PADA Ny. “A” USIA 36 TAHUN GIII P2002 Abooo, UK 40-41 MGG
ATERM, TUNGGAL, HIDUP, LETAK KEPALA, INTRA UTERIN,
INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN
KETUBAN PECAH DINI
DI BPS Ny. NAUMIATI SUKANON DI CLAKET MALANG
Disusun Oleh :
1.5 Pelaksanaan
Laporan ini merupakan hasil kegiayan praktek lapangan di BPS H,
Ny. Naumiati Sukanan Amd, Keb. Pada tanggal 26 Juni 2007
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP berisi
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada ibu
Infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering periksa dalam
Partus lama
Infeksi puerpuralis
Peritonitis
Septkonia
(Mochtar, 1998)
Penanganan
Konservatif
- Rawat dirumah sakit
- Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tak
tahan ampisin) dan metrovidasal 2 x 500 mg selama 7 hari
- Bila UK (32 – 37 mg, dirawat selama air ketuban masih keluar), atau
sampai air ketuban tidak lagi keluar lagi
- Jika UK 32-37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, test busa negatif
beri deksamethason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan
janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu
- Jika UK 32 – 37 minggu, ada infeksi beri antibiotic dan lakukan
induksi sesudah 24 jam
- Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterine)
- Jika UK 32 – 37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi setelah 24 jam
- Pada UK 32 – 34 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan
paru dan janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu
Dosis bethametason 12 minggu sehari dosis tunggal selama 2 hari.
Dexamethason IM 5 minggu setiap 6 jam sebanyak 4 kali
d. Aktif
1. Kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin, bila gagal
secsiosesaria dapat pula diberikan misoprostol 50 minggu intravagina
tiap 6 jam maksimal 4x
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan
persalinan diakhiri
a. Bila skor perlvik < 5, lakukan Pematangan serviks, kemudian
induksi jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan SC
b. Bila skor pelvik > 5 induksi persalinan, parties pervaginam
c. Antiontika setelah persalinan
- Profilaksis : stop antibiotika
- Infeksi : lanjutkan untuka 24-48 jam setelah bebas panas
- Tidak ada infeksi : tidak perlu antibiotic
(Prawirohardjo, 2002)
Ketuban pecah dini
Gagal Berhasil
Seksio sesarea Reaksi uterus tidak ada
Kelainan letkep
Fase laten dan aktif Persalinan vaginal
memanjang
Distribusi janin
Reptur uteri imminesn
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data
Tanggal Pengkajian : 26 Juni 2007 Tanggal MRS : 26 Juni 2007
Jam : 14.00 WIB Jam : 12.00 WIB
Tempat : BPS H. Ny. Naumiati Sukanon Amd. Keb.
Oleh : Rubi Yunita Sari
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. “A” Nama : Tn. “G”
Umur : 36 Th Umur : 36 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Panjaitan XIII/10 Rt IV Rw IV Klojen Malang
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak ke III usia kehamilan saat ini 9 bulan,
mengeluarkan air, lender dan darah dari kemaluannya pada tanggal 26
Juni 2007 sejak jam 14.15 WIB dan ibu mulai merasa kendeng-
kendeng sejak jam 10.00 WIB.
3. Riwayat Haid
Menarce : 12 th
Siklus : teratur
Lama haid : 7 hr
Keluhan : dismenorea
Flour albus :-
HPHT : 13 September 2006
4. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1x
Lama : 13 th
Usia saat menikah : 23 th
5. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatkan tidak pernah menderit penyakit menular menurun dan
menahun seperti TBC, diabetes militus, penyakit jantung, hipertensi,
hepatitis dll.
6. Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit menular
menurun dan menahun seperti TBC, diabetes militus, penyakit
jantung, hipertensi, hepatitis dll.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki /
menderita penyakit menurun seperti TBC, diabetes militus, penyakit
jantung, hipertensi, hepatitis dll.
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil Persalinan Anak Nifas
No Suamii KB
Uk Usia Jenis Penlng Temp Penyult BBl Sex H M ASI Peny
1 I 1 9 bl Spt B Bidan BPS - 3200gr ♀ 14th - Eksklu - Sunt
2 I 2 9 bl Spt B Bidan BPS - 3300gr ♂ 9 th - Eksklu - Sunt
3 H A M I L I N I
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 96x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 28x/menit
TB : 160 cm
BB : 59 kg (sebelum hamil)
BB : 68 kg (tanggal 26-07-2007)
HPHT : 13 September 2006
TP : 20 Juni 2007
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
Kepala : Kulit kepala besih, rambut hitam, bergelombang, tidak
ada kelainan pada kulit kepala
Muka : tidak pucat, tidak ada oedema, terdapat cloasma
gravidarum
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak uterus
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip,
bersih
Telingan : Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak
ada pengeluaran serumen.
Mulut : bibir tidak pucat, tidak kering, tidak ada caries gigi, tidak
ada bau mulut, tidak ada epulis
Leher : tidak ada pembesaran tiroid, vena jugularis dan vena
jugularis
Dada : Simetris, tidak ada kelainan pada dada
Payudara : simetris, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi,
areola mamae, terdapat pembesaran montgomeri, terdapat
hiperpigmentasi areola mammae
Ketiak : tidak ada pembesaran limfe
Abdomen : terdapat pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak
ada luka bekas operasi, terdapat linie higra dan strie
gravidarum
Genetalia : tidak ada varises, tidak ada oedema, terdapat cairan
merembe eluar dari jalan lahir, terdapat pengeluaran
lender dan darah
Ekstremitas: Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises.
Palpasi
Leher : tidak teraba pembsaran kelenjar tiroid
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, terdapat pengeluaran ciran
jernih, dn putting susu
Abdomen : Leopold I : TFU 4 jari bawah px (432 cm) TBJ =
3255gr. Pada fundus teraba bokong
Leopold II : teraba punggung kiri, dan bagian terkecil
janin berada di sebelah kanan
Leopold III : bagian terendah kepala
Leopold IV : bagian terendah (kepada) sudah masuk PAP
3/5 bagian
Ekstrimitas atas dan bawah; tidak ada oedema, tidak ada vaises
Auskultsi
Dada : Whezzing -/-, ronchi -/-, detak jantung dalam batas normal
Djj (+), 11 – 10-11, 128 x /menit
3. Pemeriksaan dalam
Jam : 15.00 WIB, oleh : Ny H. Naumiati skanon Amd, Keb.
VT : V/V cairan darah dan lender, 6cm, ff 100%, ket +,
kepala, UUK, Hodge III, molase (-)
Pemeriksaan Dalam
U/V Cairan parah dan lendir 6 cm. Eff 100 %. Ket (+), Kepala. UUK,
Hodge III, Moiase (-)
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada Ibu : - Partus Lama
- Infeksi Intra partum
- Infeksi puerpuralis
- Septikemia
Pada janin : - Fetal distress (Gawat Janin)
- Asfiksia
- Tali pusat menumbung
- Infeksi
VI. Implementasi
Tanggal : 26 Juni 2007
Jam : 14.30 WIB
Diagnosa : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41 mg, Tunggal
Hidup, Letak kepala , Intra uterin, Inpartu Kala I fase Aktif
dengan Ketuban pecah dini.
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan Keluarga agar terjalin hubungan
yang baik sehingga keluarga kooperatif dalam tindakan.
2. Melakukan observasi TTV untuk mendeteksi dini adanya komplikasi
mungkin terjadi. Hasil pemeriksaan TTV :
TD : 130/80 mm Hg
N : 96 x / menit
RR : 28 x/ menit
Suhu : 37 oC
3. Melakukan observasi CHPB tiap 30 menit pada fase Aktif
Cortoon (DJ) : 11 - 10 - 11 =128 x / menit
HIS (Kontraksi) : 3.10.45
Pulse (Nadi) : 96 x / menit
B (LIngkaran) :-
4. Melakukan pemeriksaan dalam /VT tiap 4 jam sekali
Terlalu sering VT dapat menyebabkan infeksi Intrapartum.
Hasil VT : V/V Cairan lendir dan darah 6cm, ff 100 %, Ket (+),
Kepala. UUK, Hodge III, Molose (-).
5. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan
menjelaskan bahwa ketuban ibu sudah pecah, pembukaan 6 cm sebentar
lagi ibu akan melahirkan. Kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik.
6. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat total dan mengurangi aktivitas,
karena bila ibu beraktivitas (melakukan mobilisasi) akan menyebabkan
pengeluaran cairan ketuban yang lebih banyak, dan menjadi kering.
7. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri dan menjelaskan bahwa
tidur terlentang dapat menyebabkan aliran darah dan oksigen ke janin
menjadi terhambat yang dapat menyebabkan gawat janin.
8. Memberikan makanan dan minuman yang bergizi.
Nutrisi yang adekuat sangat diperlukan untuk energi / tenaga. Ibu
menerlan saat Kala II.
9. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk menolong persalinan.
Persiapan alat sesuai prosedur dapat memudahkan petugas dalam
melakukan tindakan :
Alat-alat :
- Portus Set berisi 2 klem kocher, gunting tali pusat, tali
pusat.
- 2 pasang handsecuen steril.
- Spuit 3 Oksitosin 10 IU
- 1 buah metergin
- Penghisap lendir, sungkup, lampu sebagai penghangat.
- Bengkok
- Funandoskop
- Celemek, handuk, alas/ Underpads, pakaian bayi, waslap,
pembalut, pakaian ibu.
- Tempat sampah medis
- Tempat pakaian kotor
- Tempat placento
- Air DTT
- Larutan Clorin 0,5 %
- Betadine
- Kassa steril
- Haiting Set : Jarum benang Catgut, Naufuder, dan pinset
anatomi.
VII.Evaluasi
Tanggal : 26 - 06 - 2007
Jam : 15.30 WIB
Diagnosa : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41 minggu, Tunggal
hidup, Letak kepala, Intra uterin, Inpartu Kala I fase Aktif dengan
Ketuban pecah dini
S : Ibu mengatakan kenceng – kencengnya semakin sering dan ingin
menerlan.
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
DJJ : 12-11-12 = 140 x / menit
HIS : 4.10.45
Nadi : 100 x / menit
Terdapat tanda gejala Kala II
A : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41 mg, Tunggal
hidup, Letak kepala, Intra uterin, Inpartu Kala II
P : - Siapkan alat-alat partus set
- Siapkan ibu dan keluarga, beritahukan pada ibu dan keluarga
bahwa sebentar lagi ibu akan menghadapi persalinan.
- Ajarkan ibu cara menerlan yang baik saat ada his
- Tolong persalinan secara APN
Catatan Perkembangan
Tanggal : 26-06-2007
Jam : 16.00
Dx : NY”A” Usia 36 thn, P 3003 Ab000 2 jam Posc partum
fisiologis
S : Ibu mengatakan telah melahirkan bayi perempuan pada
tanggal 26-06-2007 jam 15.35 WIB, dan perutnya masih
mules-mules.
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mm Hg
N : 100 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,7 oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : - Kontraksi baik, teraba keras
- TFU 2 jari bawah pusat
- Kandung kemih kosong
Genetalia : - Terdapat pengeluaran lochea rubra
- Luka jahitan masih basah
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
A : NY”A” Usia 36 thn, P3003 Ab000 2 jam Posc partum
fisiologis
P : - KIE Mobilisasi
- Anjurkan ibu makan dan minum yang cukup
- KIE Personal higiene
- Ajarkan perawatan payudara
- Ajarkan perawatan bayi baru lahir.
BAB IV
PEMBAHASAN
- Kesimpulan
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan atau pecahnya selaput ketuban yang menyebabkan keluar cairan
dari vagina berupa air, yang terjadi seblum proses persalinan berlangsung.
Penyebabnya adalah berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya
tekanan Intra Uterin. Bila penanganan tidak segera dilakukan memyebabkan
infeksi dan partus lama. Sedangkan bagi bayi dapat menimbulkan gawat
janin,sampai terjadi ASFIKSIA.
- Saran
Masyarakat, khususnya ibu hamil diharapkan mengetahui tanda-tanda
Inpartu seperti keluarnya lendir darah, komtraksi yang semakin sering dan
teratur serta pecahnya ketuban. Harapan kami bila terjadi ketuban pecah dini
segera membawa ke petugas kesehatan / rumah sakit, agar penanganan
persalinan tidak terlambat dilakukan sehingga angka morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi dapat diturunkan.
Petugas kesehatan diharapkan meningkatkan pelayanan dan perawatan
ibu bersalin khususnya pada kasus KPD agar tidak terjadi komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gde Manuaba, Ida bagus, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mochtar Rustam, 2002, Sinopsis Obstertri, Edisi 1 Jilid 2, Jakarta Buku
Kedokteran EGC.
Saffudin, Abdul bari, 2002, Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta ;Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta ; YBPSP.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Ilmu Kebidanan, Jakarta ; YBPSP