Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.FW G4P3A0 GRAVID ATERM DENGAN


PERSALINAN NORMAL
DI KAMAR BERSALIN
RSUD. Dr. M. HAULUSSY

Oleh Kelompok I :

Aisa Simintuat
Friska Riliani Latuheru
Mariam Karepesina
Nur Liyanti Nurlin
Nurlinda Rumarubun
Paldo Priando Patty
Siti Kumala Sari Picalouhatta
Veny Chintya Pelamonia

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
pimpinan-Nya sehingga penulis sebagai mahasiswa praktik klinik program studi profesi ners
Stikes Maluku Husada dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Resume Keperawatan
dengan judul: “Laporan Pendahuluan dan Resume Keperawatan Pada Pasien Ny. FW G4P3A0
Gravd Aterm dengan Persalinan Normal di Ruang Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2023”
Laporan pendahuluan dan resume keperawatan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program profesi Ners Stikes Maluku Husada Ambon dalam states
‘’Maternitas’’. Dalam proses pembuatan hingga penyelesaian laporan pendahuluan ini tentunya
tidak lepas dari bantuan dan motivasi yang diberikan oleh berbagai pihak. untuk itu dengan
segala kerendahan dan keihlasan hati kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh
pihak yang ikut membantu penulis selama ini
DAFTAR ISI

COVER
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN


A. Konsep Dasar
1. Definisi
2. Jenis -Jenis Persalinan
3. Sebab -Sebab Terjadinya Persalinan
4. Tanda Dan Gejala Persalinan
5. Kala Persalinan
6. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
7. Langkah Langkah Pertolongan Persalinan
8. Pathway

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN & RESUME KEPERAWATAN PADA


‘’ Ny. FW G4P3A0 GRAVID ATERM DENGAN PERSALINAN NORMAL ‘’

BAB III LITERATUR REVIEW

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A.KONSEP DASAR

I. DEFENISI

Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan
kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan
pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12
sampai 14 jam (Kurniarum, 2016). Menurut Mochtar.R (2013) persalinan atau disebut dengan
partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar (Mochtar, 2013)

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam,tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006)

II. JENIS – JENIS PERSALINAN

Persalinan pada umumnya merupakan proses yang fisiologis yang terjadi pada akhir
kehamilan. Proses persalinan biasanya diawali dengan kontraksi uterus yang adekuat yang
diikuti dengan adanya pembukaan serviks, kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran hasil
konsepsi, dan diakhiri dengan 2 jam post partum (Kurniarum, 2016).

Berikut adalah jenis persalinan:

 Persalinan Pervaginam
Persalinan pervaginam disebut juga persalinan spontan. Persalinan spontan adalah proses
pengeluaran janin secara spontan melalui pervaginam dengan presentasi belakang kepala
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Persalinan normal dimulai dengan kala
satu persalinan yang didefinisikan sebagai pemulaan kontraksi secara adekuat yang
ditandai dengan perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10 centimeter), (Prawirohardjo, 2010).

 Persalinan Bedah Sesar


Persalinan bedah sesar termasuk dalam persalinan buatan. Persalinan bedah sesar dikenal
dengan istilah sectio sesarea (SC) yaitu pengeluaran janin melalui insisi yang dibuat pada
dinding abdomen dan uterus. Tindakan ini dipertimbangkan sebagai pembedahan
abdomen mayor (Reeder, 2012)
 Persalinan Anjuran
Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin
(Harianto,2010)

Berdasarkan umur kehamilan dan berat badan yang dilakhirkan, persalinan dapat dibedakan
menjadi :

 Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan, sebelum jenin dapat hidup. Berat
janin kurang dari 100gram dan umur kehamilan kurang di bawah 28 minggu
 Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu,
berat badan janin diantara 1000-2500gram. Janin dapat hidup tetapi premature

 Partus matur atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu janin
matur dan berat janin diatas 2500gram
 Partus postmaturus adalah persalinan yang terjdadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang
ditafsirkan
 Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat
 Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan untuk memperoleh bukti tentang ada
tidaknya disproporsi sefalo pevic.

III. SEBAB - SEBAB TERJADINYA PERSALINAN

Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. banyak faktor yang memegang
peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori
prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut:

 Penurunan Kadar Progesteron


Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive
terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)

 Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering
terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga
oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya
kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).
 Keregangan Otot-Otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati
batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan
Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh,
pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga
menimbulkan proses persalinan.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)

 Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena
pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk
hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi
(mulainya ) persalinan. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)

 Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan
oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2
atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin
dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan
adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer
pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.(Ari Kurniarum, S.SiT.,
2016)

IV. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN


A. Tanda-Tanda Bahwa Persalinan Sudah Dekat

 Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi lebih
enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih
sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.(Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016)

 Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri
lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam
pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.(Ari Kurniarum, S.SiT.,
2016)
 False Labor 11
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton
Hicks. His pendahuluan ini bersifat:

 Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah


 Tidak teratur
 Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila
dibawa jalan malah sering berkurang
 Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix. (Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016)

 Perubahan Cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix yang
tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan
beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda
untuk masing- masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm
namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.(Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016)

 Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum
persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya
kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan
rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu
akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang
dan sulit. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)

 Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan
muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.(Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016)

B. Tanda-Tanda Persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah:

 Timbulnya Kontraksi Uterus


Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat
sebagai berikut:
 Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
 Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
 Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin besar.
 Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan serviks.
 Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.

 Penipisan Dan Pembukaan Serviks


Penipisan dan pembukaan serviks ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah
sebagai tanda pemula.

 Bloody Show (Lendir Disertai Darah Dari Jalan Lahir)


Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan
sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada
bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.

 Premature Rupture Of Membrane


Adalah keluarnya cairan banyak secara mendadak dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat
ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan
lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang
lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan
diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. (Ari Kurniarum, S.SiT.,
2016)

V. KALA PERSALINAN

Menurut prawirohardjo (2010), dalam proses persalinan terdapat empat kala yaitu :

 Kala I (Tahap Dilatasi)


Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan ibu mengeluakan lendir yang
bercampur darah (bloody show). Lendir yang bercampur darah ini berasal dari lendir
kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya
berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu
pecah Karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membuka serviks
sebagai akibat dibagi menjadi 2 fase yaitu :

 Fase Laten

 Pada Primigravida yaitu dimana pembukaan serviks mendatar


(effacement) dulu, baru membuka (dilatasi) berlangsung 13-14 jam.

 Pada Multigravida yaitu dimana pembukaan serviks mendatar


(effacement) dulu, baru membuka (dilatasi) berlangsung bersamaan 6-7
jam
 Fase Aktif
 Pada Primigravida yaitu berlangsung 6 jam, dibagi atas :
 Akselerasi : Berlangsung 2 jam,pembukaan menjadi 4cm
 Dilatasi maksimal (stedy) : selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9cm
 Deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
jadi 10cm/lengkap

 Pada Multigravida yaitu fase aktif dimana pembukaan serviks fase aktif
berlangsung 2 jam, dibagi atas 3 sub fase :
 Akselerasi, berlangsung 1 jam pembukaan menjadi 4cm
 Dilatasi maksimal selama 0,5jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9cm
 Deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 0,5 jam pembukaan
menjadi 10cm/lengkap

 Kala II (Tahap Panggul)


Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul , maka pada
his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Ibu merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
his. Bila dasar penggul sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk lagi di luar his,
dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub
oksiput dibawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada primigrafida
kala II berlangsung rata-rata 1,2-2 jam dan pada multipara rata-rata 0,5-1 jam
(Prawirohardjo,2010).
Lama persalinan kala II dapat ditentukan oleh kekuatan his, dimana jika daripersalinan
kala I his tidak addekuat akan membua persalinan kala II juga semakin lama
(Saifuddin,2010)

 Kala III (Tahap Plasenta)


Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah.

 Kala IV (Tahap Observasi)


Kala IV adalah masa setelah ibu bersalin. Setelah bayi dan plasenta keluar, ibu tidak
langsung dibawah masuk kamar perawatan karena masih perlu diobservasi atau dipantau
di kamar bersalin. Waktu pemantauan ini sekitar 2 jam. Ini perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya perdarahan setelah persalinan (postpartum bleeding). Kadang kala
ada ibu yang mengalami perdarahan lambat, yakni perdarahan yang baru terjadi 1-2 jam
setelah bayi dan plasenta keluar.

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


 Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar
panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir
tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebutharus normal. Passage terdiri dari:
 Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
 Os. Coxae
 Os illium
 Os. Ischium
 Os. Pubis b).
 Os. Sacrum = promotorium
 Os. Coccygis
 Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
 Pintu Panggul
 Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium,linea inominata dan pinggir atas symphisis.
 Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet
 Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet
 Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet
dan outlet.

Bidang-bidang :

 Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium.
 Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
 Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
 Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

 Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus
dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama
yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Kekuatan yang mendorong
janin keluar (power) terdiri dari:

 His (kontraksi otot uterus)


Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uterimenjadi lebih kecil serta mendorong
janin dan kantung amneon ke arahsegmen bawah rahim dan serviks.
 Kontraksi otot-otot dinding perut
 Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
 Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum.

Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna mempunyai sifat-sifat:

 Kontraksi simetris
 Fundus dominan
 Relaksasi
 Involuntir : terjadi di luar kehendak
 Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling).
 Terasa sakit
 Terkoordinasi
 Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Perubahan-perubahan akibat his:

 Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.Tekanan hidro
statis air ketuban dan tekanan intrauterin naik sertamenyebabkan serviks menjadi
mendatar (effacement) dan terbuka(dilatasi).
 Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga adakenaikan
nadi dan tekanan darah.
 Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang,maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi)dan kurang jelas
didengar karena adanya iskemia fisiologis

Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus diperhatikan
dari his:

 Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh
menit
 Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar
jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
 Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
 Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
 Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2
sampe 3 menit.
 Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu

His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasmeusus, kandung kencing dan
otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan
sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah
pasien. sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi
yang jelek, baik fisik maupun mental.

Kelainan kontraksi Otot Rahim


 Inertia Uteri
 His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang terbagi menjadi: Inertia uteri primer: apabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah.
 Inertia uteri sekunder: His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah.
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan,
bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang
lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas
atau ke dokter spesialis.

 Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapatkesempatan reaksi
otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
 Persalinan Presipitatus
 Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkinfatal
 Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
 Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
.
 Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan
inversion uteri.
 Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin dalam Rahim.

 Inkoordinasi otot Rahim


Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan
otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau
pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksiotot rahim
adalah:
 Faktor usia penderita elative tua
 Pimpinan persalinan
 Karena induksi persalinan dengan oksitosin
 Rasa takut dan cemas
 Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanggeutama dan bagian
janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan keras dari
janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepaladapat mempengaruhi jalan persalinan

Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan
letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan
lintang atau letak sungsang.

 Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar- benar terjadi
realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan
yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal
yang nyata.

Psikologis meliputi:

 Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual


 Pengalaman bayi sebelumnya
 Kebiasaan adat
 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

 Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan


 Persalinan sebagai ancaman pada self-image
 Medikasi persalinan
 Nyeri persalinan dan kelahiran

 Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung
dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalammenghadapi proses persalinan
VII. LANGKAH LANGKAH PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua :

 Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan


 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfinger ani membuka

Menyiapkan Pertolongan Persalinan

 Pastikan kelengkapan obat obatan dan kelengkapan dan obat obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi → siapkan :
 Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
 3 handuk / kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi)
 Alat penghisap lendir
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi

Untuk ibu :

 Menggelar kain di perut bawah ibu


 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai didalam partus set

 Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun
dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
 Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
 Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin


 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari anterior (depan)
ke posterior (belakang) menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja bersihkan dengan
seksama dari arah depan ke belakang.
 Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
 Jika terkontaminasi lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam sarung tangan
tersebut dalam larutan klorin 0,5% . Pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melaksanakan langkah lanjutan.

 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap


 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi
 Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, rendam
dalam klorin 0,5 % selama 10 menit). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan
setelah itu tutup kembali partus set.
 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda relaksasi untuk
memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x / menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ semua temuan periksaan dan
asuhan yang diberikan kedalam partograf

Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses Meneran


 Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup baik,
kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif)
dan dokumentasikan semua temuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu dan meneran secara benar

 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin meneran atau
kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain
yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.

 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul
kontrasi yang kuat :

 Bimbing ibu agar dapat meneran benar dan efektif


 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai.
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama )
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asuhan cairan per oral minum
 Menilai djj setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan
lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2jam) pada primigravida atau ≥60
menit (1 jam) pada multigravida

 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit
Persiapan Untuk Melahirkan Bayi
 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika kepala bayi
sudah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
 Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
 Pakai sarung tangan DTT / steril pada kedua tangan

Pertolongan Untuk Melahirkan Bayi


 Lahirnya Kepala
 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan 1 tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau
bernafas cepat dan dangkal.
 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat ( ambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi. Perhatikan !
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat atas
kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong tali pusat diantara dua klem tersebut
 Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan

 Lahirnya Bahu
 Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis kemudian gerakkkan
ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

 Lahirnya Badan Dan Tungkai


 Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,
tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta menjaga bayi
terpegang baik
 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
dua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan
jari jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk)

Asuhan Bayi Baru Lahir


 Lakukan Penilaiani Selintas :
 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah bayi menangis kuat dan / bernafas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjutkan ke langkah resusitasi bayi baru lahir
dengan asfiksia (lihat penuntun belajar resusitasi bayi) Bila semua jawaban “IYA” maka
lanjut ke – 26
 Keringkan Tubuh Bayi
 Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (kecuali
kedua tangan ) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk
kering. Pastikan bayi dalam posisi dalam kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
 Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya 1 bayi yang lahir (hamil tunggal)
dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontaksi dengan baik
 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10unit
(intramuskular) di 1/3 bagian distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
 Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan) jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang
lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2
cm distal dari klem pertama.

 Pemotongan dan pengikatan tali pusat


 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara tali pusat tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci
pada sisi lainnnya
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan

 Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi. Luruskan bahu
bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari areola mamae ibu
 Selimuti ibu – bayi dengan kain kering / selimut hangat , pasang topi
dikepala bayi
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 30 menit – 60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusui

Manajemen Aktif Kala Tiga Persalinan (Mak III)


 Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
 Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas simfisis), untuk
mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat
 Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah, ambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas (dorso kranial) secara hati- hati (untuk mencegah
inversio uteri). Jika plasenta tidak lepas setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya. Kemudian ulangi kembali prosedur
diatas
 Jika uterus tidak segera berkontraksi minta ibu / suami untuk melakukan stimulasi
puting susu

Mengeluarkan Plasenta
Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga
plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan ( jangan ditarik secara kuat
terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir ( kearah bawah –
sejajar lantai – atas)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10cm dari
vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
 Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
 Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika kandung kemih penuh
 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
 Ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi perdarahan maka segera
lakukan tindakan plasenta manual.

 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT untuk melakukan DTT atau
steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil ( Masase) Uterus


 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan
telapak tangan difundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan(kompresi bimanual internal, kompresi aorta
abdominalis, tampon, kondom, kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15
detik setelah rangsangan taktil atau masase. (lihat penatalaksanaan atonia uteri)

Menilai Perdarahan
 Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjaitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau derajat 2 dan atau menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif , segera lakukan penjahitan.
 Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap.
Masukkan plasenta kedalam kantung atau plastik atau tempat khusus.
Asuhan Pasca Persalinan
 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
 Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh, lakukan kateterisasi

Evaluasi
 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas diair DTT tanpa melepas sarung tangan
kemudian dikeringkan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
 Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
 Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
 Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit).
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi, dan segera merujuk
ke Rumah Sakit.
 Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke RS rujukan.
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit
ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.

Kebersihan dan Keamananan


 Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah diranjang atau disekitar ibu berbaring.
Menggunakan larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga ibu untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang di inginkannya.
 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai.
 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan
tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
 Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk memberikan vitamin K1 (1mg)
intramuskuler dipaha kiri bawah lateral dan salep mata profilaksis infeksi dalam 1 jam
pertama kelahiran.
 Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran bayi). Pastikan kondisi bayi
tetap baik. (pernafasan normal 40-60x/menit) dan temperatur tubuh normal 36,5-37,5oC)
setiap 15 menit.
 Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha
kanan bawah lateral. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan.
 Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tisu atau
handuk pribadi yang bersih dan kering.

Dokumentasi
 Lengkapi partograf

VIII. PATHWAY

Kehamilan Cukup Bulan


(Gravid Aterm)

Pengeluaran Lendir Disertai


Darah

Pecah Ketuban

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Kontraksi Uterus Partus Pelepasan Plasenta Post Partum


Partum

Nyeri Kontraksi Uterus Keletihan Resiko Perdarahan

Perubahan Emosional
Nyeri Melahirkan

Ansietas
B. KONSEP KEPERAWATAN
1 PENGKAJIAN

1) Identitas Pasien : Nama,jenis kelamin,suku/budaya, agama,tingkat pendidikan,


dll.

2) Riwayat Obstetri :
- Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
- Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil keluhanyang di
rasakan selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan selama,kehamilan (ANC),
hamil ke berapa
- Riwayat Ginekologi :
 Riwayat menstruasi :1.Menarche 2.Siklus haid 3.Lama
haid 4.banyak haid 5.dismenorhoe.. 6. HPHT 7. HPL
 Riwayat pernikahan :1.Usia pernikahan suami-istri 2.Pernikahan
 Riwayat KB :1.Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis
KByang di gunakan
- Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat penyakit
keturunan,ataupun penyakit menular

3) Pemeriksaan Fisik
- Penampilan atau keadaan umum
- Tingkat kesadaran: umumnya sadar penuh
- Tanda-tanda vital
- Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi adaatau
tidak,edema ada atau tidak
- Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak, warnakornea,
sklera ikterik atau tidak
- Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak, kesimetrisan,
kebersihan

4) Pengkajian
- Kala I
 Memeriksa tanda-tanda vital.
 Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan
karakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus: frekuensi,
internal, intensitas, durasi, tonus.
 Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks padakehamil
an pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan
berikutnya.
 Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan.
 Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlahfetus,
letrak janin, penurunan janin.
 Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
 Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin,
tes darah, ruptur membran, cairan amnion (warna, karakter dan
jumlah).

- Kala II
 Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/,
perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan
saya ingin BAB, pada waktu his kepala janin tampak divulva.
 Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak,inten
sitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina),kandung kemih
penuh/tidak, nadi dan tekanan darah
 Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung
45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit

- Kala III
 Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
 Adanya kontraksi vundus yang kuat
 Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke
bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian
bawah
 Keluarnya darah hitam dari introuterus
 Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta
akan keluar.
 Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina
atau rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus)

 Status Fisik Mental


Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai,
curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal
ke plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan: Suhu, nadi,
dan pernafasan, pemeriksaan terhadap perdarahan (warna darah
dan jumlah darah)

 Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer


mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari
ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
- Kala IV
 Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar
untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan
hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk
mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya
stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami
perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
 Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih.Jik
a kandung kemih menengang akan mencapai ketinggiansuprapubik
dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkindiperlukan mencega
h peregangan kandung kemih dan retensikandung kencing jika
klien tidak bisa kencing.
 Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum
ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukurangumpalan
darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya
 Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan
untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas
dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk
melihat perineum.
 Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan
sesuaikan dengan keadaan
temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal sela
ma rentang waktu satu jam pertama,
kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi
atau kelelahan.
 Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang
didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi
ketidaknyamanannya.
 Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat
menyebabkan potensial masalah komplikasi, perawat harus
waspada adanya potensial komplikasi (Nurarif, 2015).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Ansietas berhubungan dengan Proses Persalinan


2 Nyeri Melahirkan berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis
3 Keletihan berhubungan dengan Kondisi Fisiologis ( Proses Persalinan )
4 Resiko perdarahan berhubungan dengan masa nifas.
INTERVENSI KEPERAWATAN

TANGGAL DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


Senin, Ansietas Observasi : Observasi :
14 berhubungan - Identifikasi perasaan - Mengetahui tingkat
Agustus dengan proses saat ini kecemasan pasien
2023 persalinan,
setelah Teraupetik : Teraupetik :
dilakukan - Fasilitasi - Agar ibu dapat
tindakan mengungkapkan menyampaikan
keperawatan perasaan yang melatar perasaan yang di alami
1x2jam, belakangi emosional
diharapkan
kecemasan
menurun Edukasi : Edukasi :
dengan kriteria - Memberikan tindakan - Untuk mengurangi
hasil : non farmakologi kecemasan yang di
- Ajarkan rasakan
1. Pasien dapat mengekspresikan - Agar tingkat kecemasan
mengontrol perasaan secara dapat berkurang
rasa nyeri asertif
yang di alami
2. Perilaku
gelisah
berkurang
Senin, Nyeri Melahirkan Observasi Observasi
14 berhubungan 1. Identifikasi skala 1. Untuk mengetahui
dengan Agen nyeri skala nyeri
Agustus Pencedera 2. Identifikasi 2. Untuk mengetahui
2023 Fisiologis respon nyeri non respon nyeri non
verbal verbal
Setelah dilakukan Teraupetik Teraupetik
tindakan 1. Berikan teknik 1. Untuk merangsang
keperawatan 1x2 nonfarmakologi nyeri
jam diharapkan ibu untuk mengurangi 2. Untuk memberikan
dapat beradaptasi rasa nyeri kenyamanan
dengan nyeri 2. Kontrol kepada pasien
dengan, Kriteria lingkungan yang Edukasi
Hasil: memperberat rasa 1. Untuk memberikan
1. Ibu dapat nyeri (mis: suhu, pemahaman kepada
mengontrol pencahayaan, pasien dan keluarga
nyeri kebisingan,dll) pasien tentang
2. TTV dalam Edukasi penyebab, periode,
batas 1. Jelaskan dan pemicu nyeri
normal penyebab, Untuk membantu pasien
periode, dan meredakan nyeri tanpa
pemicu nyeri obat analgetik.
Ajarkan memonitor
nyeri secara mandiri
Senin, Keletihan Observasi : Observasi :
14 berhubungan - Monitor kelelahan - Untuk mengetahuai
Agustus dengan Kondisi fisik dan emosional keadaan pasien
2023 Fisiologis ( Proses
Persalinan ), Trapeutik : Teraupetik :
Setelah dilakukan - Sediakan lingkungan Agar ibu nyaman dan
-
tindakan nyaman dan rendah dapat mengurangi rasa
keperawatan 1x6 stimulus (mis.suara lelah yang di alami
jam diharapkan kunjungan)
keletihan
menurun dengan, Edukasi :
Edukasi :
Kriteria Hasil: - Agar pasien dapat
- Anjurkan tirah baring
beristirahat dengan
- Anjurkan melakukan tenang
1. Keletihan aktivitas secara - Aktivitas secara bertahap
berkurang bertahap agar tidak lelah yang
2. Pasien
- Anjurkan strategi berkepanjangan
dapat
mengontrol koping untuk - Agar pasien dapat
mengurangi kelelahan mengurangi kelelahan
keletihan yang
dialami

Senin, Resiko Observasi Observasi


14 perdarahan - monitor tanda-tanda - untuk mengetahui
Agustus berhubungan vital keadaan umum pasien
2023 dengan masa - monitor tanda dan - tanda dan gejala
nifas. gejala perdarahan perdarahan dapat
Setelah dilakukan - monitor nilai terkontrol
tindakan hematokrit/hemoglobin - untuk mengetahui kadar
keperawatan 1x2 sel darah merah dalam
jam, diharapkan Terapeutik darah
resiko pendarahan - pertahankan bedrest
dapat teratasi selama perdarahan Terapeutik
dengan kriteria - agar perdarahan
hasil: diminimalisir
1. Perdarahan Edukasi
vagina - jelaskan tanda dan
2. Tekanan darah gejala perdarahan Edukasi
-

Kolaborasi Kolaborasi
- meminimalisir
- kolaborasi pemberian
terjadinya perdarahan
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian : 14 Agustus 2023

Jam Pengkajian : 18.27 Wit

Nomor RM : 172999

a) BIODATA
Nama : Ny. FW
Tanggal lahir : 23 Maret 1983 (40Tahun)
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Hatiwe Kecil RT.001/RW.006

Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. DW
Tanggal lahir : 30 Juni 1979 (43 tahun)
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Hatalai

b) DATA UMUM KESEHATAN


1) Tinggi badan/berat badan : 158cm/80kg
2) Berat badan sebelum hamil : 66kg
3) Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
4) Obat-obatan : Pasien mengkonsumsi tablet
tambah darah yang di dapatkan saat periksa kehamilan di puskesmas
5) Alergi (obat/makanan/bahan tertentu) : Pasien mengatakan tidak
mempunyai riwayat alergi obat/makanan/minuman
6) Diet khusus : Pasien mengatakan tidak
melakukan diet khusus
7) Menggunakan (gigi palsu/kacamata/lensa) : Pasien mengatakan untuk
kesehariaannya aktvitas menggunakan kaca mata dan tidak ada menggunakan
gigi palsu/lensa/dll
8) Frekuensi BAK (masalah) : 5x/hari dan pasien mengatakan
tidak mengalami masalah saat BAK
9) Frekuensi BAB (masalah) : 1-2x/hari dan pasien mengatakan
tidak mengalami masalah saat BAB
10) Kebiasaan sebelum waktu tidur : Bermain HP

c) DATA UMUM
1) Kehamilan sekarang direncanakan : Pasien mengatakan kehamilan
sekarang direncanakan
2) Satatus obstetric : G4P3A0 Usia Kehamilan : 40 Minggu
3) HPHT : 07 November 2022 Taksiran Partus : 14 Agustus 2023

4) Jumlah anak yang ada

No Jenis Kelamin Cara Lahir BB Lahir Keadaan Umur


1 Laki – Laki Partus Lupa Baik 21 Tahun
Normal
2 Perempuan Partus Lupa Baik 16 Tahun
Normal
3 Laki- Laki Partus 2.700 Baik 11 Tahun
Normal

5) Jumlah kunjungan pada kehamilan ini : Pasien mengatakan melakukan


pemeriksaan 3x (2x di puskesmas hatiwe kecil saat trimester I dan II dan
1x di dokter praktik saat trimester III)
6) Masalah kehamilan yang lalu : pasien mengatakan pada kehamilan lalu
tubuh terasa sering lemas dan mual muntah
7) Masalah kehamilan sekarang : pasien mengatakan mengalami gangguan
pola tidur saat trimester III dan pada awal kehamilan (trimester I) pasien
mengalami mual dan muntah
8) Rencana KB : Ya Metode : Implan
9) Makanan bayi sebelumnya : Asi dan MP Asi
10) Pelajaran yang diinginkan saat ini : pasien mengatakan ingin mengetahui
cara perawatan perineum dengan baik
11) Setelah bayi lahir,siapa yang diharapkan membantu : suami, anak-anak
dan keluarga yang ada di rumah
12) Masalah dalam persalinan yang lalu : pasien mengatakan tidak
mempunyai masalah persalinan di persalinan yang lalu

d) PEMERIKSAAN FISIK
1) Tanda tanda vital :
TD : 120/70mmhg S : 36,5c Sp02: 99%
N : 83x/menit RR : 23x/menit
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Kepala
- Rambut : warna rambut hitam dan rontok, tekstur rambut kasar,
pertumbuhan rambut tidak merata, rambut tampak bersih
- Kulit Kepala : Bersih, tidak ada lesi dan tidak teraba benjolan
- Mata : konjungtiva merah, pupil isokor, tampak reaktivitas pupil,
tidak tampak adanya lesi
- Sclera : an ikterik
- Mulut : bibir simetris, tidak ada bengkak, kelembapan bibir
lembap
4) Leher : leher tampak simetris dari depan,belakang dan samping, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
5) Paru-paru : Gerakan dada simetris kanan-kiri, RR:23x/menit, terdengar suara
sonor dan bunyi vesikuler
6) Jantung : tidak terlihat ictus cordis, bunyi jantung lup-dup

7) Kandung Kemih
- Kemampuan berkemih : ya
- Kateter : Tidak Terpasang
- Distensi : pasien tidak mengalami distensi
- Warna urin : -
- Jumlah urin : -

8) Anggota Gerak
- Oedem : tampak oedem pada ekstremitas bawah (kaki kiri dan kanan)
- Refleks Patela : Baik dan normal (+)

9) Pola aktivitas sehari-hari


Tidur dan istirahat
- Apakah ada gangguan tidur : Pasien mengatakan mengalami gangguan
pola tidur ketika masuk trimester III
- Jenis gangguan : Gangguan pola tidur
- Istirahat di siang hari : 1-1,5 jam/hari
- Hal yang mengganggu : pasien mengatakan nyeri pada perut dan
pinggang bagian belakang

Personal Hygiene
- Cara mandi pasien : Pasien mandi sendiri dengan menggunakan
sabun mandi
- Frekuensi mandi : 1-2x/hari
- Cara perawatan gigi : pasien menyikat gigi sendiri dengan
menggunakan pasta gigi
- Frekuensi sikat gigi : 1-2x/hari
- Vulva hygiene : Pasien cebok dengan menggunakan air
bersih dan sering mengganti pakaian dalam 1-2x/hari
- Berpakaian : Pasien mengganti pasien sendiri dan
mengganti pakaian 1-2x/hari
Aktivitas
- Kegiatan sehari-hari : pasien mengatakan kegiatan sehari-hari
hanya di rumah merawat anak anak, memasak dan beristirahat

Makanan dan minuman


- Perubahan pola makan : pasien mengatakan ada perubahan pola makan
selama kehamilan/ mengalami kenaikan nafsu makan (Sebelum hamil 1-
3x/hari dan setelah hamil 3-5 porsi/hari)

Eliminasi
- BAB
Frekuensi : 1-2x/hari
Konsistensi : Padat
Warna : Kuning

- BAK
Frekuensi : 5x/hari
Bau : Amoniak
Warna : Kuning keruh

10) Pemeriksaan & Therapi


- Laboratorium

Hari/ Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Tanggal
Darah Lengkap :

14 Hemoglobin (HGB) 9.8 g/dL 10.85-14.90


Agustus Eritrosit (RBC) 4.40 Juta/uL 4.1-5.5
2023 Hematokrit (HCT) 34.5 % 34-45.1
MCV 78.4 fL 71.8-92
MCH 22.3 pg 22.6-31.0
MCHC 28.4 g/dl 32-36
Trombosit (PLT) 307 ribu/uL 150-400
Leukosit (WBC) 8.9 ribu/uL 4.79-11.34

Hitung Jenis Lekosit :


Basofil 1.2 % 0-1
Eosinofil 1.8 % 1-3
Neutrofil 64.9 % 50-70
Limfosit 27.9 % 20-40
Monosit 4.2 % 2-8
NLR 2.33 ≤3.13
Total Limfosit 2.5 ribu/uL 1.00-3.70

Golongan darah B -
Rhesus +/Positif -

Hbsag Non reaktif Non reaktif


Hiv Non reaktif Non reaktif
Antigen Non reaktif Non reaktif

- Pemeriksaan Penunjang
Ekg : Sinus Rhytem

- Therapi (Pengobatan)

Hari/ Therapi yang Dosis Rute


Tanggal diberikan
14 Inj . Piton S 0,5cc Intramuskular
Agustus (Oksitosin)
2023

e) LAPORAN PERSALINAN
- Pengkajian Kala I (Fase Aktif)
 Keluarnya tanda tanda persalinan : Pasien mengatakan nyeri
perut bagian bawah menjalar sampai ke pinggang serta adanya
pengeluaran lendir bercampur darah sejak jam 12.00 wit
 HPHT : 07 November 2022
Taksiran Persalinan : 14 Agustus 2023
 Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 29cm
 Turunnya bagian terbawah : Kepala bayi
 Denyut jantung janin : 146x/menit
 HIS (Observasi dalam 10 menit)
Frekuensi : Adekuat
Durasi : 5x10 menit (40 menit)
Interval : 2-3x/Menit
 Periksa dalam :14/08/2023 (18.25wit)
dilakukan oleh bidan dan hasil VT pembukaan 6cm, kepala host II
ostium tebal lunak pengeluaran per vagina lendir bercampur darah
 Keadaan kandung kemih : Kosong
 Pembukaan Lengkap Jam : 20.35 Wit
 Tingkat Kecemasan Ibu : Ibu tampak cemas dan
berteriak ketika kesakitan/kontraksi

Pengkajian Kala II
 His
Frekuensi : Adekuat
Durasi : 5x10 menit (40 menit)
Interval : 2-3x/menit

 Denyut jantung janin (DJJ) : 146 x/m


 Ketuban : Pecah Spontan
 Kondisi vulva dan anus : Ruptur
 Kondisi perineum : Adanya Robekan
Episiotomy : Tidak

 Keadaan Kandung Kemih : Tidak mengalami distensi


 Lilitan tali pusat : Tidak ada
 Lama kala II : 5 Menit
 Kecemasan ibu : Kecemasan ibu berkurang saat
melihat bayi lahir dengan selamat
 Bayi lahir : Perempuan
 Bayi lahir jam : 20 : 43 WIT
 BBL/PB : 2.700gr/50cm
 APGAR score : 10

Tabel APGAR Score

Tanda 0 1 2
Tanda Kulit Pucat Badan kemerahan, Tubuh ektermitas
(Appearance) ektermitas biru kemerahan
Denyut Jantung Tidak ada <100 >100
(Pluse)
Iritabilitas Respon Tidak ada Meringis/ Menagis,respon
(Grimace) merespon saat aktif saat distimulasi
distimulasi
Tonus Oto Tidak ada Gerakan bayi Gerakan bayi aktif
(Activity) melemah
Pernapasan Tidak ada Pernapasan lemah Tangisan kuat
( Respiration) dan teratur

Pengkajian Kala III

 Jumlah pendarahan : 100 cc,


karakteristik : Darah bercampur lendir
 Kondisi plasenta : 1. Lengkap
2. jumlah kotiledon : 20
3. ukuran :
Diameter 15cm dengan
ketebalan 3cm
 Lahir plasenta : Spontan
Jam : 20.50 wit
 TFU : 1 jari dibawah pusat
 Keadaan kandung kemih :Tidak mengalami distensi
 Bording attachment : Dilakukan (bidan meletakan
bayi diatas dada ibu dan memberikan waktu untuk bayi menghisap puting
susu ibu agar mendapatkan kolostrum)
 Penggunaan obat-obatan : Pemberian injeksi oksitosin
0,5 cc intra muscular
 Kecemasan ibu : Ibu tampak tidak cemas, rawut
muka ibu tampak senyum bahagia dan tenang setelah proses melahirkan
selesai.

Pengkajian Kala IV
 Keadaan umum ibu : Baik
 TTV :
TD : 110/80 mmHg N : 80x/menit
RR : 20x/menit SpO2: 99%
S : 36,5c
 Jumlah perdarahan per vagina : 100cc
 Tinggi fundus uteri (TFU) : 1 jari di bawah pusat
 Keadaan uterus : Ruptur
 Robekan perineum : Ada
 Jahitan : Ada, Dalam : Luar:
 Kandung Kemih : Melakukan kateterisasi urine
terbuang 150cc
 Keluhan Ibu : Nyeri pada daerah perineum
II. ANALISA DATA

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH


Senin, DS : Kehamilan cukup Ansietas
14 Agustus Pasien mengatakan bulan
2023 merasa cemas dengan
proses persalinan yang
(KALA I) akan di hadapi Pengeluaran lendir
bercampur darah
DO :
- Pasien tampak
cemas Pecah ketuban
- Wajah pasien
tampak meringis
saat Kala I
nyeri/kontraski
- Pasien tampak Kontraksi uterus
berteriak saat partum
kesakitan
- Pasien tampak
gelisah Nyeri
- TTV :
TD : 130/70mmhg
N : 86x/menit Perubahan
S : 36,5c emosional
RR : 25x/m
Sp02 : 99%
Ansietas
Senin, DS : Kehamilan cukup Keletihan
14 Agustus - Pasien mengatakan bulan
2023 seluruh tubuh terasa
lemas dan letih Tanda-tanda inpartu
(KALA III) setelah selesai
proses melahirkan Proses persalinan
bayi
Kala III
DO :
- Pasien tampak lesu Pelepasan plasenta
- Wajah pasien
tampak memelas Resiko Perdarahan
- Pasien diberikan air
gula oleh keluarga Keletihan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan Proses Persalinan


2. Nyeri Melahirkan berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis
3. Keletihan berhubungan dengan Kondisi Fisiologis ( Proses Persalinan )
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan masa nifas.

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

TANGGAL DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


Senin, Ansietas Observasi : Observasi :
14 berhubungan - Identifikasi perasaan - Mengetahui tingkat
Agustus dengan proses saat ini kecemasan pasien
2023 persalinan,
setelah Teraupetik : Teraupetik :
dilakukan - Fasilitasi - Agar ibu dapat
tindakan mengungkapkan menyampaikan
keperawatan perasaan yang melatar perasaan yang di alami
1x2jam, belakangi emosional
diharapkan
kecemasan
menurun Edukasi : Edukasi :
dengan kriteria - Memberikan tindakan - Untuk mengurangi
hasil : non farmakologi kecemasan yang di
- Ajarkan rasakan
1. Pasien dapat mengekspresikan - Agar tingkat kecemasan
mengontrol perasaan secara dapat berkurang
rasa nyeri asertif
yang di
alami
2. Perilaku
gelisah
berkurang
Senin, Nyeri Melahirkan Observasi Observasi
14 berhubungan 1. Identifikasi 1. Untuk
Agustus dengan Agen skala nyeri mengetahui skala
2023 Pencedera 2. Identifikasi nyeri
Fisiologis respon nyeri 2. Untuk
non verbal mengetahui
Setelah dilakukan respon nyeri non
tindakan Teraupetik verbal
keperawatan 1x2 3. Berikan teknik
jam diharapkan nonfarmakologi Teraupetik
ibu dapat untuk 3. Untuk
beradaptasi mengurangi rasa merangsang nyeri
dengan nyeri nyeri 4. Untuk
dengan, Kriteria 4. Kontrol memberikan
Hasil: lingkungan yang kenyamanan
1. Ibu dapat memperberat kepada pasien
mengontro rasa nyeri (mis:
l nyeri suhu,
2. TTV pencahayaan, Edukasi
dalam kebisingan,dll) 2. Untuk
batas Edukasi memberikan
normal 2. Jelaskan pemahaman
penyebab, kepada pasien
periode, dan dan keluarga
pemicu nyeri pasien tentang
3. Ajarkan penyebab,
memonitor nyeri periode, dan
secara mandiri pemicu nyeri
3. Untuk membantu
pasien meredakan
nyeri tanpa obat
analgetik.
Senin, Keletihan Observasi : Observasi :
14 berhubungan - Monitor kelelahan - Untuk mengetahuai
Agustus dengan Kondisi fisik dan emosional keadaan pasien
2023 Fisiologis ( Proses
Persalinan ), Trapeutik : Teraupetik :
Setelah dilakukan - Sediakan lingkungan Agar ibu nyaman dan
-
tindakan nyaman dan rendah dapat mengurangi rasa
keperawatan 1x6 stimulus (mis.suara lelah yang di alami
jam diharapkan kunjungan)
keletihan
menurun dengan, Edukasi :
Edukasi :
Kriteria Hasil: - Agar pasien dapat
- Anjurkan pasien
beristirahat dengan
untuk beristirahat tenang
3. Keletihan - Anjurkan melakukan - Aktivitas secara bertahap
berkurang
aktivitas secara agar tidak lelah yang
4. Pasien
bertahap berkepanjangan
dapat
- Anjurkan strategi - Agar pasien dapat
mengontrol
koping untuk mengurangi kelelahan
keletihan yang mengurangi kelelahan
dialami

Senin, Resiko Observasi Observasi


14 perdarahan - monitor tanda-tanda - untuk mengetahui
Agustus berhubungan vital keadaan umum pasien
2023 dengan masa - monitor tanda dan - tanda dan gejala
nifas. gejala perdarahan perdarahan dapat
Setelah dilakukan - monitor nilai terkontrol
tindakan hematokrit/hemoglobin - untuk mengetahui kadar
keperawatan 1x2 sel darah merah dalam
jam, diharapkan Terapeutik darah
resiko pendarahan - pertahankan bedrest
dapat teratasi selama perdarahan Terapeutik
dengan kriteria - agar perdarahan
hasil: Edukasi diminimalisir
1. perdaraha - jelaskan tanda dan
n vagina gejala perdarahan
2. tekanan Edukasi
- Kolaborasi
darah
Kolaborasi - meminimalisir
- kolaborasi pemberian terjadinya perdarahan
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu

V. Implementasi dan Evaluasi

JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI


20.00 Mengidentifikasi perasaan saat 20.30 S :
Wit ini Wit - Pasien mengatakan belum dapat
Hasil : mengurangi rasa cemas yang di
Pasien tampak cemas karena hadapi
kesakitan yang di alami
O:
Memfasilitasi mengungkapkan - K/u : baik
perasaan yang melatar - Kesadaran : Compos Mentis
belakangi emosional - TTV :
Hasil :
Pasien mengatakan cemas TD : 130/70mmhg
dengan proses persalinan yang N : 86x/menit
akan di hadapi S : 36,5c
RR : 25x/m
Memberikan tindakan non Sp02 : 99%
farmakologi - DJJ + 146x/menit
Hasil: - His Adekuat 5x10 ‘’40’’
Keluarga pasien di anjurkan - Pengeluaran pervagina lender
untuk melakukan masase bercampur darah
punggung untuk mengurangi - Pasien tampak meringis
nyeri yang dialami
- Pasien tampak gelisah

A:
Mengajarkan mengekspresikan Pasien belum mampu mengontrol
perasaan secara asertif kecemasan yang di rasakan
Hasil :
Pasien mampu mengatakan P: Lanjutkan Intervensi :
perasaan yang sedang di alami - Mengidentifikasi perasaan saat
kepada pengkaji ini
- Memfasilitasi mengungkapkan
perasaan yang melatar
belakangi emosional
- Memberikan tindakan non
farmakologi
- Ajarkan mengekspresikan
perasaan secara asertif

20.40 1 Mengidentifikasi skala nyeri 20.45 S:


Wit  Hasil: Skala nyeri 10 Wit  Pasien mengatakan nyeri
pada perut, panggul, dan
2 Mengidentifikasi respon pangkal paha masi terasa
nyeri non verbal O:
 Hasil: Wajah pasien  Wajah pasien tampak
tampak meringis meringis ketika nyeri
 Skala nyeri 10
3 Memberikan teknik  Kualitas nyeri sangat nyeri
nonfarmakologi untuk A:
mengurangi rasa nyeri  Masalah nyeri melahirkan
 Hasil: pasien dapat belum teratasi
mengikuti perintah
yang diberikan untuk P: Intervensi dilanjutkan diruang
meredakan nyeri pemulihan
4 Mengontrol lingkungan yang  Identifikasi skala nyeri
memperberat rasa nyeri (mis:  Identifikasi respon nyeri
suhu, pencahayaan, non verbal
kebisingan,dll)
 Hasil:

5 Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Hasil: Pasien dan
keluarga mengerti apa
yang dijelaskan oleh
perawat/bidan
6 Mengajarkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Hasil: Pasien mampu
memonitor nyeri secara
mandiri namun tidak
sepenuhnya

20.45 - Monitor kelelahan fisik dan 20.50 S: pasien mengatakan keletihan


wit emosional Wit sudah berkurang
Hasil : Kelelahan terjadi karena
proses persalinan yang di O:
hadapi - Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan umum : Baik
- Menyediakan lingkungan - TTV : TD : 110/70 mmhg
nyaman dan rendah stimulus N : 80x/menit
Hasil : Pasien mengatakan S : 36,5℃
merasa nyaman RR : 20x/menit
Sp02 : 99%
- Memberikan aktivitas distraksi - TFU : 1 jari dibawah pusat
yang menenangkan - Kontraksi uterus baik
Hasil : Pasien di berikan - Perdarahan ±100cc
makanan dan air gula untuk - Perineum rupture
meningkatkan energy pasien - Pasien tampak tenang setelah
bayi di letakan di atas dada dan
- Menganjurkan tirah baring melakukan inisiasi menyusui
Hasil : Pasien dapat dini
beristirahat dengan baik
A : Masalah keletihan teratasi
- Menganjurkan melakukan sebagian
aktivitas secara bertahap
Hasil : pasien diberikan P : Lanjutkan Intervensi :
edukasi oleh bidan untuk - Memonitor kelelahan fisik dan
melakukan aktivitas secara emosional
pelan dan bertahap agar tidak - Menyediakan lingkungan
terjadi keletihan yang lebih nyaman dan rendah stimulus
parah - Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
- Menganjurkan strategi koping - Menganjurkan tirah baring
untuk mengurangi kelelahan - Menganjurkan melakukan
Hasil : keluarga dianjurkan aktivitas secara bertahap
untuk selalu sigap membantu - Menganjurkan strategi koping
pasien dalam mobilisasi (ADL) untuk mengurangi kelelahan
20.50 memonitor tanda-tanda vital 22.40 S : - pasien mengatakan tidak
Wit Hasil : TD: 110/70 mmHg Wit muncul adanya gejala perdarahan
S : 36,5°c
N : 80x/menit O : - tekanan darah dalam batas
RR : 20x/menit normal (110/70 mmHg)
Spo²: 99% - perdarahan pervagina (100 ml)
- hemoglobin 9,8 g/dl
- memonitor tanda dan gejala - nadi dalam batas normal
perdarahan 80x/menit
Hasil: pasien tidak mengalami
tanda dan gejala perdarahan A : masalah resiko perdarahan
teratasi
- memonitor nilai
hematokrit/hemoglobin P : intervensi dihentikan
Hasil: Hb : 9,8 g/dl

- menjelaskan tanda dan gejala


perdarahan
Hasil : pasien paham dan
mengerti

- mengkolaborasi pemberian
obat pengontrol perdarahan
Hasil : memberikan injeksi
pitogin

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. 1 KESIMPULAN
Periode intranatal atau disebut juga persalinan, merupakan suatu proses
pengeluaran janin dan plasenta dari uterus, dengan ditandai meningkatnya
aktivitas otot rahim (intensitas dan frekuensi kontraksi) yang mengakibatkan
penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lender darah (bloody show) dari
vagina (Manurung, 2011; Karjatin, 2016).

Persalinan merupakan proses ketika bayi, plasenta dan selaput ketuban


keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal apabila prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan mengakibatkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) serta berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap (Sondakh, 2015)

1. 2 SARAN

Kelonpok menyadari bahwa laporan yang disusun ini masih terdapat


banyak kekurangan, oleh karena itu kritik, saran, dan masukan yang sifatnya
membangun sangatlah penulis harapkan untuk baiknya laporan ini ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Ari Kurniarum. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit
Pusdik SDM Kesehatan

Ari Kurniarum, S.SiT., M. K. (2016). asuhan kebidanan persalinan dan bbl komperhensif.

Harianto, Minarni. 2010. Aplikasi Hypnosis dalam asuhan kabidanan kehamilan & persalinan.
Yogyakarta: gosyen publishing

Mochtar, R. 2013. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, D.K. (2012). Keperawatan maternitas : Kesehatan wanita,
bayi & keluarga edisi 18. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai