Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

PERTEMUAN KE 6
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

MKWU
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

1. PENGERTIAN KERUKUNAN ANTAR


UMAT BERAGAMA (PKUB)

A. Etimologi :
Bahasa Arab “Ruknun” jamaknya “Arkan” artinya dasar atau asas. Rukun Iman,
dasar keimanan. Rukun Islam, dasar agama Islam. Rukun berarti juga
“tasamuh” artinya toleransi (Kamus Al-Munjid fi Lughah wal A’lam, 1986)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rukun artinya tiang, sendi atau asas. Bisa
juga bermakna Toleran artinya menghargai atau menghormati (KBBI, WJS
Poerwadarmita, 1990)

Bahasa Ingrris “Harmony” atau “Concord” atinya selaras atau cocok (Kamus
Inggris-Indonesia Jhon M Echol, 1975)
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)
...Lanjutan PKUB (1)

B. Terminologi :
Sifat atau sikap menenggang berupa menghayati atau membolehkan suatu pendirian,
pendapat, kepercayaan atau yang lainnya yang bebeda dengan pendirian kita (WJS
Poerwadarmita, 1990)

Kondisi dan proses tercipta dan terpeliharanya pola-pola interaksi yang beragam antar
unit yang otonom (Ridwan Lubis, 2005)

Kehidupan bersama yang diwarnai oleh suasana yang harmonis dan damai, bersatu hati
dalam menghormati keyakinan masing-masing dan bekerjasama tanpa ada rasa
kecurigaan (Faisal Ismali, 2014)
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

...Lanjutan PKUB (2)

Suatu sikap atau sifat dari seseorang yang membiarkan kebebasan


kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan
tersebut sebagai pengakuan atas hak asasi manusia (Said Agil Husein
Al-Munawwar, 2003)
Berbagai upaya keserasian dan keselarasan di internal para pemeluk
agama, antar pemeluk agama dan antar para pemeluk agama dengan
pemerintah dngan saling menghargai dan menghormati tugasnya
masing-masing dalam rangka menciptakan kehidupan beragama yang
harmonis (Departemen Agama, 1997)
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

...Lanjutan PKUB (3)

C. Kerukunan Antar Umat Beragama Diwujudkan dengan 4 hal


berikut ini:
1) Saling tenggang rasa dan saling menghormati antar umat
beragama.
2) Melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama
masing-masing.
3) Tidak merayu dan memaksa seseorang untuk pindah
agama atau memeluk agama tertentu.
4) Mematuhi peratuan perundang-undangan yang sudah
ditetapkan oleh Negara.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

. AGAMA SEBAGAI RAHMAT TUHAN BAGI


MANUSIA

Berbagai agama yang dianut manusia di dunia sejak dahulu, menandakan bahwa manusia
membutuhkan agama dalam kehidupannya. Agama diyakini memberikan manfaat bagi manusia.
Berikut diantaranya manfaat agama bagi manusia :
a. Menuntun manusia untuk saling menghormati dan hidup rukun damai atas dasar kesamaan sebagai
makhluk Tuhan yang membutuhkan kasih sayang dan tidak saling menyakiti bahkan menzalimi.
b.Menuntun manusia pada kebenaran. Agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai sarana
pengabdian dan penghambaan kepada Tuhan dalam rangka mencari ketenangan pikiran dan jiwa.
c. Menuntun manusia untuk berbuat baik. Dalam ajaran agama banyak mengandung ajakan kepada
umatnya untuk melakukan kebaikan., baik kebaikan untuk diri manusianya sendiri dan keluarga
maupun untuk berbuat baik kepada sesama manusia lainnya baik yang seagama maupun pada umat
agama lainnya.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Dalam Islam misalnya, agama ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk menebar
rahmat (cinta kasih) bagi alam semesta. Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar dalam
teks-teks Islam, baik dalam Qur’an maupun Hadits.
Kata rahmah, rahmân, rahîm, dan derivasinya disebut berulang-ulang dalam jumlah yang begitu besar.
Jumlahnya lebih dari 90 ayat. Makna genuine kata itu adalah kasih sayang atau cinta kasih. Dalam
sebuah Hadits Qudsi, Allah menyatakan: “Anâ ar–rahmân. Anâ ar–rahîm” (Aku Sang Maha Sayang.
Aku Sang Maha Kasih) (Quraish Sihab, 1992)
Sumber Islam paling otoritatif, Al-Qur’an, dengan sangat tegas menyebutkan bahwa agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama “rahmatan li al–‘âlamîn,” yakni: Aku tidak
mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai (penyebar) kasih sayang bagi semesta alam.” (Q.S. al-
Anbiyâ [21]:107).
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

...Lanjutan Agama Sebagai Rahmat Tuhan


Bagi Manusia (1)

Sehingga, ketika seseorang menjadi muslim, maka ia sedang memasuki sebuah pintu
perdamaian, pintu kasih sayang, dan pintu keselamatan dari gangguan kejahatan.
Fungsi kerahmatan ini dielaborasi oleh Nabi Muhammad SAW dengan pernyataannya yang
terang benderang:”Inni bu’itstu li utammima makârim al-akhlâq” (Aku diutus Tuhan untuk
membentuk moralitas kemanusiaan yang luhur).  Atas dasar inilah, Nabi Muhammad SAW
selalu menolak secara tegas cara-cara kekerasan, pemaksaan, diskriminatif, dan sekaligus Nabi
SAW tidak pernah melakukannya. Nabi Muhammad SAW menegaskan misinya ini dengan
mengatakan:
‫ما بعثتـ لعانا وانما بعثت رحمة‬
“Aku tidak diutus sebagai pengutuk, melainkan sebagai rahmat bagi semesta”
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)
...Lanjutan Agama Sebagai rahmat Tuhan Bagi
Manusia (2)

Allah telah memberikan kesaksian sekaligus merestui cara-cara atau metode penyebaran Islam yang
dijalankan Nabi SAW tersebut sambil menganjurkan agar dia meneruskannya:
‫فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب ال نفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم فى االمر‬
 “Maka disebabkan rahmat (kasih sayang) Tuhanlah, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekitarmu, maka maafkanlah mereka dan
mohonkan ampunan bagi mereka dan bermusyawaralah dengan mereka dalam segala
urusan.” (Q.S. Âli ‘Imrân [3]:159).
Menurut Musdah Mulia (2018), bahwa ayat tersebut seyogianya menginspirasi setiap Muslim untuk
melakukan langkah-langkah kemanusiaan yang tegas dalam menegakkan keadilan yang menjadi esensi
ajaran Islam. 
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)
...Lanjutan Agama Sebagai Rahmat Tuhan
Bagi Manusia (3)

Yakni mewujudkan suatu tatanan kehidupan manusia yang didasarkan pada pengakuan atas
kesederajatan manusia di hadapan hukum (al-musâwah amâma al-hukm), penghormatan atas
martabat (hifdh al-‘irdl), persaudaraan (al-ukhuwwah), penegakan keadilan (iqâmat al-‘adl),
pengakuan atas pikiran dan kehendak orang lain, dialog secara santun, serta kerjasama saling
mendukung untuk mewujudkan kemaslahatan bersama antar umat manusia.

Karena itu, menurut Syaikhul Islam Muhammad Tahir Al-Qudri (2014), bahwa Islam
memberikan keselamatan bagi seluruh manusia, tercermindalam ketiga hadis yang diriwayatkan
oleh Abu Huraiah RA, Imam Ahmad Ibn Hambal dan Imam Al-Thobroni, bahwa muslim terbaik
adalah yang manusia lainnya aman dari lisan dan tangannya.

“Al-Muslim Man Saliman Nas min Lisanihi wa Yadihi”


Itulah sejatinya manfaat agama bagi manusia, yakni memberikan kedamaian, kebahagiaan dan
keselamatan umat manusia di dunia.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)
3. PLURALITAS BERAGAMA BERDASARKAN ISLAM

Pluralisme berasal dari kata plural dan isme, plural yang berarti banyak (jamak), sedangkan isme berarti
paham. Jadi pluralism adalah suatu paham atau teori yang menganggap bahwa realitas itu terdiri dari banyak
substansi (M. Dahlan, 1994).
Pluralisme adalah upaya membangun tidak saja kesadaran bersifat teologis tetapi juga kesadaran
sosial. Hal itu berimplikasi pada kesadaran bahwa manusia hidup di tengah masyarakat yang plural
dari segi agama, budaya, etnis, dan berbagai keragaman sosial lainnya. Karena dalam pluralisme m
B. Menentukan pilihan agama itu sunnatullah
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;
maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka (Q.S Al-Kahfi : 29).
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat
(saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang
telah kamu kerjakan (Q.S. An-Nahl : 93)
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)
4. AGAMA SEBAGAI PEREKAT KONFLIK UMAT
BERAGAMA

Konflik sebagai kategori sosiologis bertolak belakang dengan pengertian perdamaian dan kerukunan.
Yang terakhir ini merupakan hasil dari proses asosiatif, sedangkan yang pertama dari proses
dissosiatif. Proses assosiatif adalah proses yang mempersatukan dan proses dissosiasif sifatnya
menceraikan atau memecah. Konflik dan kerukunan atau perdamaian sebagai fakta sosial melibatkan
minimal dua pihak (golongan) yang berbeda agama (Husmiyati Hasyim, 2011).
Konflik menunjuk pada hubungan antara individu dan atau kelompok yang sedang bertikai,
sedangkan perdamaian atau kerukunan menunjuk pada hubungan baik antara individu atau kelompok.
Dalam kehidupan beragama sering terjadi friksi, konflik, pertikaian antar umat beragama yang
disebabkan oleh berbagai alasan yang bukan saja berkaitan dengan persoalan doktrin agama, namun
juga berkaitan dengan masalah di luar agama seperti persoalan ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Dalam konteks ini, agama didorong sebagai faktor penentu asosiatif masyarakat atau
faktor pemersatu khususnya dalam menangani konflik antar umat beragama.

Namun demikian, betapapun agama difungsikan sebagai penguat kerukunan


seperti Husmiyati Hasyim 2011, agama menurut Hans Kung (1986), dapat pula
dijadikan sebagai dasar atas sebuah aksi kerusuhan.

Pandangan senada dikatakan oleh Kurtz (1995), selain sebagai media penguat
harmoni, agama sering juga dijadikan sebagai legitimasi konflik yang banyak
kasus seringkali dipicu oleh meningkatnya gesekan atau interaksi antar
kelompok masyarakat terutama kelompok agama yang berbeda.

Karena itu, intisari ajaran agama yang mengajarkan nilai2 kedamaian, keadilan
dan kemanusiaan akan dapat menjadikan agama sebagai perekat konflik antar
umat beragama.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

5. FAKTOR PENGHAMBAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Dalam upaya mewujudkan kerukunan antar umat beragama, berbagai upaya


dilakukan oleh para pihak, namun masih saja ada hambatan dalam proses
perjalanannya. Berikut diantara faktor2 penghambatnya :

 Sikap toleransi yang kurang. Salah satu penghambat penerapan kerukunan antar umat beragama yaitu
sikap toleransi antar pemeluk agama yang kurang.
 Adanya campur tangan kepentingan politik. Kepentingan politik seseorang atau kelompok tertentu
bisa mempengaruhi hubungan antar umat Bergama. Kekacauan politik yang bisa mempengaruhi
kerukunan beragama biasanya bersifat SARA dan cenderung dibesar-besarkan, sehingga membuat agama
yang tercatut menjadi gejolak.
 Sikap fanatisme, sikap ini menganggap ajaran agama orang lain lebih buruk atau tidak benar daripada
ajaran agama dirinya. (Setyadi Sulaiman, 2018).
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Pendirian rumah ibadah sembarangan/tidak sesuai aturan, dapat memunculkan


konflik horisontal keagamaan antar umat beragama.
 Penyiaran agama yang tidak mempertimbangkan kondisi sosial dan budaya
masyarakat setempat. Ujaran penyiaran yang agitatif, kontroversial dan terlalu
menyinggung atau mengganggu pemahaman keagamaan umat lain.
 Penodaaan agama oleh satu atau kelompok umat kepada agama lainnya. Ini
persoalan serius yang dapat membakar emosi umat beragama yang ternodai.
 Munculnya kegiatan aliran keagamaan sempalan. Maaknya aliran sempalan
keagamaan dengan ragam latar belakang memberikan kontribusi bagi potensi gangguan
atas kerukunan umat beragama.
 Kurangnya rasa persatuan yang berlandaskan pada kesamaan sebagai
sama-sama warga bangsa dan warga negara, akibat pandangan dan sikap
fanatisme dalam beragama.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

6. DAMPAK PERMUSUHAN ANTAR


UMAT BERAGAMA

Secara teologis dan konstitusional, meskipun setiap manusia dan warga negara
diberikan kebebasan untuk memeluk agamanya sesuai dengan keyakinannya
masing-masing, namun rasa dan realita permusuhan masih sering terjadi dan
berdampak bagi kerukunan antar umat beragama. Diantara dampaknya yaitu :
1. Tercerai berainya Persatuan dan Kesatuan dalam Berbangsa
Secara lebih luas lagi, putusnya jalinan silaturahmi akan secara langsung memberikan
pengaruh pada persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam masyarakat yang majemuk,
persatuan dan kesatuan  merupakan modal utama untuk dapat mencapai cita-cita
bangsa
2. Ujaran Kebencian Semakin Merajalela
Konflik selalu menimbulkan dampak kebencian terhadap semua pihak yang telibat,
apalagi dengan perang ujaran kebencian. Pihak yang tidak terlibat langsung, akan
ikut-ikutan menyerang yang menjadi sasarannya. Jika ujaran kebencian sudah tidak
bisa dibendung, maka berpotensi tejadinya kerusuhan.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

3. Lumpuhnya Perekonomian 
Akibat yang lebih luas dari konflik agama setelah kerusuhan, akan menyebabkan
perekonomian di wilayah konflik menjadi lumpuh. Rasa tidak aman akan membuat orang
enggan beraktifitas di luar rumah. Pasar, pertokoan pusat perbelanjaan akan memilih
menutup usahanya daripada menerima resiko sebagai target penjarahan. Kondisi ini
membuat kegiatan  ekonomi di wilayah konflik akan mati total. Akibatnya masyarakat
akan kesulitan mencari sumber penghidupan.

4. Kehancuran Suatu Negara


Betapa akibat konflik agama dalam masyarakat majemuk dapat menjadi sebuah bom yang
tinggal menunggu waktu dapat meledak dan menghancurkan sebuah negara . Sebut saja
Yugoslavia yang hanya tinggal menyisakan sejarah akibat konflik agama yang tak
terselesaikan. Tentunya contoh ini dapat menjadi pembelajaran untuk ikut serta dalam
meminimalisir timbulnya konflik agama.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

7. ISLAM MEMBERIKAN PEDOMAN DALAM


MEMBANGUN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

A. Ukhuwah Insaniyah
Prinsipnya bahwa semua umat manusia itu adalah makhluk
Tuhan. Allah tidak menetapkan manusia sebagai satu umat
(ummatan wahidah), meskipun Allah bisa melakukan itu (Q.S.
Al-Maidah : 48). Seorang muslim wajib memperlakukan
manusia lainnya dengan rasa hormat ssuai dengan tuntunan
Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk saling
menghormati dan menyayangi manusia, apapun keyakinan
mereka.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

B. Ukhuwah Islamiyah
Allah menempatkan Ukhuwah Islamiyah sebagai poin penting dalam
kehidupan seorang muslim (Q.S. Al-Hujurat : 10). Seorang muslim
wajib memperlakukan sesama muslim lainnya sebagai sesama
saudara seagama Islam. Persaudaran seorang muslim kepada muslim
lainnya ibarat menyatunya seluruh anggota tubuh di badan. Jika salah
satu ada anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh lainnya akan
measakan sakit.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

REFERENSI
Al-qur’an al Karim Syamil, (Bandung: Kiaracondong, 2006)
Al-Qudri, Syaikh Muhammad Tahir, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh
Diri, (Jakarta, Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, 2014)
Al-Munawwar, Said Agil Husein, Fiqih Hubungan Antar Agama, (Jakarta,
Ciputat Press, 2003)
Departemen Agama RI, Bingkai Teologi Kerukunan Terhadap Umat Beragama
di Indonesia , (Jakarta, Balitbang, 1997)
Dahlan, M, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya, Arkola, 1994)
Echol, M Jhon dan Hasan Shadiliy, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta,
Gramedia, 2005)
Hayim, Husmiati, Dimensi Sosial Islam, (Ciputat, Gaung Persada Press, 2011)
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Thank You!

Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai