Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL PADA NY. N DENGAN PARTUM NORMAL


DI BANGSAL SEMBODRO RSUP SURAKARTA
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinin keperawatan maternitas
Clinical teacher : Siti Handayani, S.ST.,M.Kes
Clinical Instructure : Nina Purwaningsih. AMK

Disusun Oleh :
FATHIYA AMALIA ANZANI TAUFIQ
P27220021205

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2023
KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta (Ari dkk, 2016)
Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat
hidup filuar uterus melalui vagina kedunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong
janin keluar melalui jalan lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa alat
atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
(Indah & Firdayanti, 2019)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi
baik bagi ibu maupun janin

B. ETIOLOGI
Etiologic persalinan meliputi :
1. Keregangan
Otor Rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai (Sumarah, 2008).
Otot hormon mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Apabila batas tersebut telah terlewati maka akan terjadi kontraksi,
sehingga persalinan dapat dimulai (Ujiningtyas, 2009)
2. Penurunan progesterone
Villi koriales mengalami perubahan – perubahan dan produksi
progesterone mengalami penurunan, sehingga otot Rahim lebih sensitive
terhadap oksitosin. Akibat otot Rahim mulai berkontraksi setelah tercapai
tingkat penurunan progesterone (Sumarah, 2008).
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot Rahim lebih
sensitive terhadap oksitosin. Akibat otot Rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu (Manuaba,
2007).
3. Oksitosin internal
Perubahan keseimbangan yang terjadi pada estrogen dan progesterone.
Apabila terjadi penurunan progesterone maka reaksi oksitosin dapat
meningkat sehingga persalinan dapat terjadi (Sumarah, 2018)
4. Prostaglandin
Akan terjadi peningkatan prostaglandin pada umur kehamilan 15 minggu,
sehingga akan memicu terjadinya kontraksi dan persalinan (Sumarah,
2008)
Prostaglandin yang dikeluarkan oleh deciduas konsentrasinya meningkat
sejak usia kehamilan 15 minggi. Prostaglandin dianggap sebagai pemicu
terjadinya persalinan, pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot Rahim (Ujiningtyas, 2009)
5. Hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis
Terjadinya keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus
(Sumarah, 2008)

C. FAKTOR PERSALINAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan meliputi
1. Power (kekuatan)
Kekuatan his dan mengenjan. Kemampuan untuk memberikan tuntunan
persalinan sehingga kekuatan tersebut berlangsung baik agar tercapai
bentuk persalinan spontan belakang.
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan yaitu his, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diagfarma dan aksi dari ligment, dengan Kerjasama yang
baik dan sempurna (Yanti, 2009)
2. Passenger (janin dan plasenta)
Bentuk besarnya, dan posisi harus normal sehingga mampu beradaptasi
dengan baik terhadap jalan lahir dan kekuatan pendorong sehingga proses
persalinan dapat berjalan dengan lancer dan normal
3. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terjadi atas jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan lahir
tulang harus memenuhi syarat, bentuk ukuran luas bagian dalamnya batas
normal sehingga proses adaptasi dengan kepala baik, yang memberi
kemungkinan persalinan baejalan normal. Jalan lahir lunak terdiri atas
otot dasar panggul, elastis, mampu membuka terbuka dengan baik
sehingga proses persalinan berjalan normal dan lancer
Passage adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras pada
janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi
jalan persalinan, kepala janin ini pula yang paling banyak mengalami
cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan
kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal.
Biasanya apanila kepala janin sudah lahir, maka bagian – bagian lain
dengan mudah menyusul kemudian. (Prawirohardjo Sarwono, 2009)

D. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya kehamilan yaitu ovulasi (pelepasan sel telur yang telah
matang dari dalam Rahim kemudian menuju ke tuba falopi untuk dibuahi),
pertemuan sel telur dengan sel sperma yang disebut konsepsi, terjadinya
nidasi (masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi), terjadinya kehamilan
yang dialami selama 37-40 minggu. Proses terjadinya persalinan karena
adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan nyeri yang datang lebih
kuat, sering dan teratur, keluar lender dan bercampur darah yang lebih
banyak, robekan kecil pada bagian servik dengan terkadang-kadang ketuban
pecah, pada pemeriksaan dalam, servik mendatar terjadinya proses
persalinan yang terdiri dari 4 kala yaitu, kala 1 terjadi adanya kontraksi uterus
yang dapat menyebabkan nyeri yang dipengaruhi oleh adanya kerengangan
otot Rahim, penurunan progesterone, peningkatan oxytosin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Kontraksi uterus yang dalami ibu
dapat menyebabkan kekhawatiran terhadap keselamatan ibu dan bayi. Kala
2 terjadinya pembukaan lengkap dengan ibu memimpin dengan cara meneran
dan posisi kepala janin turun, menekan saraf dan jaringan. Kala 3 terjadinya
konraksi uterus yang adekuat, pelepasan plasenta atau lahirnya plasenta dapat
terjadi perdarahan dengan robekan perineum yang mengakibatkan
ketidaknyamanan pada ibu. Kala 4 dilakukannya observasi secara berkala
selama 2 jam yang didapatkan kerusakan jaringan pada robekan perineum.

E. PATHWAY

Sumber : Perawat, 201


F. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu :
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intrabena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Terknik diagnostic untuk pengujian struktur badan bagian yang
melibatkan formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonic.
2. Pemeriksaan Hb, Gula Darah
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan. Pada trimester
pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia 30 minggu
terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb <11 gr% dan
anemia berat <8 gr%. Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah,
protein dan kadar glukosa pada urin. (Yuanita & Lilis, 2020)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, status,
agama, Pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor RM, diagnose medis.
b. Identitas penanggung jawab berupa nama, tempat lahir, jenis kelamin, status,
agama, Pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien.
c. Catatan medis
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien post partum dengan plasenta restan adalah nyeri
akibat perdarahan
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini
c. Riwayat Kesehatan keluarga dan Kesehatan dahulu
Adakan penyakit keturunan, keturunan kembar dll
3. Pengkajian Kala
KALA I
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Nama, umur, dan alamat
2) Gravida dan para
3) Hari pertama halit terakhir (HPHT)
4) Riwayat alergi obat
5) Riwayat kehamilan sekarang : ANC, masalah yang dialami
selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi,
apakah Gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah
pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/encer? Kapan
pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah
segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu
kesulitan berkemih?
6) Riwayat kehamilan sebelumnya
7) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau
nyeri epigastrium.
b. Pemeriksaan fisik
1) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan
2) Nilai tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, dan Pernafasan), untuk
akurasi lakukan pemeriksaan TD dan Nadi diantara dua kontraksi.
3) Pemeriksaan abdomen
4) Menentukan tinggi fundus
5) Kontraksi uterus
6) Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya
kontraksi
a) Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
b) Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
c) Menentukan penurunan bagian terbawah janin.
d) Pemeriksaan dalam
(1) Nilai pembukaan dan penipisan serviks
(2) Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah
masuk rongga panggul
(3) Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.

KALA II

1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
1) Adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan
sendiri/relaksasi
2) Letargi
3) Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi : tekana darah dapat meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi
c. Integritas Ego
1) Respon emosional dapat meningkat
2) Dapat merasa kehilangan control atau sebaliknya seperti saat ini
klien terlihat mengenjan secara aktif
d. Eliminasi
1) Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan
tekanan uterus
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengenjan
3) Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan
selama upaya mendorong.
e. Nyeri/Ketidaknyamanan
1) Dapat merintih/meringis selama kontraksi
2) Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat
3) Melaporkan rasa terbakar/meregangdari perineum.
4) Kaki dapat bergetar selama upaya mendorong.
5) Kontraksi uterus kuat terjadi 1.5 – 2 menit masing-masing dan
berakhir 60-90 detik.
6) Dapat melawan kontraksi, khususnya bila tidak berpartisipasi dalam
kelas kelahiran anak.
f. Pernafasan : peningkatan frekuensi anak.
g. Keamanan
1) Diaphoresis sering terjadi
2) Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
h. Sexualitas
1) Serviks dilatasi penuh (10 c,) dan penonjolan 100%
2) Peningkatan penampakan perdarahab vagina
3) Penonjolan rectal/perineal dengan turunnya janin.
4) Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh
5) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
6) Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi vertex

KALA III

1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntangdari senang sampai kletihan
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
Kembali ke tingkat normal dengan cepat.
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesic dan
anastesi
3) Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
c. Makanan/cairan : kehilangan darah normal 200-300 ml
d. Nyeri/ketidaknyamanan : inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menentukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomy atau
laserasi jalan lahir mungkin ada.
e. Seksualitan : darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan
nayi. Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari
discoid menjadi bentuk globular.
f. Pemeriksaan fisik
1) Kondisi umum ibu : tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh), status mental klien.
2) Inspeksi : perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah
melahirkan plasenta
3) Palpasi : tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum
maupun sesudah pengeluaran plasenta.

KALA IV

1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan/kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi
1) Nadi biasanya lambat (50-70x/menit) karena hipersensitivitas vagal
2) TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon terhadap
pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
3) Edema : bila ada mungkin dependen (missal : pada ekstremitas
bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau
mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
4) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500
ml untuk kelahiran per vagina atau 600 – 800 ml untuk kelahiran
sesaria
c. Integritas Ego
1) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah missal : eksitasi
atau perilaku menunjukan kurang kedekatan, tidak berminat
(kelelahan), atau kecewa
2) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrl, dapat mengekspresikan rasa
takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada
neonatal
d. Eliminasi
1) Hemoroid sering ada dan menonjol
2) Kandung kemih mungkin teraba diatas simpisis pubis atau kateter
urinarius mungkin di pasang
3) Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat
aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan
kelahiran.
e. Makanan/cairan
Dapat mengeluh haus, lapar, mual
f. Neurosensory
Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan menetapnya
hipertensi, khususnya pada pasien dengan DM, remaja, atau pasien
primipara
g. Nyeri/Ketidaknyamanan
Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya
setelah nyeri, trauma jaringan.perbaikan episiotomy, kandung kemis
penuh, atau perasaan dingin.otot tremot dengan “menggigil”
h. Keamanan
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
2) Perbaikan episiotomy utuh dengan tepi jaringan merapat
i. Seksualitas
1) Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilicus
2) Drainasi vagina atau lochea jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
5) Payudara lunak dengan putting tegang
j. Penyuluhan/Pembelajaran
Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk waktu dan jumlah
k. Pemeriksan Diagnostik
Hemoglobin/Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah lengkap, urinalisis.
Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan (D. 0080)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis (melahirkan) (D.0077)
3. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi pasca partum (D.0012)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Dx Keperawatan Kriteria Hasil
1. Ansietas Setelah dilakukan TERAPI RELAKSASI
berhubungan tindakan keperawatan (I.05187)
dengan selama 1x24 jam Observasi
kekhawatiran diharapkan tingkat - Identifikasi Teknik
mengalami ansietas menurun relaksasi yang pernah
kegagalan dengan kriteria hasil : efektif digunakan
(D.0080) - Verbalisasi - Identifikasi kesediaan,
kebingungan dan kemampuan, dan
khawatir akibat penggunaan Teknik
kondisi yang sebelumnya
dihadapi menurun - Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
- Perilaku gelisah darah, dan suhu sebelum
dan tegang dan sesudah latihan
menurun - Monitor respon terhadap
- Keluhan pusing terapi relaksasi
menurun Terapeutik :
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama.
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetic atau tindakan
medis lain.
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat,
Batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia.
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman, rileks
dan merasakan sensasi
relaksasi.
- Anjurkan mengulangi
atau melatih Teknik
yang dipilih
- Jelaskan proses
persalinan
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
agen cidera tindakan keperawatan (I.08238)
fisiologis diharapkan tingkat Observasi
(melahirkan) nyeri berkurang - Identifikasi lokasi,
(D.0077) dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- Keluhan frekuensi, kualitas,
menuntaskan itensitas nyeri
aktivitas - Identifikasi skala nyeri
meningkat - Identifikasi respon nyeri
- Keluhan nyeri non verbal
menurun - Identifikasi factor yang
- Gelisah menurun dapat memperberat dan
- Meringis menurun memperingan nyeri
Terpeutik
- Beri Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri.
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
3. Resiko Setelah dilakukan PENCEGAHAN
perdarahan tindakan keperawatan PERDARAHAN
berhubungan diharapkantingkat (I.02067)
dengan perdarahan menurun Observasi
komplikasi pasca dengan kriteria hasil : - Monitor tandan dan gejala
partum (D.0012) - Pemerahan anus perdarahan
menurun - Monitor tanda-tanda vital
- Distensi abdomen ortostatik
menurun Terapeutik :
- Perdarahan - Pertahankan bed rest
pervagina selama perdarahan
menurun - Batasi tindakan invasive,
- Hemoglobin jika perlu
membaik - Hindari pengukuran suhu
- Tekanan darah rektal
membaik Edukasi :
- Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan
tanda dan gejala awal
syok
- Anjurkan memperbanyak
supan cairan oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian IV,
jika perlu
- Kolaborasi pemberian anti
inflamasi
4. Intoleransi Setelah dilakukan MANAJEMEN ENERGI
aktivitas b.d tindakan keperawatan (I.05178)
kelemahan diharapkan toleransi Observasi
(D.0056) aktivitas meningkat - Identifikasi gangguan
dengan kriteria hasil : fungsi tubuh yang
- Saturasi oksigen mengakibatkan kelelahan
meningkat’keluhan - Monitor kelekahan fisik
Lelah menurun dan emosional
- Perasaan lemah - Monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan selama
- Frekuensi nafas melakukan aktifitas
membaik Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. Cahaya,
suara, dan kunjungan)
- Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makan

D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam implementasi juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data baru. Pada proses keperewatan, implementasi adalah
fase Ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Perawat
melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang
disusun dalam tahap perencanaan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan
mencatat tindakan keperawatan dan respon pasien terhadap tindakan tersebut.

E. EVALUASI
S : data berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien (data subjektif)
O : data berdasarkan hasil pengukuran langsung kepada pasien (data objektif)
A : suatu masalah/diagnosis keperawatan yang masih terjadi/baru terjadi akibat
perubahan status klien yang telah terindentifikasi datanya dalam data subjektif dan
objektif (analisis)
P : perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi/menambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah
ditentukan (planning)
DAFTAR PUSTAKA

NAN Trisnawati, 2017. “KTI Persalinan”.


(http://repository.unimus.ac.id/1311/3/5.%20BAB%20II.pdf, diakses pada 14 April
2023)

Nur Ayni A, 2019. “KTI Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa D3P202 UK
39-40 Minggu”. (http://repository.stikeshangtuah-
sby.ac.id/867/1/2130086_ALIFA%20NUR%20AYNI_KARYA%20ILMIAH%20
AKHIR%20FINAL.pdf, diakses pada 14 April 2023)

Perawat, 2019. “Laporan Pendahuluan Askep Persalinan Normal”.


(https://www.perawatkitasatu.com/2019/03/laporan-pendahuluan-askep-persalinan-
normal-pdf-doc.html, diakses pada 14 April 2023)

Tim Pokja, SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : DPP PPNI.
Tim Pokja. SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Jakarta Selatan
: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai