Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL CARE

RSUD PASAR MINGGU


PERIODE : 26-31 Desember 2022
Mata kuliah : Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskular, Respiratori, dan Hematologi

Disusun Oleh :
Intan Kusuma Wardhani 2110711075

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2022
BAB 1
KONSEP DASAR
A. Definisi

Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara alami.
Proses persalinan terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-47 minggu) lahir spontan
dengan prensentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
pada ibu maupun janin. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap (Depkes RI, 2008).

Persalinan dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan yaitu hormon estrogen dan
progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan sensitifitas otot rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan
rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon progesterone menurunkan sensitifitas otot
rahim, menghambat rangsangan dari luar yang menyebabkan relaksasi otot dan otot
polos.

B. Anatomi Fisiologi
1. Alat Reproduksi Bagian Luar atau Eksternal.

Alat reproduksi bagian luar atau external terdiri dari Mons Veneris, labia mayora,
labia minora, klitoris, vestibulum. Mons veneris merupakan bagian yang menonjol
didalam simpisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Labia mayora
merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong kedua bibir ini dibagian
bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari bagian luar tertutup
rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Bagian dalam :
tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebase lemak. Labia
minora merupakan lipatan bagian dalam bibir, tanpa rambut dari bagian atas klitoris.
Klitoris merupakan bagian alat reproduksi luar yang bersifat erektik mengandung
banyak pembuluh darah dan serta saraf sensorif sehingga sangat sensitif. Sedangkan
vestibulum merupakan sebuah rongga disetiap isi yang dibatasi oleh lipatan labia
dan bersambung dengan vagina dan terdapat muara-muara diantaranya : Interatus
vagina adalah liang senggama, kelenjar bartolini, himen (selaput darah), uretra

2
2. Alat Reproduksi Bagian Dalam atau Internal

Alat reproduksi bagian dalam atau internal terdiri dari vagina, uterus, tuba
falopi, ovarium. Vagina yaitu organ yang mempunyai banyak pembuluh darah dan
selaput syaraf, tidak ada kelenjar tetapi tetap basah oleh sekret dari serviks. Vagina
juga merupakan saluran merculus membranaus yang menghubungkan rahim dan
vulva. Vulva terletak antara kandung kemih dan rectum. Pada dinding vagina
terdapat lipat melintang disebut rugae terutama bagian bawah sel dinding vagina
mengandung glikogen yang menghasilkan asam susu dari pH 4,5 untuk memberikan
proteksi terhadap infeksi. Uterus merupakan jaringan otot yang kuat terletak antara
dipelvis minor diantara kandung kemih dan rectum.

Bentuk uterus seperti bola lampu (buah pear) dan gepeng ukuran uterus
tergantung pada usia, anak-anak 2-3 cm multipara 6- 8 cm, uterus memiliki fungsi
antara lain : mempersiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami vertilisasi,
memberikan makan ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan untuk
mengeluarkan hasil konsepsi setelah cukup umur untuk mengadakan involusi
setelah kelahiran bayi

C. Patofisiologi

Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus. Pemeriksaan pH


dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari kanatis serviks
dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu karena jalan janin terbuka Untuk
3
menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus. Pemeriksaan pH dalam
ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari kanatis serviks dan
adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu karena jalan janin terbuka dapat terjadi
infeksi intraportal. Peritonitis dan dry labour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak
gejala infeksi intra uterin lebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan
meninggikan mortalita dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak terjadi
persalinan spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi. Persalinan dibagi menjai 4
kala yaitu:

1. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses
ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5 cm dan fase
aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering
selama fase aktif.
2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit
4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
D. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin) Untuk mengetahui adanya risiko pada
keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada
trimester II dan III.
b. Pemeriksaan urin gula Menggunakan reagen benedict dan menggunakan
diastic.
c. Pemeriksaan darah

2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari
janin, plasenta dan uterus.

4
3. Stetoskop Monokule
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung
janin dan tocodynamometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya
direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin
dan kontraksi uterus pada saat yang sama.

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Persalinan Kala I


1. Berikan dukungan dan suasana yang menyenangkan bagi parturien
2. Berikan informasi mengenai jalannya proses persalinan kepada parturien dan
pendampingnya.
3. Pengamatan kesehatan janin selama persalinan

Penatalaksanaan Persalinan Kala II


Tujuan penatalaksanaan persalinan kala II :
1. Mencegah infeksi traktus genitalis melalui tindakan asepsis dan antisepsis.
2. Melahirkan “well born baby”.
3. Mencegah agar tidak terjadi kerusakan otot dasar panggul secara berlebihan.

Penatalaksanaan kala III AKTIF :

Penatalaksanaan aktif kala III ( pengeluaran plasenta secara aktif ) dapat menurunkan
angka kejadian perdarahan pasca persalinan. Penatalaksanaan aktif kala III terdiri dari :
1. Pemberian oksitosin segera setelah anak lahir
2. Tarikan pada talipusat secara terkendali

Penatalaksanaan Persalinan Kala IV

Dua jam pertama pasca persalinan merupakan waktu kritis bagi ibu dan neonatus.

5
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik luar biasa dimana ibu baru melahirkan
bayi dari dalam perutnya dan neonatus sedang menyesuaikan kehidupan dirinya dengan
dunia luar.

6
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian keperawatan

1. Data biologis/fisiologis
- Keluhan Utama
- Riwayat Keluhan Utama
2. Riwayat Kehamilan sekarang
- HPHT (hari pertama haid terakhir)
- Pemeriksaan kehamilan
- Imunisasi TT 2 kali (lengkap)
- Pergerakan janin pertama kali dirasakan
- keluhan selama kehamilan
3. Riwayat Keluarga Berencana
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
5. Riwayat Reproduksi
- Riwayat haid (siklus haid, lamanya haid, ada tidaknya dismenore)
- Riwayat ginekologi (ada/tidak ada riwayat penyakit tumor, kanker,
dan infeksi)
6. Riwayat kesehatan keluarga

B. Pemeriksaan Head To Toe


1. Kepala dan Wajah :
- Kepala : inspeksi : bentuk kepala, keadaan fontanel, apakah ada
molase, caput succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau
kelainan lainnya. Palpasi: Sutura kepala, benjolan pada kepala,
pemeriksaan lingkar kepala bayi

- Mata : Inspeksi : reaksi pupil, sclera, konjungtiva, gerakan mata bayi,


tidak ada kotoran/secret

7
- Mulut : Inspeksi : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian
yang terbelah, lidahnya rata dan simetris. Palpasi : adanya refleks
isap, menelan, dan rooting

- Tubuh : Inspeksi kulit: adanya veniks kaseosa, milia (bintik


keputihan yang khas terlihat pada hidung , dahi, dan pipi), lanugo
(rambut halus yang melapisi janin), deskuamasi (pelepasan kulit yang
secara normal terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan),
eritema toksikum (alergi kemerahan yang terlihat sebagai
bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi normal), warna
keseluruhan tubuh bayi (merah muda, kebiruan, atau ikterik)

- Dada : Inspeksi : gerakan dinding dada, frekuensi pernapasan Palpasi


: ukur lingkar dada Auskultasi : bunyi napas dan bunyi jantung
-
- Abdomen : Inspeksi : bentuk perut bayi, tali pusat bayi (tidak ada
perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali
pusat atau kemerahan sekitar tali pusat) Palpasi : Benjolan,
pembengkakan, ukur lingkar perut

- Genetalia dan anus : Inspeksi : Periksa jenis kelamin, raba alat


kelamin luar (pada perempuan kadang terlihat cairan vagina
berwarna putih atau kemerahan dan pada laki-laki terdapat lubang
pada ujung penis), adanya lubang anus pada bayi, periksa adanya
mekonium. Palpasi : teraba testis di skrotum

- Ekstremitas : Inspeksi : Periksa adanya refleks moro, graps, bentuk


kaki simetris, dan jumlah jari pada kaki. Palpasi : Pengukuran lingkar
lengan atas

C. Diagnosa Keperawatan

8
1. Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
2. Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
3. Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
4. Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan b.d
komplikasi pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)

D. Rencana Keperawatan

Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus


- Lakukan pengkajian nyeri komphrehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas,intensitas / beratnya nyeri dan faktor
penceetus
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (hypnosis,relaksasi, bimbingan
antisipatif,terapi musik, terapi bermain,terapi aktivitas dan aplikasi panas
dingin)

Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas,intensitas / beratnya nyeri dan faktor
pencetus
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan(suhu ruangan, pencahayaan,suara bising)

Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
- Monitor status hidrasi (misalnya membran mukosa lembab, denyut nadi
adekuat dan tekanan darah ortostatik)
- Jaga intake / asupan yang akurat dan catat output pasien
- Pertahankan agar pasien tetap tirah baring jika terjadi perdarahan aktif

Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan
b.dkomplikasi pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)

9
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
- Monitor adanya luka
- Kaji suhu badan pasien

E. Evaluasi Keperawatan

Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus


- Mampu mengontrol nyeri saat terjadi kontraksi
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
- Mampu mengontrol nyeri saat terjadi kontraksi
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
-
Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
- Asupan cairan terpenuhi
- Tekanan darah dan denyut nadi radial dalam batas normal
- Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam terjaga

Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan b.d
komplikasi postpartum ( atoni uterus, retensi plasenta)
- Bebas tanda gejala infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal
- Status imun, genitourinaria dalam batas normal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah, Harif. Standar diagnosis keperawatan Indonesia: definisi dan indikator diagnostik.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2017.
Fadhillah, Harif. Standar intervensi keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2018.
Fadhillah, Harif. Standar luaran keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2019.
Karjatin, Atin. KEPERAWATAN MATERNITAS, Pusdik SDM Kesehatan, 2016. Accessed 25 12
2022.

11

Anda mungkin juga menyukai