Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULAN

DENGAN KASUS ABORTUS IMINEN


DI RUMAH SAKIT TPT DR.SOEHARSONO BANJARMASIN

OLEH :

MUHAMMAD LUTHFI

2114401110031

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2023
A. Konsep dasar penyakit gastroenteritis

1. Anatomi dan fisiologi

1. Ovarium.

Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut

melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang


berfungsi

menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu

estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang

kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih

memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam

kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan

melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak

menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti

menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan

melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah

satu ovarium secara bergantian.

Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen.


Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi

korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen

yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel.

Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel

baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.

2.Tuba falopii/oviduct (saluran telur)

Jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum

berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium

bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk

bergerak menuju uterus.

3.Uterus (rahim)

Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah

mengecil disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan

berkembangnya embrio, dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan

kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut

endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah. Endometrium

akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.

4.Vagina

Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh

darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini

dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan.

Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran

kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi.

Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang

mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.

5.Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak

pada bagian paling atas dari vulva.

6. Labium mayora

Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan

ditumbuhi rambut.

7. Labium minora

Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium

mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora

menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi

vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan

lubang vagina di bagian bawah.

8. Clitoris

Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap

rangsang karena banyak mengandung saraf (Bobak, 2019).

2. Pengertian Abortus Iminemn

Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di

luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28

minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama

kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya


janin

dalam rahim. (Manuaba, 2019).

Abortus Imminens ialah sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi


uterus

yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik
uteri (Sarwono terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan 2020).

Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman

terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini


kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari

Abdul, 2018)
3. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah.
Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam
keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada
hamil mudah. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam
pertumbuhan ialah sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus
spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di
sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat
makanan pada hasil konsepsi terganggu
4. Patofisiologi dan Patways
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu
biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus
desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi
koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan perdarahan. Pada kehamilan
14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah
janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika
plasenta segera terlepas dengan lengkap, peristiwa abortus ini menyerupai
persalinan
dalam bentuk miniatur
5. Manifestasi Klinik

1. Terdapat keterlambatan datang bulan


2. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules

3. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur

kehamilan dan terjadi kontraksi otot Rahim

4. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan

kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot Rahim

5. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif


6. Pemeriksaan penunjang

a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin
sudah mati
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion

7. Penatalaksanaan medis
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke
uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada
persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka
yang menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya
kekurangan hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar
abortus didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron
memang tidak banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg

8. Komplikasi

a. Perdarahan.

b. Perforasi.
c. Infesksi.

d. Syok( Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan).

9. Prognosis

Ketika terjadi abortus imminens, kondisi janin di dalam kandungan masih

dalam keadaan baik sehingga kehamilan masih dapat terus dipertahankan.

Apabila kondisi janin dalam keadaan berbahaya, maka perlu diambil tindakan

yang tepat untuk menyelamatkan janin atau terpaksa dilakukan penghentian

kehamilan. Perdarahan pada abortus iminens yang terus dibiarkan tanpa

penanganan tepat, dapat memicu terjadinya kelahiran bayi prematur ataupun

abortus yang sesungguhnya, dimana janin dapat meninggal.

B. Tinjauan teoritis keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan

Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :


a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat
kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang
meliputi siklus haid, lama haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
 Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
 Perhatian pendarahan yang terjadi
 Adanya infeksi
 Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
 Ada riwayat masalah pengobatan
 Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam
kehamilan muda
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
c. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
d. Risiko Infeksi f.r perdarahan, dan kondisi vulva lembab
e. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran
berhubungan dengan kurang informasi.
1. Diagnosis Keperawatan

Menurut NANDA Edisi 12 Tahun 2021/2023, Diagnosa Keperawatan yang


muncul berhubungan dengan adalah Gastroenteritis :
a. Nyeri akut b.d adanya kontraksi uterus dalam kehamilan muda
b. Kekurangan volume cairan b.d adanya pendarahan
c. Ansietas b.d kemungkinan akan kehilangan janin

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi


Hasil ( NIC )
( NOC )
1 Nyeri akut b.d adanya kontraksi Setelah dilakukam Manajemen Nyeri :
uterus dalam kehamilan muda tindakan 1.lakukan pengkajian
keperawatan 1x8 nyeri
jam diharapkan 2.Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Diare.
Kriteria hasil :
1. Mampu Mengontrol
Nyeri
2. Mengungkapkan
penurunan nyeri
2 Kekurangan volume cairan b.d Setelah dilakukan Manajemen Cairan :
adanya pendarahan tindakan 1. Kolaborasi pemberian
keperawatan 1x8 cairan intravena IV
jam diharapkan 2. Monitor Vital sign
Kekurangan volume 3.Atur kemungkinan
cairan b.d ada nya transfuse
pendarahan
Kriteria hasil :

3 Ansietas b.d kemungkinan akanSetelah dilakukan Manajemen Anxiety


tindakan keperawatan
kehilangan janin 1. Kaji sifat, sumber dan
1x8 jam diharapkan
Ansietas b.d manifestasi
kemungkinan akan
kecemasaan
kehilangan janin
Kriteria hasil : 2. Kembangkan sikap
1. Klien mampu
berbagi rasa secara terus
mengidentifikasi
dan menerus
mengungkapkan
gejala cemas
2. Vital sign dalam
normal

1. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang
ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil Tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan efektivitas
proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP
dimana:
S: Penyataan atau keluhan dari pasien
O:Data yang diobservasi oleh perawat dan
A: Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P: Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.


Herdman, T.H. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis
Keperawatan: definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Jhonson, Marion dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification
(NOC). St. Louise,
Misouri: Mosby, Inc.
Manuaba, I.B.G., I.A. 2019. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
Buku Kedokteran
EGC
McCloskey, Joanne C, 2020. Nursing Intervention Classification
(NIC). St.
Louise, Misouri: Mosby, Inc.
Prawiharjo, Sarwono, 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama : MUHAMMAD LUTHFI
NPM : 2114401110031
Ruangan / rumah sakit islam : Hesti / Rs TPT DR.R.SOEHARSONO BJM
Judul Laporan pendahulian : Abortus Iminen

Telah menyelesaikan laporan pendahuluan di ruangan tersebut

Banjarmasin , juli 2023


Mahasiswa

( MUHAMMAD LUTHFI )
Menyelesaikan

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(Melliana, S. Kep.,Ns ) ( Linda,Ns.,M.Kep )


NIK 01 10111984 063 006 011.

Anda mungkin juga menyukai