Oleh :
NIM : 16144010064
SEMESTER/KELAS : IV/B
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan.
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan yang
terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut
perdarahan antepartum.
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan pada
kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan
kegagalan kelangsungan kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa batasan tentang
peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda, salah satunya adalah
abortus.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan atau pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau
kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut spontan.
Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus
inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Prawirahardjo S, 2006).
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari janin, oleh sebab
itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE pada ibu hamil
untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan waspada terhadap komplikasi yang terjadi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Abortus
Inkompletus di Ruang Ginekologi Rumah Sakit Dr. H Chasan Boesoirie Ternate.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengkajian pada klien dengan Abortus Inkompletus di Ruang
Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Chasan Boesoirie Ternate
b. Untuk mengetahui Diagnosa pada klien dengan Abortus Inkompletus di Ruang
Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Chasan Boesoirie Ternate
c. Untuk mengetahui Rencana Tindakan Keperawatan pada klien dengan Abortus
Inkompletus di Ruang Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Chasan
Boesoirie Ternate
d. Untuk mengetahui Pelaksanaan yang telah dibuat pada klien dengan Abortus
Inkompletus di Ruang Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Chasan
Boesoirie Ternate
e. Untuk mengetahui Evaluasi Keperawatan pada klien dengan Abortus Inkompletus
di Ruang Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Chasan Boesoirie Ternate
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Anatomi
3. Etiologi
Hal-hal yang menyebabkan abortus inkomplit sebagai berikut :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil jonsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan
cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda.
Factor-faktor yang menyebabkan kelainandalam pertumbuhan hasil konsepsi
ialah :
1) Kelainan kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom
seks.
2) Lingkungan endometrium kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium sekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
3) Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.
b. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian
janin.
c. Penyakit ibu.
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria
dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium
dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan
kemudian terjadinya abortus.
4. Patofisiologi
Pada awal abortus, terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
terjadinya nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi yang akhirnya mengeluarkan isi rahim.
Sebelum minggu ke 8 biasanya hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya. Karena
villichorialis belum menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua. Pada kehamilan
antara 8 - 14 minggu villi chorialis menembus desidua lebih dalam, sehingga
umumnya plasenta tidak dilepaskan secara sempurna sehingga timbul banyak
perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
ialah janin, disusul dengan pengeluaran plasenta secara lengkap yang telah terbentuk.
Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
5. Manifestasi Klinis
a. Terlambat haid atau amenorrhea kurang dari 20 minggu.
b. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
c. Rasa mules atau kram perut, didaerah atas symphisis, sering nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
d. Jika terjadi infeksi, akan ditandai dengan suhu badan tinggi
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam menegakkan diagnosa abortus antara
lain :
a. Tes kehamilan positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minngu setelah abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan Darah
Untuk menentukan apakah klien mengalami anemia
7. Penatalaksanaan
a. Bila pasien anemia, berikan hematinik. Jika anemia berat, diberikan transfusi
b. Kuret
c. Berikan antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi
d. Terapi ergometrin
Untuk mempertahankan kontraksi uterus
8. Komplikasi
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak di berikan tepat pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
dukun
c. Infeksi
Infeksi dan tetanus dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus.
Lebih sering ditemukan pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa
memperhatikan aseptic dan antiseptik.
d. Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragi) dank arena
infeksi berat (syok endoseptik).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lesensi dan
kompeten untuk mengatasinya.
Data respon actual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian,
tinjauan literature yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi
dengan profesi lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian. Hal terakhir
adalah, respon actual dan potensial klien yang membutuhkan intervensi dari domain
praktik keperawatan (Carlson et al 1991; Carpenito, 1995 dalam Potter and Perry
2005).
Menurut harnawatiaj (2008) diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus
abortus inkompletus adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi uterus, sekunder terhadap pelepasan
separasi plasenta
b. Risiko devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui
rute normal dan abnormal (perdarahan)
c. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,
peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan
psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh; perdarahan.
d. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
sekunder akibat perdarahan, prosedur invasive
e. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan krisis situasi (perdarahan), ancaman atau
perubahan pada status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian,
perpisahan dari keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan
interpersonal
f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/meningkat
kesalahan interpretasi informasi, mitos, tidak mengenal sumber informasi,
keterbatasan kogtinif
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat
pada klien dan hasil yang di perkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan yang
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan dibuat prioritas. Selain
berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat berkonsultasi dengan anggota
tim perawat kesehatan lainnya, menelaah literatur yang berkaitan, memodifikasi
asuhan, dan mecatat informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan
klien dan penatalaksanaan klinik (potter dan perry, 2005).
Intervensi dapat dijabarkan berdasarkan masalah keperawatan dan kebutuhan klien
dengan abortus, yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi uterus, sekunder terhadap pelepasan
separasi plasenta
Tujuan :pasien dapat mendemonstrasikan hilang dari ketidaknyamanan
Intervensi :
1) Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas
(skala 0 - 10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.
Rasional : menentukan intervensi selanjutnya
2) Pantau TTV selama 4 jam bila tidak menerima agen osmotik secara intravena,
setiap 2 jam bila menerima agen osmotik.
Rasional : mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan
3) Berikan analgesik sesuai pesanan dan mengevaluasi keefektifannya. Beri tahu
dokter bila nyeri menetap atau memburuk setelah pemberian obat.
Rasional : analgesik memblok nyeri.
4) Berikan tindakan kenyamanan dasar. Mis : reposisi, gosokan punggung, dan
aktifitas hiburan, mis : musik, televisi
Rasional : meningkatkan relaksasi dan membatu memfokuskan kembali
perhatian.
5) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, mis : teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, sentuhan terapeutik.
Rasional : memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa kontrol.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang akan dilakukan dan
diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan
kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari klien (Poter and Perry, 2005).
Komponen implementasi dari proses keperawatan mempunyai lima tahap yaitu :
a. Mengkaji ulang klien
b. Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan yang sudah ada
c. Mengidentifikasi area bantuan
d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan
e. Mengkomunikasikan intervensi
5. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan dan berasal dari hasil yang
ditetapkan dalam rencana perawatan. Dalam evaluasi ini dibahas tentang mengapa,
apa, kapan, dimana dan bagaimana pendokumentasian hasil dilakukan (Iyer, 2005).
Selama evaluasi, perawat memutuskan apakah langkah proses keperawatan
sebelumnya telah efektif dengan menelaah respon klien dan membandikannya dengan
perilaku yang disebutkan dalam hasil yang diharapkan (Potter and Parry, 2005).
Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP.
S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
O : Respon onjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau munculnya masalah baru atau data yang kontradiksi
dengan masalah yang ada
P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien
BAB III
STUDI KASUS
A. Pengkajian
Tanggal Masuk RS : 24-02-2020 Jam Masuk RS : 01.00 WIT
Tanggal Pengkajian : 26-02-2020 Jam Pengkajian : 08.30 WIT
No Rekam Medis : 258974 Diagnosa Medis : Abortus Inkompletus
1. Identitas
a. Identitas Klien
Inisial : Ny. S
Umur : 40 Tahun
Suku/Bangsa : Ternate/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tabona
b. Identitas Penanggung Jawab
Inisial : Tn. S
Umur : 47 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Tabona
Hubungan Dengan Klien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama
Klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir
2) Riwayat keluhan utama
Klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir sejak tanggal 19 februari 2018.
Perdarahan tidak berhenti selama 5 hari sehingga keluarga klien membawa
klien ke RS pada tanggal 24 februari 2018.
3) Keadaan yang memperberat dan memperingan keluhan utama
Keadaan yang memperberat :
Klien mengatakan jika terlalu berat melakukan aktivitas dan perutnya ditekan
maka perdarahannya bertambah
Keadaan yang memperingan :
Klien mengatakan tidak ada
4) Keluhan yang menyertai
Klie juga mengeluh nyeri perut bagian bawah, mual muntah, pusing dan lemas.
5) Karakteristik keluhan yang menyertai(PQRST)
P (Provocative): klie mengatakan nyeri muncul jika perutnya ditekan
Q (Quality) : klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
R (Regio) : klien mengatakan nyeri dirasakan diperut bagian bawah
S (Scale) : skala nyeri 4
T (Time) : klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan interval 3-5
menit
3. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat menstruasi
1) Umur saat menarche : 13 Tahun
2) Siklus menstruasi : Teratur
3) Lamanya menstruasi : 28 hari
4) Bau khas darah : Normal
5) Warna darah : Merah Segar
6) Banyaknya : Sedang
7) Dismenorhe : Tidak
8) Keputihan : Tidak ada
b. Riwayat obstetrik
1) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
c. Pola Eliminasi
1) Eliminasi uri
Kebiasaan
Frekuensi : 3 - 4 kali/hari
Jumlah : Banyak
Warna : Jernih
Bau : Khas
Nyeri : Tidak Ada
Nocturia : Tidak Ada
Kemampuan mengontrol BAK : Mampu
Keluhan lain : Tidak Ada
Perubahan : Tidak Ada
2) Eliminasi alvi
Kebiasaan
Frekuensi : 1 - 2 kali sehari
Jumlah : sedang
Warna : Cokelat
Konsistensi : Lembek
Nyeri : Tidak Ada
Kemampuan mengontrol BAB : Mampu
Keluhan lain : Tidak Ada
Perubahan : Tidak Ada
d. Pola Aktivitas-Latihan
1) Kebiasaan
a) Jenis aktivitas yang dilakukan sehari-hari
Klein mengatakan aktivitasnya sehari-hari adalah masak, beres-beres
rumah, dll.
b) Olahraga
Klien mengatakan tidak pernah melakukan olahraga
c) Jenis aktivitas rekreasi yang dilakukan
Klien mengatakan pergi ke pantai bersama keluarga
d) Kemampuan merawat diri sendiri:
Berpakaian : Mandiri
Mandi : Mandiri
Makan : Mandiri
Toileting : Mandiri
Jelaskan : Klien mengatakan sebelum masuk ke RS, klien mampu merawat
dirinya sendiri
e) Personal hygiene
Mandi : 2 kali sehari, pakai sabun
Sikat gigi : 2 kali sehari, pakai pasta gigi
Mencuci rambut : 1 kali sehari
Ganti pakaian dalam : 2 kali sehari
Kuku tangan dan kaki : Pendek bersih
2) Perubahan : Klien mengatakan selama di RS, klien belum pernah
melakukan personal gygiene
f. Pola Pesepsi-Kognitif
1) Kebiasaan
a) Gambaran tentang indera khusus:
Penglihat : Normal
Pendengar : Normal
Perasa : Normal
Peraba : Normal
Pencium : Normal
b) Apakah klien menggunakan alat bantu ?
Klien tidak menggunakan alat bantu apapun
c) Kemampuan mengambil keputusan
Klien mengatakan mampu mengambil keputusan sendiri
2) Perubahan : Tidak ada
h. Pola Hubungan-Peran
1) Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, rekan kerja
Klien mengatakan perannya dalam keluarga dan masyarakat sangat baik
2) Kepuasan menjalankan peran
Klien mengatakan sangat puas menjalankan perannya sebagai seorang isteri
dan seorang ibu
3) Pentingnya keluarga bagi klien
Klien mengatakan keluarganya sangat penting
4) Struktur dan dukungan keluarga
Klien mengatakan keluarganya mendukung apa yang dilakukan oleh klien
5) Proses pengambilan keputusan dalam keluarga
Klien mengatakan suaminya yang mengambil keputusan dalam keluarganya
6) Hubungan klien dengan orang lain
Klien mengatakan hubungannya dengan orang lain sangat baik
7) Orang terdekat klien
Klien mengatakan orang terdekatnya adalah keluarga
i. Pola Reproduksi-Seksualitas
1) Kebiasaan
a) Masalah seksual : Tidak ada
b) Perilaku seksual : Tidak dikaji
c) Riwayat menstruasi dan reproduksi
Klien memiliki 3 orang anak
2) Perubahan : Tidak ada
j. Pola Toleransi Terhadap Stres-Koping
1) Kebiasaan
a) Strategi yang biasa dilakukan untuk mengatasi stress
Tidak ada
b) Strategi koping yang biasa digunakan
Tidak ada
c) Pengetahuan tentang teknik manajemen stress
Tidak ada
2) Perubahan :
a) Stressor yang dialami baru-baru ini
Klien mengatakan stres yang dialami baru-baru ini adalah ketika klien
mengalami keguguran, karena ini baru pertama kali klien alami sehingga
klien takut dan panik
b) Tingkat stres yang di persepsikan
Tidak dikaji
c) Strategi mengatasi stres dan koping yang digunakan saat ini
Klien mengatakan hanya beristigfar dan berdoa
k. Pola Keyakinan-Nilai
Tidak dikaji
Oedema : - -
- -
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Kelainan bentuk : Tidak
2) Palpasi
Suhu akral : Teraba hangat
Capillary Refill Time : Normal
Turgor kulit : Kembali cepat
3) Perkusi
Refleks patella : Tidak dikaji
Refleks babinsky : Tidak dikaji
6. PemeriksaanPenunjang
Tanggal Pemeriksaan : 24-02-2018
No Ukuran Hasil Satuan Nilai Normal
1 WBC 15.8 10ʌ3/uL 4.00 – 10.00
2 RBC 2.76 10ʌ6/uL 4.00 – 6.00
3 HCT 37.3 % 37.0 – 48.0
4 MCH 35.9 PG 27.5 – 32.0
5 MCHC 36.4 g/dl 32.3 – 38.3
6 RDW 10.1 % 10.0 – 16.0
7 MDV 6.4 Fl 5.3 – 11.3
8 PCT 0.096 % 0.200 – 0.500
9 PDW 12.9 Fl 10.0 – 18.5
10 PLT 140 10ʌ3/uL 150 – 400
11 HB 8.4 g/dl 12.0 – 16.0
7. PengobatanDan Perawatan
a. Pengobatan
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Ketorolak 10 mg/8 jam/IV
- Asam Traneksamat 500 mg/8 jam/IV
b. Perawatan
- Pemasangan infus Nacl 0,9 % 20 tetes/menit
- Observasi TTV
B. Klasifikasi Data
Data subjektif :
1. Klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir
2. Klien mengeluh nyeri perut
3. Klien mengeluh mual dan rasa ingin muntah
4. Klien mengeluh pusing
5. Klien mengeluh lemas
6. Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah
7. Klien mengatakan nyeri muncul jika perutnya ditekan
8. Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
9. Klien mengatakan nyeri dirasakan diperut bagian bawah
10. Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan interval 3 – 5 menit
11. Klien mengatakan susah tidur karena cemas dan takut dengan tindakan kuret
12. Klien mengatakan selama di RS, nafsu makannya menurun
Data objektif :
1. Skala nyeri 4
2. Hb : 8,4 g/dl
3. Kien tampak gelisah
4. Klien tampak pucat
C. Analisa Data
3. Cemas berhubungan dengan tindakan kuret yang akan dlakukan ditandai oelh :
DS :
- Klien mengatakan susah tidur karena cemas dan takut dengan tindakan kuret
DO :
No DX Implementasi Evaluasi
1 2 Rabu, 28-02-2018 Kamis, 01-03-2018
Pukul 15.00 Pukul 15.00
1. Mengkaji warna dan bau darah S : Klien mengatakan masih
Hasil : keluar darah sedikit-
Klien mengatakan warna darah masih sedikit dari jalan lahir
sama yaitu merah segar. Dan juga O :
tidak terdapat bau darah yang tidak - Tidak ada tanda-tanda
enak infeksi
TTD - Suhu tubuh 36,3 oC
A : Masalah teratasi sebagian
Pukul 15.05 P : Lanjutkan intervensi
2. Mengobservasi suhu tubuh
Hasil : TTD
Suhu tubuh 36,3 oC
TTD
Pukul 15.20
4. Menganjurkan klien untuk sering
menggantikan pembalut
Hasil :
Klien mau untuk mengganti
pembalut sesering mungkin
TTD
2 3 Rabu, 28-02-2018 Kamis, 01-03-2018
Pukul 16.00 Pukul 15.30
3. Memberikan kesempatan pada klien S : Klien mengatakan belum
untuk mengungkapkan perasaannya siap untuk dilakukan
Hasil : tindakan kuret.
Klien mengatakan sangat khawatir Keluarga klien juga
jika terjadi sesuatu yang tidak mengatakan tindakan
diinginkan pada saat proses tindakan operasi kuret ditunda
kuret besok pada tanggal 02 maret
TTD 2018 karena klien
demam
Pukul 16.15 O :Pengetahuan klien tentang
4. Menjelaskan kembali informasi tindakan kuret sudah
seputar tindakan kuret, manfaat dan meningkat
tujuan dari tindakan kuret A :Masalah teratasi sebagian
Hasil : P : Pertahankan intervensi
Klien mengatakan sudah
mengetahui dan paham tentang TTD
tindakan kuret, manfaat, dan tujuan
dari tindakan kuret
TTD
Pukul 16.30
5. Mempersiapkan klien untuk
menjalani tindakan kuret yang akan
dilaksanakan besok pada tanggal 01
Maret 2018.
Hasil :
Semua yang dibutuhkan untuk
tindakan kuret telah disiapkan
TTD
CATATAN PERKEMBANGAN
No DX Implementasi Evaluasi
1 2 Kamis, 01-03-2018 Jumat, 02-03-2018
Pukul 16.30 Pukul 09.00
1. Mengkaji warna dan bau darah S : Klien mengatakan masih
Hasil : keluar darah sedikit-
Klien mengatakan warna darah masih sedikit dari jalan lahir
sama yaitu merah segar. Dan juga O :
tidak terdapat bau darah yang tidak - Tidak terdapat tanda-
enak tanda infeksi
TTD - Suhu tubuh 36,2 oC
A : Masalah teratasi sebagian
Pukul 16.35 P : Pertahankan intervensi
2. Mengobservasi suhu tubuh
Hasil : TTD
Suhu tubuh 36,2 oC
TTD
Pukul 16.40
5. Memberikan terapi asam traneksamat
500 mg/8 jam/IV sesuai instruksi
Hasil :
Terapi asam traneksamat 500 mg/8
jam/IV telah diberikan sesuai
instruksi
TTD
2 3 Kamis, 01-03-2018 Jumat, 02-03-2018
Pukul 17.00 Pukul 09.30
2. Mengkaji tingkat kecemasan yang S : Klien mengatakan sudah
dialami klien siap untuk dilakukan
Hasil : tindakan kuret.
Klien mengatakan kecemasannya O :Pengetahuan klien tentang
sudah sedikit berkurang tindakan kuret sudah
meningkat
TTD A :Masalah teratasi
Pukul 17.00 P : Hentikan intervensi
3. Memberikan kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaannya TTD
Hasil :
Klien mengatakan sudah tidak
khawatir lagi dengan tindakan kuret
dan klien juga mengatakan siap
untuk dilakukan operasi kuret
TTD
Pukul 17.15
5.Mempersiapkan klien untuk menjalani
tindakan kuret yang akan
dilaksanakan besok pada tanggal 02
Maret 2018.
Hasil :
Semua yang dibutuhkan untuk
tindakan kuret telah disiapkan
TTD
CATATAN PERKEMBANGAN
No DX Implementasi Evaluasi
1 2 Jumat, 02-03-2018 Sabtu, 03-03-2018
Pukul 12.00 Pukul 09.00
1. Mengkaji warna dan bau darah S : Klien mengatakan masih
Hasil : keluar darah sedikit-
Klien mengatakan warna darah masih sedikit
sama yaitu merah segar. Dan tidak O :
terdapat bau darah yang tidak enak - Tidak terdapat tanda-
tanda infeksi
TTD - Suhu tubuh 36 oC
A : Masalah teratasi sebagian
Pukul 12.05 P : Intervensi dilanjutkan
2. Mengobservasi suhu tubuh oleh bidan
Hasil :
Suhu tubuh 36 oC TTD
TTD
Pukul 12.10
5. Menganjurkan klien untuk sering
menggantikan pembalut
Hasil :
Klien mengikuti yang telah di
anjurkan
TTD
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Adapun berbagai macam penenyebab abortus yaitu, kelainan hasil konsepsi, kelainan
plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia, trauma, faktor-faktor hormonal,
sebab-sebab psikosomatik, sebab dari janin, dan lain-lain
Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
B. Saran
1. Saran untuk Mahasiswa
Di harapkan kepada mahasiswa khususnya jurusan keperawatan agar lebih
meningkatkan pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan lebih mendalam.
2. Saran untuk Rumah Sakit
Diharapkan untuk lahan praktek dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap
pasien dan keluarga pasien secara efektif dan tidak memandang latar belakang pasien
baik suku, agama, ras dan budaya.
3. Saran untuk Institusi
Dengan telah di susunya Asuahan Keperawatan dapat meningkatkan kefektifan dalam
belajar, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan
atau mengaplikasikan study yang telah di dapatkan.