PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,
tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu
maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan
fasilitas yang memadai. Persalinan dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan
penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut ( Manuaba, IG, 1999 )
Pada persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa sakit pinggang, sakit
perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman, tidak bisa tidur nyenyak. Dan
perubahan psikis yang terjadi yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan diri sendiri,
takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah
lalu, misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan
sendiri bahwa persalinan itu merupakan hal yang membahayakan ( Ibrahim,C, 1993)
Ibu merupakan kesatuan dari Bio Psikososial Spiritual maka perlu perhatian khusus
dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental guna meningkatkan serta mencegah
komplikasi lebih lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga dari team pelayanan
kesehatan yang keberadaannya paling dakat dengan ibu yang mempunyai peran penting
dalam mengatasi masalah melalui asuhan kebidanan. Dalam melaksanan asuhan
kebidanan bidan dituntut memiliki wawasan yang luas, trampil dan sikap profesional,
karena tindakan yang kurang tepat sedikit saja dapat menimbulkan komplikasi. Oleh
karenanya diharapkan semua persalinan yang dialami ibu dapat berjalan normal dan
terjamin pula keselamatan baik ibu dan bayinya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai
sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau
diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atau data-
data yang telah dikumpulkan.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
d. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh untuk pasien
berdasar masalah yang ada dan langkah-langkah sebelumnya.
e. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada perencanaan dan dilaksanakan secara efisien dan aman.
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam masalah dan diagnosa.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan
asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi
serta memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam
penanganan kepada bayi baru lahir normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu, wawasan dan
menambah pembelajaran pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. TINJAUAN TEORI
1. Konsep Dasar Persalinan
A. Pengertian Persalinan
1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,2002).
2. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Mochtar, 2002 ; 91).
3. Persalinan adalah proses yang dimulai dengan kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta
(WHO,2003;40).
4. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
jalan lahir (Widyastuti, 2008 ; 1).
B. Bentuk atau Macam Persalinan
1. Persalinan Spontan
Persalinan yang seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
2. Persalinan Buatan
Persalinan dengan bantuan tenaga dari luar. Misalnya dengan section sessaria,
vacuum ekstrasi dan forshep (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
3. Persalinan Anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
rangsangan. Misalnya dengan pemberian oksitosin dan prostaglandin (Sarwono
Prawirohardjo, 2005).
C. Teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan
Menurut Manuaba (2000), teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan
yaitu :
1. Teori keregangan
a. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batastertentu.
b. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinandapat
mulai.
2. Teori penurunan progesteron
a. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu.
b. Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif
terhadap oksitosin.
c. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progeteron tertentu.
3. Teori oksitosin internal
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai.
4. Teori prostaglandin
a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu yang
dikeluarkan desidua.
b. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim.
Sehingga hasil konsepssi dikeluarkan.
c. Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.
5. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula supraprenalis
a. Dari percobaan malpar dan teori Linggin ada hubungan antara hipotalamus-
pituitari dengan mulainya persalinan.
b. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan. Misalnya oleh
kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus (Manuaba, 2000 )
D. Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang di sebut kala pendahuluan
(Preparatory stoge of labour).
1. Terjadi Lightening
Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang di sebabkan oleh :
a. Kontraksi Braxton Hicks
b. Ketegangan dinding perut
c. Ketegangan ligamentum rotundum
d. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah.
a. Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita
tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (Bloody show)
(Wiknjosastro, 2002).
b. Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)
(Saifuddin, 2002).
c. Terbagi menjadi 2 fase :
1) Fase laten,berlangsung selama 8 jam pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif,dibagi dalam 3 fase yakni :
a) Fase Akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
b) Fase Dilatasi Maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat,dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase Deselerasi: penbukaan menjada lambat kembali,dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
(Wiknjosastro,2002)
d. Pada primi berlangsung selama 12 jam dan pada multigravida sekitar 8
jam (Manuaba, 1998)
e. Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan pada primigravida
pembukaan serviks berlangsung 1 cm / jam dan pembukaan multigravida
2 cm / jam(Manuaba,1998).
2. Kala II
a. Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum
(Saifuddin, 2002)
b. Observasi yang dilakukan :
1) Tingkat kesadaran penderita
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital :TD,Suhu,Nadi,Pernapasan
3) Kontraksi uterus.
4) Terjadinya perdarahan.
c. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 cc
sampai 500 cc.
H. Mekanisme Persalinan Normal
Gerakan utama kepala janin dengan posisi oksipito anterior dan oksipito
posterior saat berada di jalan lahir yaitu :
1. Engagement
Diameter kepala terbesar (biparietal) sudah masuk pintu atas panggul
2. Penurunan
3. Fleksi
Kepala janin masuk ruang panggul dengan ukuran paling kecil dengan
diameter suboksipito bregmatikus 9,5 cm dengan circumferensia subiksipito
bregmatikus 32 cm. Sampai dasar panggul kepala dalam keadaan fleksi
maksimal (Wiknjosastro, 2002).
4. Putaran paksi dalam
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin
disebabkan oleh his yang berulang –ulang,kepala mengadakan rotasi.Dalam
hal mengadakan rotasi ubun –ubun kecil akan berputar ke arah depan
sehingga di dasar panggul.
5. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah
simpisis,maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion kepala mengadakan
gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.Dengan kekuatan his bersamaan
dengan kekuatan mengejan berturut-turut tampak bregna,dahi,muka,dan
akhirnya dagu.
6. Putaran paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak.
7. Pengeluaran
Bahu anterior lahir di bawah symphisis, diikuti bahu posterior kemudian
seluruh tubuh anak.
I. Asuhan kebidanan yang diberikan selama persalinan normal.
1. Kala I
a. Membantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan dengan memberi dukungan dan yakinkan dirinya, berikan
informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan, mendengarkan
keluhannya.
b. Melakukan perubahan posisi sesuai keinginan ibu, tetapi bila ingin di
tempat maka sebaiknya anjurkan tidur miring ke kiri.
c. Sarankan ibu untuk berjalan bila masih sanggup.
d. Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat
atau menggosok punggunya di antara kontraksi. Ajarkan ibu teknik
bernafas yaitu menarik nafas panjang, menahan nafasnya sebentar
kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa
kontraksi.
e. Selalu menjaga privasi.
f. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh daerah kemaluannya
setelah buang air besar atau kecil.
g. Berikan cukup minum untuk mencegah dahidtasi.
h. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin (Saifuddin, 2002).
2. Kala II
a. Memberi dukungan terus menerus pada ibu dengan mendampingi agar
merasa nyaman, menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu.
b. Menjaga kebersihan ibu dengan cara segera membersihkan darah dan
lendir atau cairan ketuban.
c. Masase punggung ibu untuk menambah kenyamanan ibu.
d. Memberi dukungan mental untuk mengurangi ketakutan dan kecemasan
ibu dengan cara menjaga privasi ibu, penjelasan tentang proses dan
kemajuan persalinan, penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
dan keterlibatan ibu.
e. Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengejan dapat dipilih posisi
jongkok, menungging, tidur miring, setengah duduk posisi tegak ada
kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya
trauma vagina dan perineum serta infeksi.
f. Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan untuk berkemih
sesering mungkin.
g. Memberi cukup minum (Saifuddin, 2002).
h. Pantau terus kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin.
i. Pimpin untuk mengedan dengan batasan waktu 120 menit untuk
primipara dan 60 menit untuk multipara.
j. Melahirkan bayi dan keringkan (Saifuddin, 2002).
3. Kala III
a. Pastikan tidak ada janin kedua
b. Beri oksitosin 10 IU secara IM
c. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
d. Pantau tanda – tanda pelepasan plasenta.
e. Mengeluarkan plasenta
f. Melakukan masase fundus
4. Kala IV
a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
selama jam kedua. Uterus teraba keras menandakan bahwa uterus
berkontraksi.
b. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan pendarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
c. Anjurkan ibu untuk minum dan makan untuk mencegah dehidrasi.
d. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
e. Biarkan ibu beristirahat, bantu ia dalam posisi nyaman.
f. Biarkan bayi berada pada ibu sebagai permulaan dengan menyusui
bayinya. Menyusui akan membantu uterus berkontraksi.
g. Pastikan ibu sudah dapat buang air kecil dalam 3 jam pertama
postpartum (Saifuddin, 2002).
2. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Ibu Bersalin
A. Perubahan-Perubahan Fisiologis Dalam Persalinan
Menurut pusdiknakes 2003, perubahan fisiologis dalam persalinan meliputi :
1. Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik
rata – rata 10 – 20 mmHg dan kenaikan diastolic rata – rata 5-10 mmHg.
Diantara kontraksi uterus, tekanan darah kembali normal pada level sebelum
persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
2. Metabolisme
Selama persalinan metabolism karbohidrat aerobic maupun metabolism
anaerobic akan naik secara berangsur disebabkan karena kecemasan serta
aktifitas otot skeletal. Peningkatan inni ditandai dengan kenaikan suhu badan,
denyut nadi, pernafasan, kardiak output, dan kehilangan cairan.
3. Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selam persalinan, terutama selam
persalinan dan segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu di anggap normal jika
tidak melebihi 0.5 – 1 ˚C.
4. Denyut jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis
naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit meningkat di
bandingkan sebelum persalinan.
5. Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan laju
pernafasan yang di anggap normal. Hiperventilasi yang lama di anggap tidak
normal dan bias menyebabkan alkalosis.
6. Perubahan pada ginjal
Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin di sebabkan oleh peningkatan
filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang
sedikit di anggap biasa dalam persalinan.
7. Perubahan gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makan padat secara substansial berkurang
banyak sekali selama persalinan. Selai itu, pengeluaran getah lambung
berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hamper berhenti, dan
pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan
meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah biasa terjadi
samapai mencapai akhir kala I.
8. Perubahan hematologi
Hematologi meningkat sampai 1,2 garam/100 ml selama persalinan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan
kecuali ada perdarahan post partum.
B. Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalin Menurut Varney (2006) :
1. Pengalaman sebelumnya
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri ini
timbul ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya menghadapi
pengalaman yang buruk yang pernah ia alami sebelumnya, efek kehamilan
terhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab ,yang baru atau tambahan
yang akan di tanggungnya, kecemasan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk nenjadi seorang ibu.
2. Kesiapan emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang di
akibatkan oleh perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri serta
pengaruh dari orang – orang terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitive
terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan terkendali biasanya lebih
sering bersosialisasi dengan sesama ibu – ibu hamil lainnya untuk saling
tukar pengalaman dan pendapat.
3. Persiapan menghadapi persalinan ( fisik, mental, materi dsb)
Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran menghadapi
persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi
kebutuhan dan penambahan tanggung jawab yang baru dengan adnya calon
bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang berhubungan dengan
risiko keselamtan ibu itu sendiri maupun bayi yang di kandungnya.
4. Support system
Peran serta orang – orang terdekat dan di cintai sangat besar pengaruhnya
terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan membutuhkan dorongan
dan kasih saying yang le bih dari seseorang yang di cintai untuk membantu
kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri.
3. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Kebutuhan dasar ibu selama persalinan menurut Lesser dan Kenne meliputi:
a. Kebutuhan Psikologis Ibu Bersalin
Dukungan psikologis yang baik dapat mengurangi tingkat kecemasan pada ibu
bersalin yang cenderung meningkat. Hal ini dapat dilakukan dengan: membantu
ibu untuk berpartisipasi dalam proses persalinannya dengan tetap melakukan
komunikasi yang baik, memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan,
membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan rasa nyeri, serta
mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan memperhatikan.
1. Pemberian Sugesti
Pada wanita bersalin yang mana keadaan psikisnya dalam keadaan kurang
stabil, mudah sekali menerima sugesti/pengaruh. Sugesti yang dapat
diberikan misalnya saat terjadi his/kontraksi, bidan membimbing ibu untuk
melakukan teknik relaksasi dan memberikan sugesti bahwa dengan menarik
dan menghembuskan nafas, seiring dengan proses pengeluaran nafas, rasa
sakit ibu akan berkurang.
2. Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama proses persalinan
berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya. Secara psikologis,
apabila ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan
menaruh rasa empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru
akan bertambah.
3. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam membangun
citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan. Ibu bersalin
yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan
secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan
berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah mengafirmasi alam
bawah sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif selama proses
persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan
ibu.
b. Kebutuhan Fisiologis Ibu Bersalin
Kebutuhan dasar ibu bersalin yang harus diperhatikan bidan untuk dipenuhi
yaitu: kebutuhan oksigen, cairan dan nutrisi, eliminasi, hygiene (kebersihan
personal), istirahat, posisi dan ambulasi, pengurangan rasa nyeri, penjahitan
perineum (jika diperlukan), serta kebutuhan akan pertolongan persalinan yang
terstandar. Pemenuhan kebutuhan dasar ini berbeda-beda, tergantung pada
tahapan persalinan, kala I, II, III atau IV.
4. Pemantauan Kemajuan Persalinan
Menurut (Varney,2002) Kemajuan persalinan ditandai dengan meningkatnya
effacement dan dilatasi cerviks yang diketahui melalui pemeriksaan dalam.
Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam sekali atau apabila ada indikasi
(meningkatnya frekuensi dan durasi serta intensitas kontraksi, dan ada tanda gejala
kala 2), penurunan, fleksi, dan rotasi kepala janin. Penurunan kepala dapat diketahui
dengan pemeriksaan abdomen (palpasi) dan atau pemeriksaan dalam.
A. TEORI KEBIDANAN
1. Manajemen Kebidanan
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu:
TINJAUAN KASUS
Pengkaji : Novitasari
I. DATA SUBJEKTIF
Identitas
Nama Ibu : Ny.A Nama Suami : Tn. A
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Budegan, Karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakata.
janin
3) Auskultasi
Punctum maximum : punggung kanan
DJJ : 126 x/menit
Irama : teratur
4) Frekuensi HIS : 3x/35”10
Durasi : 35 – 40 detik
Intensitas : sedang
e. Ekstremitas
1) Atas : tidak oedema, kuku tidak pucat
2) Bawah : tidak ada varises, tidak oedema, kuku tidak
pucat, reflek patella (+/+)
f. Genitalia
1) Vagina : bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises
Tidak pembengkakan kelenjar bartholini
2) Anus : tidak ada hemoroid
g. Pemeriksaan dalam (tanggal 20 Maret 2021, jam 23.00 WIB)
1) Indikasi : mengetahui tanda persalinan
2) Tujuan : mengetahui pembukaan jalan lahir
3) Hasil : porsio teraba tebal dan
lunak, ketuban belum pecah selaput
ketuban utuh, pembukaan 4 cm, presentasi kepala
teraba ubun-ubun kecil, tidak ada molase, penurunan
bagian terendah janin bagian pada stase 0, terdapat
pengeluaran lendir darah
h. Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 21 November 2020)
1) Hb : 13,4 gr/dl
2) HBsAg : non-reaktif
3) IMS : non-reaktif
4) HIV : negative
5) Rapid test : non-reaktif
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam
keadaan normal, meliputi TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 22 x/menit, S :
36,7OC, kepala bayi berada di bawah dan kepala bayi sudah masuk pintu atas
panggul, DJJ normal 126 x/menit
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa dirinya dan janinnya dalam keadaan
normal
2. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan dalam bahwa sudah pembukaan 4
cm
Ibu mengetahu hasil pemeriksaaan dalam
3. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri oksigen tersampaikan ke janin
Ibu bersedia miring ke kiri
4. Mengajari ibu untuk teknik relaksasi saat adanya kontraksi dengan menghirup
udara melalui hidung dan di keluarkan melalui mulut
Ibu paham dan ibu mempraktikkan teknik relaksasi yang di ajarakan
5. Memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu bahwa persalinan akan berjalan
lancar dan normal
Ibu semangat untuk menghadapi persalinanya
6. Mencukupi kebutuhan cairan ibu dengan memberikan air minum berupa air putih
dan teh supaya ibu tidak lemas
Ibu mau minum air teh kurang lebih 100 cc
7. Melakukan observasi kemajuan persalinan meliputi tanda-tanda vital ibu, DJJ, HIS
tiap 30 menit sekali dan pemeriksaan dalam tiap 4 jam sekali atau pada saat adanya
indikasi
III. ANALISA
a. Diagnosa
Ny. A usia 25 tahun G 1P 0A0 usia kehamilan 38+4 minggu inpartu kala II
b. Masalah
Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam
keadaan normal, meliputi TD : 100/70 mmHg, N : 86 x/menit, RR : 24 x/menit, S :
36,8OC, kepala bayi berada di bawah dan kepala bayi sudah masuk pintu atas
panggul, DJJ normal 138 x/menit
Ibu mengetahui hasil pemriksaan bahwa dirinya dan janinnya dalam keadaan
normal
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam bahwa pembukaan sudah lengkap 10 cm
Ibu paham dan mengetahui hasil pemeriksaan dalam
3. Mengajari ibu untuk teknik relaksasi saat adanya kontraksi dengan menghirup
udara melalui hidung dan di keluarkan melalui mulut sambil mengejan
Ibu paham dan ibu mempraktikkan teknik relaksasi dan mengejan saat ada
kontraksi seperti yang di ajarakan
4. Mengatur posisi ibu dengan bantuan keluarga supaya ibu dalam posisi aman dan
nyaman, bisa dengan miring kiri dan merangkul satu kaki atau dengan posisi dorsal
recumbent
Ibu memilih dengan posisi dorsal recumbent dan suami membantu untuk
menundukan kepala ibu saat meneran supaya ibu dalam posisi yang aman dan
nyaman
5. Menyiapkan partus set, peralatan bayi, dan siapkan diri
Partus set dan perlengkapan bayi sudah siap
6. Menolong persalinan dengan 60 langkah APN
Melakukan pertolongan persalinan dengan 60 langkah APN
7. Menggunakan celemek, mencuci tangan, menggunakan APD, dan menyiapkan
oxytocin
Sudah mencuci tangan, memakai APD, dan sudah menyiapkan oxytocin
8. Tangan kanan menyangga perineum saat kepala bayi sudah crowning supaya tidak
terjadi rupture perineum dan tangan kiri menahan puncak kepala supaya kepala
bayi tetap fleksi, untuk melahirkan kepala
Kepala bayi lahir
9. Memeriksa apakan ada lilitan lati pusat atau tidak, sambil menunggu kepala putar
paksi luar
Tidak ada lilitan lati pusat, sudah ada putar paksi luar
10. Posisikan tangan biparietal, dengan tangan tangan kiri di bawah dan tangan kanan
di atas, untuk melahirkan bahu, lakukan curam ke bawah untuk melahirkan bahu
depan, dan tarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang
Kedua bahu bayi sudah lahir
11. Pindahkan tangan kanan kedepan perineum untuk menyanggah bahu bayi, dan
tangan kiri melakukan susur dari tangan, dada, perut hingga kaki bayi dan di
letakkan di atas handuk yang ada di perut ibu untuk di keringkan
Bayi lahir jam 02.50 WIB dengan jenis kelamin perempuan, dan sudah di
keringkan
12. Klem tali pusat 2-3 cm dari bayi lalu urut ke arah itu 1 cm dan klem lagi kemudian
potong tali pusat di antar 2 klem tersebut
Sudah di lakukan pemotongan tali pusat
III. ANALISA
a. Diagnosa
Ny. A usia 25 tahun P 1A0 inpartu kala III
b. Masalah
Tidak ada
III. ANALISA
a. Diagnosa
Ny. A usia 25 tahun P 1A0 inpatu kala IV dengan laserasi derajat II
b. Masalah
Tidak ada
c. Kebutuhan
Memberikan KIE mengenai mobilisasi pasca salin
I 03.00 120
/80 88 36,2 22 Sepusat Keras Kosong
WIB mm O
C
Hg
03.15 120
/80 84 - 22 Sepusat Keras Kosong
WIB mm
Hg
03.30 120
/80 84 - 22 Sepusat Keras Kosong
WIB mm
Hg
03.45 110
/80 80 - 22 1jr Keras Kosong
Wib mm dibawah
Hg pst
II 04.15 110
/80 80 36,7 24 1jr Keras 20 cc
WiB mm O
C dibawah
Hg pst
04.45 110
/80 80 - 24 1jr Keras 20 cc
Wib mm dibawah
Hg pst
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian kasus yang membahas mengenai hubungan antara kasus
pada ibu bersalin dengan teori persalinan guna memecahkan masalah atau kasus yang ada
agar asuhan kebidanan persalinan yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik.
Pada kasus diatas, setelah dilakukan pengkajian data subjektif maupun objektif
menunjukan bahwa ibu berada kala I fase aktif. Kala I pada ibu berlangsung dengan baik dan
tidak terdapat kelainan. Hal tersebut ditandai dengan kontraksi uterus semakin sering dan
semakin kuat. Asuhan yang diberikan yaitu dengan memantau kemajuan persalinan meliputi,
tanda-tanda vital, DJJ, kontraksi dan pembukaan serviks. Selain itu ibu juga diajari untuk
melakukan teknik pernafasan untuk mengurangi rasa nyeri. Saat tidak ada kontaksi ibu
dianjurkan untuk makan dan minum agar tetap memiliki energi yang cukup untuk
menghadapi kala II. Ibu juga dianjurkan untuk miring kiri untuk mempercepat penurunan
kepala dan pembukaan serviks.
Sesuai pembahasan di atas, kala I fase aktif dimulai pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm. Pada fase ini kontraksi uterus menjadi
efektif ditandai dengan meningkatnya frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi.(Rohani,dkk,
2013)
Selain itu, asuhan lain yang diberikan jika ibu merasa kesakitan yaitu dengan cara
memberi dukungan pada ibu dan menyakinkan ibu serta memberikan informasi mengenai
proses dan kemajuan persalinannya. Ibu juga diminta untuk melakukan untuk posisi miring ke
kiri. Ajarkan juga pada ibu teknik bernafas, yaitu ibu di minta untuk menarik nafas panjang
dari hidung, menahan nafasnya sebentar kemudian di lepaskan dengan cara meniup udara
keluar dari mulut. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan pada
ibu minum yang cukup. (Saifudin, 2002)
Kala II pada Ny. A berlansung 3 jam lebih 20 menit dari pembukaan lengkap dan bayi
lahir spontan pada pukul 02.50 WIB. Menurut teori yang ada kala II dimulai dari pembukaan
lengkap (10cm) sampai bayi baru lahir. Proses ini berlansung 2 jam pada primigravida dan 1
jam pada multigravida. (Sarwono, 2002). Dalam hal ini terjadi kesenjangan antara teori dan
paktik hal ini karena oleh beberapa faktor seperti paritas( multipara), his ade kuat, faktor janin
dan faktor jalan lahir sehingga terjadi proses pengeluaran janin yang lebih cepat,( Saifuddin,
2006). Setelah dilakukan pemotongan tali pusat bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi
tengkurap untuk IMD. Pada bayi Ny. A dilakukan 1 jam. Bayi baru lahir dilakukan Inisiasi
Menyusui Dini selama 1 jam. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan anatara praktik dan
teori. IMD( inisiasi menyusui dini) sebagai proses membiarkan bayi menyusui sendiri segera
setelah lahir dan disusui selama 1 jam atau lebih.(Edmond et al, 2006)
Penatalaksanan kala III yang dilakukan yaitu melakukan manajemen aktif yaitu
pemberian oksitosin 10 IU secara IM, melakukan perengangan tali pusat terkendali dan
massase fundus uteri. Pada Ny. A plasenta lahir 03.00 WIB berlangsung kurang lebih 15
menit setelah bayi lahir dengan demikian selama kala III tidak ada penyulit dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.( Asuhan persalinan normal, 2008)
Setelah plasenta dipastikan telah lahir lengkap, maka ibu memasuki kala IV dalam
persalinan, yaitu dua jam setelah kelahiran plasenta. Asuhan yang diberikan kepada ibu saat
kala IV adalah dengan melakukan penjahitan pada laserasi jalan lahir yang sebelumnya telah
diperiksa berapa derajat laserasinya. Sebelum melakukan penjahitan, ibu terlebih dahulu
diberikan anestesi lokal dengan lidocain 1%. Tindakan selanjutnya yaitu menjaga kebersihan
dan kenyamanan ibu dengan melakukan personal hygiene pada ibu. Ibu dianjurkan untuk
tetap menyusui bayinya minimal selama 1 jam, dan juga menganjurkannya untuk makan,
minum serta istirahat. Asuhan lain yang diberikan adalah memantau keadaan ibu meliputi
kontraksi uterus dan mengajari ibu cara mengecek kontraksi serta masase uterus, memantau
keadaan umum, tanda-tanda vital, dan perdarahan.
Kala IV adalah masa 2 jam setelah plasenta lahir. Tindakan yang dilakukan adalah
evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan. Berikan anestesi lokal pada setiap ibu yang memerlukan penjahitan
laserasi. Hal ini merupakan asuhan sayang ibu. Obat standar yang digunakan untuk anestesi
lokal adalah lidocain 1% tanpa epineprin. Jika lidocain 1% tidak tersedia, gunakan lidocain
2% dengan dilarutkan terlebih dahulu dengan air steril dengan perbandingan 1:1. (Rohani,
dkk, 2013)
Setelah dilakukan penjahitan, tindakan yang dilakukan adalah mengajari ibu atau
keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. Setelah itu, bersihkan ibu
dengan menggunakan air DTT, bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah, bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering agar ibu merasa nyaman. Anjurkan dan beri
dukungan ibu untuk memberikan ASI serta anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman
dan makanan yang di inginkannya. Untuk selanjutnya pemantauan yang dilakukan adalah
pemantauan keadaan ibu yang meliputi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, kontraksi dan
perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua. Hal
ini dikarenakan masa 1-2 jam setelah proses persalinan merupakan masa yang memerlukan
pengawasan yang benar-benar ketat untuk menghindari komplikasi yang dapat terjadi seperti
perdarahan pasca persalinan. (Depkes RI, 2008)
Dari pembahasan di atas, dengan mengetahui kesesuaian tindakan dan teori yang ada,
maka didapatkan bahwa asuhan persalinan yang diberikan pada Ny. A pada kala I adalah
berupa pemantauan kemajuan persalinan dan pemenuhan kebutuhan fisik serta kebutuhan
psikologis ibu untuk agar ibu dapat menghadapi proses persalinan dengan baik. Pada kala II,
asuhan yang diberikan adalah menolong persalinan sesuai standar dengan memperhatikan
prinsip pencegahan infeksi. Asuhan kala III yaitu berupa manajemen aktif kala III serta
dukungan psikologis pada ibu. Dan asuhan kala IV yaitu memantau keadaan ibu untuk
mencegah terjadinya komplikasi serta pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu. Pada
penatalaksanaan asuhan, ibu bersikap kooperatif sehingga pemberian asuhan berjalan dengan
lancar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus persalinan pada Ny. A usia 25 tahun G1P0A0 UK 38+3 Minggu maka
dapat disimpulkan bahwa persalinan tersebut adalah normal. Tidak terdapat kelainan pada
kala I, kala II, kala III maupun kala IV. Oleh karena itu, asuhan kebidanan yang diberikan
adalah asuhan kebidanan pada persalinan normal yang berkesinambungan dan
menerapkan asuhan sayang ibu.
B. Saran
1. Bagi Bidan
Untuk bidan maupun tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat memberikan asuhan
yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah terjadinya
komplikasi . Bidan sebaiknya membimbing dan memberikan kesempatan untuk
mahasiswa mendapatkn keterampilan dalam menolong persalinan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
pengetahuan yang telah didapat dengan mempraktekkan dan menerapkannya pada
pasien/klien secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Varney H, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta:
EGC. Halaman 501-04.
Sarwono, P. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI. Halaman 327-31
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Rohani, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Andriana, E. (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Populer . Halaman 25-9
IDAI dan POGI. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta : JNPK
Sumarah, dkk. (2008). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya. Halaman 55