Pengertian Postmatur • Pada umumnya, kehamilan berlangsung selama 40 minggu (280 hari) dihitung dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir). • Kehamilan normal (aterm) ialah usia kehamilan antara 38-42 minggu. • Namun, sekitar 3,4-14 % atau rata-rata 10 % kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih (Prawirohardjo, 2008). • Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 minggu) dengan segala kemungkinan komplikasinya (Manuaba, 1999). • Partusnya disebut partus postmaturitus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus. Etiologi Bayi Postmatur (Sarwono, 2010) Penyebab terjadinya kehamilan postterm/ postmature sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas Pengaruh Progresteron kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang estrogen tidak cukup untuk menyediakan prostaglandin yang berperan terhadap penipisan serviks dan kontraksi uterus Teori Kortisol/ ACTH Janin tanda2 untuk dimulainya persalinan diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progresteron berkurang dan memperbesar sekresi esterogen. Pada cacat bawaan janin seperti anesefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan. Continue... Saraf Uterus Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm. Herediter Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan posterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya Mogren menyatakan bahwa bilamana seorang ibu mengalami kehamilan posterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan posterm. Manifestasi Klinis
Gerakan janin yang jarang, yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/
20 menit atau secara objektif dengan KTG (kardiotopografi) kurang dari 10 kali/ 20menit (Echa, 2012) Sindrom dismaturitas janin (Sarwono, 2010) fungsi plasenta turun cadangan lemak subkutan turun penyusutan lemak subkutan Stadium I (insufisiensi plasenta kronis): Kulit kering, pecah-pecah, mengelupas, longgar, dan berkerut, penampilan malnutrisi, terjaga Stadium II (insufisiensi plasenta akut): Seluruh gambaran tahap 1 kecuali butir ke 3, terwarnai mekonium, depresi Stadium III (Insufisiensi plasenta subakut): Hasil temuan pada tahap 1 dan 2 kecuali butir ke 3, terwarnai hijau di kulit, kuku, tali pusat, dan membran mukosa, resiko kematian intrapartum atau kematian neonates lebih tinggi. Manifestasi Klinis (Manuaba, 1998) Biasanya BB lebih besar dari bayi matur (4000 gram) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur Rambut lanugo hilang atau sangat kurang Verniks caseosa kurang Kuku panjang Rambut kepala agak tebal Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel Pemeriksaan Penunjang (Prawirohardjo, 2008) Ultrasonografi (USG) Ketetapan usia kehamilan sebaiknya mengacu pada hasil pemeriksaan USG pada trimester pertama. Pemeriksaan radiologi Usia kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan Cara ini sekarang jarang digunakan karena pengenalan pusat penulangan seringkali sulit dan radiologi mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap janin. Pemeriksaan sitologik air ketuban air ketuban diambil dengan amniosintesis baik transvaginal maupun transabdominal melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu, melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu. Komplikasi Komplikasi pada ibu meliputi : Keterlambatan/kesulitan persalinan karena kontraksi uterus yang tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding kepala kurang krn tulang tengkorak lbh keras, sehingga sering dijumpai partus lama & sulit, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum. Komplikasi pada janin:
1. Oligohidramnion Air ketuban normal usia 34-37
minggu adalah 1000 cc, aterm adalah 800 cc, di atas 42 minggu adalah 400 cc. Akibat dari oligohidramnion adalah amnion kental, aspirasi mekonium oleh janin, asfiksia, gawat janin intrauterin. Komplikasi pada Janin
Janin diwarnai mekonium
Peristaltik usus dan terbukanya sfingter ani menyebabkan mekonium keluar. Aspirasi air ketuban serta mekonium dapat menyebabkan gangguan pernafasan janin, gangguan sirkulasi bayi setelah lahir, dan hipoksia intrauterin sampai kematian janin. Makrosemia Bayi lahir dg berat 4500 gram trauma jalan lahiribu. Dismaturitas bayi. Penurunan kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan perubahan metabolisme menuju anaerobik. Pada keadaan ini terbentuk badan keton dan asidosis otot makin lemah, dan berwarna mekonium, kuku tampak tajam dan kulit keriput, tali pusat lembek, mudah tertekan dengan disertai oligohidramnion. Penatalaksanaan Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain: 1. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley. 2. Induksi dengan oksitosin 3. Bedah/seksio sesaria. • Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka).