales
□ Ronchi  Wheezing

3) Abdomen
Dilatasi Uterus
□ Fase Laten
□ Periode Akselerasi
□ Periode Dilatasi Maksimal
□ Periode Deselerasi
Kontraksi uterus
Frekuensi :
Kekuatan :
Intensitas :
Leopold
 Leopold 1
 TFU :
 Posisi teratas :
 Bagian fundus :
 Leopold 2
 Bagian kanan :
 Bagian kiri :
 DJJ :
 Leopold 3
 PAP (Pintu Atas panggul)
□ Kepala
□ Bokong
□ Masuk
□ Belum masuk
 Leopold 4
 Penurunan Kepala Janin
□ 1/5  2/5
□ 3/5  4/5
□ 5/5

4) Pemeriksaan Urogenital
Kebersihan Urogenital :
□ Kotor □ Hemoroid
□ Bersih □ rektum
□ Tanda
keputihan

5) pemeriksaan serviks
Pembukaan serviks Ke :
Ruptur Perineum
 Derajat 1  Derajat 2
 Derajat 3  Derajat 4
 Tidak Ada

6) Pemeriksaan dalam
□ Vulva
 Sudah membuka  Belum membuka
□ Konsistensi Portio
 Teraba Lunak  Teraba Keras
 Tidak Teraba

□ Air Ketuban
 Ketuban Pecah Dini  Ketuban Utuh
 Air Ketuban + Mekonium  Air Ketuban Jernih
 Air Ketuban + Darah

7) Ekstremitas
 Varises  Edema
 Tidak Ada Masalah

g) Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
□ Cemas
□ Baik
□ Buruk
2) Kesadaran
□ Composmentis
□ Apatis
□ Samnolen
□ Koma
3) Tekanan darah
□ Normal (+120/80 mmHg)
□ Tidak
normal………………………………………………………..
4) Suhu
□ Normal (36,5-37,5oC)
□ Hipotermi/Hipertermi………………………………………….
5) Denyut nadi
□ Normal (60-100×/menit)
□ Tidak
normal……………………………………………………….
6) Respirasi
□ Normal (16-24×/menit)
□ Tidak
normal…………………………………………………………
7) Berat badan
□ BB sebelum hamil :
□ BB selama hamil :
□ Kenaikan BB saat kehamilan :
8) Tinggi badan
□ Normal (>145)
□ Kurang ……………………………………………………....
9) Lilla
□ Normal (23,5)
□ Kurang…………………………………………………………

h) Pemeriksaan Penunjang
□ Jika di ada indikasi

2. PENGKAJIAN BAYI
a) Pemeriksaan fisik
1) Kondisi umum
□ Tonus otot
□ Lunak
□ Keras
□ Aktiv

□ Kulit
 Warna
□ Pucat
□ Sianosis
□ Kulit tercampur mekonium
□ Bersih
□ Pink muda

 Tekstur
□ Kering
□ Mengkelupas
□ Pecah-pecah
□ Lembut
□ Halus
□ Tugor kulit baik (<2 detik)
□ Elastis

 Bulu halus
□ Tanpak
□ Tidak tanpak

□ Tangisan
□ Kuat
□ Menangis lemah

2) Pengukuran
 Berat badan :
 Panjang :
 Lingkar kepala :
 Lingkar dada :

3) Tanda-tanda vital
 Suhu :
 Pernapasan :
□ Frekuensi…………………………………………………
□ Kesulitan bernapas
□ Bernapas normal
□ Suara napas………………………………………………..
□ Pergerakan napas (perut/dada)
 Nadi :

4) Kepala
 Bentuk
□ Simetris
□ Tidak simetris
□ Ada lesi
 Ubun-ubun
□ Datar, keras
□ Cekung, lembek
□ Cekung, keras
□ Datar, lembek
 Rambut
□ Merata
□ Tidak merata
□ Banyak
□ Sedikit
□ Warna……………………………………………………….
□ Tekstur……………………………………………………...

 Wajah
 Ukuran :
 Penampilan :
 Kelengkapan :

 Mata
□ Sipit
□ Tertutu/merem
□ Simetris
□ Terbuka/melek

 Hidung
□ Simetris
□ Lubang hidung □ Sumbing
utuh □ Septum tidak
□ Septum utuh teraba
□ Tidak simetris

 Mulut
□ Bibir pucat
□ Gusi normal
□ Palatum utuh
□ Mekonium pada trakea
□ Kelainan lain………………………………………………

 Telinga
□ Bentuk kartilago baik
□ Simetris
□ Tidak normal………………………………………………

 Leher
 Bentuk : Panjang/pendek
 Rentang gerak : terbatas/normal
 Massa : ada/tidak ada

5) Dada
 Bentuk Toraks
□ Simetris
□ Tidak simetris………………………………………………
 Bunyi nafas
□ Normal
□ Ada bunyi tambahan………………………………………
 Puting susu
□ Simetris
□ Lengkap
□ Sejajar

6) Abdomen
 Tali pusar
□ Normal
□ Tidak normal………………………………………………..
 Bentuk
□ Simetris
□ Tidak simetris
□ Massa (Ada/Tidak ada)

7) Ekstemitas
 Bentuk
□ Simetris
□ Tidak simetris
 Kelengkapan
□ Lengkap
□ Tidak lengkap………………………………………………
 Jari-jari
□ Lengkap
□ Kecacatan…………………………………………………..

b) Tanda postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono Prawirohardjo) :


 Stadium I
□ Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa
□ Kulit maserasi berupa kulit kering,
□ Kulit rapuh dan mudah mengelupas.
 Stadium II
□ pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
 Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada
□ kuku,
□ kulit dan
□ tali pusat
 Tanda bayi Postmatur (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)
1) berat bayi postmatur ( > 4000 gram)
□ normal
□ tidak………………………………………….
2) Tulang dan sutura kepala
□ Keras
□ Lembek
3) Rambut lanugo (bulu halus)
□ Ada
□ Sedikit
□ banyak
4) Kuku-kuku
□ Panjang
□ normal
5) Rambut kepala
□ Tebal
□ Tipis
□ Tidak ada

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 DIAGNOSA IBU
1. Ansietas berhubungan dengan
o kurang pengetahuan
o partus lama
2. Resiko cidera pada ibu berhubungan dengan bayi yang besar dan tidak
ada dilatasi serviks
3. Resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya intrauteri dengan
ekstrauteri
 DIAGNOSA JANIN
1. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan
o persalinan yang lama
o distres janin
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan aspirasi
mekonium : ditandai dengan terlihat adanya mekonium pada
trakea/jalan napas bayi, adanya suara napas tambahan, bayi terlihat
kesulitan bernafas dan menangis, dan dispnea
4. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan
napas, asfiksia : ditandai dengan dispnea, pernapasan cuping hidung,
terlihat bayi menggunakan otot aksesorius untuk bernapas, dan RR 75
×/menit
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen keseluruh tubuh bayi, sianosis : ditandai dengan waktu
pengisian kapiler (CRT) > 3 detik, Warna kulit pucat, Kulit teraba
dingin, Sianosis, dan Nadi 175 ×/menit
6. Gangguan termoregulasi: hipotermi berhubungan dengan suhu tubuh
tidak stabil akibat penurunan lemak subkutan berkurang : ditandai
dengan Suhu 34oC Kulit bayi teraba dingin, dan Bayi terlihat
menggigil.
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan nutrisi janin menurun,
berkurangnya lemak subcutan : ditandai dengan Kerusakan lapisan
kulit, Kulit kering, mengelupas, pecah-pecah, longgar dan berkerut.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL


1. Untuk Ibu
No. NANDA NIC NOC
1. Kecemasan b/d 1. Tingkat kecemasan 1. Penurunan kecemasan
partus yang macet Tujuan : Klien diharapkan Aktivitas :
dapat bertahan dan o Ciptakan
mengatasi ketenangan
o Kurang istirahat o Dengarkan
o Distres kecemasan
o Gelisah dan o Ciptakan
khawatir kenyamanan untuk
o Muka tegang menfasilitasi
o Berkeringat kepercayaan
2. Koping o Identifikasi kapan
Klien diharapkan mampu : level cemas
o Mengidentifikasi berubah
pola koping efektif o Tentukan
dan tiak efektif kemampuan pasien
o Menyatakan untuk membuat
perasaaan terkontrol keputusan
o Melaporkan o Instruksikan pasien
penurunan stres untuk
o Menghindari menggunakan
keadaan yang teknik relaksasi.
terlalu stres
o Melaporkan 2. Kontrol kecemasan diri
peningkatan o Monitor intensitas
kenyamanan o Kecemasan
psikologis. o Cari informasi
untuk mengurangi
cemas.
o Rencanakan
strategi koping
untuk situasi stress
o Gunakan teknik
relaksasi untuk
mengurangi cemas
2. Nyeri akut b/d bayi 1. kontrol nyeri Manajemen nyeri
lahir besar o factor resiko dapat o Nilai nyeri
diketahui dimulai dari
o tindakan lokasi,
pencagahan dapat karakteristik,
dilakukan durasi, frekuensi,
o Tingkat kualitas,
Kenyamanan intensitas, dan
o Keadaan fisik penyebab
membaik o Kaji
o Pasien dapat ketidaknyamanan
melakukan control secara nonverbal
nyeri o Kontrol faktor
o Tingkatan nyeri lingkungan yang
o Frekuensi nyeri dapat
berkurang menimbulkan
o Lama waktu nyeri ketidaknyamanan
berkurang pada pasien (suhu
o Pasien tidak resah ruangan,
pencahayaan,
keributan)
o Mengurangi faktor
– faktor yang
meningkatkan
nyeri
o Menyediakan
analgesik untuk
mengatasi nyeri /
istirahat yang
adekuat untuk
mengurangi nyeri
o Anjurkan untuk
tidur / istirahat
untuk mengurangi
nyeri

2. Untuk Janin
No. NANDA NIC NOC
1. Ggg pertukaran gas 1) Keseimbangan Manajemen jalan napas
b/d asfiksia elektrolit dan asam Aktivitas:
basa o Auskultasi bunyi
2) Status respiratori: nafas, catat adanya
pertukaran gas ventilasi yang turun
3) Status respiratori: atau yang hilang dan
ventilasi catat adanya bunyi
4) Perfusi jaringan : tambahan
pulmonal o Monitor pernafasan
5) Status tanda tanda dan status oksigen.
vital o Atur intake cairan
untuk
mengoptimalkan
keseimbangan cairan
o Monitor tanda tanda
vital
Aktivitas:
o Mengukur tekanan
darah, denyut nadi,
temperature, dan
status pernafasan, jika
diperlukan
o Mencatat gejala dan
turun naiknya tekanan
darah
o Memantau suara
jantung
o Memantau tingkat dan
irama pernafasan (e.g.
kedalaman dan
kesimetrisan)
o Memantau suara paru
o Memantau pola
pernafasan yang
abnormal (e.g.
Cheyne-Stokes,
Kussmaul, Biot,
apnea, ataxic, dan
bernafas panjang)
o Mengukur warna
kulit, temperature, dan
kelembaban
2. Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan 1. pastikan kebutuhan
bersihan jalan keperawatan selama 2x24 oral/tracheal suctioning
napas berhubungan jam diharapkan bersihan 2. Hisap hidung dan
dengan aspirasi jalan nafas pasien kembali orofaring dengan hati-
mekonium normal dengan hati, sesuai kebutuhan
kriteria hasil: 3. Uskultasi suara napas
1. Menunjukkan jalan sebelum dan sesudah
napas yang paten suctioning
(frekuensi napas 4. Berikan oksigen
dalam rentang menggunakan nasal
normal, tidak ada untuk memfasilitasi
suara napas abnormal) suction nasotrakeal
2. Suara nafas bersih, 5. Monitor status
tidak ada sianosis dan oksigen pasien
dispnea 6. Buka jalan
napas, gunakan teknik
chin lift atau jaw thrust
bila perlu
7. Monitor respirasi dan
status oksigen
3. Ggg nutrisi kurang  Status nutrisi Manajemen nutrisi
dari keb tubuh b/d  Status nutrisi : asupan Aktivitas:
kekurangan makanan dan cairan o Kontrol penyerapan
pasokan nutisi dan  Status nutrisi : intake makanan/cairan dan
terhentinya nutrien menghitung intake
pertumbuhan janin  Pengontrolanberat kalori harian, jika
badan diperlukan.
o Pantau ketepatan
Manajemen cairan urutan makanan untuk
Aktivitas: memenuhi kebutuhan
o Timbang BB tiap hari nutrisi harian.
o Pertahankan intake o Tentukan jimlah
yang akurat kalori dan jenis zat
o Monitor perubahan makanan yang
BB klien sebelum dan diperlukan untuk
sesudah dialisa memenuhi kebutuhan
o Monitor status nutrisi nutrisi, ketika
o Monitor TTV berkolaborasi dengan
ahli makanan, jika
Berikan terapi IV
diperlukan.
o Pastikan bahwa
makanan berupa
makanan yang tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi.
o Atur pemasukan
o makanan, jika
diperlukan.
Monitoring nutrisi
Aktivitas:
o Timbang berat badan
klien.
o Monitor kehilangan
dan pertambahan berat
badan.
o Monitor respon emosi
klien terhadap situasi
dan tempat makan.
o Monitor intake kalori
dan nutrisi
o Monitor tingkat
energi, lelah, lesu, dan
lemah
o Monitor adanya mual
dan muntah
3. Ggg integritas kulit  Integritas Jaringan : Pemeriksaan kulit
b/d pengelupasa Membran Kulit dan Aktivitas:
kulit Mukosa  Inspeksi kulit dan
 Penyembuhan Luka : membran mukosa
Tujuan Primer dari adanya
Tujuan Sekunder kemerahan, panas
yang luar biasa,
atau drainase.
 Pantau area kulit
yang kemerahan
dan rusak.
 Pantau kulit dari
adanya ruam dan
lecet.
 Pantau kulit dari
adanya kelembapan
dan kekeringan
yang berlebihan.
 Pantau warna kulit.
DAFTAR PUSTAKA

᧐ Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohadjo.
᧐ Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
᧐ Nanda Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
᧐ Hockenberry, Wilson. 2007. Wong’s Nursing Care of Infant and Children, 8th
Edition. Mosby: Evolve
᧐ https://www.academia.edu/32021057/ASKEP_KEHAMILAN_POST_MATUR.d
ocx

Anda mungkin juga menyukai