Anda di halaman 1dari 30

Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

PERTEMUAN KE 4

SUMBER HUKUM ISLAM

MKWU
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Sub Pokok Pembahasan


 Tiga Sumber Hukum Islam dan Interdependensinya
 Pembagian Hukum Islam {Taklifi}
 Fungsi, Tujuan dan Keungulan Hukum Islam
 Sikap dan Komitmen Muslim terhadap Hukum Islam
 Fungsi Profetik Hukum Islam dalam Memuliakan
 Kemanusiaan dan Kesucian Hukum Islam
 Taat Kepada Allah
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

1. Tiga Sumber-Sumber Hukum Islam


dan interdependensinya
1. AL- QUR’AN
2. Hadis/sunnah
3. Ijtihad
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Tiga sumber hukum Islam dan


interdependensinya

a. Al-Qur’an
Definisi Al-Qur’an
Al-Qur’an berasal dari kata ‫نا‬+‫را‬++‫ ق‬-‫قرا‬++‫ ي‬-‫رأ‬++‫ ق‬yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca. Secara
terminologi Al-Qur.an adalah Kalamullah sebagai mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia dan
membacanya adalah ibadah. Dasar Al-Quran sebagai Sumber Hukum diantaranya dalam surat an-Nisa ayat 59
َ ‫سو َل َوُأولِي اَأْل ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَِإنْ تَنَا َز ْعتُ ْم فِي‬
ِ ‫ش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ ِإلَى هَّللا‬ ُ ‫ين آ َمنُوا َأ ِطي ُعوا هَّللا َ َوَأ ِطي ُعوا ال َّر‬
َ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذ‬
‫س ُن تَْأ ِوياًل‬ ‫َأ‬ َ ٰ ۚ ‫ون باهَّلل وا ْليوم اآْل خر‬
 
َ َ‫ح‬ْ ‫و‬ ‫ر‬ٌ ‫ي‬
ْ َ
‫خ‬ ‫ك‬
َ ‫ل‬‫ذ‬
ِ ِ ِ ِ ْ َ َ ِ ِ َ ُ‫ول ِإنْ ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمن‬ ِ ‫س‬ ُ ‫َوال َّر‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantar
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (an-Nisa ayat 59).
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Isi Kandungan Al-Qur’an


1. Perinsip keimanan/akidah
2. Perinsip syariah/ibadah
3. Janji dan ancaman
4. Sejarah atau kisah masa lalu
5. Akhlak budi pekerti
6. Ilmu pengetahuan
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

As-sunnah/Hadits
Secara harfiah, sunnah berarti tata cara, tradisi, atau pekerjaan, sedangkan hadits sering diartikan
sebagai berita, ucapan, atau sesuatu yang merupakan perkataan, perbuatan, dan penetapan
(taqrir) Rasulullah.

Pembagian Sunnah
Sunnah dapat dibagi kepada tiga bagian :
1.Sunnah Qouliyah, Yaitu sunnah dalam bentuk perkataan atau ucapan Rasulullah SAW, yang
menerangkan hukum-hukum, atau maksud al-Qur’an.
2. Sunnah Fi’liyah yaitu sunnah dalam bentuk perbuatan yang menerangkan tata cara
melaksanakan ibadah. Misalnya : cara berwudhu, shalat, haji dan sebagainya.
3. Sunnah Taqririyah, yaitu ketetapan Rasulullah SAW dengan diamnya terhadap perkataan,
perbuatan para sahabat tidak ditegur atau dilarang
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)
Kedudukan dan fungsi Sunnah

1. Bayan tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan musytarak. Seperti hadis :
“Shallu kama ra’aitumuunii ushallii” (Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat), adalah
tafsiran dari ayat al-Qur’an yang umum, yaitu
َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬
 َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاة‬
 
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat (QS. Al-Baqarah [2] : 110 ).
2. Bayan Taqrir, yaitu sunnah yang berfungsi memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Qur’an. Seperti
hadis yang berbunyi : “Shoumul liru’yatihi wafthiru liru’yathihi” (berpuasalah karena melihat bulan dan
berbukalah karena melihatnya ), adalah memperkokoh ayat al-Qur’an :
ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬
ُ‫ص ْمه‬ َ ْ‫فَ َمن‬
َّ ‫ش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال‬
Kaena itu, Barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu…. (QS. Al-Baqarah [2] : 185).
3. Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qur’an. Seperti pernyataan Nabi :
“Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati”,
adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat al-Qur’an :

ٍ ِ‫ب َأل‬
‫يم‬ ٍ ‫ ُه ْم بِ َع َذا‬y‫ش ْر‬
ِّ َ‫يل هَّللا ِ فَب‬ َ ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُونَ َها فِي‬
ِ ِ ‫سب‬ َّ ‫ون‬
َّ ِ‫الذ َه َب َوا ْلف‬ َ ‫َوالَّ ِذ‬
َ ‫ين يَ ْكنِ ُز‬
…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkan pada
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Ijtihad

Ijtihad menurut bahasa pencurahan segenap kemampuan untuk mendapat sesuatu. Sedangkan
menurut istilah ialah usaha yang sungguh-sungguh seseorang (ulama), yang memiliki syarat-syarat tertentu,
menggunakan akal sekuat mungkin untuk menetapkan hukum berbagai persoalan yang terjadi saat ini
yang tidak terdapat secara eksplisit dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Orang yang berijtihad disebut mujta-hid.
Ijtihad yang dilakukan oleh beberapa ulama secara kolektif disebut Ijma’. Rasulullah SAW pernah bersabda
kepada Abdullah bin Mas’ud sebagai berikut. “Berhukumlah engakau dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, apabila
sesuatu persoalan itu engkau temukan pada dua sumber tersebut. Apabila engkau tidak menemukannya pada dua
sumber itu, maka berijtihadlah.”
Kepada Ali bin Abi Thalib, beliau pernah menyatakan : “ Apabila engkau berijtihad dan ijtihadmu
benar, maka engkau mendapatkan dua pahala. Tetapi apabila ijtihadmu salah, maka engkau hanya
mendapatkan satu pahala”.
Muhammad Iqbal menanamkan ijtihad itu sebagai the principle of movement.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Mahmud Syaltut berpendapat bahwa ijtihad atau yang biasa disebut arra’yu dengan mencakup
dua
pengertian :

1. Penggunaan pikiran untuk menemukan suatu hukum yang tidak ditentukan secara eksplisit
dalam
al-Qur’an dan as-Sunnah;
2. Penggunaan pikiran dalam mengartikan, menafsirkan, dan mengambil kesimpulan dari
sesuatu ayat
atau hadits.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Metode ijtihad
Dalam berijtihad, para ulama telah membuat metode-metode ijtihad sebagai berikut.

1. Qiyas (Reasoning by analogy), yaitu menetapkan suatu hukum terhadap sesuatu hal yang tidak diterangkan
al-Qur’an dan as-Sunnah, dengan cara dianalogikan kepada hukum yang sudah jelas hukumnya dalam al-Qur’an
dan as-Sunnah, karena ada sebab yang sama.
Contoh : menurut QS. Al-Isra [17] : 23, seseorang tidak boleh berkata uf (ah) kepada orang tua. Maka hukum
memukul, menyakiti dan lain-lain terhadap orang tua juga dilarang atas dasar analogis tadi, karena sama-sama
menyakiti orang tua
2. Ijma’ (consensus) = ijtihad kolektif, yaitu kesepakatan ulama-ulama Islam dalam menentukan suatu
masalah ijtihadiyah. Hal ini pernah terjadi ketika Ali bin Abi Thalib mengemukakan Rasulullah tentang
kemungkinan adanya suatu masalah yang tidak dibicarakan al-Qur’an daN as-Sunnah, Rasulullah
menyatakan : “Kumpulkan orang-orang yang berilmu, kemudian jadikan persoalan itu sebagai bahan
musyawarah”.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

3. Istihsan (Preference), yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan


ijtihadiyah atas dasar
prinsip-prinsip umum ajaran Islam, seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain. Oleh
para ulama, istihsan
disebut qiyas kahfi (analogi samar-samar), disebut sebagai pengalihan hukum yang
diperoleh dengan qiyas
kepada hukum lain atas pertimbangan kemaslahatan umum. Dasar istihsan adalah QS.
Az-Zumar [39]: 18.

4. Mashalihul Mursalah ( utility ), yaitu menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan


ijtihadiyah atas
pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan sesuai dengan tujuan syariat.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Pembagian hukum islam


1. Wajib
2. Sunnah
3. Makruh
4. Haram
5. mubah
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Wajib dan Pembagiannya


Wajib : ُy‫ا ِر ُكه‬yy‫ ُب َت‬yَ‫اق‬y‫ َويُ َع‬yُ‫ ِاعلُه‬yyy‫ثَ ُاب َف‬yy‫ َح ْي ُث ُي‬yy‫ ِب‬y‫لُ ُز ْو ِم‬yy‫ ا‬y‫ل َم ْطلُ ْو ُب َعلَى َو ْج ِه‬yy‫لفِ ْع ُل ا‬yy‫ ِج ُب ُه ِو ا‬y‫ل َوا‬yَ y‫ا‬
“Wajib adalah suatu perbuatan yang dituntut oleh Allah untuk dilakukan secara tuntutan pasti yang diberi
ganjaran pahala bagi oraang orang yang melakukannya dan berdosa bagi yang meninggalkannya”
Wajib dari segi waktu
pelaksanaan perbuatan:
ْ ‫ل ُم‬yy‫ج ُب ْا‬y
. Wajib Muthlaq {‫طلَ ُق‬ ِ ‫ل َوا‬yy‫ } ا‬Yaitu : ‫ َو ْق ٍت ُم َح َد ٍد‬+++‫ ِب‬+ُ‫ ْعلَه‬+++‫ار ُع ِف‬ َ ‫َم‬
ِ ‫ل َش‬++‫ ا‬+‫قَيِ ُد ُه‬++‫ ُي‬+‫ل ْم‬++‫ا‬
" Kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya”
Contoh : mengqadha puasa

2. Wajib Muwaqqat ‫ت‬ { y‫لموق‬yy‫جبا‬y‫لوا‬yy‫ }ا‬Yaitu : ‫ َو ْق ٍت ُم َح َد ٍد‬+++‫ ِب‬+‫ ْعلَه‬+++‫ار ُع ِف‬ ِ ‫ل َش‬++‫ ا‬+‫َماقَيَ َد ُه‬
“Kewajiban yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu tertentu”
Contoh : puasa ramadhan, shalat, haji
Wajib dari segi pihak yang
dituntut melaksanakan
ْ ‫ ِج ُب‬y‫ل َوا‬yy‫ }ا‬Yaitu :‫ل ُم َكلِفِي َْن‬++‫ ْف َرا ِد ْا‬+َ‫رْ ٍد ِمْنا‬+++‫ ِل َف‬+‫ ِمْن ُك‬+ُ‫ ْعلَه‬+++‫ل َشاِر ُع ِف‬++‫َما طَلَبا‬
kewajiban: 1. Wajib Aini {‫ل َع ْينِ ُي‬yy‫ا‬
“Sesuatu yang dituntut oleh syari untuk melaksanakannya dari setiap orang dari pribadi
mukallaf” Contoh : puasa, shalat

ْ ‫ ِج ُب‬y‫ل َوا‬yy‫ }ا‬Yaitu : +‫رْ ٍد ِم ْنهُ ْم‬+++‫ ِل َف‬+‫ل ُم َكلِفِي َْناَل ِمْن ُك‬++‫ع ْا‬
2. Wajib Kifayah {‫ل ِك َفايَ ُة‬yy‫ا‬ ِ ‫ل َش‬++‫َما طَلَبا‬
ِ ‫ ِمْن َمجْ ُم ْو‬+ُ‫ ْعلَه‬+++‫ار ُع ِف‬
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Mandub/Sunnah dan Pembagiannya

ِ +++‫اقَ ُب َعلَى َت‬+‫ َع‬++‫ َواَل ُي‬+‫اعلِ ِه‬


Mandub ialah : +ِ ‫ار ِكه‬ ِ +++‫ثَ ُاب َعلَى َف‬++‫َما ُي‬
“ Sesuatu yang diberi pahala orang yang melakukannya dan tidak disiksa orang yang meninggalkannya”
Sunnah dari segi selalu dan tidak selalunya Nabi melakukan perbuatan Sunnah dibagi 2 :
1. Sunnah Muakkadah { ‫لسنة ا‬yy‫ا‬
Yaitu : Perbuatan yang selalu dilakukan oleh Nabi disamping ada keterangan yang menunjukan
bahwa perbuatan itu bukanlah wajib.
Contoh : shalat sunnat fajar
2. Sunnah Ghoir Muakkadah
{ُ‫ل ُمَؤ َك َدة‬++‫ل ُسنَ ُة ْا‬++‫}ا‬
Yaitu perbuatan yang pernah dilakukan oleh nabi tetapi nabi tidak melazimkan dirinya untuk berbuat
demikian.
Contoh : memberikan sedekah, shalat sunnah 4 rokaat sebelum juhur
Mubah
Mubah yaitu : ‫ ْناَل يَ ْف َع َل‬yَ‫ ا‬yُ‫ ْف َع َل َولَه‬yy‫ ْن َي‬yَ‫ ا‬yُ‫لَه‬yyy‫لتَ ْر ِك َف‬yy‫لفِ ْع ِل َوا‬yy‫ ْي َن ْا‬yy‫ل ُم َكلَ ُف َب‬yy‫ع ْا‬ َ ‫ل‬yy‫يَ َرا‬y‫َما َخ‬
ُ ‫شاِر‬
“Sesuatu yang diberi kemungkinan oleh pembuat hukum untuk memilih antara memperbuat dan meninggalkan. Ia
boleh melakukan atau tidak” Contoh : makan, tidur
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

. Karahah/makruh dan pembagiannya


ِ yyy‫ ُب َعلَى َف‬yَ‫اق‬y‫ َواَل يُ َع‬y‫ا ِر ِك ِه‬yy‫ثَ ُاب َعلَى َت‬yy‫َما ُي‬
Karohah : yِ ‫اعلِه‬
“Sesuatu yang diberi pahala orang yang meninggalkannya dan tidak berdosa orang yang
mengerjakannya”
 
Makruh dibagi 2 :
1. Makruh Tahrim {yٌ‫ ْح ِر ْيم‬yy‫ َت‬y‫}م ْك ُر ْو ٌه‬
َ
Yaitu tuntutan meninggalkan suatu perbuatan secara pasti tetapi dalil yang menunjukannya bersifat
Zhanni.Makruh tahrim ini kebalikan dari wajib
2. Makruh Tanjih {}
Yaitu pengertian makruh kebalikan dari hokum mandub.
Contoh : main kartu sampai lalai waktu.

e. Haram
Haram yaitu : y‫اعله‬yyy‫بعلىف‬y‫اق‬y‫ ويع‬y‫اركه‬yy‫مايثابعلىت‬
“Sesuatu yang diberi pahala orang yang meninggalkannya dan diberi dosa orang yang melakukannya”
 
Fungsi, Tujuan dan Keungulan Hukum
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Islam

a. Fungsi Hukum Islam


1). Ibadah
Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum Islam adalah ajaran Allah
yang harus dipatuhi umat manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan
indikasi keimanan seseorang.
 2). Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Hukum Islam sebagai hukum yang ditunjukkan untuk mengatur hidup dan kehidupan umat manusia, jelas
dalam praktik akan selalu bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai contoh, proses pengharaman riba
dan khamar.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

). Zawajir
  Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai dengan ancaman hukum
atau sanksi hukum. Qishash, Diyat, ditetapkan untuk tindak pidana terhadap jiwa/ badan, hudud untuk
tindak pidana tertentu (pencurian , perzinaan, qazhaf, hirabah, dan riddah), dan ta’zir untuk tindak pidana
selain kedua macam tindak pidana tersebut.
 
4). Tandhim wa Islah al-Ummah
  Fungsi hokum Islam selanjutnya adalah sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan
memperlancar proses interaksi sosial, sehingga terwujudlah masyarakat yang harmonis, aman, dan
sejahtera.Tujuan Hukum Islam secara umum adalah dar-ul mafaasidi wa jalbul mashaalih (mencegah
terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan), mengarahkan manusia pada kebenaran
untuk mencapai kebahagiaan hidup mereka dunia dan akhirat, dengan jalan mengambil segala yang
berguna dan mencegah yang mudlarat dalam kehidupan manusia.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mustofa menyatakan bahwa, tujuan hukum Islam ada 5 yang disebut
ad-dharuriyyah al-khamsah.

1). Memelihara Agama {hifzhuddin}


Agama Islam harus terpelihara dari ancaman orang-orang yang merusak akidah, syari’ah dan akhlak 
atau mencampuradukkan agma Islam dengan paham yang bathil. Agama Islam memberi perlindungan
kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Agama Islam juga tidak
memaksakan pemeluk agama lain untuk memeluk agama Islam.(Al-Baqarah:256)

2). Memelihaa Jiwa {hifzhunnafsi}


Menurut hukum Islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan
mempertahankan kehidupannya. Islam melarang pembunuhan sebagai upaya menghilangkan jiwa manusia
dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan manusia untuk mempertahankan kemaslahatan
hidupnya.(Al-An’am :151. Al-Isra : 33, Al-Furqon :68)

3). Memelihara Akal {hifzhulaqli}


Akal memiliki peranan penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan akal manusia dapat
memahami wahyu Allah baik yang terdapat dalam kitab suci (ayat-ayat Qauliyah) maupun yang terdapat
pada alam (ayat-ayat Kauniyah). Dengan akal manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum Islam dengan baik dan benar tanpa mempe
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Memelihara keturunan di dalam Islam adalah hal yang sangat penting. Karena itu,meneruskan keturunan
harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan Islam yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
dan dilarang melakukan perbuatan zina, hukum, kekeluargaan, dan hukum kewarisan yang ada dalam
Al-Qur’an merupakan hukum yang erat kaitannya dengan pemurnian keturunan dan pemeliharaan
keturunan
. (an-Nisa:23;.Al-Isra :32)

5). Memelihara Harta {hifzhul maali}


Menurut ajaran Islam harta merupakan pemberian Allah kepada umat manusia demi kelangsungan
hidupnya.
Untuk itu manusia dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut
hukum dan benar menurut ukuran moral.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Keunggulan Hukum Islam

Aplikasi hukum Islam secara kaffah tentu benar-benar dapat membentuk suatu komunitas yang ideal dan
teratur atas dasar keadilan, keteguhan, dan kehidupan yang baik serta kemajuan yang utama. Kelebihan
hukum Islam
tergambar dari karakteristiknya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Hasbi Ash Shiddieqy di dalam bukunya
Falsafah Hukum Islam, yang terdiri atas tiga aspek yaitu 

1.   Takammul
Takammul berarti utuh, sempurna, bulat dan tuntas. Meskipun waktu terus berjalan dan berganti hukum
Islam tetap cocok untuk diterapkan.

2.   Wasathiyah
Wasathiyah berarti keseimbangan atau harmoni. Hukum Islam menginginkan keseimbangan tidak terlalu
berat ke kanan maupun ke kiri.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Harakah

Harakah berarti pergerakan, dinamis, dan berkembang. Harakah adalah kedinamisan


yang selalu menyesuaikan dengan tuntutan. Keunggulan dan keistimewaan hukum
Islam antara lain:
1.Hukum Islam menginginkan kemudahan dan jauh dari kesulitan serta kesempitan.
2.Hukum Islam sesuai dengan akal dan logika yang benar
3.Hukum Islam bertujuan untuk menimbulkan kemaslahatan serta mewujudkan keadilan yang mutlak.
4.Hukum Islam menginginkan keseimbangan.
5.Hukum Islam tidak menganakemaskan seorang pun.
6.Segala perbuatan dikaitkan dengan niat dan motivasinya.
7. Di samping hukuman-hukuman yang telah ditetapkan hukum Islam juga memperkenalkan hukuman
takzir (mendidik dan menjera’kan)
8.Menghargai kemerdekaan berpikir dan berijtihad.
9.Peningkatan derajat bagi perempuan.
10.Berkeadilan bukan hanya kepada umat Islam tapi juga kepada non-muslim.
11.Hukum Islam bersifat sistematis.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Sikap dan Komitmen Muslim


terhadap Hukum Islam
Sikap muslim terhadap hukum Islam
Sikap Muslim memilih Islam sebagai jalan hidup (way of life) yaitu ada mengantarkannya ke dalam
kedamaian, keselamatan, dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Komitmen muslim terhadap hukum Islam
Sebagai konsekuensi logis atas keimanan terhadap islam, maka sering yang mengaku beragama islam
saling memiliki rasa terikat diri (komitmen) kepada Islam. Komitmen tersebut adalah :
1)Melaksanakan perintah dan larangan Allah
2)Melaksanakan Amar ma’ruf nahi munkar
3)Memperjuangkan kesucian dan kemajuan Islam
a) Mengimani Islam
Setiap orang yang mengaku beragama Islam atau muslim harus mengimani kesempurnaan
dan kemutlakan kebenaran  Islam, sebagai   suatu   ajaran  yang  universal   dan   abadi  (et ernal), yang  mengatur 
hubungan  antara   manusia sebagai makhluq dengan Allah sebagai Khaliq (pencipta), antara manusia dengan manusia dan
antara manusia dengan alam sekitarnya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. 
  (QS 3:102, Ali ‘Imran).
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

b). Mempelajari Islam

Setiap muslim  harus berusaha memperdalam pengetahuannya tentang ajaran agama Islam, sesuai
dengan kemampuannya,  dan dilakukan sepanjang  hidupnya  (long life  education). derajat di sisi
Tuhan-nya.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”,
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 58:11, Al Mujaadilah)

c). Mengamalkan Islam

Setiap  muslim seharusnya memanfaatkan  keimanan  dan pemahamannya tentang  Islam dalam  
aktivitas  amal  shalih  sesuai dengan kemampuannya. yang  dimiliki  menjadi bermanfaat bagi dirinya
dan masyarakat pada umumnya.
”Dan  katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka  Allah  dan Rasul-Nya   serta   orang-orang  mu’min 
akan  melihat pekerjaanmu  itu,  dan kamu  akan  dikembalikan  kepada  (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu  diberitakan-Nya kepada kamu apa yang  telah  kamu kerjakan.    
(QS 9:105, At Taubah)”.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

d). Menda’wahkan Islam


Islam  adalah  agama bagi seluruh umat  manusia,  tidak hanya  untuk ras atau golongan
tertentu. Muslim  memiliki rasa   terikat  diri  untuk  menda’wahkan   Islam   dan menyebarkan
agama ini sebagai rahmat bagi semesta alam.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru  kepada kebaikan,
menyuruh kepada  yang  ma’ruf dan  mencegah dari yang mungkar; merekalah  orang-orang
yang beruntung.    (QS 3:104, Ali Imran)”.

e). Sabar dalam berislam


 Setiap muslim harus bersabar di dalam mengikuti  kebenaran. Sabar berarti  berusaha  untuk 
mengatasi  permasalahan  yang dihadapi  dengan tabah lahir dan batin,  serta  diikuti dengan
sikap tawakkal kepada Allah Yang Maha Kuasa. Apakah  manusia itu mengira bahwa  mereka 
dibiarkan saja  mengatakan:
“Kami telah beriman”,  sedang  mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah  menguji
orang-orang  yang  sebelum  mereka,  maka  sesungguhnya Allah    mengetahui   orang-orang 
 yang   benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
 (QS 29:2-3, Al Ankabuut).
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)
Fungsi Profetik Hukum Islam dalam Memuliakan
Kemanusiaan dan Kesucian Hukum Islam

Pengertian Profetik Agama


Profetik berasal dari bahasa inggris prophetical yang mempunyai makna Kenabian atau sifat yang ada
dalam diri seorang nabi. Yaitu sifat nabi yang mempunyai ciri sebagai manusia yang ideal secara spiritual-
individual, tetapi juga menjadi pelopor perubahan, membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan melakukan
perjuangan tanpa henti melawan penindasan. Didalam sejarah, Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud, Nabi
Musa
melawan Fir’aun, Nabi Muhammad yang membimbing kaum miskin dan budak belia melawan setiap
penindasan dan ketidakadilan. Dan mempunyai tujuan untuk menuju kearah pembebasan. Menurut Ali
Syari’ati dalam Hilmy (2008:179) para nabi tidak hanya mengajarkan dzikir dan do’a tetapi mereka juga
datang dengan
suatu ideologi pembebasan.

Fungsi Profetik Agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju kebahagiaan yang juga memuat
peraturan-peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang berkualitas,
yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral).
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Fungsi Profetik Agama


Dalam mengatasi krisis Kebudayaan dan kemanusiaan menjelaskan dan mengubah fenomena
social masyarakat yang salah atau kurang baik seperti :
1. Dalam politik atau paham yang tidak sehat dan merugikan tatanan masyarakat.
2. Dalam keamanan dan kebebasan yang nyaris menabrak rambu-rambu hukum dan norma serta nilai
yang ada.
3. Dalam Reduksionisme (Penurunan kualitas ilmu pengetahuan)
4. Dalam Materialisme (kebendaan)
5. Dalam Kultural (kebudayaan, peradaban) seperti globalisasi (Ends of Pluralisme)
6. Dalam Ekologi (lingkugan), seperti ketidakseimbangan kehidupan dalam masyarakat
baik materi dan non materi, baik lahir maupun batin.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Dalam Mengatasi/Merevitalisasi keberagaman dalam menjalankan Agama

1. Menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam memahami dan
mengamalkan
ajaran Islam dan sebagai sumber hukum dalam menyelesaikan dan memutuskan suatu
hukum.

2. Tidak memandang hal-hal yang bersifat keduniaan yang tidak ditentukan oleh al-Qur’an,
namun tetap mengacu pada sifat Basyariah Rasulullah sebagai syariat.

3. Tidak menjadikan paham, mahzab, aliran sebagai keputusan akhir yang mutlak karena
bersifat
dapat dibantah. Suatu hukum dari ijtihad bersifat debatable (yang dapat dibantah, debat)
bukan
merupakan keputusan final.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

6. Taat Kepada Allah


Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim, tidak ada
satupun di duina ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Saat Allah menginginkan sesuatu dari kita, kita harus
mentaati-Nya. Inilah makna keislaman kita kepada Allah SWT. Menunaikan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya merupakan
cara menunjukan kepada Allah SWT. Diantara
contoh taat kepada Allah SWT yaitu :

a. Melaksnakan shalat 5 waktu dengan ikhlas


b. Menunaikan zakat
c. Berpuasa di bulan Ramadhan
d. Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu
e. Bebuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua
f. Menjaga sopan santun
g. Jujur memegang amanah
h. Sabar ketika mendapatkan musibah
i. Bersyukur mendapat rizki
j. Berkata yang benar
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Daftar Pustaka
 
1. Tafsir Al-Qur’an
2. Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih
3. Drs. H. Mujilan, MA, Pendidikan Agama Islam
4. Prof. Muhammad Abu Zahroh, Ushul Fiqih
5. Abdul Hamid Halim, Mabadi Awaliah
6. Eungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Al Islam
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Thank You!

Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai