Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelayanan  kesehatan suatu bangsa diukur dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu
sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh gerakan
keluarga berencana dapat diterima oleh masyarakat.

Dieraglobalisasi resiko tinggi semakin meningkat disebabkan oleh penggunaan obat-


obatan, alkohol dan adanya penyakit menular seksual (NCPIM,1990). Menurut terminologi
biostatitik maternal anak, angka mortalitas ibu didasarkan pada jumlah kematian ibu akibat
kelahiran dan komplikasi kehamilan, melahirkan anak dan masa nifas (42 hari setelah
kehamilann berakhir) per 100.000 kelahiran hidup. Kematian dan kesakitan       ibu berkaitan
dengan pertolongan persalinan dukun sebanyak 80 % dari berbagai faktor sosial budaya dan
faktor pelayanan medis. Kematian ibu (maternal)  bervariasi antara 5-800 per 100.000
persalinan sedangkan kematian perinatal berkisar antara 25-750 per 100.000, persalinan
hidup.

Untuk itu keperawatan maternitas dan keperawatan kesehatan wanita menawarkan


kombinasi unik berupa tantangan dan kesempatan mengaplikasikan pengetahuan dalam
pencapaian kesejahteraan maternal. Ada banyak upaya yang patut dilakukan dalam
pencegahan peningkatan angka mortalitas maternal yaitu : pengawasan prenatal care,
pertolongan persalinan yang akurat dan menjamin, pengawasan post partum care (pengawasan
setelah melahirkan). Didalamnya perawat maternitas bertanggung jawab memainkan peran
aktif dalam membentuk sistem perawatan kesehatan yang harus memenuhi, kebutuhan wanita 
saat ini (Boeke, 1991).

Sesuai kurikulum akper bethesda mahasiswa dituntut untuk melaksanakan asuhan


keperawatan pada klien dengan  persalinan normal untuk membantu menurunkan angka
kematian ibu.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persalinan dan persalinan normal?
2. Sebutkan Macam-macam persalinan?
3. Apa penyebab terjadinya persalinan?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan?
5. Bagaimana tanda-tanda permulaan persalinan?
6. Bagaimana patofisiologi persalinan?
7. Bagaimana proses persalinan?
8. Bagaimana mekanisme persalinan normal?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang pada persalinan?
10. Bagaimana penatalaksanaan pada persalinan?
11. Bagaimana asuhan keperawatan pada persalinan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Persalinan dan Persalinan Normal.
2. Untuk mengetahui Macam-Macam Persalinan.
3. Untuk mengetahui Penyebab Terjadinya Persalinan.
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.
5. Untuk mengetahui Tanda-Tanda Permulaan Persalinan.
6. Untuk mengetahui Patofisiologi persalinan.
7. Untuk mengetahui Proses Persalinan.
8. Untuk mengetahui Mekanisme Persalinan Normal.
9. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang.
10. Untuk mengetahui Penatalaksanaan pada persalinan.
11. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada persalinan.

2
BAB II

KONSEP DASAR PERSALINAN

A. Pengertian Persalinan dan Persalinan Normal

Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu
janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Farrer,1999). Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembentukan serviks serta
pengeluaran janin dan placenta  dari ibu. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir dengan normal dan lahir secara spontan.

      Persalinan normal adalah suatau proses dimana janin cukup bulan dengan placenta 
belakang kepala masuk melalui jalan lahir dengan normal dan lahir secara spontan. Persalinan
normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau
postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan
sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak
kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal.

Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

3
B. Macam-Macam Persalinan

Macam-macam persalinan yaitu :

1) Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2) Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya dengan forceps, sectio caesare.
3) Persalinan anjuran

Persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar tetapi tidak
sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Kadang-kadang
persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan 
ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

C. Penyebab Terjadinya Persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang kompleks.
Faktor–faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor – faktor yang mengakibatkan persalinan mulai.

Menurut Wiknjosastro (2006) mulai dan berlangsungnya persalinan, antara lain :

1. Teori penurunan hormon


Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira – kira 1 – 2
minggu       sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang bagi otot –
otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar estrogen dan
progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di keluarkan.

4
4. Teori distensi rahim

Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi degenerasi.

5. Teori iritasi mekanik


Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di
belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)

    Partus dapat di timbulkan dengan jalan :

 Gagang laminaria : beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis dengan


tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
 Amniotomi : pemecahan ketuban.
 Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infuse.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1) Jalan lahir

 Hal ini mengacuh kemampuan panggul dan jalan lahir dalam memungkinkan janin 
turun. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :

 Tipe panggul
 Struktur panggul
 Diameter PAP
 Diamater PBP
 Kemampuan uterus berdistensi, kemampuan serviks berdilatasi dan saluran  vagina
dan introitus vagina berdistensi.

5
2) Janin
Hal ini mengacuh pada janin dan kemampuan untuk bergerak melalui jalan lahir 
yang berdasarkan fakotr berikut ini :
 Ukuran kepala janin dan kemampuan kepala untuk moulase dalam jalan lahir
 Presentase  bagian janin yang masuk pertama kali dalam panggul ibu
 Posisi janin : hubungan dari titik patokan dan bagian terendah janin dan panggul ibu
3) Tenaga
Mengacuh pada frekuensi, durasi dan kekuatan kontraksi uterus untuk
menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks komplet
4) Psikis
Mengacuh pada keadaan psikologik klien, sistem pendukung yang tersedia
persiapkan kelahiran anak, pengalaman dan strategi  koping
5) HIS
a. Definisi

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari
masa kehamilan sebelum persalinan sudah ada kontraksi yahg disebut his pendahuluan
atau his palsu. His pendahuluan  ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri perut bagian
bawah dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang memencar dari pinggang ke perut
bagian bawah dan lipat paha tidak tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari
pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya kontraksi pendek dan
tidak bertambah kuat bahkan serig berkurang. His pendahuluan tidak mempunyai
pengaruh pada serviks.

His persalinan disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot waktu kontraksi, tekanan
pada ganglia dalam serviks dan segmen bahwa rahim oleh serabut-serabut otot-otot
yang berkontraksi. Kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh kemaunan,
walau begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan jari-jari tangan dapt
menimbulkan  kontraksi.

6
b. Macam-macam his
 His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks
 His pengeluaran adalah his yang mendorong anak keluar dan biasanya disertai
dengan keinginan untuk mengejan
 His pelepasan uri yang melepaskan uri

E. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan

Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita


memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor). Ini memberikan tenda-tanda sebagai berikut :

1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput
darah (bloody show).
 
 Tanda –tanda Inpartu

Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda
inpartu adalah:

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

7
F. Patofisiologi

Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya
kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan
pembukaan servik.  Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin,
rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga
terjadi ekspulsi.

Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi.
Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara
asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta
maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon
prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.

G. Proses Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

1) Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung
dibawah 8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

8
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya
dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
 Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2 jam
 Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
 Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam

Fase–fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme
membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada premi
osteum uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan
menipis baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri
internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta penipisan dan
pendataran terjadi dalam saat yang sama.

2) Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada
beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
 Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
 Perineum terlihat menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
 Peningkatan pengeluaran lender dan darah

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam
yang menunjukkan :

 Pembukaan serviks telah lengkap


 Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina

9
3) Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
a) Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba –
tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk,
menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun
ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
b) Tanda – tanda lepasnya plasenta
 Perubahan ukuran dan bentuk uterus
 Tali pusat memanjang
 Semburan darah tiba – tiba
 Kala III terdiri dari 2 fase :
1. Fase pelepasan uri

Cara lepasnya uri ada beberapa cara :

- Schultze    :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering
terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental
hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian
seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri
lahir.
- Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah
akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan
pinggir plasenta.

2. Fase pengeluaran uri

- Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali
pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila
diam atau maju artinya sudah lepas.

10
- Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya
belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.

- Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.

4) Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama  2 jam. Kala
IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering
terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
 Tingkat kesadaran ibu
 Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
 Kontraksi uterus
 Terjadinya perdarahan
 Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc.

H. Mekanisme Persalinan Normal

Menurut Manuaba (1999) gerakan – gerakan janin dalam persalinan adalah  sebagi
berikut :

1. Engagement (masuknya kepala) : kepala janin berfiksir pada pintu atas panggul.
2. Descent (penurunan).
Penurunan di laksanakan oleh satu / lebih.
 Tekanan cairan amnion
 Tekanan langsung fundus pada bokong kontraksi otot abdomen.
 Ekstensi dan penelusuran badan janin.
 Kekuatan mengejan.

3. Fleksion (fleksi)

Fleksi di sebabkan karena anak di dorong maju dan ada tekanan pada PAP, serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Pada fleksi ukuran kepala yang melalui jalan lahir
kecil, karena diameter fronto occopito di gantikan diameter sub occipito.

11
4. Internal rotation (rotasi dalam)

Pada waktu terjadi pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah
dari janin memutar ke depan ke bawah simfisis ( UUK berputar ke depan sehingga dari
dasar panggul UUK di bawah simfisis)

5. Extensition ( ekstensi )

Ubun – ubun kecil (UUK) di bawah simfisis  maka sub occiput sebagai hipomoklion,
kepala mengadakan gerakan defleksi ( ekstensi ).

6. External rotation (rotasi luar)

Gerakan sesudah defleksi untuk menyesuaikan kedudukan kapala denga punggung anak.

7. Expulsion ( ekspusi ) : terjadi kelahiran bayi seluruhnya.

I. Pemeriksaan penunjang

a. USG
b. Pemeriksaan Hb

J. Penatalaksanaan

Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan


plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:

1. Kaji kondisi fisik klien


2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih premature

12
K. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian
a. Biodata
 Biodata Ibu
Nama                      :     Ny M.
Umur                      :     27 tahun
Pekerjaan                :    IRT
Alamat                   :     Pinokalan
Agama                    :     Kristen protestan
Pekerjaan                :     IRT
Status                     :     Kawin           
 Biodata Ayah
Nama                      :     Tn P.
Umur                      :     34 tahun
Alamat                   :     Pinokalan
Agama                    :     Kristen protestan
Pekerjaan                :     Polisi
Hub dengan klien   :     Suami
b. Keluhan utama : Nyeri perut bagian bawah  sampai bagian belakang
c. Riwayat persalinan
 Riwayat keluhan utama   :  Pada tanggal 19-10-2009 pkl 15.00 dirumah klien
merasakan nyeri perut bagian bawah sampai belakang dan keluar air dari vagina.
Pukul 17.55 oleh suami, klien dibawa ke RS Ismoyo.
 Riwayat kehamilan sekarang
- Gravid : 1     Para : 0,    Ab : O
- HPHT   :     13 januari 2009
- HPL                 :     20 oktober 2009
- Pemeriksaan rutin di RS Ismoyo
- Imunisasi TT    :     2x di klinik lidya
- Pergerakan janin mulai dirasakan ibu ± 4 bulan umur kehamilan

13
 Riwayat pola reproduksi
- Menarche         :     14 tahun
- Siklus haid       :     28 hari  teratur
- Lamanya          :     4-5 hari
- Banyaknya       :     3x ganti softex
- Sifat darah haid:    Cair
- Bau/warna        :     Amis /Merah darah
- Gangguan        :     Tidak ada
 Riwayat KB
- Klien Belum pernah menggunakan KB
 Riwayat kesehatan lalu
- Klien tidak pernah mengalami penaykit yang serius
- Klien tidak pernah dioperasi
- Klien tidak pernah ada riwayat alergi
 Riwayat keluarga
- Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit menular, penyakit
turunan dan tidak ada riwayat persalinan kembar.

d. Keadaan psikososial

 Klien
Klien dapat berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerjasama dengan orang lain,
klien tampak cemas dan gelisah akan proses persalinan yang akan dihadapi.
 Suami
Mampu mendukung keadaan psikis ibu dalam memperlancar proses persalinan

e. Latar belakang sosial budaya

 Dari pihak keluarga klien : baik


 Dari pihak keluarga suami : baik

14
f. Pola sehari-hari

1) Nutrisi dan cairan


 Di rumah :  Frekuensi  : 3 x 1 hari
Jenis : nasi, ikan, sayur, buah
Napsu makan : Baik
Jumlah minum : 9-10 gelas/hari
Jenis : Air putih, kadang susu, lactamil
 Saat dikaji     :  Klien belum makan dan minum karena klien baru masuk klinik

2) Eliminasi

 Di rumah       :  BAK, frekuensi : 6-8x/hari, Warna kuning

                                                 BAB, Frekuensi : 1x/hari, Warna kuning kecoklatan

 Saat dikaji    :  Klien belum pernah BAB dan BAK karena klien baru masuk klinik

g. Pola istirahat

 Di rumah       :  Tidur siang 1-2 jam/hari

                                            Tidur malam 7-8 jam/hari

 Di kaji           :  Klien belum pernah karena klien baru masuk klinik

h. Pemeriksaan fisik

 TTV
- TD : 110/80 mmHg       
- R : 20x/m
- N : 80x/m                       
- Sb : 360 C
- TB  :  152 cm
- BB  :   58 kg saat hamil

15
 Head to toe
 Kepala
- Inspeksi :  Bentuk kepala bulat lonjong
Muka : tidak edema, agak pucat adanya cloasma gravidarum
Mata : sklera tidak ikterus ; konjuntiva anemis
Kelopak mata : agak bengkak
Hidung : tidak ada sekret,  tidak ada polip
Mulut : gigi lengkap, tidak ada caries, mukosa lembab, tidak ada
stomatitis
Telinga : simetris kiri dan kanan , tidak ada serumen
- Palpasi :  Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
 Leher
- Inspeksi         :  Tidak ada pembesaran vena jugularis
- Palpasi           :  Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
 Dada            
- Inspeksi         :  Retraksi dada simetris kiri dan kanan
Buah dada : bentuk menggantung, putig susu menonjol, areola
mamae : hiperpigmentasi, kebersihan baik
- Palpasi           :  Pada puting susu dan areola mammae terdapat pengeluaran
kolostrum
 Perut
- Inspeksi         :  Membesar kedepan, ada linea nigra, tidak ada striae livide,
tidak ada sriae albicans
- Palpasi           :  TFU 2 jari bawah processus xypoideus
Bagi yang masuk PAP : kepala Ө
Punggung janin sebelah kiri
 Presentasi kepala hots II
- VT 3-4 cm, His 2’-3’, pendataran serviks 80%
- Perkusi          :  -
- Auskultasi     :  BJJ : 12-12-12 : 144x/m, kuat

16
 Ekstrimitas
- Inspeksi         :  Ekstremitas atas : tidak edema, pergerakan baik simetris kiri
dan kanan
Ekstremitas bawah : edema, tidak ada varises, simetris kiri dan
kanan
- Palpasi           :  Ekstremitas bawah : edema, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi          :  Refleks patella : ada
 Vulva
- Inspeksi :  Anus mengembang, perineum mengembang
 Vagina toucher
- Pembukaan serviks       :     3-4 cm
- Presentase janin            :     Letak belakang kepala
- Keadaan portio             :     Lunak
- Keadaan ketuban         :     (+)/ada
- Keadaan jalan lahir       :     Baik
 Perlangsungan persalinan
 Kala 1
- His                          :     Jarang dan tidak teratur
- Pelepasan               :     Cairan Plasenta
- Keadaan ketuban   :     Pada jam 15.00, pecah spontan
- Keadaan DJJ          :     Teratur 12-12-12    : 144x/m
- Vesika urinarium    :     ± 50 cc
- Rectum                   :     Edema, mengembang
- Keadaan psikis ibu :     Cemas dan tegang
- Keluhan ibu            :     Klien bertanya kapan bayinya akan lahir dan apakah akan
selamat, Ibu ingin mengejan setiap ada sakit
- pemeriksaan dalam  pembukaan lengkap, ketuban (-), kepala H-IV, ibu ingin
mengedan
 Kala II
- PD : pembukaan lengkap, ketuban (-), kepala H-IV ibu ingin mengedan
- Kontraksi uterus     :     Baik,  his kencang

17
- Tenaga mengedan ibu : baik
- Vulva dan anus mengembang
- Pelepasan pervaginam : lendir campur darah
- Keadaan umu ibu   :     Tampak sakit
- Ibu mengatakan perutnya maskin sakit
- bayi lahir ♂, spontam, letak belakang kepala, Apgar score 8-10,  BB:3250 kg,  PB:
50 cm
- Pengobatan            :     Injeksi oksitosin sintetik ± 1 amp, IM
- TFU                        :     Setinggi pusat, kontraksi uterus : baik
- Perdarahan             :     ± 50 cc
 Kala III
- bayi lahir ♂, spontan, letak belakang kepala, apgar score 8-10, BB:3250 kg,  PB 50
cm
- TFU                        :     Setinggi pusat
- Kontraksi uterus     :     Baik
- Jumlah perdarahan :     ± 50 cc
- Pukul 20.40 placenta lahir
- Keadaan placenta   :     Berat 500 gr,
Bentuk : bulat
Kotiledon : lengkap
Selaput janin : ada, lengkap
Inserasi tali pusat : central
- Keadaan perineum :     Ruptur perineum tingkat II, sepanjang 5 cm
- TFU                        :     1 jari bawah pusat
- Jumlah perdarahan :     ± 200 cc
- Kontraksi uterus     :     Baik
- Keadaan ibu           :     Tampak sakit
- TTV                        :     Td: 110/80 mmHg,  R:24x/m, N:100x/m, Sb:36,20 C
- Tindakan                :     Dilakukan hecting 6 jahitan, jenis catgut
- Keluhan ibu            :     Tidak ada

18
 Kala IV
- Keadaan umum ibu:     Klien tampak lelah
- TFU                        :     1 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus     :     Baik
- Jumlah perdarahan :     200 cc
- Pukul 22.30 ibu pindah keruangan
- Keluhan ibu            :     Ibu mengatakan merasa lelah
- Jumlah Perdarahan
 Kala I                          :     -       cc
 Kala II                        :     50     cc
 Kala III                       :     200    cc
 Kala IV                       :     100   cc
 Jumlah                         :      350   cc                  
- Jumlah kala
 Kala I                           :     2 Jam 25 menit
 Kala II                          :     - Jam 10 menit
 Kala III                        :     - Jam 10 menit
 Jumlah                          :     2 jam 45 menit

2. Klasifikasi data

DS DO
Kala I Kala I
1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian 1. Keluar lendir campur darah dari
bawah sampai belakang vagina
2. Ibu bertanya-tanya tentang 2. Ekspresi wajah tampak meringis
kandungannya, kapan bayinya akan 3. 3.   Asukultasi BJA 12-12-12,  
lahir dan apakah akan selamat 144x/m
Kala II 4. His kencang jarang tidak teratur
1. Ibu mengatakan perutnya semakin 5. Ibu tampak cemas dan tegang
sakit 6. Perut tegang saat nyeri
2. Klien mengatakan timbul rasa ingin 7. TD: 110/80mmHg , N: 80x/mnt,

19
mengedan dan BAB R:20x/ mnt
Kala III Kala II
1. Klien mengatakan Nyeri perut 1. Keluar lendir campur darah
Kala IV 2. Perineum dan anus
1. Klien mengatakan merasa lelah mengembang
3. Klien mulai mengedan
4. His semakin kencang
5. PD : pembukaan lengkap,
ketuban (-)
Kala III
1. Placenta belum lahir
2. TFU setinggi pusat
3. Kontraksi uterus : baik
4. Perdarahan ±  300 cc
5. TD: 110/80, N: 100x/m, R:
24x/m
6. Adanya ruptur perineum tingkat
II, panjang 2 c,
Kala IV
1. Klien  tampak lelah
2. TFU 2 jari dibawah pusat
3. Perdarahan 50 cc
4. Luka di bagian labia mayora
5. Kontraksi uterus baik
6. TD: 110/80, N: 80x/m, R: 20x/m

20
3. Analisa data

 Kala I

No Data Etiologi Masalah


1.  Ds Peningkatan estrogen Nyeri
1. Ibu mengatakan
nyeri perut bagian Merangsang otot polos
bawah sampai uterus untuk berkontraksi
belakang
 Do : Peningkatan frekuensi dan
intensitas kontraksi
- Keluar lendir campur
darah dari vagina
Menekan ganglia dalam
- Ekspresi wajah
serviks dan segmen bawah
tampak meringis
rahim oleh serabut-serabut
- 3.   Asukultasi BJA
otot
12-12-12,   144x/m
- His kencang jarang
Kontraksi serebri
tidak teratur
- Perut tegang saat
Ditransmisikan
nyeri
- TD: 110/80mmHg ,
Dipersepsikan sebagai nyeri
N: 80x/mnt, R:20x/
mnt.
2.  Ds Lama menunggu proses kecemasan
1. Ibu bertanya-tanya persalinan
tentang
kandungannya, Stres psikologis bagi ibu
kapan bayinya  
akan lahir Ibu menjadi cemas

 Do

21
- Ibu tampak tegang
dan cemas

 Kala II

1  Ds Penurunan bagian terendah 


1. Ibu mengatakan anak
perutnya semakin
sakit dan Menekan perineum
mengatakan timbul sehingga menonjol dan
rasa ingin vulva membuka
mengedan dan
BAB. Menekan saraf yang

 Ds mengelilingi uterus da
vagina
- Keluar lendir
campur darah
Rangsangan ke korteks
- Perineum dan anus
serebri
mengembang
- Klien mulai
Transisi
mengedan
- His semakin
Dipersepsikan sebagai nyeri
kencang
- PD : pembukaan
lengkap, ketuban(-)

 Kala III

1.  Ds : Bayi Lahir Resiko Perdarahan


1. Klien mengatakan
perutnya semakin Kontraksi otot Rahim

22
sakit
 Do Pelepasan plasenta
- Perdarahan 200 cc
- TD: 110/80mmHg, N: Resiko Perdarahan

100x/m, R: 20x/m
- Plasenta belum lahir
- TFU setinggi pusat

 Kala IV

1.  Ds : - Luka di labia mayora Resiko infeksi


 Do
- Luka di labia Pintu masuk kuman

mayora Kiri
Resiko infeksi
2.  Ds Proses Persalinan Kelelahan
1. Ibu mengeluh
merasa lemah Penggunaan energi dan

 Do kekuatan              mengedan

- Ku tampak lelah yang berlebihan

- TFU 2 jari di Bawah


Kelelahan
pusat.
- Perdarahan 50 cc
- Kontraksi uterus kuat
- TD: 110/80mmHg, N:
80x/m, R:24x/m

23
4. Diagnosa

 Kala I
1. Nyeri b/d kontraksi uterus ditandai dengan
- DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah sampai belakang
- DO :
ekspresi wajah meringis, keluar lendir campur darah, auskultasi BJJ 144x/m,
his jarang dan tidak teratur, perut tegang saat nyeri, TD: 110/80 mmHg, N:
80x/m, R:20x/m
2. Kecemasan b/d lama menunggu proses persalinan ditandai dengan
- DS : ibu bertanya-tanya tentang kehamilannya, kapan bayinya akan lahir dan
apalah akan selamat,
- DO : ibu tampak cemas dan tegang
 Kala II
1. Nyeri b/d penurunan bagian terendah anak, ditandai dengan
- DS : ibu mengatakan perutnya semakin sakit, Klien mengatakan mulai timbul rasa
ingin mengedan,
- DO : keluar lendir campur darah,Klien berusaha mengedan, perineum dan anus
mengembang, his semakin kencang, pembukaan lengkap, ketuban (-).

 Kala III
1. Resiko perdarahan  b/d  placenta belum lahir ditandai dengan
- DS : Klien mengeluh sakit perut,
- DO : placenta belum lahir, TFU setinggi pusat, kontraksi bai perdarahan ± 200 cc,
TD 110/80 mmHg, N: 100x/m, R: 24x/m.

 Kala IV
1. Resiko Infeksi b/d Luka robek di bagian labia yang ditandai dengan
- DS : -
- DO : adanya luka di bagian labia mayora.

24
2. Kelelahan b/d proses persalinan ditandai dengan
- DS : ibu mengatakan merasa lelah
- DO : ibu tampak lelah, klien tampak lelah, TFU 2 jari di bawah pusat, Perdarahan
50 cc, Kontrksi uterus kuat.

5. Interfensi

 Kala I

No Diagnosa Tujuan/kriteria hasil NOC Intervensi NIC


.
1. Nyeri b/d kontraksi Setelah dilakukan tindakan - Observasi BJJ, his,
uterus ditandai dengan keperawatan selama 1 jam, pembukaan jalan lahir
- DS : Ibu mengatakan ibu mampu menyesuaikan - Ajarkan teknik relaksasi
nyeri perut bagian diri dengan nyeri yang - Ajarkan ibu cara
bawah sampai dirasakan akibat mengedan yang baik
belakang peningkatan kontraksi - Lakukan massase pada
- DO : ekspresi wajah uterus, dengan kriteria : tulang belakang saat ada
meringis, keluar lendir  His semakin kuat dan his
campur darah, teratur - Anjurkan ibu untuk
auskultasi BJJ  Ibu mengatakan perutnya makan dan minum saat
144x/m, his jarang semakin sakit dan timbul ibu tidak ada his
dan tidak teratur, perut rasa ingin mengedan - Siapkan partus set,
tegang saat nyeri, TD: hecting set, pakaian bayi,
110/80 mmHg, N: pakain ibu
80x/m, R:20x/m
2. Kecemasan b/d lama Setelah dilakukan tindakan - Jelaskan dengan singkat
menunggu proses keperawatan selama ½ jam  dan sederhana bahwa
persalinan ditandai kecemasan itu dapat hilang proses persalinan dari
dengan dengan kriteria : setiap anak berbeda-beda
- DS : ibu bertanya-  Ibu tidak cemas dan - Beri dukungan mental dan
tanya tentang gelisah spiritual pada ibu  agar
kehamilannya, kapan  Ibu mampu menghadapi dapat menghadapi proses

25
bayinya akan lahir dan proses persalinan dengan persalinan dengan baik
apalah akan selamat, baik - Yakinkan ibu bahwa semu
- DO : ibu tampak  Ekspresi wajah tenang tindakan perawat  dapat
cemas dan tegang  Klien tampak rileks membantu dalam proses
persalinan
- Libatkan keluarga dalam
proses persalinan

 Kala II

1. Nyeri b/d penurunan Setelah 2 jam dilakukan - Dekatkan alat partus di


bagian terendah anak, tindakan  keperawatan, ibu dekat pasien
ditandai dengan dapat menyesuaikan dengan - Atur posisi  ibu dengan
- DS : ibu mengatakan nyeri yang dirasakan, posisi dorsal recumbent
perutnya semakin dengan kriteria : - Bimbing klien cara 
sakit, Klien  Ibu dapat mengedan mengedan yang baik
mengatakan mulai dengan baik - Amati dan pantau
timbul rasa ingin  Bayi dapat lahir dengan kemajuan kala II
mengedan, selamat tanpa ada resiko - Beri minum pada ibu
- DO : keluar lendir atau komplikasi saat tidak ada his
campur darah,Klien  Kala II tidak ada - Cuci tangan sebelum
berusaha mengedan, komplikasi melakukan tindakan
perineum dan anus selanjutnya
mengembang, his - Tolong persalinan
semakin kencang,
pembukaan lengkap,
ketuban (-).

26
 Kala III

Setelah ½ jam dilakukan - Kosongkan kandung


tindakan keperawatan, tidak kemih
terjadi perdarahan yang - Berikan masase ringan
berlebihan dan placenta pada fundus uteri
dapat lahir dengan  lengkap - Lihat tanda lepasnya
placenta
- Lahirkan placenta
- Lakukan pemeriksaan
jalan lahir
- Beritahu dan jelaskan
pada ibu apabilah ada
robekan jalan lahir atau
tidak
- Awasi perdarahan dan
jalan lahir untuk kalaIII
- observasi TTV

 Kala IV

1. Setelah dilakukan tindakan - Rawat luka di bagian labia


keperawatan selama 2 jam mayora kiri
infeksi tidak terjadi - jahit di daerah ruptur
- monitor keadaan klien
- ganti pembalut dan
lakukan vulva hgine
2. Setelah 2 jam dilakukan - Awasi perdarahan dan
tindakan keperawatan, observasi tanda-tanda
kelelahan dapat berkurang vital
sampai hilang dengan

27
kriteria - Awasi  kontraksi uterus
 Ibu mengatakan tidak - Pakaikan gurita dan
lelah ganti baju ibu
 Ibu dapat melakukan - Beri makanan dan
aktivitas/ perawatan pada minum
bayi secara optimal - Anjurkan untuk istirahat
diruangan/ dikamar
- Pindahkan ibu dikamar
dan rawat gabung
dengan bayinya
- susukan bayi pada ibu

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu
janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Farrer,1999). Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembentukan serviks serta
pengeluaran janin dan placenta  dari ibu.

Persalinan normal adalah suatau proses dimana janin cukup bulan dengan placenta 
belakang kepala masuk melalui jalan lahir dengan normal dan lahir secara spontan.

B. Saran

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien, diharpkan untuk meningkatkan


mutu pelayanan kesehatan dengan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan prosedur
antara lain : menjaga kester.

29

Anda mungkin juga menyukai