OLEH:
INTAN SAPIRAH
O22021049
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta
ddengan tenaga ibu sendiri. (abdul bari; 2008)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2009).
C. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot
rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari
beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal,
rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi
ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir
akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan
berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir
sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan
terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon
prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
D. PATHWAY PERSALINAN NORMAL
E. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN NORMAL
a. Tanda-tanda permulaan persalinan
1. Lightening atau dropping atau settling yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida, menjelang minggu ke – 36.
pada multigravida tidak begitu kentara, karena kepala janin baru masuk
pintu atas panggul menjelang persalinan
2. Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi – kontraksi
lemah dari uterus, disebut ”false labor pains” atau his permulaan.
b. Tanda-tanda persalinan
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek, pinggang terasa sakit yang menjalar ke perut.
2. Dapat terjadi pengeluaran lendir dan lendir bercampur darah atau
”bloody show”.
3. Kadang - kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
a. Pelunakan serviks
b. Pendataran serviks
c. Terjadi pembukaan serviks
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).
2. Pemeriksaan laboratorium khusus.
3. Pemeriksaan ultrasonografi.
4. Pemantauan janin dengan kardiotokografi.
5. Amniosentesis dan Kariotiping.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
PENATALAKSANAAN PERSALINAN KALA I
a. Berikan dukungan dan suasana yang menyenangkan bagi parturien
b. Berikan informasi mengenai jalannya proses persalinan kepada
parturien dan pendampingnya.
c. Pengamatan kesehatan janin selama persalinan
a) 1. Pada kasus persalinan resiko rendah, pada kala I DJJ diperiksa
setiap 30 menit dan pada kala II setiap 15 menit setelah
berakhirnya kontraksi uterus ( his ).
b) 2. Pada kasus persalinan resiko tinggi, pada kala I DJJ diperiksa
dengan frekuensi yang lbih sering (setiap 15 menit ) dan pada kala
II setiap 5 menit.
4. Pengamatan kontraksi uterus
Meskipun dapat ditentukan dengan menggunakan kardiotokografi,
namun penilaian kualitas his dapat pula dilakukan secara manual dengan
telapak tangan penolong persalinan yang diletakkan diatas abdomen
(uterus) parturien.
5. Tanda vital ibu
a. Suhu tubuh, nadi dan tekanan darah dinilai setiap 4 jam.
b. Bila selaput ketuban sudah pecah dan suhu tubuh sekitar 37.50 C
(“borderline”) maka pemeriksaan suhu tubuh dilakukan setiap
jam.
c. Bila ketuban pecah lebih dari 18 jam, berikan antibiotika
profilaksis.
6. Pemeriksaan VT berikut
a. Pada kala I keperluan dalam menilai status servik, stasion dan
posisi bagian terendah janin sangat bervariasi.
b. Umumnya pemeriksaan dalam (VT) untuk menilai kemajuan
persalinan dilakukan tiap 4 jam.
c. Indikasi pemeriksaan dalam diluar waktu yang rutin diatas adalah:
a) Menentukan fase persalinan.
b) Saat ketuban pecah dengan bagian terendah janin masih
belum masuk pintu atas panggul.
c) Ibu merasa ingin meneran
d) Detik jantung janin mendadak menjadi buruk (< 120 atau >
160 dpm).
7. Makanan oral
a. Sebaiknya pasien tidak mengkonsumsi makanan padat selama
persalinan fase aktif dan kala II. Pengosongan lambung saat
persalinan aktif berlangsung sangat lambat.
b. Penyerapan obat peroral berlangsung lambat sehingga terdapat
bahaya aspirasi saat parturien muntah.
c. Pada saat persalinan aktif, pasien masih diperkenankan untuk
mengkonsumsi makanan cair.
8. Cairan intravena
a. Keuntungan pemberian cairan intravena selama inpartu:
a) Bilamana pada kala III dibutuhkan pemberian oksitosin profilaksis
pada kasus atonia uteri.
b) Pemberian cairan glukosa, natrium dan air dengan jumlah 60–120 ml
per jam dapat mencegah terjadinya dehidrasi dan asidosis pada ibu.
9. Posisi ibu selama persalinan
a. Pasien diberikan kebebasan sepenuhnya untuk memilih posisi yang
paling nyaman bagi dirinya.
b. Berjalan pada saat inpartu tidak selalu merupakan kontraindikasi.
10. Analgesia
a. Kebutuhan analgesia selama persalinan tergantung atas permintaan
pasien.
11. Lengkapi partogram
a. Keadaan umum parturien ( tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan ).
b. Pengamatan frekuensi – durasi – intensitas his.
c. Pemberian cairan intravena.
d. Pemberian obat-obatan.
12. Amniotomi
a. Bila selaput ketuban masih utuh, meskipun pada persalinan yang
diperkirakan normal terdapat kecenderungan kuat pada diri dokter
yang bekerja di beberapa pusat kesehatan untuk melakukan amniotomi
dengan alasan:
a) Persalinan akan berlangsung lebih cepat.
b) Deteksi dini keadaan air ketuban yang bercampur mekonium
( yang merupakan indikasi adanya gawat janin ) berlangsung lebih
cepat.
c) Kesempatan untuk melakukan pemasangan elektrode pada kulit
kepala janin dan prosedur pengukuran tekanan intrauterin.
b. Namun harus dingat bahwa tindakan amniotomi dini memerlukan
observasi yang teramat ketat sehingga tidak layak dilakukan sebagai
tindakan rutin.
13. Fungsi kandung kemih
a. Distensi kandung kemih selama persalinan harus dihindari oleh karena
dapat:
a) Menghambat penurunan kepala janin
b) Menyebabkan hipotonia dan infeksi kandung kemih
c) Carley dkk (2002) menemukan bahwa 51 dari 11.322 persalinan
pervaginam mengalami komplikasi retensio urinae ( 1 : 200
persalinan ).
d) Faktor resiko terjadinya retensio urinae pasca persalinan:
1. Persalinan pervaginam operatif
2. Pemberian analgesia regional
5. Lilitan talipusat
Setelah bahu depan lahir, dilakukan pemeriksaan adanya lilitan talipusat
dileher anak dengan menggunakan jari telunjuk. Lilitan talipusat terjadi
pada 25% persalinan dan bukan merupakan keadaan yang berbahaya.
Bila terdapat lilitan talipusat, maka lilitan tersebut dapat
dikendorkanmelewati bagian atas kepala dan bila lilitan terlampau erat
atau berganda maka dapat dilakukan pemotongan talipusat terlebih dulu
setelah dilakukan pemasangan dua buah klem penjepit talipusat.
6. Menjepit talipusat:
Klem penjepit talipusat dipasang 4–5 cm didepan abdomen anak dan
penjepit talipusat (plastik) dipasang dengan jarak 2–3 cm dari klem
penjepit. Pemotongan dilakukan diantara klem dan penjepit talipusat.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Pada tahap ini kita membandingkan hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah
masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau
bahkan belum teratasi semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
A. BIODATA KLIEN
Nama : Ny “M”
Umur : 38 Tahun
Suku/Bangsa : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Cakranegara
Status Pernikahan : Menikah
Nama Suami : Tn “L”
Umur : 38 Tahun
Suku Bangsa : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Cakranegara
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat menstruasi
Menarche, umur : 16 tahun
Siklus : Teratur
Jumlah (cc) : 2-3 pembalut dalam 1 hari
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Nyeri pada perut bagian bawah
HPHT : 12 Mei 2022
b. Pemeriksaan Kehamilan
Berapa kali : Periksa USG 2 kali
Periksa ke : USG di klinik
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Bayi
No Umur Umur Penyulit Jenis Penolon Penyulit Laterasi Infeksi Perdaraha JK BB Pjg
Kehamila g n
n
1 28 minggu Prematur Normal Bidan Tidak Tidak Tidak Tidak ada P - -
ada ada ada
2 28 minggu Prematur Normal Bidan Tidak Tidak Tidak Tidak ada L - -
ada ada ada
3 10 34 minggu Tidak Normal Bidan Tidak Tidak Tidak Tidak ada P - -
thn ada ada ada ada
Riwayat KB : KB suntil 3 bulan
Rencana KB : Implan
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu seperti asma,
hipertensi, diabetes melitus dll.
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
klien megatakan tidak ada riwat penyakit keluarga seperti hipertensi,
diabetes militus, penyakit jantung, dll.
E. GENOGRAM
Keterangan :
/ : Laki-laki atau perempuan yang masih hidup
: Garis hubungan
: Garis keturunanan
: Klien
G. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik Suhu : 36,3 C
Kesadaran : Composmetis Berat badan : 63,2 kg
Tekanan darah : 120/70 mmHg Tinggi Badan : 151 cm
Nadi : 86 x / menit LILA : 23 cm
RR : 20 x / menit SPO2 : 97 %
HEAD TO TOE
1 Mata
Kelopak mata : Dapat terbuka dan menutup
Gerakan mata : Mampu melihat objek ke kanan dan ke kiri
Konjungtiva : Pucat
Sclera : Tidak ikterik
2 Hidung
Reaksi alergi : Tidak ada
Sinus : Tidak ada
3 Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi : Bersih, tidak ada caries
Kesulitan menelan : Tidak ada
4 Pernafasan
Jalan nafas : Bersih, tidak ada sputum
Suara nafas : Vesikuler
Menggunakan otot bantu : Tidak ada
nafas
5 Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 80 x/menit
Irama : Teratur
Kelainan bunyi jantung : Tidak ada
Sakit dada : Tidak ada
6 Payudara
Inspeksi : Simetris tidak ada benjolan kemerahan dan bekas luka
7 Abdomen
Inspeksi : Perut membesar, terdapat linea nigra, bentuk simetris, tidak
ada luka bekas operasi.
Palpasi
Kandung kemih : -
8 Genitourinary
Periksa dalam : 20.15
Oleh : Bidan
Hasil
Pembukaan / dilatas : 7 cm
Efficement / penipisan : 75%
Ketuban : Merembes warna jernih
Bagian terendah janin : Kepala
Denominator : Ubun-ubun kecil kiri depan
Hodge : Kepala turun dihodge II
Perineum : Tidak teraba bagian kecil janin / tali pusat
Vesica urinaria : Penuh
8 Ekstemitas
(integumen/
muskuloskeletal) : Baik
Turgor kulit
Warna kulit : Putih kecoklatan
Kontraktur ekstremitas : Tidak Ada
Kesulitan pergerakan : Tidak ada kesulitan dalam bergerak
H. KALA PERSALINAN
a. KALA I
- Lama persalinan : Tanggal : 27/12/2022 jam 18:00
- Lama kala I : 2 jam 15 menit
- Pengobatan yang didapatkan : Persalinan
b. KALA II
- Lama persalinan : Tanggal : 27/12/2022 jam 20:15
- Lama kala II : 30 menit
- Pengobatan yang didapatkan : Injeksi Oxytocin
- His : 4x/10 menit 45-50 DDJ : 152x/menit
- Penyulit : Tidak ada
- Cara mengatasi : Tidak ada
- Keadaan bayi : Baik
Lahir tanggal : 27/12/2022 jam 20:45
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Apgar Score I : 7 Apgar Score II : 9
c. KALA III
- Mulai Persalinan Tanggal : 27/12/2022 jam 20:55
; - TFU : Sepusat
- Lama Kala III : 10 Menit
- Cara kelahiran plasenta : Manajemen aktif kala III, Plasenta lahir spontan.
Kotiledon : Lengkap
Selaput : Lengkap
- Perdarahan selama persalinan : 50 cc
- Pengobatan yang didapatkan : Tidak ada pengobatan yang di berikan
d. KALA IV
- Keadaan Umum : Baik
- Keadaan vital
TD : 110/70 mmHg N : 86 x/menit
RR : 20x/menit S : 36,1oC
TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus : Baik
- Perdarahan : 100 cc
- Perineum : Tidak ada luka
- Pengobatan : -
I. KEADAAN BAYI
a. BB : 1680 gram
b. PB : 45 cm
c. Pusat : Normal
d. Perawatan tali pusar : Perawatan tali pusat biasa / normal
e. Anus : Berlubang
f. Suhu : 36,5oC
g. Lingkar Kepala : 27 cm
h. Kelainan Kepala : Tidak ada
i. Pengobatan yang didapatkan : vitamin K, dan salep mata, pindah NICU
Ibu mengejan
Penggunaan energy
berlebih
Kelelahan
DIAGNOSA PERKALA
1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
2. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan kelelahan
3. Keletihan berhubungan dengan terlalu lama mengedan
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi pasca partum
5. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama
persalinan
6. Defisit pengetahun berhubungan dengan kurang pengetahuan breast care
RENCANA INTERVENSI
DX TUJUAN INTERVENSI PARAF
Kala Setelah dilakukan tindakan Observasi :
I keperawatan selama 1 x 24 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
jam diharapkan ansietas nonverbal)
dengan kriteria hasil : 2. Observasi kemajuan persalinan
1. Perilaku gelisah Terapiutok :
menurun 1. Ciptakan suasana terapiutik untuk menumbuhkan
2. Konsentrasi membaik kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan
Edukasi :
1. Informasikan secara vaktual mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
2. Jelaskan prosedur, termaksud sensasi yang
mungkin dialami
3. Latih teknik relaksasi
4. KIE bahwa proses persalinan adalah proses yang
normal/alami
Kala Setelah dilakukan tindakan Observasi :
II keperawatan selama 1 x 24 1. Monitor denyut jantung bayi
jam diharapkan tingkat 2. Monitor tanda-tanda denyut jantung abnormal
cedera menurun dengan KH : Terapeutik :
1. Frekuensi nadi membaik 1. Tenangkan ibu dan keluarga
2. Frekuensi nafas membaik Edeukasi :
3. Denyut jantung apikal 1. Jelaskan tujuan dan prosedur resusitasi bayi
membaik 2. Jelaskan tehnik mengedan
4. Denyut jantung radialis Kolaborasi :
membaik 1. Kolaborasi pemberian oksigenasi
2. Memimpin persalinan dengan asuhan persalinan
normal
Kala Setelah dilakukan asuhan Edukasi Aktifitas/Istrahat
II keperawatan selam 1x2 jam Observasi
- Identivikasi kesiapan dan kemampuan
diharapkan tingkat keletihan
menerima informasi
membaik dengan kriteria
Terapeutik
hasil :
- Sediakan materi dan media pengaturan
Verbalisasi kepulihan aktivitas danstirahat
energi meningkat - Jadwalkan pemberian pendidikankesehatan
sesuai kesepakatan
Kemampuan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan
melakukan aktifitas keluarga pasien untuk bertanya
rutin meningkat
Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan
Edukasi
Edukasi