R
DENGAN PERSALINAN NORMAL DI BANGSAL
DEWI RATIH RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
Disusun oleh :
Rosa Sheila Diana O
P27220019181
3BD4 Keperawatan
PROGRAM D4 KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN 2021
A. TEORI PERSALINAN NORMAL
1. DEFINISI
2. PENYEBAB
Sari & Rimandhini (2014) mengutip dalam buku Obstetri Fisiologi Fakultas
Kedokteran UNPAD (1985) dan Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB oleh Manuaba (1998) telah disebutkan beberapa teori yang menyatakan
kemungkinan proses persalinan, antara lain :
a. Teori Penurunan kadar Prostaglandin
Progesteron merupakan hormon penting untuk mempertahankan
kehamilan. Hormon ini meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua. Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar
progesteron yang mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus karena
adnya sintesa prostaglandin di uterus. Prostaglandin terbagi menjadi
prostaglandin E dan F (pE dan pF) yang bekerja di rahim wanita untuk
merangsang kontraksi selama kehamilan. Prostaglandin E2 menyebabkan
kontraksi rahim dan telah digunakan untuk menginduksi persalinan. Hasil
dari percoaan menunjukkan bahwwa prostaglandin F2 atau E2 yang
dibberikan secara intravena, intra dan extramnial menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan, hal ini disokong adanya kadar
prostglandin dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil
sebelum melahirkan atau selama persalinan.
b. Teori Penurunan Progesteron
Hormon progesteron dihasilkan oleh plasenta, yang akan berkurang
seiring terjadinya penuaan plasenta yang terjadi pada usia hamil 28
minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu. Ketika hormon ini mengalami
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesteron tertentu.
c. Teori Rangsangan Esterogen
Hormon ini memiliki dua fungsi, yaitu meningkatkan sensivitas otot
rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanis.
d. Teori Reseptor Oksitosin dan Kontraksi Braxton Hicks
Oksitosin adalah hormon yang yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis
parts posterior. Distribusi reseptor oksitosin, dominan pada fundus dan
korpus uteri, ia makin berkurang jumlahnya dalam segmen bawah rahim
dan praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri. Perubahan
keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensivitas otot
rahim. Sehingga Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron
akibat tuanya kehamilan, menyebabkan oksitosin meningkat, sehingga
persalinan dapat dimulai.
e. Teori Keregangan Otot Rahim
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu
tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.. rahim menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot-oto rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
utero plasenter.
f. Teori Fetal Cortisol
Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi
progesteron berkurang dan memperbesar sekresi esterogen, selanjutnya
berpengaruh terhadap meningkatnay produksi prostaglandin,yang
menyebabkan iritability miometrium meningkat.
g. Teori Fetal Membran
Teori fetal membran phospolipid-arachnoid acid prostaglandin.
Meningkatnya hormon esterogen menyebabkan terjadinya esterified yang
menghasilkan erachnoid acid, yang membentukkan prostaglandin dan
mengakibatkan kontraksi miometrium.
h. Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Suprarenalis
Hubungan antara hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan,
dan glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.
i. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus
frankenhauser). Bila ganglion ini ditekan dan digeser, misalnya oleh
kepala janin, maka akan timbul kontraksi.
j. Teori Plasenta Sudah Tua
Plasenta yang menjadi tua dapat menyebabkan menurunnya kadar
esterogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah
pada vili chorialis di plasenta, sehingga menyebabkan kontraksi pada
rahim.
k. Teori Tekanan Serviks
Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran saraf sehingga
serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi internum yang mengakibatkan
SAR ( segmen atas rahim) dan SBR (segmen bawah rahim).
l. Induksi Persalinan (Induction of Labor)
Persalinan juga dapat ditimbulkan oleh :
1) Ganggang laminaria : Beerapa laminaria dimasukkan ke dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsnag Fleksus Frankenhauser
2) Amniotomi : pemecahan ketuban dengan sengaja
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin melalui tetesan infus per menit.
Sarat dilakukannya hal ini yang perlu diperhatikan adalah serviks
sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis
servikalis terbuka untuk 1 jari.
3. PERSALINAN BERDASARKAN UMUR KEHAMILAN
a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 gr.
b. Partus immaturus
c. Partus prematurus
2) Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
3) False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini
bersifat :
5) Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya
merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu
mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya
seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga
menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan
sulit.
6) Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon
terhadap sistem pencernaan.
b. Tanda-tanda persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
5. FAKTOR PERSALINAN
a) PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan
lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :
1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a. Os. Coxae
Os illium
Os. Ischium
Os. Pubis
b. Os. Sacrum = promotorium
c. Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara
inlet dan outlet.
3) Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang
harus diperhatikan dari his:
4) His Palsu :
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri.His
palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan
cukup bulan.His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah
pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien
berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
a) Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang terbagi menjadi :
1) Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah
lemah
2) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah.
b) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
1) Persalinan Presipitatus
2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat
mungkin fatal
3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
4) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam
persalinan.
5) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan
6) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin dalam Rahim
c) Inkoordinasi otot Rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan
atau pengeluaran janin dari dalam rahim.
Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :
1) Faktor usia penderita relative tua
2) Urutan pimpinan persalinan ( Kala I,II,III dan IV)
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Perasa takut dan cemas (Perasaan takut dan cemas merupakan
faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam
persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim
dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama).
c). Passanger (janin)
Kepala janin
Kepala janin
1. Presentasi Janin
a) Presentasi janin: bagian janin yang pertama kali
memasuki PAP dan terus melalui jalan lahir saat
persalinan mencapai aterm.
b) Bagian presentasi: bagian tubuh janin yang pertama kali
teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan pemeriksaan
dalam
c) Bagian presentasi: presentasi kepala, presentasi bokong,
presentasi bahu, presentasi muka, dll.
2. Presentasi Kepala
3. Letak Janin
a) Letak janin: hubungan antara sumbu panjang
(punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung)
ibu.
b) Letak janin: memanjang, melintang, obliq/miring
c) Letak janin memanjang: letak kepala, letak bokong.
d) Sikap Janin
e) Sikap: hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan
yang lain, hal ini sebagian merupakan akibat pola
pertumbuhan janin dan sebagian akibat penyesuaian
janin terhadap bentuk rongga rahim.
f) Sikap: Fleksi umum, punggung janin sangat fleksi,
kepala fleksi kearah sendi lutut, tangan disilangkan di
depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan dan
tungkai.
4. Posisi Janin
Posisi: hubungan antara bagian presentasi (occiput, sacrum,
mentum, sinsiput/puncak kepala menengadah) yang
merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau
belakang terhadap empat kuadran panggul ibu, missal pada
letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri
depan, UUK kanan belakang.
6. Presentasi Dahi
Variasi posisi:
a) Ubun-ubun besar kiri depan (uub ki-dep)
b) Ubun-ubun besar kiri belakang (uub ki-bel)
c) Ubun-ubun besar melintang kiri (uub mel-ki)
d) Ubun-ubun besar kanan depan (uub ka-dep)
e) Ubun-ubun besar kanan belakang (uub ka-bel)
f) Ubun-ubun besar melintang kanan (uub mel-ka)
7. Presentasi Muka
Letak muka ditentukan dengan Indikator: dagu (mento).
Variasi posisi:
8. Presentasi Bokong
Letak bokong ditentukan dengan Indikator: sacrum. Variasi
posisi:
a) Plasenta suksenturiata
b) Plasenta sirkumvalata insersi lateralis
c) Insersi battledore tali pusat insersi marginalis
d) Insersi velamentosa
e) Plasenta bipartite
f) Plasenta tripartite
Komposisi: terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam uric,
kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam
organic. Kadar protein kira-kira 2,6% gram per liter, terutama albumin.
d). Psikologi
e). Penolong
6. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006)
yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan
dibagi menjadi 2 fase :
1)Fase laten
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap.
b) Pembukaan servix kurang dari 1cm sampai 3 cm.
c) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.
2)Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
a) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 3 cm sampai 4
cm.
b)periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam dari 4cm sampai 9 cm.
c) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
dari 9 cm sampai10 cm.
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada
multi 0.5 jam. Mekanisme persalinan:
1)Masuknya kepala ke dalam PAP
a) Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi
pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya
terjadi pada permulaan persalinan.
b)Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis
melintang menyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila
dalam palpasi didapatkan punggung kiri maka sutura sagitalis akan
teraba melintang kekiri/ posisi jam 3 atau sebaliknya apabila
punggung kanan maka sutura sagitalis melintang ke kanan/posisi
jam 9) dan pada saat itu kepala dalam posisi fleksi ringan.
c) Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka
masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran
yang terkecil dari PAP
d)Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu
tepat di antara symphysis dan promontorium, maka dikatakan dalam
posisi ”synclitismus” pada posisi synclitismus os parietale depan dan
belakang sama tingginya.
e) Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak
ke belakang mendekati promontorium, maka yang kita hadapi adalah
posisi ”asynclitismus”
f) Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
g)Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang
h)Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus
posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi
yang disebut dengan engagement.
A B
a) Semburan darah
b)Pemanjatan tali pusat
c) Perubahan dalam posisi uterus:uterus naik di dalam abdomen
a.
d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan
terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat
oksitosin.
1)Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
2)Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
3)Masa 1 jam setelah plasenta lahir
4)Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30
menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil,
perlu dipantau lebih sering
5)Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini
6)Observasi yang dilakukan :
a) Tingkat kesadaran penderita.
b)Pemeriksaan tanda vital.
c) Kontraksi uterus.
d)Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400- 500cc.
7. PATOFISIOLOGI
Kehamilan 37 - 40
minggu
KALA I KALA II KALA III KALAIV
KALA IV
Nyeri Proses
Kondisi
Melahirkan fisiologis Persalinan
Kala II
8. PENATALAKSANAAN
9. KOMPLIKASI
Menurut Erika Kurnia dalam situsnya
https://lifestyle.okezone.com/read/2015/09/18/481/1216605/komplikasi-
komplikasi-ini-kerap-muncul-usai-persalinan-normal-2-habis menjelaskan
komplikasi umum yang bisa terjadi setelah persalinan normal meliputi :
a. Masalah buang air kecil
Menimbulkan ketidaknyamanan karena buang air kecil menjadi sulit
karena urine bisa menyengat daerah perineum lembut yang pembengkakan
atau memar di jaringan sekitar kandung kemih.
b. Inkontinensia fekal
Ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar yang biasanya
ditemukan pada wanita yang proses persalinan terlalu lama.
c. Komplikasi pada bayi
Komplikasi setelah persalinan normal ini adalah karena posisi janin selama
persalinan. Idealnya, bayi harus dalam posisi kepala di bawah. Masalah
akan timbul jika janin muncul di posisi lain.
1. Kala II
a) Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan.
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/ teknik
relaksasi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm).
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b) Diagnosa Keperawatan
1) Resiko Cedera pada janin b.d persalinan lama kala II
2) Keletihan b.d kondisi fisiologis
c) Intervensi
No. Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Dx. hasil
Kall Setelah dilakukan I.02056
a II. tindakan Pemantauan Denyut
(1) keperawatan selama Jantung Janin
10 menit Observasi :
diharapkan Resiko 1. Memonitor denyut 1. Untuk membantu
Cedera pada janin jantung janin (DJJ) mendeteksi perubahan
menurun dengan, 2. Memonitor tanda pola detak jantung
Kriteria hasil: vital ibu 2. Untuk mengetahui
- kejadian cedera keadaan umum ibu saat
menurun, skala 5 diperiksa ada
- ekspresi wajah gangguan/normal
kesakitan menurun,
skala 5
- Terjadi
Pembukaan lengkap
- Keluarnya Janin 1. Untuk memberikan
Terapeutik : posisi nyaman pada klien
1. mengatur posisi 2. Untuk mengetahui
pasien posisi janin seperti
punggung, bokong,
kepaladan posisi denyut
Edukasi : jantung janin
1. Menjelasskan
tujuan dan prosedur
pemantauan 1. Untuk mengetahui
2. Menginformasikan tujuan dari pemantauan
hasil pemantauan, jika denyut jantung janin
perlu secara normal/ ada
gangguan
2. Untuk mengetahui
hasil denyut jantung janin
secara normal / ada
I. 07227 gangguan
Perawatan Persalinan
Observasi
1. Memonitor
kesejahteraan ibu
( TTV, His)
2. Melakukan
pemeriksaan leopold 1. Untuk mempermudah
3. Memonitor dalam pemantauan
kesejahteraan janin kesehatan ibu selama
(gerak janin 10x persalinan berlangsung
dalam 12 jam) 2. menentukan posisi dan
presentasi janin
3. untuk memantau
pertumbuhan janin dalam
rahim
Kall Setelah dilakukan I. 09326
a II tindakan Terapi Relaksasi
(2) keperawatan selama Observasi
10 menit 1. Memonitor 1. Untuk mempermudah
diharapkan Tingkat ketegangan otot , mengetahui TTV klien
Keletihan membaik frekuensi nadi, agar tindakan relaksasi
dengan tekanan darah, suhu bekerja secara efektif
Kriteria hasil : sebelum dan sesudah
- gelisah menurun, tindakan
skala 5
- gangguan Edukasi
konsentrasi 1. Mendemonstrasikan 1. Untuk mempermudah
menurun, skala 5 dan latih teknik klien agar mempercepat
- frekuensi napas relaksasi ( napas meredakan rasa nyeri dan
menurun, skala 5 dalam) merasakan relaksi
- Terjadi
Pembukaan lengkap
- Keluarnya Janin
d). Evaluasi
2. Kala III
a) Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat.
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi.
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml.
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina.
b) Diagnosa Keperawatan
1) Resiko ketidakseimbangan cairan b.d Perdarahan
c) Intervensi
No. Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Dx. hasil
Kala Setelah dilakukan I. 03098
III tindakan keperawatan Manegemen Cairan
(1) selama 5 menit Observasi : 1 Untuk
diharapkan 1. Memonitor hasil membantu dalam
keseimbangan cairan pemeriksaan mengalisa
meningkat dengan laboraturium keseimbangan
Kriteria hasil: ( DR,GDS,HBSAG, cairan dan derajat
- asupan cairan GOLONGAN kekurangan
meningkat, skala 5 DARAH, HIV, Swab cairan
- asupan makanan antigen)
meningkat, skala 5
- Lahirnya Plasenta
Kolaborasi : 1.Untuk
1. Memberikan injeksi memasukkan
oksitosin 10 IU IM dalam jumlah yang
lebih besar obat
yang diberikan
melalui subcutan
dan meredakan
rasa nyeri
d). Evaluasi
S:
- Klien mengatakan perut teras mules
O:
- TFU 2 jari dibawah pusat
- CUT keras
- PPV 50cc lochea rubra
- Plansenta lahir spontan kotiledon lengkap
A: masalah teratasi (Plansenta lahir spontan kotiledon lengkap
P: Manajemen aktif kala IV
3. Kala IV
a) Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
1) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
2) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
3) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
4) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
5) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal.
6) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, misal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
7) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh.
8) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
b)Diagnosa Keperawatan
1) Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
( kerusakan integritas kulit)
c)Intervensi
No. Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Dx. hasil
Kala Setelah dilakukan I. 12430
IV tindakan keperawatan Edukasi Perawatan
(1) selama 2 jam Perinium
diharapkan Tingkat Observasi
infeksi menurun 1. Mengidentifikasi 1. Untuk mengukur
dengan, pengetahuan ibu seberasa paham
Kriteria hasil: tentang perawatan klien mengenai
- kemerahan menurun, perinium perawatan perinium
skala 5 pascapersalinan
- bengkak menurun, Edukasi 1. Untuk
skala 5 1. Menjelaskan tanda- menghindari
- nyeri menurun, skala tanda infeksi pada adanya infeksi yang
5 perinium bisa terjadi di
- Lahirnya bayi secara 2. Menganjurkan daerah luka jahitan
normal dan lengkap selalu menjaga area klien
genetelal agar tidak 2. Untuk
lembab menghindari
3. Menganjurkan cara terjadinya infeksi
pengguanaan celana pada area perinium
dalam dan penggunaan dikarenakan area
pembalut yang aman tersebut terlalu
lembab
3. Untuk
mempertahankan
perineal hygiene
yang benar
Kala Setelah dilakukan I.11348
IV tindakan keperawatan Dukungan perawatan
(1) selama 2 jam diri 2. Untuk
diharapkan Tingkat Observasi : mengurangi
infeksi menurun 1. Mengidentifikasi resiko yang
dengan, kebiasaan aktivitas akan terjadi
Kriteria hasil: perawatan diri sesuai
- kemerahan menurun, usia
skala 5
- bengkak menurun, Terapeutik :
skala 5
- nyeri menurun, skala 1. memfasilitasi 1. Untuk
5 kemandirian, bantu mempermudah
- Lahirnya bayi secara jika tidak mampu pasien melakukan
normal dan lengkap melakukan perawatan perawatan diri
diri
Edukasi : 1. Untuk
-Menganjurkan mengurangi tingkat
melakukan perawatan infeksi
diri secara konsisten
sesuai kemampuan
d). Evaluasi
a. Evaluasi
S: - Klien bertanya apakah vaginanya perlu dijahit atau tidak
- Klien mengatakan senang atas kelahiran anaknya
- Klien berkata merasakan nyeri diarea perinium
O:
- TTD : 129/84 mmHg
N : 89 x/menit
S : 36,8 oC
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99%
EWS : 2
Palpasi
Kontraksi uterus keras
TFU 2 jari dibawah pusat
PPV 50cc, lochea rubra
VT Pembukaan 8cm KK (+), eff 75%
Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi baru lahir. Aris Suryana & Adang
Sutisna. (Online : http://bppsd
mk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Persalinan-
dan-BBL-Komprehensif.pdf , Diakses 8 September 2021, pukul 19.30 WIB
Nanda.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NIC
Jilid 3.Yogyakarta:Mediaction