Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN INC

Disusun Oleh:

Tasya Khoirunnisa

2110711134

Stase Maternitas

Periode 19-24 desember 2022

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

2022
BAB 1

KONSEP DASAR

A. Definisi
Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara alami. Proses
persalinan terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-47 minggu) lahir spontan dengan
prensentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi pada ibu
maupun janin. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap (Depkes RI, 2008). Persalinan dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan
yaitu hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan
sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon progesterone
menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar yang menyebabkan
relaksasi otot dan otot polos.

B. Anatomi Fisiologi
1).Alat Reproduksi Bagian Luar atau Eksternal.
Alat reproduksi bagian luar atau external terdiri dari Mons Veneris, labia mayora, labia
minora, klitoris, vestibulum. Mons veneris merupakan bagian yang menonjol didalam
simpisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Labia mayora merupakan
kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong kedua bibir ini dibagian bawah bertemu
membentuk perineum, permukaan terdiri dari bagian luar tertutup rambut yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Bagian dalam : tanpa rambut merupakan selaput
yang mengandung kelenjar sebase lemak. Labia minora merupakan lipatan bagian dalam
bibir, tanpa rambut dari bagian atas klitoris. Klitoris merupakan bagian alat reproduksi luar
yang bersifat erektik mengandung banyak pembuluh darah dan serta saraf sensorif
sehingga sangat sensitif. Sedangkan vestibulum merupakan sebuah rongga disetiap isi yang
dibatasi oleh lipatan labia dan bersambung dengan vagina dan terdapat muara-muara
diantaranya : Interatus vagina adalah liang senggama, kelenjar bartolini, himen (selaput
darah), uretra.
2). Alat Reproduksi Bagian Dalam atau Internal.
Alat reproduksi bagian dalam atau internal terdiri dari vagina, uterus, tuba falopi, ovarium.
Vagina yaitu organ yang mempunyai banyak pembuluh darah dan selaput syaraf, tidak ada
kelenjar tetapi tetap basah oleh sekret dari serviks. Vagina juga
merupakan saluran merculus membranaus yang menghubungkan rahim dan vulva. Vulva
terletak antara kandung kemih dan rectum. Pada dinding vagina terdapat lipat melintang
disebut rugae terutama bagian bawah sel dinding vagina mengandung glikogen yang
menghasilkan asam susu dari pH 4,5 untuk memberikan proteksi terhadap infeksi. Uterus
merupakan jaringan otot yang kuat terletak antara dipelvis minor diantara kandung kemih
dan rectum.
Bentuk uterus seperti bola lampu (buah pear) dan gepeng ukuran uterus tergantung pada
usia, anak-anak 2-3 cm multipara 6- 8 cm, uterus memiliki fungsi antara lain :
mempersiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami vertilisasi, memberikan makan
ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan untuk mengeluarkan hasil konsepsi
setelah cukup umur untuk mengadakan involusi setelah kelahiran bayi.

C. Patofisiologi & Patoflow

Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus. Pemeriksaan pH


dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari kanatis
serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu karena jalan janin terbuka
dapat terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry labour. Ibu akan merasa lelah, suhu
naik dan tampak gejala infeksi intra uterin lebih dahulu sebelum gejala pada ibu
dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam
ketuban pecah tidak terjadi persalinan spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.
Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu

a. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5 cm dan fase aktif (7 jam)
servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

b. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

c. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit

d. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum. (Taber, 1994)

D. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin) Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan
preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
b. Pemeriksaan urin gula Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c. Pemeriksaan darah

2) Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin,
plasenta dan uterus.

3) Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut
disebut fungtum maksimum.
4) Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin
dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam
pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama.

E. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Persalinan Kala I
1. Berikan dukungan dan suasana yang menyenangkan bagi parturien
2. Berikan informasi mengenai jalannya proses persalinan kepada parturien dan
pendampingnya.
3. Pengamatan kesehatan janin selama persalinan

b. Penatalaksanaan Persalinan Kala II


Tujuan penatalaksanaan persalinan kala II :
1. Mencegah infeksi traktus genitalis melalui tindakan asepsis dan antisepsis.
2. Melahirkan “well born baby”.
3. Mencegah agar tidak terjadi kerusakan otot dasar panggul secara berlebihan.

c. Penatalaksanaan kala III AKTIF :


Penatalaksanaan aktif kala III ( pengeluaran plasenta secara aktif ) dapat menurunkan
angka kejadian perdarahan pasca persalinan.
Penatalaksanaan aktif kala III terdiri dari :
1. Pemberian oksitosin segera setelah anak lahir
2. Tarikan pada talipusat secara terkendali

d. . Penatalaksanaan Persalinan Kala IV


Dua jam pertama pasca persalinan merupakan waktu kritis bagi ibu dan neonatus.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik luar biasa dimana ibu baru melahirkan
bayi dari dalam perutnya dan neonatus sedang menyesuaikan kehidupan dirinya dengan
dunia luar.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian
a. Data biologis/fisiologis
-Keluhan Utama
-Riwayat Keluhan Utama
b. Riwayat Kehamilan sekarang
-HPHT (hari pertama haid terakhir)
-Pemeriksaan kehamilan
-Imunisasi TT 2 kali (lengkap)
-Pergerakan janin pertama kali dirasakan
-keluhan selama kehamilan
c. Riwayat Keluarga Berencana
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
e. Riwayat Reproduksi
-Riwayat haid (siklus haid, lamanya haid, ada tidaknya dismenore)
-Riwayat ginekologi (ada/tidak ada riwayat penyakit tumor, kanker, dan infeksi)
f. Riwayat kesehatan keluarga

Pemeriksaan Head to Toe


Kepala dan Wajah :
- Kepala :
inspeksi : bentuk kepala, keadaan fontanel, apakah ada molase, caput succadenum dan
chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
Palpasi: Sutura kepala, benjolan pada kepala, pemeriksaan lingkar kepala bayi
- Mata :
Inspeksi : reaksi pupil, sclera, konjungtiva, gerakan mata bayi, tidak ada kotoran/secret
- Mulut :
Inspeksi : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah, lidahnya rata
dan simetris
Palpasi : adanya refleks isap, menelan, dan rooting
- Tubuh :
Inspeksi kulit: adanya veniks kaseosa, milia (bintik keputihan yang khas terlihat pada
hidung , dahi, dan pipi), lanugo (rambut halus yang melapisi janin), deskuamasi
(pelepasan kulit yang secara normal terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan),
eritema toksikum (alergi kemerahan yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan
pada kulit bayi normal), warna keseluruhan tubuh bayi (merah muda, kebiruan, atau
ikterik)
- Dada :
Inspeksi : gerakan dinding dada, frekuensi pernapasan
Palpasi : ukur lingkar dada
Auskultasi : bunyi napas dan bunyi jantung
- Abdomen :
Inspeksi : bentuk perut bayi, tali pusat bayi (tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah,
bau yang tidak enak pada tali pusat atau kemerahan sekitar tali pusat)
Palpasi : Benjolan, pembengkakan, ukur lingkar perut
Genetalia dan anus :
Inspeksi : Periksa jenis kelamin, raba alat kelamin luar (pada perempuan kadang terlihat
cairan vagina berwarna putih atau kemerahan dan pada laki-laki terdapat lubang pada
ujung penis), adanya lubang anus pada bayi, periksa adanya mekonium.
Palpasi : teraba testis di skrotum
Ekstremitas :
Inspeksi : Periksa adanya refleks moro, graps, bentuk kaki simetris, dan jumlah jari pada
kaki.
Palpasi : Pengukuran lingkar lengan atas

B. Diagnosa keperawatan
Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan b.dkomplikasi
pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)

C. Rencana keperawatan
Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
- Lakukan pengkajian nyeri komphrehensif yang meliputilokasi, karakteristik, onset
/durasi, frekuensi, kualitas,intensitas / beratnya nyeri danfaktor penceetus
- Observasi reaksi nonverbal dariketidaknyamanan
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (hypnosis,relaksasi, bimbingan
antisipatif,terapi musik, terapi bermain,terapi aktivitas dan aplikasi panas dingin)

Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
- Lakukan pengkajian nyerikomphrehensif yang meliputilokasi, karakteristik, onset /durasi,
frekuensi, kualitas,intensitas / beratnya nyeri danfaktor penceetus
- Observasi reaksi nonverbal dariketidaknyamanan
- Kendalikan faktor lingkunganyang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan(suhu ruangan, pencahayaan,suara bising)

Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
- Monitor status hidrasi (misalnyamembran mukosa lembab, denyutnadi adekuat dan
tekanandarahortostatik)
- Jaga intake / asupan yang akuratdan catat output pasien
- Pertahankan agar pasien tetaptirah baring jika terjadi pendarahan aktif

Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan b.dkomplikasi
pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)
- Monitor tanda dan gejalainfeksi sistemik dan local
- Monitor adanya luka
- Kaji suhu badan pasien
D. Evaluasi keperawatan

Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus

- Mampu mengontrol nyeri saat terjadi kontraksi


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi

- Mampu mengontrol nyeri saat terjadi kontraksi


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
-

Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan

- Asupan cairan terpenuhi


- Tekanan darah dan denyut nadi radial dalam batas normal
- Keseimbangan intakedan outputdalam 24 jam terjaga

Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan b.d komplikasi
pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)

- Bebas tandagejala infeksi


- Jumlah leukosit dalam batas normal
- Status imun, genitourinaria dalam batas normal
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

https://www.academia.edu/43809470/LAPORAN_PENDAHULUAN_INTRANATAL

Anda mungkin juga menyukai