OLEH :
MUHAMMAD LUTHFI
2114401110031
1. Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut
kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan
melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah
yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel.
Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel
bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk
3.Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah
4.Vagina
darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini
dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan.
Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran
5.Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak
6. Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan
ditumbuhi rambut.
7. Labium minora
vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan
8. Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di
luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama
yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik
uteri (Sarwono terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan 2020).
Abdul, 2018)
3. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah.
Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam
keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada
hamil mudah. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam
pertumbuhan ialah sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus
spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di
sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat
makanan pada hasil konsepsi terganggu
4. Patofisiologi dan Patways
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu
biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus
desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi
koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan perdarahan. Pada kehamilan
14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah
janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika
plasenta segera terlepas dengan lengkap, peristiwa abortus ini menyerupai
persalinan
dalam bentuk miniatur
5. Manifestasi Klinik
a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin
sudah mati
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
7. Penatalaksanaan medis
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke
uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada
persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka
yang menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya
kekurangan hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar
abortus didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron
memang tidak banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
8. Komplikasi
a. Perdarahan.
b. Perforasi.
c. Infesksi.
9. Prognosis
Apabila kondisi janin dalam keadaan berbahaya, maka perlu diambil tindakan
1. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang
ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil Tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan efektivitas
proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP
dimana:
S: Penyataan atau keluhan dari pasien
O:Data yang diobservasi oleh perawat dan
A: Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P: Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama : MUHAMMAD LUTHFI
NPM : 2114401110031
Ruangan / rumah sakit islam : Hesti / Rs TPT DR.R.SOEHARSONO BJM
Judul Laporan pendahulian : Abortus Iminen
( MUHAMMAD LUTHFI )
Menyelesaikan