Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE (PERSALINAN NORMAL)

A. Pengertian
Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secaraalami. Proses persalinan
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-47 minggu) lahirspontan dengan prensentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jamtanpa komplikasi pada ibu maupun janin. Persalinan
dimulai (inpartu) pada saatuterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka danmenipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Depkes
RI,2008).

B. ETIOLOGI
Persalinan dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan yaitu hormonestrogen dan
progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan sensitifitasotot rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oxcytoksin,prostaglandin, dan
rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon progesteronemenurunkan sensitifitas otot
rahim, menghambat rangsangan dari luar yangmenyebabkan relaksasi otot dan otot
polos.Beberapa teori disebutkan dapat menimbulkan adanya persalinan. Teori
tersebutdiantaranya:
1. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan kadar estrogen danprogesteron.
Fungsi progresteron sebagai penenang otot-otot polos rahim akanmenyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his (kontraksi) bila kadar progresteron menurun.
2. Teori Plasenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan pembuluh darah
yang menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori distensi rahim


Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.

4. Teori iritasi mekanik


Di belakang servik terlihat ganglion servikale ( fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.

5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban, dan oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus .

C. Tanda dan Gejala


1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan -
robekan kecil pada serviks.
3. Kadang - kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada

D. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi.Dengan
adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR (Segmen Atas Rahim) dan penipisan
SBR (Segmen Bawah Rahim).Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament,
descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna.Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga
terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya
akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit,
kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara
bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea
dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin
aktif dan produksi laktasi dimulai

E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun
adanya gangguan pada ginjal
dilakukan pada trimester II dan III
2. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
3. Pemeriksaan darah
4. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari
janin, plasenta dan uterus.
5. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
6. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung
janin dantokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya
direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan
kontraksi uterus pada saat yang sam

G. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu dengan persalinan normal adalah:
1. Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his
dengan cara tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian
diafragma membantu otot dinding rahim mendorong ke arah jalan rahim.Bila
kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur
2. Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk
bernafas hal ini agar perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala
tidak terlalu cepat
3. Menolong melahirkan kepala
 Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
 Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak
terjadi robekan.
 Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari
kotoran

4. Melahirkan bayi
 Periksa tali pusat. Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan
terlalu erat maka diklem pada dua tempat dan dipotong sambil melindungi leher
anak.
5. Melahirkan anak dan anggota seluruhnya
 Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal)
 Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan ke
atas untuk melahirkan bahu belakang.
 Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga
kepala dan selipkan satu tangan lainnya kepunggung bayi untuk mengeluarkan
tubuh seluruhnya.
6. Merawat bayi
 Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.
 Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung bayi
 Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem kedua
2 cm dari klem pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit atau ditali,
dibungkus kasa betadin atau kasa alkohol 70%
 Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan
robekan perinium. Jika ada dilakukan penjahitan

H. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas Ibu
Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu dalam kategori usia subur (15-
49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35
tahun) merupakan kelompok resiko tinggi. Pendidikan dan pekerjaan klien. (Taufan, 2014).
2) Keluhan Utama
Berisi keluhan ibu sekarang saat pengkajian dilakukan. Pada umumnya, klien akan mengeluh nyeri
pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir
dan darah, perasaan selalu ingin buang air kecil, bila buang air kecil hanya sedikit-sedikit. (Rohani,
2011)
3) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu dikaji untuk mengetahui apakah ibu mempunyai riwayat penyakit
seperti diabetes mellitus, dll. Riwayat penyakit keluarga dikaji untuk mengetahui adakah riwayat
penyakit menurun atau menular, adakah riwayat keturunan kembar atau tidak. (Wiknjosastro,
2009)
4) Riwayat penyakit
(1) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara 38-42 minggu disertai
tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin
sering, teratur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir), kadang ketuban pecah
dengan sendirinya. (Mitayani, 2009)
(2) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan
(3) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular seperti TBC dan
hepatitis, menurun seperti jjantung dan DM.
(4) Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorrhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari 37 minggu.
Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing, mual muntah, dan lain-lain. Pada
primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1 cm/ jam, sehingga pada
multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm/ jam.
(5) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga.
(6) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani.
(7) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya perkawinan.
(8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
((1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan
(Wiknjosastro, 2009)
((2) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan atau tidak,
waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan. (Wiknjosastro, 2009)
((3) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah dalam
kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada masa nifas, dan apakah ibu
tersebut mengetahui penyebabnya.
(9) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak, meliputi :
((1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan (Wiknjosastro, 2009)
((2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui perkiraan lahir (Wiknjosastro, 2009)
((3) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I,II dan II (Wiknjosastro, 2009)
((4) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur / tidak, tempat ANC, dan saat kehamilan berapa
(10) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah sebelum kehamilan ini pernah menggunakan alat kontrasepsi atau
tidak, berapa lama penggunaan nya (Nursalam, 2013)
5) Pemeriksaan fisik (1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, jelek (Prawirohardjo, 2010). Pada kasus
persalinan normal keadaan umum pasien baik (Nugroho, 2010)
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien composmentis, apatis, somnolen, delirium, semi
koma dan koma. Pada kasus ibu bersalin dengan persalinan normal kesadarannya composmentis
(Rohani, 2011)
(3) Tanda vital
((1) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas normalnya
120/80 mmHg (Saifuddin, 2010)
((2) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2010). Batas
normalnya 69-100x/ menit (Taufan, 2014)
((3) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit
(Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12- 22x/ menit (Taufan, 2014)
((4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi dengan
menggunakan skala derajat celcius. Suhu wanita saat bersalin tidak lebih dari 38°C (Wiknjosastro,
2009). Suhu tubuh pada ibu bersalin dengan persalinan normal  38°C (Taufan, 2014).
(4) Pemeriksaan fisik B1-B6 ((1) Breath (B1)
((1)) Inspeksi : Respirasi rate normal (20x/ menit), tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak terjadi
sesak nafas, pola nafas teratur, tidak menggunakan alat bantu nafas, terdapat adanya
pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mammae dan papilla mammae.
((2)) Palpasi :Pergerakan dinding dada sama
((3)) Auskultasi : Suara nafas regular, tidak ada suara tambahan seperti wheezing dan ronchi
((4)) Perkusi : Suara perkusi sonor (Nugroho T, 2011)
((2) Blood (B2)
((1)) Inspeksi : Anemis (jika terjadi syok akibat perdarahan post partum)
((2)) Palpasi : Pulsasi kuat, tidak ada pembesaran vena jugularis, CRT < 2 detik, akral hangat,
takikardi (jika terjadi syok)
((3)) Auskultasi : Pada auskultasi didapatkan suara jantung normal (S1 dan S2 normal), S1 ; Lup
dan S2 ; Dup
(Nugroho T, 2011) ((3) Brain (B3)
((1)) Inspeksi : Kesadaran : Composmentis, GCS : (eyes : 4, verbal : 5, motorik : 6), tidak ada
kejang
((2)) Palpasi : Tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudzinsky (Nugroho T, 2011)
((4) Bladder (B4)
((1)) Inspeksi : Disuria, perineum menonjol, vagina dan vulva berwarna kemerahan dan agak
kebiru-biruan (livide), cairan ketuban keluar pervaginam berwarna putih keruh mirip air kelapa
atau sudah berwarna kehijauan.
((2)) Palpasi : Kandung kemih biasanya kosong, pada VT terdapat pembukaan lengkap
(Nugroho T, 2011)
((5) Bowel (B5)
((1)) Inspeksi : Mulut bersih, mukosa lembab, keadaan anus terbuka, ada strie dan linea
((2))Palpasi : Distensi abdomen, TFU 3 jari dibawah prosesus xifoideus, nyeri perut karena
kontraksi uterus.
Pada pemeriksaan Leopold :
(1) Leopold I : TFU : Teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus dan di bagian fundus uteri teraba
bulat lunak tidak melengking (bagian bokong janin)
(2) Leopold II : Umumnya saat di palpasi bagian kanan teraba keras memanjang (punggung janin),
dan bagian kecil janin (ekstremitas) di sepanjang sisi kiri
(3) Leopold III : Di palpasi bagian terendah janin teraba keras bulat (presentasi kepala)
(4) Leopold IV : Di palpasi teraba sudah masuk PAP
Pada tahapan persalinan :
(1) Kala 1 : Umumnya HIS ; 3-4x dalam 10 menit lama kekuatan 30 detik dengan frekuensi kuat,
Pemeriksaan Leopold : Leopold 1 TFU : Umumnya teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus dan di
bagian fundus uteri teraba bulat lunak tidak melengking (bagian bokong janin), Leopold II: Pada
umumnya saat di palpasi bagian kanan teraba keras memanjang (punggung janin), dan bagian
kecil janin (ekstremitas) di sepanjang sisi kiri, Leopold III : Di palpasi bagian terendah janin teraba
keras bulat (presentasi kepala), Leopold IV : Di palpasi teraba sudah masuk PAP, umumnya cairan
ketuban merembes, pemeriksaan VT pembukaan lengkap
(2) Kala 2 : Perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, dan meningkatnya
pengeluaran lendir bercampur darah.
(3) Kala 3 : Keluar nya plasenta disertai dengan keluarnya darah pada vulva, umumnya darah yang
keluar tidak lebih dari 50-100 cc
(4) Kala 4 : Normalnya keadaan ibu baik, tidak ada penurunan kesadaran, TTV dalam keadaan
normal, serta terjadinya perdarahan (keluarnya darah nifas) yang tidak lebih dari 400-500 cc
((3)) Auskultasi : DJJ < 120x/ menit atau > 160x/ menit (Irmayanti, 2011)(
(6) Bone (B6)
((1)) Inspeksi : Kemampuan pergerakan sendi bebas, warna kulit sawo matang, tidak terdapat
oedema, kebersihan kulit bersih
((2)) Palpasi : Akral hangat, tidak terdapat fraktur, turgor kulit elastis, kulit pasien lembab,
kekuatan otot :
(Prawirohardjo, 2010) (5) VT (pemeriksaan dalam)
55 55
Untuk mengetahui keadaan vagina, portio keras atau lunak, pembukaan servik berapa,
penurunan kepala, UKK dan untuk mendeteksi panggul normal atau tidak (Prawirohardjo, 2010)
(6) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, jenis penentuan, waktu pembekuan, hitung
darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan intensitas kontraksi
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi menegnai penyebab dan
akibat persalinan
c. Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada
persalinan

3. Intervensi
Diagnosa keperawatan intervensi rasional
Nyeri Akut berhubungan 1. Jelaskan pada pasien dan 1. Untuk menambah
dengan intensitas kontraksi keluarga pasien tentang nyeri pengetahuan pasien tentang
dan penyebab dari nyeri nyeri
2. Anjurkan pasien untuk nafas 2. Untuk membantu
dalam saat nyeri berlangsung mengurangi nyeri pasien
3. Ajarkan teknik relaksasi dan 3. Untuk mengalihkan rasa
distraksi 4. Observasi tingkat nyeri pasien
kesadaran pasien 4. Untuk mengetahui keadaan
5. Observasi tanda- tanda vital pasien
pasien 5. Untuk mengetahui keadaan
6. Observasi kala pembukaan pasien
pasien 6. Untuk mengetahui kesiapan
7. Kolaborasi dengan dokter persalinan pasien
dan tim medis lain untuk 7. Untuk mempercepat
pemberian obat antipiretik penyembuhan pasien
pada pasien
Defisit pengetahuan 1. Jelaskan pada pasien dan 1. Untuk menambah
berhubungan dengan keluarga pasien tentang pengetahuan pasien dan
kurangnya informasi menegnai penyebab dan akibat dari keluarga pasien tentang
penyebab dan akibat persalinan 2. Bantu pasien persalinan
persalinan mengenali akibat- akibat dari 2. Untuk mengetahui tingkat
persalinan pengetahuan pasien tentang
3. Bantu pasiendan keluarga persalinan
pasien untuk mengenali 3. Untuk membantu
tanda-tanda persalinan yang pengetahuan pasien dan
sudah dekat keluarga
4. Observasi tanda- tanda 4. Untukmengetahui adakah
kebingungan pada pasien dan penjelasan yang tidak
keluarga dimengerti
5. Observasi TTV 5. Untuk mengetahui keadaan
6. Kolaborasi dengan dokter pasien
dan tim medis lain untuk 6. Untuk mempercepat
pemberian obat jika penyembuhan pasien
diperlukan
Ansietas berhubungan dengan 1. Jelaskan pada pasien dan 1. Untuk menambah
ketidak tahuan tentang situasi keluarga tentang penyebab pengetahuan pasien tentang
persalinan, nyeri pada cemas cemas
persalinan 2. Anjurkan pasien untuk 2. Untuk mengalihkan
melakukan kegiatan yang kecemasan yang sedang
membuat hati pasien tenang dirasakan pasien pasien
3. Ajarkan pasien cara 3. Meningkatkan kenyamanan
mengontrol kecemasan pasien sehingga bisa
4. Identifikasi tingkat mengurangi kecemasan
kecemasan pasien 4. Untuk memantau derajat
5. Kolaborasi dengan keluarga kecemasan pasien
pasien untuk memberikan 5. Agar meningkatkan
motivasi kepada pasien kenyamanan dan mengurangi
kecemasan pasien

Anda mungkin juga menyukai