Anggota
03. RETNO SARI NURHABIBAH
192303101149
LATAR BELAKANG
您的内容打在这里,或者通过复制您的文
本后,在此框中选择粘贴,并选择只保留
文字。您的内容打在这里
Perawat memiliki peran yang
lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang
klien secara komprehensif. Perawat
menjalankan fungsi dalam kaitannya
Saat ini dunia keperawatan semakin dengan berbagai peran pemberi
berkembang. Seiring dengan perawatan, pembuat keputusan klinik
berjalannya waktu dan bertambahnya dan etika, pelindung dan advokat bagi
kebutuhan pelayanan kesehatan, klien, manajer kasus, rehabilitator,
menuntut perawat untuk memiliki komunikator dan pendidik.
pengetahuan juga keterampilan di
berbagai bidang.
Peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan merupakan peran yang
paling utama bagi seorang perawat.
Seorang perawat professional harus
memahami landasan teoritis dalam
melakukan praktik keperawatan.
Landasan teoritis tersebut akan
sangat berguna bagi perawat
professional saat menjelaskan
maksud dan tujuan dari asuhan
keperawatan yang diberikan secara
rasional kepada klien.
Landasan hukum
• UU kesehatan No. 23 tahun 1992
Dalam UU ini dinyatakan tentang standar
praktik profesional, hak-hak pasien,
kewenangan, maupun perlindungan hukum bagi
profesi kesehatan termasuk keperawatan.
• UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
Pasal (1) keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan pada individu, keluarga atau
masyarakat dalam keadaan sehat atau sakit.
• Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
• UU RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
PART 02
KONSEP TEORI
您的内容打在这里,或者通过复制您的文
本后,在此框中选择粘贴,并选择只保留
文字。您的内容打在这里
01. Peran?
02. Perawat ?
03.
Fungsi ?
04.
Perawat
Profesional ?
APA YG DIMAKSUD DENGAN :
RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
01. Pengertian
PERAN PERAWAT
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh Perawat adalah seseorang yang berperan
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
dalam merawat atau memelihara, membantu
kedudukan dalam system, di mana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dan melindungi seseorang karena sakit, injury
profesi perawat maupun dariluar profesi dan peruses penuaan (Harlley, 1997).
keperawatan yang bersipat konstan.
01 02
FUNGSI PROFESIONAL
03 04
Dalam menjalan kan perannya, perawat Perawat Profesional adalah perawat yang
akan melaksanakan berbagai fungsi bertanggung jawab dan berwewenang memberikan
diantaranya: pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
1. PERCAYA DIRI
2. RISET KEPERAWATAN
3. PENDIDIKAN KEPERAWATAN
FAKTOR INTERNAL
4. RENDAHNYA STANDART GAJIPERAWAT
5. MINIMNYA PERAWAT MENDUDUKI POSISI
STRATEGIS
.
PART 03
FENOMENA KASUS/
BERITA
您的内容打在这里,或者通过复制您的文本后,在此框中
选择粘贴,并选择只保留文字。您的内容打在这里
PERAN PERAWAT DALAM MENURUNKAN IMR DAN MMR MELALUI DESA SIAGA
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/183
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi serta
Indonesia yang berada di lingkungan yang berbahaya alamnya
membuat masyarakat harus selalu sadar dan siaga untuk
mempersiapkan diri dalam segala hal. Oleh sebab itu pemerintah
melakukan mobilisasi massa dan pemberdayaan masyarakat serta
mendorong setiap desa mengembangkan “desa siaga “ sebelum
akhir 2008.
01 02
Sebagai tenaga kesehatan yang
Desa Siaga merupakan program terdepan, maka perawat harus bisa
pemerintah Indonesia didalam rangka menerapkan fungsi dan perannya
mempersiapkan masyarakat khususnya sebagai pemberi pelayanan
didaerah pedesaan untuk tetap bersiap keperawatan, manajer, pendidik,
dan siaga dalam menghadapi dan change agent, pengambil
mengatasi berbagai masalah kesehatan keputusan klinik, advokat klien
didesa termasuk bagaimana mengatasi serta peneliti untuk dapat
tingginya angka kematian ibu dan bayinya 04 mempersiapkan masyarakat dalam
serta menghadapi berbagai macam mewujudkan desa siaga yang
bencana serta penyakit-penyakit di akhirnya menjadi desa sehat (HH).
masyarakat.
PART 04
Opini penulis
您的内容打在这里,或者通过复制您的文本后,在此框中
选择粘贴,并选择只保留文字。您的内容打在这里
OPINI
Program desa siaga oleh pemerintah Indonesia sangat baik
dan dapat membuat masyarakat selalu bersiap dan siaga
dalam menghadapi dan mengatasi berbagai masalah
kesehatan, khususnya pada ibu hamil. Kegiatan ini harus
didukung dan dikembangkan, dengan peran perawat maka
perawat harus bisa menerapkan fungsi dan perannya sebagai
pemberi pelayanan keperawatan, manajer, pendidik, change
agent, pengambil keputusan klinik, advokat klien serta
peneliti untuk dapat mempersiapkan masyarakat dalam
mewujudkan desa siaga yang akhirnya menjadi desa sehat.
PART 05
Kesimpulan
您的内容打在这里,或者通过复制您的文本后,在此框中
选择粘贴,并选择只保留文字。您的内容打在这里
Kesimpulan
Perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika,
pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.
Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan.
Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan
peruses penuaan (Harlley, 1997).
Perawat Profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
Hambatan pelaksaan peran perawat ada 2 yaitu dari faktor eksternal dan faktor internal. Dari faktor eksternal ada : Peran perawat tidak optimal,
Terlambatnya pengakuan body of knowledge profesi keperawatan, Terlambatnya pengembangan pendidikan keperawatan professional,
Terlambatanya pengembangan system pelayanan/askep professional.
Thank YOU
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh
1. Mujiari ( 192303101116 )
2. Yudita A ( 192303101098)
3. Erlina Isnaini ( 192303101064 )
4. Dadang Hawari ( 192303101 )
Tugas tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan Pasal 50
UU 23/1992 adalah menyelenggarakan atau melakukan
kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahliannya
dan atau kewenangannya masing-masing. Agar tugas
terlaksana dengan baik, Pasal 3 PP 32/1996 menentukan
”setiap tenaga kesehatan wajib memiliki keahlian dan
keterampilan sesuai dengan jenis dan jenjang
pendidikannya yang dibuktikan dengan ijazah.” Ketentuan
Pasal 53 ayat (2) UU 23/1992. Pasal 21 ayat (1) PP
32/1996 tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas
diwajibkan untuk memenuhi stadar profesi dan
menghormati hak pasien
Pengertian Aspek Legal Keperawatan
Legal merupakan sesuatu yang
dianggap sah oleh hukum dan
undang-undang (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Setiap aturan
yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan
tugas atau fungsi perawat adalah
kode etik perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat
selalu berpegang teguh terhadap
kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Aspek Legal Keperawatan adalah Aspek
aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak
dan kewajibannya. Perawat perlu tahu
tentang hukum yang mengatur praktik,
misal untuk memberikan kepastian bahwa
keputusan dan tindakan perawat yang
dilakukan konsisten dengan prinsip-prinsip
hukum.
Lanjutan…….
kode etik keperawatan dlm cakupan legal etik
1. Tanggung jawab perawat terhadap klien yang berpedoman
kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya
kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan 2. Tanggungjawab Perawat senantiasa memelihara mutu
masyarakat pelayanan keperawatan yang tinggi, disertai kejujuran
professional dan merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya
3. Tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya, seperti berhubungan baik antar perawat
dan tenaga kesehatan lainnya 4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan Perawat
senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional
dan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
bermanfaat bagi perkembangan keperawatan
5. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi
martabat kemanusiaan tanpa pertimbangan-pertimbangan
status sosial atau ekonomi, atribut politik, atau corak masalah
kesehatannya. 6. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk
melaksanakan dan meningkatkan standar keperawatan
7. Perawat turut serta dalam upaya-upaya kondisi kerja yang
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Hal-hal yang Diatur dalam Aspek Legal
1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
4. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat
memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
5. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
6. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya.
7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah.
8. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
Tempat praktik memenuhi syarat
Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku kunjungan,
catatan tindakan dan formulir rujukan
Aspek Legal Keperawatan juga meliputi
Kewajiban dan hak Perawat
1. Wajib memiliki : SIP, SIK, SIPP 9. Meningkatkan pengetahuan
2. Menghormati hak pasien, berdasarkan IPTEK,
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani, 10. Melakukan pertolongan darurat ,
4. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan yang mengancam jiwa sesuai
aturan undang-undang keperawatan, dengan kewenangan,
5. Wajib memberikan informasi kepada pasien 11. Melaksanakan program
sesuai dengan kewenangan, pemerintah dalam meningkatkan
6. Meminta persetujuan setiap tindakan yg akan derajat kesehatan masyarakat,
dilakukan perawat sesuai dgn kondisi pasien baik 12. Mentaati semua peraturan
secara tertulis maupun lisan, perundang-undangan,
7. Mencatat semua tindakan keperawatan secara 13. Menjaga hubungan kerja yang
akurat sesuai peraturan dan SOP yang berlaku, baik antara sesama perawat
8. Memakai standar profesi dan kode etik maupun dgn anggota tim
perawat Indonesia dalam melaksanakan prakti, kesehatan lainnya.
1. Hak perlindungan wanita,
2. Hak mengendalikan praktik keperawatan
sesuai yang diatur oleh hukum.
3. Hak mendapat upah yang layak.
4. Hak bekerja di lingkungan yang baik
5. Hak terhadap pengembangan profesional.
6. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan
keperawatan.
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal,
peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama
seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak
negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika
Serikat khususnya praktek telenursing dilarang
(perawat yang online sebagai koordinator harus
memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian
dan pasien yang menerima telecare harus bersifat
lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar
negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas
dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing
masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka
diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang
mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi
dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek
keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan
sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan
model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya
mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik
keperawatan.
Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti
dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam
merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi
kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus
diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan
kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar)
dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan
persetujuan) lewat email
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan
peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan
hukuman/legal aspek.
Berita dan fenomena khasus aspek legal keperawatan klinis
file:///C:/Users/HP/Documents/SEMESTER%203/KEPERAWATAN%20PROFESIONAL/Tugas%20KDK.pdf
http://yopangumilar.blogspot.com/2012/03/isu-legal-keperawatan.html?m=1
THANK YOU
KELOMPOK 06
1. Haris Rofiqi 192303101128
2. Dina Dwi Agustin 192303101161
3. Yenni Rahmawati 192303101166
4. Tarisa Taranda 192303101122
VISI DAN MISI FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
VISI
Menjadi Fakultas Keperawatan yang unggul dalam pengembangan sains, teknologi dan seni
keperawatan berwawasan agronursing
MISI
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan vokasi, akademik, dan profesi ners yang
berkualitas dan bernilai moral serta unggul berwawasan agronursing,
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan sains, teknologi dan seni keperawatan melalui
proses penelitian berwawasan agronursing yang kreatif, inovatif, dan bernilai;
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan penerapan hasil-hasil penelitian di bidang
sains, teknologi dan seni keperawatan berwawasan agronursing yang kreatif, inovatif, dan
bernilai;
4. Menyelenggarakan tata kelola yang transparan dan akuntabel berbasis teknologi informasi
5. mengembangkan jejaring kerjasama untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas fakultas.
VISI DAN PRODI D3 KEPERAWATAN
KAMPUS LUMAJANG
VISI D3 Keperawatan Kampus Lumajang
Menjadi Pusat Pendidikan VOKASI keperawatan yang UNGGUL dalam penerapan sains, teknologi
dan seni keperawatan berwawasan AGRONURSING
Konvensi ILO No. 184 tahun 2001 (ILO, 2001) tenang keselamatan dan
kesehatan kerja di bidang pertanian dianggap sebagai kebijakan yang
bermanfaat mengingat Negara Indonesia merupakan Negara agraris dimana
sekitar 70% wilayahnya terdiri dari daerah pedesaan dan pertanian, maka
konvensi ILO No. 184 tahun 2001 (ILO, 2001) tentang keselamatan kerja
dibidang pertanian dianggap sebagai perangkat kebijakan yang bermanfaat.
Namun kesadaran pekerja pertanian akan pentingnya K3 sangat rendah
sehingga Indonesia dianggap tidak meratifikasi konvensi ini. Tingkat
pendidikan umum pekerja pertanian juga rendah, rata-rata hanya 3 sampai 4
tahun di sekolah dasar sehingga perlu dilaksanakan program pendidikan dan
pelatihan tentang penerapan K3 kepada para petani sebelum meratifikasi
konvensi ini (Markkanen, 2004).
02 Peran Pemerintah dan Perangkat Hukum K3 di Indonesia
.
Salah satu contohnya adalah pemerintah dapat membua peraturan tentang
penggunaan alsintan, mengingat alsintan merupakan salah satu penyebab
terbesar terjadinya kecelakaan dibidang pertanian. Peraturan yang dibuat
sebaiknya juga memuat terkait tentang identifikasi potensi bahaya kerja
dan tindakan pencegahannya. Selain itu, pedoman pelaksanaan pekerjaan
perlu diterbitkan sebagai salah satu contoh adalah pedoman
pengoperasian traktor.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya penerapan K3 dikalangan
pertanian menjadikan kendala dalam budaya penerapan K3 dalam
pekerjaan pertanian (petani dan pemilik usaha tani). Pembuatan program –
program K3 dan penyebaran informasi K3 dikalangan pertanian terutama
petani merupakan salah satu upaya peningkatan K3 yang dapat dilakukan
oleh departemen pertanian.
KASUS
AGRONURSI Perilaku petani dalam penggunaan pestisida kimia (Kasus Petani
Cabai di Pekon Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten
NG Tanggamus)
Peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap hasil pertanian, khususnya komoditi
hortikultura semakin tinggi sejalan dengan pertambahan penduduk. sehingga hampir
seluruh petani menggunakan pestisida kimia pada usaha tani mereka. Hal tersebut sudah
menjadi kebutuhan dan ketergantungan para petani agar dapat menekan turunnya
produksi akibat serangan hama dan penyakit. Petani beranggapan bahwa penggunaan
pestisida kimia yang berlebih tidak berpengaruh terhadap lingkungan serta produk yang
dihasilkan, bahkan ada beberapa petani yang sama sekali tidak mengetahui atau tidak
peduli terhadap bahaya penggunaan pestisida kimia sehingga petani tersebut mempunyai
kecenderungan menggunakan pestisida kimia secara berlebihan, sedangkan responden
yang berpengetahuan tinggi tentang bahaya pestisida terhadap lingkungan dan manusia
akan lebih berhati-hati dalam menggunakan pestisida kimia sebesar 30%. Dalam kasus ini
kurangnya pengetahuan dan kesadaran perilaku petani yang menggunakan pestisida
berlebihan akan mendampakkan kesehatan bagi manusia. Oleh karena itu Sikap petani
berpengaruh nyata terhadap perilaku petani dalam penggunaan pestisida. Sikap petani
dalam memperhatikan petunjuk pemakaian juga sudah cukup baik.
Lanjutan
……
Namun ada beberapa respoden petani cabai yang kurang kepeduliannya terhadap dampak penggunaan
pestisida secara berlebihan. Hal tersebut diduga disebabkan oleh tingkat pendidikan mereka yang rendah.
Selain itu disebabkan oleh kesadaran konsumen tentang residu pestisida pada produk pertanian yang masih
kurang, sehingga mempengaruhi gairah petani dalam mengurangi penggunaan pestisida. Besarnya koefisien
pengaruh sikap petani terhadap perilaku petani dalam penggunaan pestisida kimia adalah 0,367. Hal ini
berarti bahwa sikap responden memiliki kontribusi secara langsung sebesar 36,7% terhadap pembentukan
perilaku petani dalam penggunaan pestisida. Sebagian besar petani responden di Pekon Gisting Atas
memiliki pendapatan rumah tangga yang cukup tinggi, dengan rata-rata pendapatan rumah tangga
Rp11.112.276. Pendapatan rumah tangga petani dilihat berdasarkan seluruh penghasilan petani yang terdiri
dari pendapatan usaha tani cabai dan pendapatan non usaha tani. Pendapatan rumah tangga yang cukup
tinggi ini yang menyebabkan pembelian pestisida kimia yang berlebihan oleh petani cabai. Semakin besar
pendapatan petani semakin besar pula penggunaan pestisidanya. tingkat pendapatan tinggi cenderung
berlebih dalam penggunaan pestisida sehingga mempengaruhi perilaku petani menjadi tidak baik. Hal ini
didukung oleh data rata-rata pendapatan petani yang cukup tinggi. Pengalaman berusaha tani berpengaruh
nyata terhadap perilaku petani dalam penggunaan pestisida kimia. Petani cabai yang berpengalaman (sudah
lama berusaha tani dan biasa menggunakan pestisida), lebih memperhatikan penggunaan pestisida yang
lebih baik, mulai dari pembelian, perlakuan terhadap kemasan, dan kepuasan menggunakan produk
pestisida. Petani yang memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam penggunaan maupun bahaya pestisida,
tidak mempengaruhi perilaku petani dalam menggunakan pestisida kimia. Hal ini menyebabkan variabel
pengetahuan menjadi tidak berpengaruh terhadap perilaku penggunaan pestisida kimia di tingkat petani,
karena bagi petani, menggunakan pestisida merupakan jaminan untuk menyelamatkan tanaman dari
kegagalan panen. Sikap petani berpengaruh nyata terhadap perilaku petani dalam penggunaan pestisida.
OPINI
AGRONURSING
Menurut pendapat kelompok kami tentang kasus ini yaitu
seharusnya perlu adanya penyuluhan kepada para petani
yang dilakukan pemerintah dan tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan terkait bahaya penggunaan
pestisida yang berlebihan dapat menjadi ancaman serius
terutama pada kesehatan. Dan meningkatkan kesadaran
konsumen terkait residu pestisida pada produk pertanian.
Sehingga petani akan lebih berhati-hati ketika
menggunakan pestisida
KESIMPULAN
Sebagian besar penduduk di Indonesia bekerja di sektor
pertanian yang berisiko pada masalah kesehatan seperti
risiko timbulnya kecelakaan atau keracunan bahan kimia.
Kesadaran para pekerja pertanian akan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja sangat rendah hal itu
disebabkan rendahnya tingkat pendidikan umum pekerja
pertanian. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran
akan K3( Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pemerintah
dan tenaga kesehatan dapat membuat beberapa program
seperti program pelatihan, penyuluhan, dan penerbitan
selebaran atau pedoman cara bertani yang aman, termasuk
membiasakan menggunakan APD untuk meminimalkan
resiko dalam bekerja
TERIMA KASIH
PERAN DAN FUNGSI
PERAWAT PROFESIONAL
By. Kelompok Satu
01. FIKI WERDANA PUTRA
192303101114
Anggota
03. RETNO SARI NURHABIBAH
192303101149
LATAR BELAKANG
您的内容打在这里,或者通过复制您的文
本后,在此框中选择粘贴,并选择只保留
文字。您的内容打在这里
Perawat memiliki peran yang
lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang
klien secara komprehensif. Perawat
menjalankan fungsi dalam kaitannya
Saat ini dunia keperawatan semakin dengan berbagai peran pemberi
berkembang. Seiring dengan perawatan, pembuat keputusan klinik
berjalannya waktu dan bertambahnya dan etika, pelindung dan advokat bagi
kebutuhan pelayanan kesehatan, klien, manajer kasus, rehabilitator,
menuntut perawat untuk memiliki komunikator dan pendidik.
pengetahuan juga keterampilan di
berbagai bidang.
Peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan merupakan peran yang
paling utama bagi seorang perawat.
Seorang perawat professional harus
memahami landasan teoritis dalam
melakukan praktik keperawatan.
Landasan teoritis tersebut akan
sangat berguna bagi perawat
professional saat menjelaskan
maksud dan tujuan dari asuhan
keperawatan yang diberikan secara
rasional kepada klien.
Landasan hukum
• UU kesehatan No. 23 tahun 1992
Dalam UU ini dinyatakan tentang standar
praktik profesional, hak-hak pasien,
kewenangan, maupun perlindungan hukum bagi
profesi kesehatan termasuk keperawatan.
• UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
Pasal (1) keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan pada individu, keluarga atau
masyarakat dalam keadaan sehat atau sakit.
• Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
• UU RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
PART 02
KONSEP TEORI
您的内容打在这里,或者通过复制您的文
本后,在此框中选择粘贴,并选择只保留
文字。您的内容打在这里
01. Peran?
02. Perawat ?
03.
Fungsi ?
04.
Perawat
Profesional ?
APA YG DIMAKSUD DENGAN :
RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
01. Pengertian
PERAN PERAWAT
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh Perawat adalah seseorang yang berperan
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
dalam merawat atau memelihara, membantu
kedudukan dalam system, di mana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dan melindungi seseorang karena sakit, injury
profesi perawat maupun dariluar profesi dan peruses penuaan (Harlley, 1997).
keperawatan yang bersipat konstan.
01 02
FUNGSI PROFESIONAL
03 04
Dalam menjalan kan perannya, perawat Perawat Profesional adalah perawat yang
akan melaksanakan berbagai fungsi bertanggung jawab dan berwewenang memberikan
diantaranya: pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
1. PERCAYA DIRI
2. RISET KEPERAWATAN
3. PENDIDIKAN KEPERAWATAN
FAKTOR INTERNAL
4. RENDAHNYA STANDART GAJIPERAWAT
5. MINIMNYA PERAWAT MENDUDUKI POSISI
STRATEGIS
.
PART 03
FENOMENA KASUS/
BERITA
您的内容打在这里,或者通过复制您的文本后,在此框中
选择粘贴,并选择只保留文字。您的内容打在这里
PERAN PERAWAT DALAM MENURUNKAN IMR DAN MMR MELALUI DESA SIAGA
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/183
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi serta
Indonesia yang berada di lingkungan yang berbahaya alamnya
membuat masyarakat harus selalu sadar dan siaga untuk
mempersiapkan diri dalam segala hal. Oleh sebab itu pemerintah
melakukan mobilisasi massa dan pemberdayaan masyarakat serta
mendorong setiap desa mengembangkan “desa siaga “ sebelum
akhir 2008.
01 02
Sebagai tenaga kesehatan yang
Desa Siaga merupakan program terdepan, maka perawat harus bisa
pemerintah Indonesia didalam rangka menerapkan fungsi dan perannya
mempersiapkan masyarakat khususnya sebagai pemberi pelayanan
didaerah pedesaan untuk tetap bersiap keperawatan, manajer, pendidik,
dan siaga dalam menghadapi dan change agent, pengambil
mengatasi berbagai masalah kesehatan keputusan klinik, advokat klien
didesa termasuk bagaimana mengatasi serta peneliti untuk dapat
tingginya angka kematian ibu dan bayinya 04 mempersiapkan masyarakat dalam
serta menghadapi berbagai macam mewujudkan desa siaga yang
bencana serta penyakit-penyakit di akhirnya menjadi desa sehat (HH).
masyarakat.
PART 04
Opini penulis
您的内容打在这里,或者通过复制您的文本后,在此框中
选择粘贴,并选择只保留文字。您的内容打在这里
OPINI
Program desa siaga oleh pemerintah Indonesia sangat baik
dan dapat membuat masyarakat selalu bersiap dan siaga
dalam menghadapi dan mengatasi berbagai masalah
kesehatan, khususnya pada ibu hamil. Kegiatan ini harus
didukung dan dikembangkan, dengan peran perawat maka
perawat harus bisa menerapkan fungsi dan perannya sebagai
pemberi pelayanan keperawatan, manajer, pendidik, change
agent, pengambil keputusan klinik, advokat klien serta
peneliti untuk dapat mempersiapkan masyarakat dalam
mewujudkan desa siaga yang akhirnya menjadi desa sehat.
PART 05
Kesimpulan
您的内容打在这里,或者通过复制您的文本后,在此框中
选择粘贴,并选择只保留文字。您的内容打在这里
Kesimpulan
Perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika,
pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.
Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan.
Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan
peruses penuaan (Harlley, 1997).
Perawat Profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
Hambatan pelaksaan peran perawat ada 2 yaitu dari faktor eksternal dan faktor internal. Dari faktor eksternal ada : Peran perawat tidak optimal,
Terlambatnya pengakuan body of knowledge profesi keperawatan, Terlambatnya pengembangan pendidikan keperawatan professional,
Terlambatanya pengembangan system pelayanan/askep professional.
Thank YOU
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh
Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan
yang menghasilkan uang. Hal ini bisa disebabkan karena keahlian,pekerjaan, industri, atau
lokasi geografi dari tenaga kerja tersebut tidak memenuhi kriteria, sehingga mengubah
stuktur ekonomi. Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
konsil Keperawatan kepada perawat yang telah diregistrasi. ( UU RI No. 38 Tahun 2014
pasal1:10). melihat banyaknya pro dan kontra tentang penyelenggaraan Uji Kompetensi
Perawat di Indonesia. Banyak keluhan yang didapat bahkan Uji Kompetensi dianggap
membebani lulusan Perawat dan disinyalir sebagai 'biang keladi' Perawat tidak bisa
mendapatkan STR, dan bila tidak punya STR. pastinya tidak akan mendapatkan pekerjaan di
sektor kesehatan. Perawat yang tidak memiliki STR mengakibatkan meningkatnya
pengangguran dalam profesi keperawatan.
2. Konsep Teori
Regulasi dalam keperawatan merupakan sebuah kebijakan atau ketentuan yang mengatur
profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya terkait kewajiban dan hak.
Regulasi ini diatur oleh organisasi profesi dan disahkan oleh depertemen terkait, yaitu
Kementrian Kesehatan RI.
yang mencerminkan adanya regulasi pengakuan terhadap profesi keoerawatan antara
lain:
1. UU. No. 23 tahun 1992 Pasal 32 ayat 4: “Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.”
Telah diganti dengan Pasal 63 UU no, 36 tahun 2009 tentang kesehatan “Pelaksanaan
pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu”.
Regulasi Keperawatan STR
Telah diganti dengan Pasal 63 UU no, 36 tahun 2009 tentang kesehatan “Pelaksanaan
pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu”.
2. PP No, 32 tahun 1886 tentang tenaga kesehatan Ps 4 ayat 1: Tenaga kesehatan hanya
dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan
memiliki ijin dari menteri.
3. Menurut Permenkes 1239 tahun 2001, ijin bagi perawat seperti dimaksud dalam
Peraturan pemerintah tentang tenaga kesehatan dimaksud, bahwa setiap perawat
yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan, wajib memiliki SIP dan SIK. Bagi
perawat yang bekerja di luar sarana pelayanan kesehatan termasuk pada praktik
mandiri perawat, wajib memiliki SIP dan SIPP
Perijinan dalam keperawatan ini telah diganti dengan
permenkes nomor 148 tahun 2010, bahwa; setiap
perawat yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan
wajib memiliki STR (surat tanda registrasi). Dan
apabila bekerja diluar sarana pelayanan kesehatan
wajib memiliki SIPP.
Dalam perturan ini keberadaan SIK sudar tidak
diperlukan lagi, tetapi harus memiliki surat tanda
registrasi dan SIPP. Aturan lain yang dipertegas
dalam permenkes ini adalah:
1. Pasal 6: Dalam menjalankan praktik mandiri,
Perawat wajib memasang papan nama praktik
keperawatan
STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi. Dengan STR, maka tenaga kesehatan dapat melakukan
aktivitas ke masyarakat
• Syarat pengurusan STR
• -Isi formulir
• -Foto copy ijazah (di legalisir institusi pendidikan )
• -Foto copy lafal sumpah (di legalisir institusi pendidikan )
• -Transkrip nilai akademik
• -Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah
• -Foto hitam putih terbaru 3x4 2 lembar,4x6 2 lembar
• -Foto copy sertifikat uji kompetisi
• -Materai Rp.6.000
Regulasi Keperawatan STR
STR ini juga diatur dalam Undang-undang Keperawatan Republik Indonesia No. 38 Tahun
2014, Bagian Kedua Registrasi Pasal 18 yaitu:
1. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki STR.
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil Keperawatan setelah
memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan;
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
6.STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 (lima)
tahun
Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:
1. Memiliki STR lama
2. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
3. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
4. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
5. Telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya dan
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi
7. Memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau
kegiatan ilmiah lainnya. ulang diaturdalam peraturan konsil keperawatan
Setelah memiliki surat tanda registrasi (STR) setiap perawat harus tetap bekerja sesuai
amanah undang-undang keperawatan dan standar keperawatan yang berlaku.
3. Fenomena/Kasus
Tiga tahun mengikuti pendidikan Akademi Perawat dengan gelar D3 (Ahli Madya
Keperawatan) tidak serta merta membuat anda menjadi perawat. bukan karena tidak adanya
lowongan pekerjaan, tapi dituntut harus mengikuti Ujian Kompetensi untuk mendapatkan STR
(Surat Tanda Registrasi). Begitu pula dengan jenjang pendidikan S1 Keperawatan (S.Kep) dan
Profesi Ners yang lama pendidikannya kurang/ lebih 5 tahun. Bila tidak memiliki STR perawat
tidak bisa kerja. kesulitan itu yang didapat setelah lulus dari akademi atau Fakultas
Keperawatan. Pada Akhirnya membunuh masa depan anak bangsa yang baru saja akan
mengabdikan diri untuk masyarakat. Adapun setelah lulus dari Uji Kompetensi dan
mendapatkan STR, perawat akan diperhadapkan dengan kesulitan yang lain. Masa berlaku
STR adalah 5 tahun. Perawat diwajibkan untuk mengikuti pelatihan sebanyak 25 SKP (Sistem
Kredit Point) . Apabila tidak mencapai target perawat diharuskan membayar sisa SkP yg
tidak diambil atau STRnya akan dinonaktifkan. Dengan gaji yang terbilang relatif rendah
perawat diharuskan mengikuti pelatihan yang biayanya sampai jutaan rupiah. Misalnya saja
pelatihan Perawatan Luka (Wound Care) dengan biaya kurang/lebih Rp. 3.500.000 dengan 4
SKP. belum lagi biaya untuk ikut pelatihan yang lain sampai mencapai 25 SKP.
sebagai 'biang keladi' Perawat tidak bisa mendapatkan STR, dan bila tidak punya STR,
Regulasi Keperawatan STR
4. Opini
Pendapat kita mengenai fenomena tersebut adalah banyaknya lulusan perawat yang
tidak lulus ukom sehingga mengakibatkan perawat tidak memiliki STR, maka dari itu jika
banyaknya lulusan perawat yang tidak mendapatkan STR bagaimana dengan pelayanan
kesehatan yang berada di seluruh wilayah indonesia terutama dipedesaan, daerah terpencil
yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan, adanya profesi perawat bagaikan dewa
penolong bagi masyarakat yang membutuhkan, jadi diharapkan perawat dan isntitusi harus
sama-sama bekerjasama dalam meningkatkan mutu lulusan
5. Kesimpulan
Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Registrasi (STR) adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh konsil Keperawatan kepada perawat yang telah
diregistrasi.Regulasi dalam keperawatan merupakan sebuah kebijakan atau ketentuan yang
mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya terkait kewajiban
dan hak. Regulasi ini diatur oleh organisasi profesi dan disahkan oleh depertemen terkait,
yaitu Kementrian Kesehatan RI.
Konsep teori yang mencerminkan adanya regulasi pengakuan terhadap profesi
keperawatan antara lain:
1. UU. No. 23 tahun 1992 Pasal 32 ayat 4
2. PP No. 32 tahun 1886 tentang tenaga kesehatan Ps 4 ayat 1
3. Menurut Permenkes 1239 tahun 2001
STR ini juga diatur dalam Undang-undang Keperawatan Republik Indonesia No. 38 Tahun
2014, Bagian Kedua Registrasi Pasal 18.
Nama Kelompok :
1. A.A Aurian Adzin (192303101187)
2. Ainin Nurohmah Febrianti (192303101008)
3. Nuring Dwi Hareni (192303101005)
4. Vina Rizki Nur Rachmawati (192303101018)
Visi Prodi D3 Kep. UNEJ : Menjadi pusat pendidikan vokasi keperawatan yang unggul dalam penenrapan sains, teknologi dan seni
berwawasan Agronursing
Latar Belakang
01
Konsep Teori
02
Opini Penulis
04
Kesimpulan
05
Latar Belakang
01 02 03
Fenomena
Latar Belakang
Konsep Teori kasus / berita
04 05
Kesimpulan
Opini Penulis
01
Latar
Belakang
Latar Belakang
Dalam dunia kesehatan sendiri perawat memiliki peran yang penting, karena
perawat merupakan profesi dimana memiliki posisi berpengaruh terhadap
kesembuhan klien. Perawat di dalam pelayanannya memberikan asuhan
keperawatan kepada setiap pasien tanpa memandang latar belakang dari pasien
tersebut.
Di era yang sudah maju seperti sekarang perawat memiliki tuntutan yaitu
perawat lebih siap dalam menghadapi segala aspek dan tantangan yang ada di
dunia kesehatan. Perawat memiliki tuntutan untuk selalu mengembangkan skill
atau keteramplian, pengetahuan dan juga sikap atau etikauntuk menjadi perawat.
Latar Belakang
Bekerja secara profesional harus mampu dilakukan oleh perawat untuk selalu
memberikapn pelayanan dan penangan yang maksimal sehingga pasien
mengalami peningkatan kesehatan atau kesembuhan. Hal tersebut jika
dilakukan maka akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Di masa ini perawat memiliki banyak tantangan terutama dalam peran perawat
yaitu edukasi dimana di Indonesia saat ini terdapat pola pergeseran masyarakat.
02
Konsep teori
Tantangan profesi keperawatan adalah profesi yang
sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain,
dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk
berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan
agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat.
PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN
• Terkait dengan peningkatan IPKM,perawat sangat jelas memiliki peran yang
sangat penting. Meskipun dari segi kuantitas masih kurang,namun perannya
sangat dirasakan, terutama saat tenaga medis dokter atau tenaga ahli dan
Teknis lainnya tidak berada di tempat karena sedang tugas lapangan atau
tugas luar. Kondisi tersebut dimungkinkan karena perawat sudah memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan Praktik Keperwatan Mandiri dengan
pemenuhan kriteria tertentu, sehingga langsung atau tidaklangsung
berperan dalam meningkatkan IPKM.
• Perawat bertanggungjawab dalam penyelenggaraan penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan terutama bertanggungjawab
melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor resiko
yang teridentifikasi.
PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN
• Beberapa fakta menunjukkan, bahwa perawat sudah mampu berperan
memberikan atau mensosialisasikan pentingnya kesehatan kepada
masyarakat agar mampu memelihara kesehatan diri dan lingkungannya
secara mandiri. Namun beberapa fakta juga menunjukkan, bahwa perawat
belum mampu sepenuhnya berperan dalam memberikan pendidikan
kesehatan kepada masayrakat dan keluarganya. Oleh karena itu, setiap
perawat diwajibkan melakukan edukasi yang merupakan perannya.
MISI INDONESIA SEHAT
• Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 ± 2019 (Kementerian
Kesehatan, 2016).
• Tercapainya Program Pembangunan Kesehatan. Salah
satu upaya agar derajat kesehatan masyarakat lebih
optimal adalah peningkatan kemampuan masyarakat
untuk menolong dirinya sendiri, terutama untuk
masalah kesehatan yang tidak berat dalam bentuk
pengobatan sendiri. Pengobatan sendiri hanya boleh
menggunakan obat yang termasuk golongan obat
bebas dan obat bebas terbatas dan sesuai keterangan
yang tercantum pada kemasannya.
MISI INDONESIA SEHAT
• Penyelenggaraan kota sehat (Healthy City)
• Rumah Sehat BAZNAS yang fokus programnya ialah
peningkatan layanan kesehatan gratis bagi
masyarakat miskin (Arsip Baznas D.I Yogyakarta,
2016).
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh
Presiden RI yang lebih mengutamakan upaya
preventif dan promotif, tanpa menghilangkan upaya
kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan
paradigma sehat.
POLA PERGESERAN MASYARAKAT
• Terjadinya pergeseran pola penyebab penyakit di Indonesia untuk semua
umur dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Beberapa
permasalahan yang terjadi di puskesmas di Indonesia diantaranya kematian
ibu, masalah gizi maupun masalah penyakit menular dan PTM (penyakit
tidak menular).
• Pergeseran pola penyakit, di mana penyakit kronis degeneratif sudah
terjadi peningkatan. Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular
yang berlangsung kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
kegemukan dan lainnya. Kontributor utama terjadinya penyakit kronis
adalah pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minum
alkohol, pola makan dan obesitas, aktivitas fisik yang kurang, stres, dan
pencemaran lingkungan. Sehingga Indonesia menanggung beban ganda
penyakit di bidang kesehatan, yaitu penyakit infeksi masih merajalela dan
ditambah lagi dengan penyakitpenyakit kronik degeneratif.
POLA PERGESERAN MASYARAKAT
• Pergeseran pola hidup,seperti di Jawa - Bali di mana pada kehidupan
daerah urban terjadi perubahan di segala aspek meliputi sosial, ekonomi,
budaya dan politik. Kurangnya lapangan kerja, penghasilan yang tidak
mencukupi, status perkawinan, pendidikan yang semakin mahal, kawasan
tempat tinggal dan sebagainya, dapat memengaruhi kondisi kesehatan
seseorang. Kondisi tersebut dapat menimbulkan gangguan emosional
berupa stres psiko-sosial.
• Perubahan pola makan banyak mengkonsumsi makanan instant dan
keadaan lingkungan dengan banyaknya pencemaran yang dapat
bermanifestasi pada gangguan kesehatan. Selain kepadatan penduduk
karena arus urbanisasi yang mengakibatkan buruknya sanitasi lingkungan
menyebabkan tetap tingginya penyakit infeksi.
03
Fenomena
kasus /
berita
Perawat mesti tingkatkan edukasi untuk cegah PDP minta
pulang paksa dari rumah sakit
Penulis : Apfria Tioconny Billy
Kasus pasien dalam pengawasan (PDP) terkait virus corona
minta pulang paksa dari rumah sakit. Padahal seharusnya
mereka menjalani isolasi. itu terjadi karena pasien belum
teredukasi. Seharusnya mereka tahu tidak boleh keluardari
ruang isolasi untuk mencegah penularan virus ke banyak orang.
Sumber :
Billy, A. T. (10 April 2020). Perawat Mesti Tingkatkan Edukasi untuk Cegah PDP Minta Pulang Paksa dari
Rumah Sakit. Tribunnews.Com.
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/04/10/perawat-mesti-tingkatkan-edukasi-untuk-cegah-pdp-
minta-pulang-paksa-dari-rumah-sakit
04
Opini penulis
Perlu komunikasi yang baik teman tenaga
kesehatan di rumah sakit memberikan pengertian
kalau ada pasien yang berperilaku seperti ini harus
dikomunikasikan dengan pemeritah sehingga bisa
dilakukan pemantauan yang ketat. Kepada pasien
yang terpapar virus corona, persatuan perawat
meminta untuk mengikuti prosedur isolasi dan
perawatan covid-19 dengan baik sampai
dinyatakan negatif covid-19.
05
Kesimpulan
Kesimpulan
Memberikan pendidikan tentang pola perilaku dan pola hidup
sehat dengan gizi seimbang kepada seluruh masyarakat baik
melalui pendidikan formal maupun informal sejak dini (sejak
balita) secara berkesinambungan dan juga perawat dituntut lebih
siap dalam menghadapi segala aspek dan tantangan baik
sekarang maupun di masa depan dalam dunia kesehatan.
Sehingga selalu diperlukannya dalam pengembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar dapat mencapai
pelayanan yang profesional dalam kondisi apapun sebagaimana
peran dan fungsi perawat.
Referensi
• Wahyudi, I. (2020). PENGALAMAN PERAWAT MENJALANI PERAN DAN FUNGSI
PERAWAT DI PUSKESMAS KABUPATEN GARUT. Jurnal Sahabat Keperawatan, 2(01),
36-43.
• Handajani, A., Roosihermatie, B., & Maryani, H. (2010). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pola kematian pada penyakit degeneratif di Indonesia. Buletin
penelitian sistem kesehatan, 13(1), 21301.
• Permana, G. G. S. (2016). Wewenang Perawat Dalam Meningkatkan Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Garut Dihubungkan Dengan UU
Keperawatan No 38 Tahun 2014. Jurnal Medika Cendikia, 3(02), 70-80.
• Rahmawaty, E., Handayani, S., Sari, M. H. N., & Rahmawati, I. (2019). Sosialisasi dan
harmonisasi gerakan masyarakat hidup sehat (germas) dan program indonesia
sehat
• Sukendar, H. B. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Peningkatan
Layanan Kesehatan Oleh Rumah Sehat BAZNAS Yogyakarta di Desa
Wukirsari. SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 1(2), 132-142.dengan
pendekatan keluarga (pis-pk) di Kota Sukabumi. LINK, 15(1), 27-31.
REGRISTRASI KEPERAWATAN SIPP
NAMA KELOMPOK
1. Rizki Candra Pamungkas (192303101103)
2. Hanib Miftakhul Janah (
3. Adinda Febrianti (
4. Fatkur Rossi (
Bahasan
01 Latar Belakang
02 Konsep Teori
03 Fenomena Kasus
04 Opini Penulis
05 Kesimpulan
Pada tahun 2010 telah dikeluarkan Permenkes Nomor 148
Latar Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat, namun
proses registrasi perawat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
Jano Demen, 2002, Hubungan Antara Insentif dan Kinerja Perawat Rawat Jalan
di Lima Puskesmas Kota Palangkaraya, Tesis Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Dalam SK Menkes No 674/Menkes/SK/IV/2000 14 April 2000
tentang Registrasi dan Praktik Mandiri Perawat setiap perawat diwajibkan
Konsep selalu meningkatkan kemampuan dan keterampilan bidang keperawatan melaui
pendidikan atau pelatihan baik yang diadakan pemerintah atau organisasi
profesi. Menurut Permenkes No. HK. 02. 02/ MENKES/ 148/ I/2010, SIPP
Teori adalah surat izin praktik perawat dalam bentuk tertulis yang diberikan kepada
perawat untuk melakukan praktik mandiri perawat secara perorangan dan/atau
berkelompok. Setiap perawat yang menjalankan praktik wajib memiliki SIPP.
Kewajiban memiliki SIPP dikecualikan bagiperawat yang menjalankan praktik
pada fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri. SIPP berlaku selama
Surat Tanda Registrasi (STR) masih berlaku.Surat Izin Praktik Perawat (SIPP)
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Untuk memperoleh
SIPP perawat harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Kota dengan melampirkan :
(1) Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisir
(2) Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik
(3) Surat pernyataan memiliki tempat praktik
(4) Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 X 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar, dan
(5) Rekomendasi dari Organisasi Profesi
SIPP hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat praktik. Dalam
menjalankan praktik mandiri, perawat wajib memasang papan nama
praktik keperawatan. SIPP dinyatakan tidak berlaku karena :
Kesimpulan
TERIMAKASIH