OLEH
RIA GITA UTAMI
NPM : 21149011121
DOSEN PEMBIMBING
Ns.YOFA ANGGRAINI, S.Kep., M.Kep
OLEH
DOSEN PEMBIMBING
Ns.YOFA ANGGRAINI, S.Kep., M.Kep
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Abortus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. pada pemeriksaan vagina,
kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium
yang tipis dan irregular (Nita Norma, 2013).
Abortus adalah diindikasikan dengan keluarnya beberapa produk konsepsi
(ketuban, plasenta atau janin dan muncul seperti gumpalan darah, ia dapat membusuk
akibat adanya produk yang tertinggal ( Joyce & Johnson, 2014).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia, tanpa
mempersoalkan penyebabnya, dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan
spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja dan abortus spontan
(Manuaba, 2011).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup didunia luar disebut abortus.
Anak baru mungkin hidup didunia luar kalau beratnya mencapai 1000 gram atau umur
kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat yang
kurang dari 500 gram.
Menurut World Health Organization (WHO) bahwa aborsi termasuk dalam
masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan
penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia.”Masalah aborsi menjadi suatu pokok
perhatian dalam kesehatan masyarakat karena pengaruhnya terhadap mobiditas dan
mortalitas maternal” ( Rosmanengsih, 2017).
Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia yaitu satu dari 8 kematian ibu,
diperkirakan 13% atau 67.000 kematian, diakibatkan oleh aborsi yang tidak aman.
Hampir 95% aborsi yang tidak aman berlangsung di Negara berkembang dan
diperkirakan bahwa diseluruh dunia, hampir 80.000 wanita meninggal tiap tahun akibat
komplikasi setelah abortus, diperkirakan bahwa diantara 10% dan 50% seluruh wanita
yang mengalami aborsi yang tidak aman memerlukan pelayanan medis akibat komplikasi.
Komplikasi yang paling sering terjadi 3 adalah aborsi inkomplit, sepsis, hemoragi, dan
cedera intra abdomen. ( Rosmanengsih, 2017).
a. Vulva : Nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini berarti
penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris,
kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
b. Mons pubis : Jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta
merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis.
c. Labia mayora : Dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan
jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
d. Labia minora : Terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah bawah dari bawah
klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkankan labia minora
membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di
labia minora juga melumasi vulva.
e. Klitoris : Organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di bawah arkus
pubis.
f. Vestibulum : Ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak
di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
g. Fourchette : Lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora.
h. Perineum : Daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
a. Ovarium : Ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum primordial.
b. Tuba fallopi : Merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba,
sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen
dan prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis.
c. Uterus : Organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip buah
pir yang terbalik. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan
endometrium, kehamilan dan persalinan.
d. Vagina : Suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang
secara luas. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau bawah, Cairan
sedikit asam.
1.4 Etiologi
Penyebab pasti keguguran atau abortus belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor
sebagai berikut:
a. Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi
Dapat terjadi karena:
1) Faktor kromosom Gangguan terjadi sejak semua kromosom termasuk
kromosom sex
2) Faktor lingkungan endometrium - Endometrium yang belum siap untuk
menerima implantasi hasil konsepsi - Terlalu pendek jarak kehamilan
3) Pengaruh luar - Infeksi endometrium - Efek obat/ radiasi
b. Kelainan plasenta - Infeksi placenta - Gangguan pembuluh darah placenta -
Hipertensi
c. Penyakit ibu - Anemia pada ibu
1.5 Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. keadaan ini
dari 3 minggu, hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales
minggu villi koriales sudah menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta
tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada janin yang
telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mufikasi, dimana janin
mengering dan cairan aminion menjadi berkurang, sehingga janin gepeng dan pada tindak
lanjut menjadi sangat tipis seperti kertas. Pada kemungkinan yang lain pada janin mati
tidak lekas dikeluarkan akan terjadi kulit terlepas, tengkorak menjadi lembek, perut
membesar karna terisi cairan dan seluruh tubuh janin berwarna kemerah-merahan (Eva
feberianti, 2013).
1.7 Komplikasi
Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada fase abortus yang tidak aman (unsafe
abortion) walaupun kadang-kadang dijumpai juga pada abortus spontan. Komplikasi
dapat berupa perdarahan, kegagalan ginjal, infeksi, syok akibat perdarahan dan infeksi
sepsis.
a) Perdarahan Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisasisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karna
pendarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b) Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati dengan
teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari
luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi histerektomi. Perforasi uterus
pada abortus yang dikerjakan oleh seorang awam menimbulkan persoalan gawat
karna perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi pada kandung kemih
atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya
mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
c) Infeksi Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
biasanya didapatkan pada abortus inkomplet yang berkaitan derat dengan suatu
abortus yang tidak aman (unsafe abortion)
d) Syok Syok pada abortus bisa terjadi karna pendarahan (syok hemoragik) dan
karna infeksi berat (syok endoseptik) (Nita Norma, 2013).
1.8 Patoflow
Intoleransi
aktifitas
Abortus spontan Abortus provokatus
Penurunan syaraf
oblongata Nyeri ggn Perdarahan
Invasi bakteri
pemenuhan ADL
Penurunan syaraf
Penyerapan Ggn eliminasi Kekurangan volume
vegetatif
cairan di colon (Konstipasi) cairan
Resiko syok
peristaltik hipovolemik
1.9 Pemeriksaan Diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati (2010) menyebutkan pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi di antaranya :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine aminotransferase atau
meningkatnya aspartate).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit abnormal,
karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
Pengkajian
Pengkajian menggunakan 13 Domain menurut Nanda :
1. Helth Promotion (Peningkatan Kesehatan)
Kesadaran akan kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi-strategi yang
diterapkanuntuk mempertahankan control dan meningkatkan kesehatan atau
normalitas fungsi tersebut.
Health Awareness (Kesadaran Kesehatan) : Pengenalan akan fungsi normal dan
kesehatan (Status Obstetrik)
Health Management (Manajemen Kesehatan) : Mengidentifikasi, mengontrol,
memperlihatkan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan
kesehatan
2. Nutrition (Nutrisi)
Kegiatan memperoleh, mengasimilasi, dan menggunakan kandungan gizi untuk tujuan
mempertahankan jaringan, perbaikan jaringan, dan produksi tenaga
Ingestion (Proses masuknya makanan) : Memasukkan makanan atau kandungan
gizi ke dalam tubuh
Digestion (Pencernaan) : Kegiatan fisik dan kimiawi yang mengubah kandungan
makanan ke dalam zat-zat yang sesuai untuk penyerapan dan asimilasi
Absorption (Penyerapan) : tahapan penyerapan kandungan gizi melalui jaringan-
jaringan tubuh
Metabolism (metabolisme) : Proses kimiawi dan fisik yang terjadi di dalam
organisme dan sel-sel hidup bagi pengembangan dan kegunaan protoplasma,
produksi kotoran dan tenaga dengan pelepasan tenaga untuk seluruh proses vital
Hydration (Minum) : Perolehan dan penyerapan cairan dan larutan-larutan
3. Elimination (Pembuangan)
Keluarnya produk-produk kotoran dari tubuh
Urinary system (Sistem Urinaria) : proses keluarnya urine
Gastrointestinal system ( Sistem gastrointestinal) : Pengeluaran dan pengenyahan
produk-produk kotoran dari isi perut
Integumentary system ( Sistem Integumen) : Proses keluarnya melalui kulit
Pulmonary system ( Sistem Paru-paru) : Pembersihan produk-produk metabolis
secara ikutan, pengeluaran dan benda-benda asing dari paru-paru atau dua saluran
bronkus.
8. Sexuality /Seksualitas
Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi
WS`d14 Sexual Identity (Identitas Seksual) : Kondisi menjadi seseorang yang
khusus dalam hal seksualitas dan atau gender
Sexual Function (Fungsi Seksual) : Kapasitas atau kemampuan untuk
berpartisipasi didalam aktifitas seksual
Reproduction (Reproduksi) : Segala proses yang melahirkan individu-individu
baru
11. Safety/Protektion (Keselamatan/Perlindungan)
Aman dari mara bahaya, luka fisik atau kerusakan system kekebalan, penjagaan
akan kehilangan dan perlindungan keselamatan dan keamanan
Infection: (Infeksi) : Respon-respon setempat setelah invasi patogenik
Physical Injury: (luka Fisik) : Luka tubuh yang membahayakan
Violence: ( kekerasan ) penggunaan kekuatan atau tenaga yang berlebihan
sehingga menimbulkan luka atau siksaan
Environmental Hazards: (tanda bahaya lingkungan ) sumber-sumber bahaya yang
ada dilinkungan sekitar kita
Defensive Processes: ( proses mempertahankan diri ) proses seseorang
mempertahankan diri dari luar
Thermoregulation: proses fisiologis untuk mengatur panas dan energi di dalam
tubuh untuk tujuan melindingi organisms.
12. Comfort
Rasa kesehatan mental, fisik, atau social, atau ketentraman
Physical Comfort : merasakan tentram dan nyaman
Social Comfort : merasakan tentram dan nyaman dari situasi social seseorang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah keperawatan yang muncul pada klien
adalah :
1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif/perdarahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi
3. Resiko Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan