Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN SEROTINUS
DI RUANG POLI KIA

Disusun oleh

Kelompok 2:

Nurdika parsya
Nur azizah waris
Nur inayah
Ika novika
CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2022
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehamilan merupakan masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan

juga dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai konsepsi

sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,

tiwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawiroharjo,2018).

Menurut Manuaba (2019), konsep kehamilan normal yaitu

peningkatan tekanan terjadi setelah folikel de graaf matang dengan

mengeluarkan estrogen dan atas pengaruh FSH yang menurun dan

merangsang LH sehingga terjadi pula ruptur dengan melemparkan ovum

yang dibungkus oleh cumulus ooforus dan korona radiate. Semakin

meningkatnya estrogen akan mengakibatkan terjadinya gerakan putar

balik ovarium pada sumbunya dan fimbria tuba makin mendekati ovarium

yang kedua. Gerakan tersebut selalu dapat mengelilingi ovarium. Dengan

demikian, seluruh permukaan ovarium seolah-olah tertutup oleh fimbria

sehingga saat terjadi ovulasi, ovum selalu dapat ditangkap oleh fimbria.

Estrogen yang dikeluarkan oleh vilinya sehingga menimbulkan aliran

cairannya menuju uterus.

Karena pengaruh LH, komolus ooforus dan sel korona radiate ikut

mengeluarkan progesteron yang dapat meningkatkan gerak sepertiga dari

tuba sampai ismus, untuk mempercepat jalannya ovum. Ovum akan berada
pada tuba fallopi selama 80 jam, khususnya di ampula tuba, sebagai

tempat terluas dan kemungkinan akan terjadinya konsepsi.

Saat puncak masa subur, lendir serviks sangat jernih sehingga

mudah ditembus oleh spermatozoa. Dalam perjalanan menuju tuba,

spermatozoa mengalami kapasitasi dengan melepaskan sebagian

pembungkus kepala yang terdiri glikoprotein dan mampu melakukan tugas

menembus ovum melalui stomata yang telah siap. Hasil konsepsi

meneruskan perjalanannya dan masuk kavum uteri dalam bentuk

blastostista serta masih memerlukan kesiapan endometrium sekitar 90-150

jam.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh apa saja yang menyebabkan serotinus

pada ibu hamil

2. Tujuan khusus

a. Untuk mencegah terjadinya gawat janin

b. Untuk meminimalisir komplikasi yang memperberat kodisi ibu

C. Manfaat

Menambah wawasan bagi pendengar mengenai kehamilan

serotinus Mengurangi dampak buruk terhadap ibu dan bayi


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Medis

a. Definisi

Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih

lama yaitu 42 minggu.Dihitung berdasarkan rumus Neagle dengan

siklus haid rata-rata 28 hari. Masa post kehamilan adalah kehamilan

yang berlangsung melebihi 42 minggu dan masa kehamilan 249 hari

dari kehamilan normal. Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang

umur kehamilannya lebih dari 42 minggu (Hanifa, 2022).

Kehamilan lewat waktu (serotinus) adalah kehamilan melewati

waktu 294 hari atau 42 minggu. Kehamilan lewat dari 42 minggu ini

didasarkan pada hitungan usia kehamilan (dengan rumus Neagle),

menurut Anggarani (2017).

Rumus Neagle ini adalah untuk menghitung tanggal kelahiran

bayi yaitu (tanggal + 7, bulan - 3, tahun + 1) atau (tanggal + 7, bulan +

9, tahun + 0 ), menurut C Trihendradi (2016).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan serotinus adalah

kehamilan yang lewat waktu lebih dari 42 minggu belum terjadi

persalinan yang bisa berpengaruh pada janin dapat meninggal dalam

2kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen.

b. Etiologi

Penyebab terjadinya serotinus belum diketahui secara pasti, namun

ada faktor yang bisa menyebabkan serotinus seperti halnya teori

bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya


kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya

persalinan.

Beberapa teori yang menjadi pendukung terjadinya kehamilan

serotinus antara lain sebagai berikut:

1) Pengaruh Progesteron

Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya

merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam

memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan

sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga beberapa penulis

menduga bahwa terjadinya kehamilan postterm adalah karena

masih berlangsungnya pengaruh progesterone.

2) Teori Oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada

kehamilan postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin

secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan

persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil

yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu

faktor penyebab kehamilan postterm.

3) Teori Kortisol/ACTH Janin

Dalam teori ini diajukan bahwa “pemberi tanda” untuk

dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan

tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan

mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang

dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh


terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan

janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak

adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol

janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat

berlangsung lewat bulan (Sarwono Prawirohardjo, 2019).

4) Saraf Uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus

Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada

keadaan di mana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada

kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi

kesemuanya diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan

postterm.

5) Herediter

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang

mengalami kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk

melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren (2019)

seperti dikutip Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seorang

ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak

perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya akan

mengalami kehamilan postterm (Sarwono Prawirohardjo, 2019).

c. Patofisiologi

Fungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38 minggu

dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini

dapat dibuktikan dengan penurunan estriol dan plasental laktogen.


Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian

gawat janin dengan resiko 3 kali.

Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak

sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 akibat tidak

timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan O2 menurun menuju janin

di samping adanya spasme arteri spiralis menyebabkan janin resiko

asfiksia sampai kematian dalam rahim.

Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat

mengakibatkan pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat

disebut dismatur, sebagian janin bertambah besar sehingga

memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan

metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental

menyebabkan perubahan abnormal jantung janin (Wiknjosastro, H.

2019, Manuaba, G.B.I, 2018 & Mochtar R, 2019).


d. Pathway
e. Manifestasi Klinik

1) Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang

jarang, yaitu secara subyektif

2) kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif dengan KTG

kurang dari 10 kali/20 menit.

3) TFU tidak sesuai umur kehamilan.

4) Air ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran

Tanda bayi Postmatur (Manuaba, Ida Bagus Gede, 2018) yaitu :

1) Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram).

2) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur.

3) Rambut lanugo hilang atau sangat kurang.

4) Verniks kaseosa di bidan kurang.

5) Kuku-kuku panjang.

6) Rambut kepala agak tebal.

7) Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel.

f. Penatalaksanaan

1) Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah

monitoring janin sebaik-baiknya.

2) Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan

spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat. (Taufan, 2012).

3) Lakukan pemeriksaan dengan cara Bishop skore. Bishop skore

adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan

responsnya terhadap suatu induksi persalinan, karena telah

diketahui bahwa serviks bishop skore rendah artinya serviks belum


matang dan memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi

dibanding serviks yang matang.

Lima kondisi yang dinilai dari serviks adalah :

1) Pembukaan (Dilatation) yaitu ukuran diameter leher rahim yang

terenggang. Ini melengkapi pendataran, dan biasanya merupakan

indikator yang paling penting dari kemajuan melalui tahap

pertama kerja.

2) Pendataran/penipisan (Effacement) yaitu ukuran regangan sudah

ada di leher rahim.

3) Penurunan kepala janin (Station) yaitu mengambarkan posisi

janin kepala dalam hubungannyadengan jarak dari iskiadika

punggung, yang dapat teraba jauh di dalam vagina posterior

(sekitar 8-10 cm) sebagai tonjolan tulang.

4) Konsistensi (Consistency) yaitu dalam primigravida leher rahim

perempuan biasanya lebih keras dan tahan terhadap peregangan,

seperti sebuah balon sebelumnya belum meningkat. Lebih jauh

lagi, pada wanita muda serviks lebih tangguh dari pada wanita

yang lebih tua.

5) Posisi ostinum uteri (Position) yaitu posisi leher rahim perempuan

bervariasi antara individu. Sebagai anatomi vagina sebenarnya

menghadap ke bawah, anterior dan posterior lokasi relatif

menggambarkan batas atas dan bawah dari vagina. Posisi anterior

lebih baik sejajar dengan rahim, dan karena itu memungkinkan

peningkatan kelahiran spontan.


g. Pemeriksaan Diagnostik

1) Bila wanita hamil tidak tahu atau lupa dengan haid terakhir setelah

persalinan yag lalu, dan ibu menjadi hamil maka ibu harus

memeriksakan kehamilannya dengan teratu, dapat diikuti dengan

tinggi fundus uteri, misalnya gerakan janin dan besarnya janin

dapat membantu diagnosis.

2) Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk memeriksa ukuran

diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban.

3) Pemeriksaan berat badan ibu dengan memantau kenaikan berat

badan setiap kali periksa, terjadi penurunan atau kenaikan berat

badan ibu.

4) Pemeriksaan amnioskopi dilakukan untuk melihat derajat

kekeruhan air ketuban bercampur meconium dan ibu

mengakibatkan gawat janin.

h. Komplikasi

(klasifikasi) plasenta diketahui dengan pemeriksaan USG Pengaruh

dari seronitus adalah :

1) Terhadap Ibu :

Pengaruh postmatur dapat menyebabkan distosia karena

aksi uterus tidak terkoordinir, maka akan sering dijumpai partus

lama, inersia uteri, dan pendarahan postpartum.

2) Terhadap Bayi

Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih

besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan


menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin

bervariasi seperti berat badan janin dapat bertambah besar, tetap

dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula

yang terjadi kematian janin dalam kandungan, kesalahan letak,

distosai bahu, janin besar, moulage.

Menurut Mochtar (2018), komplikasi yang terjadi pada kehamilan

serotinus yaitu :

1) Komplikasi pada Ibu

Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan

partus lama, inersia uteri, atonia uteri dan perdarahan postpartum.

2) Komplikasi pada Janin

Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti berat badan

janin bertambah besar, tetap atau berkurang, serta dapat terjadi

kematian janin dalam kandungan.

Menurut Prawirohardjo (2016), komplikasi yang terjadi pada

kehamilan serotinus yaitu komplikasi pada Janin. Komplikasi yang

terjadi pada bayi seperti :

1) gawat janin.

2) gerakan janin berkurang.

3) kematian janin.

4) asfiksia neonaturum dan kelainan letak.

Menurut Achdiat (2015), komplikasi yang terjadi pada kehamilan

serotinus yaitu komplikasi pada janin. Komplikasi yang terjadi seperti

:
1) kelainan kongenital.

2) sindroma aspirasi meconium.

3) gawat janin dalam persalinan.

4) bayi besar (makrosomia).

5) pertumbuhan janin terlambat.

6) kelainan jangka panjang pada bayi.

B. Konsep Keperawatan

a. Pengkajian secara umum

1) Pengkajian Data Subyektif

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh

dari hasil wawancara langsung kepada pasien / klien (anamnesis)

atau dari keluarga dan tenaga kesehatan, menurut Wildan 2019

adalah

a) Identitas / Biodata Pasien suami dan istri adalah nama, umur,

agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.

b) Alasan datang : Untuk mengetahui alasan pasien datang ke

tempat pelayanan kesehatan.

c) Keluhan utama : Alasan wanita datang mengunjungi klinik /

RB / RS / dan diungkapkan dengan kata-kata sendiri.

d) Riwayat kesehatan antara lain riwayat kesehatan dahulu,

sekarang, dan riwayat kesehatan keluarga, juga riwayat alergi

dan pengobatan.

e) Riwayat perkawinan untuk mengetahui berapa kali menikah,

berapa usia pasien saat menikah, usia pasangan pasien saat


menikah, berapa lama pasien menikah dan berapa jumlah

anaknya.

f) Riwayat obstetric

g) Riwayat menstruasi untuk mengetahui tentang pertama kali

pasien mendapatkan menstruasi (menarce), siklus, lama

menstruasi, banyak menstruasi, bentuk darah apakah cair atau

menggumpal, warna darah, dismenorea, flour albus dan untuk

mengetahui hari pertama menstruasi terakhir serta tanggal

kelahiran dari persalinan.

h) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk

mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya lahir,

tempat persalinan, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong

persalinan, penyulit dalam bersalinan, jenis kelahiran berat

badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu,

keadaan anak sekarang, untuk mengetahui riwayat yang lalu

sehingga bisa menjadi acuan dalam pemberian asuhan, menurut

Prawiroharjo (2019).

i) Riwayat kehamilan sekarang untuk mengetahui ibu hamil yang

ke berapa, HPHT, HPL, berat badan sebelum dan sekarang,

periksa ANC sebelumnya dimana, berapa kali dan keluhannya

apa, suntik TT berapa kali, obat-obatan yang pernah

dikonsumsi apa saja, gerakan janin yang pertama pada usia

kehamilan berapa bulan dan gerakan sekarang kuat atau lemah,

kebiasaan ibu dan keluarga yang berpengaruh negatif terhadap


kehamilannya.

j) Riwayat KB untuk mengetahui sebelum ibu hamil pernah

menggunakan alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama

menggunakannya, alas an mengapa ibu menggunakan alat

kontrasesi tersebut, dan mengapa ibu menghentikan pemakaian

alat kontrasepsi tersebut, menurut Huliana (2017).

k) Pola kebutuhan sehari-hari meliputi pola nutrisi, pola eliminsi,

pola aktivitas pekerjaan, pola istirahat, personal hygiene, pola

seksual, menurut Muslihatun (2019).

l) Psikososial spiritual meliputi tanggapan dan dukungan

keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, ketaatan

beribadah, lingkungan yang bepengaruh

2) Pengkajian Data Obyektif

a) Keadaan Umum (KU) untuk menilai keadaan pasien pada saat

itu secara umum.

b) Kesadaran untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah

composmentis (Kesadaran penuh dengan memberikan respon

yang cukup terhadap stimulus yang diberikan), somnolen

(kesadaran yang mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rasa

nyeri tetapi tidur lagi), koma (tidak dapat bereaksi terhadap

stimulus yang diberikan atau rangsangan apapun, reflek pupil

terhadap cahaya tidak ada).

c) Tanda-tanda Vital (TTV) Pada pengukuran tanda-tanda vital

yang diukur adalah tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.


d) Berat Badan (BB) untuk mengetahui berat badan pasien

dalam satuan kilogram (Buku Panduan Praktik Klinik

Kebidanan).

e) Tinggi Badan (TB) untuk mengetahui tinggi badan ibu dalam

satuan sentimeter, menurut Saminem (2019).

f) LILA (Lingkar Lengan Atas) untuk mengetahui status gizi

pasien.

b. Penegakan diagnosa

1) Ansietas b/d kekhawatiran akan kegagalan

2) Gangguan rasa nyaman b/d adaptasi kehamilan

3) Gangguan integritas kulit b/d perubahan pigmentasi

4) Resiko perdarahan b/d komplikasi pascapartum

5) Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

6) Resiko infeksi b/d ketuban pecah lama


INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi keperawatan


1. Ansietas b/d kekhawatiran Setelah dilakukan tindakan dalam 1 1. Reduksi Ansietas
akan kegagalan hari maka di dapatkan hasil dengan Tindakan
kriteria : Observasi
- Verbilisasi kebingungan cukup - ldentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
menurun (4) kondisi, waktu, stresor)
- Verbilisasi khawatiran akibat - ldentifikasi kemampuan mengambil keputusan
kondisi yang dihadapi cukup - Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
menurun (4) Terapeutik
- Perilaku gelisa cukup menurun - Ciptakan Suasana terapeutik untuk menumbuhkan
(4) kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penun perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
- Infomasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- AnJurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
periu
- Anjurkan umelakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan din yang
tepat
- Latih teknik relaksasun Kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Kolaborasi
- pemberian obat antiansietas, JIka perluh
2. Teknik relaksasi
Tindakan
Obsevasi
- Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau geiala lain
mengganggu kemampuan kognitif
- ldentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
- ldentifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadl, tekanan
daran, dan suhu sebelum dan sesudah
- Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain, jikasesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. musik, meditas napas dalam,
relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik
yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi .

2 Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan tindakan dalam 1 1. Manajemen nyeri
adaptasi kehamilan hari maka di dapatkan hasil dengan Observasi
kriteria : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi
- Kesejahteraan fisik cukup kualitas, intensitas nyeri.
meningkat (4) - Identifikasi skala nyeri
- Kesejahteraan psikologis cukup - Identifikasi respons nyeri non verbal
meningkat (4) - Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Keluhan tidak nyaman cukup memperingan nyeri.
menurun (4) - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
- Gelisa (4) nyeri
- Kewaspadaan cukup membaik - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
(4) - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Teknik relaksasi
Tindakan
Obsevasi
- Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau geiala lain
mengganggu kemampuan kognitif
- ldentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
- ldentifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadl, tekanan
daran, dan suhu sebelum dan sesudah
- Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain,
jikasesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. musik, meditas napas
dalam, relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik
yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi .

3. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan dalam 1 1. Perawatan Integritas Kulit
b/d perubahan pigmentasi hari maka di dapatkan hasil dengan Observasi
kriteria : - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
- Keruskan jaringan cukup (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
menurun (4) peneurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
- Keruskan lapisan kulit cukup penurunan mobilitas)
menurun (4)
Terapeutik
- Perdarahan cukup menurun (4)
- Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang,
jika perlu
- Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama
selama periode diare
- Gunakan produk berbahan petrolium  atau minyak
pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering

Edukasi

- Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin,


serum)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
- Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30
saat berada diluar rumah

4 Resiko perdarahan b/d Setelah dilakukan tindakan dalam 1 1. Pencegahan pendarahan


komplikasi pascapartum hari maka di dapatkan hasil dengan
Observasi
kriteria :
- Perdarahan vagina cupuk
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
menurun (4)
- Monitor nilai hematokrit/homoglobin sebelum dan
- Perdarahan pasca oprasi cukup
setelah kehilangan darah
menurun (4)
- Tekanan dara cukup membaik (4) - Monitor tanda-tanda vital ortostatik
- Monitor koagulasi (mis. Prothombin time (TM),
partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen,
degradsi fibrin dan atau platelet)

Terapeutik

- Pertahankan bed rest selama perdarahan


- Batasi tindakan invasif, jika perlu
- Gunakan kasur pencegah dikubitus
- Hindari pengukuran suhu rektal

 Edukasi

- Jelaskan tanda dan gejala perdarahan


- Anjurkan mengunakan kaus kaki saat ambulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
- Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin
K
- Anjrkan segera melapor jika terjadi perdarahan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat dan mengontrol


perdarhan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian prodok darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu

5. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan dalam 1 1. Manajemen Nyeri
pencedera fisik hari maka di dapatkan hasil dengan Observasi
kriteria : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi
- Keluhan nyeri cukup menurun kualitas, intensitas nyeri.
(4) - Identifikasi skala nyeri
- Gelisah cukup menurun (4) - Identifikasi respons nyeri non verbal
- Meringis cukup menurun (4) - Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
7. Resiko infeksi b/d ketuban Setelah dilakukan tindakan dalam 1 1. Pencegahan infeksi
pecah lama hari maka di dapatkan hasil dengan
Observasi
kriteria :
- Nyeri cukup menurun (4)
- Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
- Kultur darah cukup membaik (4)
- Identifikasi kontraindikasi pemberian nimunisasi
- Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke
pelayanan kesehatan

Terapeutik

- Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha


anterolateral
- Dokumentasikan informasi vaksinasi
- Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat

Edukasi

- Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi,


jadwal dan efek samping
- Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
- Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap
penyakit namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah
- Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
- Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
- Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan vaksin gratis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kehamilan merupakan masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) Kehamilan

serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama yaitu 42 minggu.

Dihitung berdasarkan rumus Neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Masa post

kehamilan adalah kehamilan yang berlangsung melebihi 42 minggu dan masa

kehamilan 249 hari dari kehamilan normal. Kehamilan serotinus adalah kehamilan

yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu (Hanifa, 2022).

Kehamilan lewat waktu (serotinus) adalah kehamilan melewati waktu 294 hari

atau 42 minggu. Kehamilan lewat dari 42 minggu ini didasarkan pada hitungan usia

kehamilan (dengan rumus Neagle), menurut Anggarani (2017).

B. Saran

Diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan baik secara teori maupun

praktik,agar mahasiswa lebih menguasai penanganan dan pertolongan dari waktu hamil

sampai proses persalinan dan menganjurkan ibu hamil untuk sering melakukan

pemeriksaan rutin untuk ibu dan janin dalam keadaan sehat. sehingga dapat mengurangi

resiko serta komplikasi pada ibu hamil


DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

No RM : 017720-1122

Tanggal : 07/11/2022

Ruangan : Poli KIA

A. DATA UMUM KLIEN

1. Bio Data

Inisial Klien : Ny.S

Usia : 30 Tahun

Status Perkawinan : Kawin

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMP

2. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu

Keadaan Pengalaman Waktu &

Jenis Bayi Masalah Menyusui Lamanya

No Tahun persalinan Penolong JK waktu kehamilan ekslusif

lahir

1. 2 Spontan Bidan Laki- Menangis Tidak ada Menyusui Sampai usia

Tahun Laki kuat anaknya tapi 1 tahun

dibantu

dengan susu

formula
3. Riwayat Ginekologi

Masalah Ginekologi : Tidak ada masalah ginekologi

Riwayat KB : Klien Mengatakan setelah melahirkan anak pertamanya klien

memakai KB implant dan hanya digunakan selama 1 bulan

4. Riwayat Kehamilan Saat Ini

HPHT : 21/01/2022

Taksiran Partus : 28/10/2022

BB Sebelum Hamil :55 Kg

BB/TB Saat hamil : 64,94 kg /150 Cm

TD Sebelum Hamil : 90/80 MmHg

TFU Letak/presentasi DJJ Usia Keluhan Data lain

janin Gestasi

38 Kepala 140 43 minggu Klien Klien

cm mengeluh Nampak

nyeri pada gelisah,

bagian tegang

punggung

bawah

Klien

mengeluh

khawatir

dengan
janinnya

Klien

Mengeluh

sulit tidur

B. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI

1. Status Obstetrik : G 3 P 1 A 1 H 43 Minggu

2. Keadaan Umum

Kesadaran : Composmentis

3. Tanda Vital

Tekanan Darah : 111/69 MmHg

Nadi : 80x/Menit

Suhu : 36,7°C

Pernapasan : 20x/Menit

4. Pemeriksaan Fisisk

a. Kepala Leher

Kepala : Bentuk simetris, tidak ada benjolan atau massa, tidak ada

bekas luka

Mata : Mata cekung, sclera berwarna putih, konjungtiva merah

mudah

Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada polip

Mulut : Terdapat karies pada gigi, tidak menggunakan gigi palsu

Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran serume, telinga bersih


Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan tidak ada

pembengkakan

Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

b. Dada

Jantung : Tidak terdapat kardiomegali, bunyi jantung regular,

berbunyi lupdup dengan frekuensi 80x/menit

Paru : Pergerakan dada simetris, tidak tampak retraksi dada, tidak

ada nyeri tekan, sonor, vesikuler, tidak ada suara napas

tambahan

Payudara : Ukuran payudara kiri dan kanan tidak sama, Nampak

membesar pada bagian kanan payudara, tidak terdapat

benjolan

Putting Susu : Areola menonjol, berwarna coklat kehitaman bersih

Pengeluaran ASI : Belum ada pengeluaran ASI

Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

c. Abdomen

TFU : 38 cm / 4 jari dibawah PX

Kontraksi : Tidak ada kontaksi

Leopold I : Tinggi fundus uteri 38 cm / 4 jari dibawah PX

Leopold II : Pada bagian kana abdomen terdapat punggung janin, pada

bagian kiri terdapat bagian kecil

Leopold III : Presentasi kepala sudah di bawah

Leopold iV : Kepala belum masuk PAP


Pigmentasi

Lineanigra : Trdapat garis berwarnah gelap pada area perut

Striae : Terdapat bercak hitam pada perut dan terasa gatal

Fungsi Pencernaan : Klien mengatakan tidak ada masalah pencernaan, fletus (+),

bising usus 14x/menit

Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

d. Peribeum Dan Genetalia

Vagina : Tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada varises

Kebersihan : Bersih

Keputihan : Tidak mengalami keputihan

Hemoroid : Tidak ada hemoroid

Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

e. Ekstremitas

Ekstremitas Atas : Tidak edema, tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas bawah : Tidak edema, tidak ada nyeri tekan

Reflek Patella : 2 + Normal

Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

f. Eliminasi

BAK : Sebelum hamil klien mengatakan biasanya BAK sekitar 5x

sehari, warna kuning, bau khas urine.

Setelah hamil 7-8 kali sehari, warna kuning bau khas urine

BAB : Sebelum hamil 1x sehari

Saat hamil frekuensi sama 1x sehari


g. Mobilisasi Dan Latihan

Latihan/Aenam : Klien tidak pernah mengikuti senam ibu hamil

Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

h. Nutrisi Dan Cairan

Asupan Nutrisi : Klien mengatakan selalu ingin makan dengan porsi sedikit

kadang klien makan 4-5 kali sehari

Nafsu Makan : Klien mengatakan nafsu makannya baik, tidak mengalami

mual muntah

Asupan Cairan : 1600 cc/ hari jenis air putih, susu

Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

i. Seksualitas : Tidak melakukan pengkajian

j. Istirahat Dan Tidur: klien mengatakan kesulitan tidur saat malam hari jam tidur

pada jam 11 malam kadang terbangun di jam 02, tertidur

lagi pada jam 3-5 dan tidak pernah tidur lagi, klien tidak

pernah tidur pada siang hari

k. Dukungan Suami/ Keluarga Terhadap Kehamilan :

Suami dan keluarga klien sangat mendukung kehamilannya karna ini adalah calon

anak ke 2 klien yg dimana sebelumnya klien pernah mengalami abortus, suami

dan keluarga klien selalu mendoakan kehamilannya kali ini selalu baik-baik saja.

l. Keadaan Mental

Adaptasi Psikologis : klien mengatakan bahwa ia sangat cemas dengan

kehamilannya saat ini karena sudah lewat dari tafsiran

bidan
Penerimaan Terhadap Kehamilan : Klien mengatakan sangat senang dengan

kehamilannya saat ini tapi klien cemas karena

tidak ada kontraksi dan sudah melewati

taksiran partus

Masalah Khusus : Klien cemas

m. Pola Hidup Yang Dapat Meningkatkan Resiko Kehamilan :

Tidak ada pola hidup yang dapat meningkatkan resiko kehamilan

n. Persiapan Persalinan:

Perencanaan tempat melahirkan

Kesiapan biaya persalinan

Kesiapan mental ibu dan keluarga

Kesiapan perlengkapan bayi

o. Obat-Obat Yang Dikomsumsi Saat Ini

Tablet penambah darah 1x1

Vitamin B kompleks 1x1

p. Hasil Pemeriksaan Penunjang

USG : Grafid tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala berada di

bawah, usia kehamilan 43 minggu


DATA FOKUS

Nama: Ny.S

Ruangan : Poli KIA

DATA FOKUS

- Klien mengeluh nyeri pada bagian punggung bawah

- P : pengaruh kehamilan

Q : diremas remas

R : nyeri punggung bawah

S : skala 4

T : hilang timbul

- Klien Nampak gelisah

- Klien mengeluh sulit tidur

- Klien mengeluh khawatir dengan janinnya

- Klien mengeluh bingung dengan kondisinya saat ini

- Klien Nampak tegang


ANALISA DATA

Nama : Ny.S

Ruangan: poli KIA

Diagnosis Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

Gangguan rasa nyaman b/d 07/11/2022 07/11/2022


gangguan adaptasi kehamilan
DS:
a. Klien mengeluh nyeri
pada bagian punggung
bawah
b. Klien mengeluh sulit
tidur
DO:
a. Klien Nampak gelisah
Ansietas b/d krisis situasioal 07/11/2022 07/11/2022
DS:
a. Klien mengeluh
khawatir dengan
janinnya
b. Klien mengeluh
bingung dengan
kondisinya saat ini
DO:
a. Klien Nampak gelisah
b. Klien Nampak tegang
INTERVENSI KEPERAWATAN
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No keperawatan Ekspektasi : Manajemen Nyeri Dan Teknik Relaksasi

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5 Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi

1 Gangguan rasa nyaman Setalah diberikan 1. manajemen nyeri -


b/d Gangguan adaptasi tindakan selama 1
- Identifikasi lokasi, - Berikan teknik - Jelaskan
kehamilan x 8 jam maka
karakteristik, nonfarmakologis penyebab,
- Kesejahteraan 4
durasi, frekuensi untuk periode, dan
fisik
kualitas, intensitas mengurangi rasa pemicu nyeri
- Kesejahteraan 4
nyeri. nyeri - Jelaskan strategi
psikologis
4 - Identifikasi skala meredakan nyeri
- Keluhan tidak
nyeri - Ajarkan teknik
nyaman
4 - Identifikasi nonfarmakologis
- Gelisah 3
pengaruh nyeri untuk
- kewaspadaan 4 pada kualitas mengurangi rasa
hidup nyeri
-

Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

No Diagnosa
Ekspektasi : Reduksi Ansietas
keperawatan
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5 Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi

2 Ansietas b/d Setalah diberikan 1. reduksi ansietas


kekhwatiran
Mengalami kegagalan tindakan selama 1 - Ciptakan - Anjurkan -
- Identifikasi saat
x 8 jam maka Suasana keluarga untuk
tingkat ansietas
- Verbalisasi terapeutik untuk tetap bersama
4 berubah (mis.
kebingungan menumbuhkan pasien, jika perlu
4 kondisi, waktu,
- Verbikisasi kepercayaan - Anjurkan
stresor)
khawatur akibat - Dengarkan mengungkapkan
- Monitor tanda-
kondisi yang dengan penuh perasaan dan
tanda ansietas
dihadapi perhatian persepsi
(verbal dan
- Perilaku gelisah 4 - Latih teknik
nonverbal)
- Perilaku tegang 4 relaksasi
- Pola tidur Kegiatan
4
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan

2. teknik relaksasi - Ciptakan


lingkungan
- Identifikasi - Jelaskan tujuan,
tenang dan -
penurunan tingkat manfaat,
tanpa gangguan
4 energi, batasan, dan
dengan
ketidakmampuan jenis relaksasi
pencahayaan
berkonsentrasi, yang tersedia
dan suhu ruang
atau geiala lain (mis. musik,
4 nyaman, jika
mengganggu meditas napas
memung
kemampuan dalam, relaksasi
- Gunakan nada
kognitif otot progresif)
suara lembut
- ldentifikasi teknik - Jelaskan secara
dengan irama
relaksasi yang rinci intervensi
lambat dan
pernah efektif relaksasi yang
berirama
digunakan dipilih
4
- ldentifikasi - Anjurkan
kesediaan, mengambil
kemampuan, dan posisi nyaman
penggunaan - Anjurkan rileks
teknik dan merasakan
sebelumnya sensasi relaksasi
Diagnosa
No Hari/Tgl Waktu Implementasi Tindakan Keperawatan
Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman Senin, 09.00 1. Manajemen nyeri
b/d gangguan tumbuh 07/11/2022
kembang janin Observasi
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi kualitas, intensitas
nyeri.
Hasil : nyeri pada punggung bawah
- Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil : skala nyeri 3
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Hasil : klien menjadi cemas akan kehamilan
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : memberikan terapi music dan terapi relaksasi napas dalam
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Hasil : faktor kehamilan
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : melakukan terapi music untuk menenangkan pikiran klien
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : memberikan terapi music dan relaksasi napas dalam
2 Ansietas b/d Senin, 9.30 1. Reduksi ansietas
kekhawatiran mengalami 07/11/2022
kegagalan Observasi
- Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)
Hasil : saat kehamilan lewat dari tafsiran kelahiran
- Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Hasil : klien cemas dan gelisa akibat belum lahiran.
Terapeutik
- Menciptakan Suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Hasil : menjalin bina hubungan saling percaya
- Mendengarkan dengan penuh perhatian
Hasil : klien merasa senang saat didengarkan dengan baik

Edukasi

- Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu


Hasil : suami klien selalu bersama dengan klien
- Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Hasil : klien selalu mengungkapkan perasaannya
- Latih teknik relaksasi Kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Hasil : menggunakan teknik relaksasi terapi musik

2. Teknik relaksasi
Observasi
- Mengidentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau geiala lain mengganggu kemampuan kognitif
Hasil : cemas akan kehamilannya yang melawati tafsiran lahiran
- Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
Hasil : menggunakan terapi musik
- Mengidentifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
Hasil: klien bersedia dan mampu melakukan teknik relaksasi yang dipilih
Terapeuti

- Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan


dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
Hasil : memberikan suasana yang nyaman saat memeberikan terapi
relaksasi
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
Hasil : menggunakan nada yang lembut agar klien memahami setiap
eduaksi yang diberikan
Edukasi
- Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis. musik, meditas napas dalam, relaksasi otot progresif)
Hasil : klien memahami
- Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
Hasil : klien memahami apa penjelasan yang diberikan
- Menganjurkan mengambil posisi nyaman
Hasil : klien memahami
- Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Hasil : klien memahami
EVALUASI

Nama: Ny.S

Ruangan: poli KIA

Hari/ tanggal Diagnosis keperawatan Evaluasi (SOAP)

Senin/07/11/2022 Gangguan rasa nyaman b/d S: klien mengatakan nyerinya

gangguan adaptasi kehamilan berkurang

O:

P : pengaruh kehamilan

Q : terasa Diremas-remas

R : punggung bagian bawah

S : skala nyaeri 3

T : hilang timbul

A: gangguan rasa nyaman

(teratasi sebagian)

P: lanjutkan intervensi dan

control tiap saat


Senin 07/11/2022 Ansietas b/d krisis situasional S: klien mengatakan cemas

menurun

O: mampu rileksasi

A: ansietas ( teratasi

sebagian)

P: lanjut intervensi dan

control tiap saat

Anda mungkin juga menyukai