Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE (INC)


Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pratik Klinik Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : Ema Hikmah, Skp.M.Kep

DISUSUN OLEH :
Nama : Hikmawati Sugi

NIM : P27904121059

Semester : 4

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2022/2023
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dan uterus ibu persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (APN. 2017).
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta & selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka, menipis dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap). Ibu dikatakan belum impartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Wagiyo & Putranto,
2016).

2. Etiologi
Persalinan dipengaruhi oleh 2 hormon yang dominan yaitu hormon
estrogen dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan
sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar
seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme. Sedangkan
hormon progesteron menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat
rangsangan dari luar yang menyebabkan relaksasi otot dan otot polos.
Beberapa teori disebutkan dapat menimbulkan adanya persalinan, diantaranya:
 Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan kadar
estrogen dan progesteron. Fungsi progresteron sebagai penenang otot-
otot polos rahim akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his (kontraksi) bila kadar progresteron menurun.
 Teori Plasenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
 Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu uterus plasenta.
 Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terlihat ganglion servikale. Bila ganglion
itu digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan
menimbulkan kontraksi pada Rahim.

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang
wanita mendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua,
sebagian atau bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada dibawah:
1) Lightening : Yang mulai dirasakan kira-kira dua minggu sebelum
persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis
minor. Pada presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah
lightening. Saat itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu pada trimester
3 berkurang, karena kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen
atas untuk ekspansi paru. Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering
berkemih, perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang
menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan statis pada vena.
2) Perubahan Servik : Mendekati persalinan serviks semakin matang.
Konsistensi servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit
penipisan.
3) Ketuban Pecah Dini : Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir
kala satu persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan
mengalami persalinan spontan dalam 24 jam.
4) Persalinan Palsu : Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang
sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.
Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi
Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak 6 minggu
kehamilan.
5) Bloody show : Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi
kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar
pelindung dan penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah
yang dinamakan blody show.
6) Lonjakan energi : Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 - 48
jam sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat setelah
beberapa minggu dan merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat
kehamilan.
7) Gangguan saluran cerma : Ketika tidak ada penjelasan yang tepat
untuk diare, kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut
merupakan gejala menjelang persalinan.

4. Penatalaksanaan
1) Kala I
 Mengukur TTV
 Auskultasi DJJ
 Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan
presentasi terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
2) Kala II
 Mengajari ibu untuk mengejan
3) Kala III
 Pengawasan terhadap perdarahan
 Memperhatikan tanda plasenta lepas
4) Kala IV
 Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
 Kontraksi Rahim
 Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

5. Pemeriksaan Penunjang
1) Diagnostik
a. Pemeriksaan ultrasonografi.
b. Pemantauan janin dengan kardiotografi.
c. Amniosentesis dan kariotiping.
2) Laboratorium
a. Darah : Hb, golongan darah, skrining HIV, hepatitis.
b. Skrining untuk TB paru, ruberubela.
c. Tes serum HSG
6. Patofisiologi dan Pathway
Saat melahirkan, kontraksi rahim dapat menyebabkan rasa sakit. Ini
dipengaruhi oleh peregangan, otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan
oksitosin, peningkatan prostaglandin dan tekanan pada kepala bayi. Selama
kontraksi, SAR (segmen atas rahim) memendek dan SBR (segmen bawah
rahim) menipis. Penipisan SBR menyebabkan pelebaran serviks. Penurunan
kepala bayi terdiri dari beberapa fase antara lain enggament, descent, fleksi,
fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
ekstema (Dewi, 2017)
Menundukkan kepala bayi menimbulkan rasa tertekan yang
menyebabkan ekspulsi dan robekan pada jalan lahir yang menimbulkan
rasa nyeri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim berhenti selama 5-10 menit,
setelah itu kontraksi kembali. Kontraksi mengurangi luas permukaan plasenta.
Rahim menyusut, dinding menebal, akibatnya plasenta berangsur-angsur
terlepas. Dari berbagai jenis implantasi plasenta, termasuk pengangkatan
lochea, lochea dan Mbekan dari jalan lahir sebagai tempat munculnya invasi
bakteri, yang dapat menimbulkan risiko infeksi yang tinggi. Ketika plasenta
dilepaskan, produksi estrogen dan progesteron menurun, yang mengaktifkan
hormon prolaktin dan memulai produksi laktasi (Dewi 2017).
Pathway

7. Komplikasi
1) Persalinan lama.
2) Perdarahan pasca persalinan.
3) Malpresentasi dan malposisi.
4) Distosia bahu.
5) Distensi uterus.
6) Persalinan dengan parut uterus.
7) Gawat janin.
8) Prolapsus tali pusat.
9) Demam dalam persalinan.
10) Demam pasca persalinan
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas ibu
Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu
dalam kategori usia subur (15-49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang 32 dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
merupakan kelompok resiko tinggi. Pendidikan dan pekerjaan klien.
2) Keluhan utama dan riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan meliputi riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit sistemik, riwayat penyakit keluarga, riwayat obstetric, riwayat
keturunan kembar, riwayat operasi, riwayat perkawinan.
3) Kondisi kehamilan yang diketahui melalui:
a. Riwayat kehamilan dahulu: persalinan dan nifas yang lalu, umur
persalinan, jenis persalinan, riwayat nifas sebelumnya.
b. Riwayat kehamilan sekarang: informasi kehamilan (GPA), usia
kehamilan, riwayat menarche, hari pertama haid terakhir (HPHT),
hari perkiraan lahir (HPL), keluhan-keluhan pada trimester I, II, dan
III, riwayat antenatal care (ANC).
c. Riwayat keluarga berencana (KB)
4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Baik: apabila pasien memperlihatkan respon yang baik secara
fisik Lemah: apabila pasien memperlihatkan tidak memberikan
respon, dan pasien tidak mampu berjalan sendiri
b) Tanda vital
Untuk mengenali dan mendeteksi kelainan dan penyulit atau
komplikasi yang berhubungan dengan tanda-tanda vital pasien.
Menurut (Rohani, 2013) interpretasi tanda vital selama persalinan
sebagai berikut:
 Tekanan darah. Kenaikan atau penurunan tekanan darah
merupakan indikasi adanya gangguan hipertensi dalam
kehamilan atau syok. Peningkatan tekanan darah sistol dan
diastole dalam batas normal dapat mengindikasikan ansietas
atau nyeri
 Nadi. Peningkatan denyut nadi dapat menunjukkan adanya
infeksi, syok, ansietas atau dehidrasi. Nadi yang normal adalah
tidak lebih dari 100 kali per menit.
 Pernapasan. Peningkatan frekuensi pemafasan dapat
menunjukkan ansietas atau syok.
 Suhu. Peningkatan suhu menunjukkan adanya proses infeksi
atau dehidrasi.
c) Pemeriksaan fisik
1. Kardiovaskuler dan Respirasi
Digunakan untuk menilai adanya kelainan atau penyakit
yang berhubungan dengan sistem respirasi dan kardiovaskuler
serta digunakan untuk menilai apakah kolostrum sudah keluar.
2. Gastrointestinal (Abdomen)
Digunakan untuk menilai adanya kelainan pada
abdomen serta memantau kesejahteraan janin, kontraksi uterus
dan menetukan kemajuan proses persalinan, terdiri dari:
 Bentuk dan Bekas operasi SC
 Striae, Linea
 Tinggi Fundus Uteri (TFU)
 Pemeriksaan Leopold 1-IV : Mengetahui letak (misalnya
lintang), presentasi (misalnya bokong), posisi dan variasi
janin
 Mengetahui kontraksi uterus
 Tafsiran berat janin
 Denyut jantung janin (DJJ) : Normal apabila terdengar
120-160 kali per menit.
 Palpasi kandung kemih
3. Genitourinary
Digunakan untuk mengkaji tanda-tanda inpartu,
kemajuan persalinan, hygiene pasien dan adanya tanda-tanda
infeksi vagina, yaitu kebersihan genital dan pengeluaran
pervaginam seperti hemoroid yang dapat mempengaruhi
proses persalinan.
4. Integumentum, serta telinga dan mata.
Untuk menilai tentang nutrisi, hygiene dan kelainan
pada organ- organ pasien yang dapat menghambat atau
mempersulit proses persalinan (Sulistyawati & Nugraheny,
2013).
 Rambut dikaji tentang warna, kebersihan dan mudah
rontok atau tidak.
 Telinga dikaji tentang kebersihan dan adanya gangguan
pendengaran.
 Mata dikaji apakah konjungtiva pucat (apabila terjadi
pucat pada konjungtiva maka mengindikasikan terjadinya
anemia) dikaji sklera, kebersihan, kelainan pada mata dan
gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat).
 Hidung dikaji tentang kebersihan dan adanya polip.
 Mulut dikaji tentang kebersihan mulut, mukosa bibir
untuk mengetahui indikasi anemia, kebersihan lidah,
kebersihan gigi, bau mulut.
d. Hasil dari data penunjang
Digunakan untuk mengetahui keadaan ibu dan janin untuk
mendukung proses persalinan, seperti USG. Hasil lab meliputi:
kadar hemoglobin (Hb), golongan darah, pemeriksaan HIV.

2. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
 Ansietas b.d krisis situasional (D.0080)
 Risiko perdarahan (D.0012)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
pencedera keperawatan selama …x 24 Observasi
fisiologis (D.0077) jam diharapkan tingkat  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
nyeri menurun (L.08066) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kriteria hasil:  Identifikasi skala nyeri
 Keluhan nyeri menurun  Identifikasi respons nyeri non verbal
 Meringis menurun Terapeutik
 Gelisah menurun  Berikan Teknik non farmakologis untuk
 Frekuensi nadi membaik mengurangi rasa nyeri
 Tekanan darah membaik  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis, suhu ruang, pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik
Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas (I.09314)
situasional keperawatan selama …x 24 Observasi
(D.0080) jam diharapkan tingkat  Monitor tanda-tanda ansietas (perilaku
ansietas menurun (L.09093) cemas, gelisah)
Kriteria hasil:  Identifikasi saat ansietas berubah (mis,
 Perilaku gelisah kondisi, waktu, stressor)
menurun Terapeutik
 Perilaku tegang menurun  Temani klien untuk mengurangi kecemasan
 Konsentrasi membaik  Pahami situasi yang membuat ansietas.
 Dengarkan dengan penuh perhatian

Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami (proses persalinan)
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
klien
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
perlu
Risiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Perdarahan (I.02067)
(D.0012) keperawatan selama …x 24 Observasi
jam diharapkan tingkat  Monitor tanda dan gejala perdarahan
perdarahan menurun  Monitor nilai hemoglobin sebelum dan
(L.02017) setelah kehilangan darah
Kriteria hasil: Terapeutik
 Hemoglobin membaik  Pertahankan bed rest selama perdarahan
 Tekanan darah mebaik  Batasi tindakan invasive, jika perlu
 Suhu tubuh membaik  Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan asupan makanan
dan vitamin K
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian produk darah
4. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

APN. (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

Dewi, Ni Made Canistiari. (2017). Keperawatan Maternitas 1 Intranatal Care. Udayana :


Universitas Udayana

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
Dan Indicator Diagnostic. Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI

Wagiyo, N & Putranto. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & Bayi Baru
Lahir Fisiologis dan Psikologis. Yogyakarta: CV Andi

Anda mungkin juga menyukai