Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pertumbuhan penduduk yang demikian pesat dan dunia yang bergizi. Terbuka
terhadap gempuran budaya berat yang makin gencar. Membuat abortus makin
menjamur. Bahkan, yang terlibat abortus illegal adalah oknum petugas kesehatan
sendiri, seperti yang pernah terungkap di Bandung, sebuah klinik yang melayani
aborsi secara illegal. Dengan berbagai kemajuan dan pertambahan penduduk tersebut,
maka masalah abortus akan menjadi lebih luas dan penting. Apalagi jika masalah
hubungan seksual pra-nikah sudah dianggap biasa.
Data SKRT (survey kesehatan rumah tangga) tahun 1995 memperlihatkan bahwa
penyebab kematian ibu di Indonesiayang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan
11,1 % akibat komplikasi abortus. Karena itu dibutuhkan penanganan yang tepat dari
petugas kesehatan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat abortus.
Demikian pula halnya pada kehamilan Ny ‘ M’ GII PI00I Ab000 Uk 8-10 minggu
trimester I dengan abortus inkompletus diperlukan asuhan secara komprehensif agar
kehamilan dapat dipertahankan dan tercapai kesehatan, serta kesejahteraan yang
optimal bagi ibu dan janin. Dengan alas an tersebut maka saya menyusun “ Asuhan
Kebidadn Pada Ny ‘ M’ GII PI00I Ab000 Uk 8-10 minggu Dengan Abortus
Inkompletus.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan dan memahami secara teoritis dan praktis


mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus, khususnya abortus
inkompletus melalui pendekatan managemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan abortus inkompletus
b. Mengidentifikasi masalah yang timbul pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus
c. Membuat rencana tindakan ibu hamil dengan abortus inkompletus
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana atau intervensi
e. Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil dengan
abortus inkompletus

C. Metode penelitian
1. Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus adalah studi kepustakaan
yaitu mencari dan mempelajari sumber yang dapat mendukung terlaksananya
asuhan kebidanan.
2. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Pengambilan data dengan tanya jawab langsung pada klien atau keluarga
b. Pemeriksaan atau observasi
Pengamatan langsung pada klien melalui pemeriksaan fisik, yaitu inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi
c. Praktek
Merupakan penerapan secara langsung dari pengetahuan dan ketrampilan
dalam mengerjakan prasat kebidanan pada klien
d. Pengkajian catatan medik dan kepustakaan yang berhubungan abortus

D. Sistematika penulisan
1. Halaman judul
2. Lembar pengesahan
3. Kata pengantar
4. Daftar isi

5. BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan
6. BAB II Tinjauan Teori
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Diagnosa banding
E. Penegakan diagnose
F. Macam-macam abortus dan penanganannya
G. Komplikasi
H. Penanganan pasca-abortus
7. BAB III Tinjauan Kasus
A. Pengkajian
B. Diagnosa dan identifikasi masalah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
8. BAB IV Pembahasan
9. BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
10. Daftar pustaka

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP ABORTUS
1. Pengertian
 Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan dengan BB < 1000 gram atau usia hamil < 28 minggu.
(Manuaba, 1998 ; 214)
 Abortus pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan,
tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan denga BB dibawah 500 gram, hidup
terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau < 20 minggu.
(Sarwono, 2000 ; 209)
 Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usianya mencapai 20 minggu atau
dimana janin memiliki berat dibawah 500 gram.
(WWW.tabloid.nakita.com, 2008)
2. Etiologi
Penyebab abortus sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa factor sebagai berikut :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat meninbulkan kematian janin dan
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
 Faktor kromosom
Gangguan kromosom terjadi sejak awal pertemuan kromosom termasuk
kromosom seks.

 Faktor lingkungan endometrium


Bila lingkungan di endometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehingga zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
 Pengaruh dari luar
Radiasi;virus,obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil konsepsi
serta lingkungan hidupnya dalam uterus,pengaruh ini umumnya
dinamakan”pengaruh estrogen”
b. Kelainan pada plasenta
 Endartritis dapat terjadi dalam vilikorialis dan dapat menyebabkangangguan
pertumbuhan dan kematian janin.
 Hipertensi juga dapat menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta
sehingga menimbulkan keguguran.
c. Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalm
kandungan melalui plasenta :
 Penyakit infeksi seperti : pneumonia, thypus abdominalis, malaria, syphilis,
toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat masuk ke janin melalui plasenta.
 Anemia pada ibu dapat menyebabkan gangguan nutrisi dan gangguan
peredearan O2 menuju sirkulasi utero plasenter.
 Penyakit menahun pada ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal. DM, dan
penyakit hati.
d. Kelainan traktus genetalis.
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin, namun terdapat
beberapa keadaan abnormal yang dapat menyebabkan terjadinya abortus seperti
mioma uteri, retroversio uteri, serviks incompeten, bekas operasi pada
serviks(konisasi, amputasi serviks), robekan serviks post partum.
3. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh
jaringan plasenta ynag menyebabkan perdarahan sehingga rahim berusaha untuk
mengeluarkan hasil konsepsi dengan cara berkontraksi.
 Bentuk perdarahan bervariasi, diantaranya :
 Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
 Sekaligus dalam jumlah yang besar, dapat disertai gumpalan akibat perdarahan.
Dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah menurun, tampak
anemis, dan daerah ujung akral dingin.
 Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi, yaitu :
 UK <14minggu, dimana plasenta belum terbentuk sempurna.
Dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
 UK >16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna
Didahului dengan ketuban pecah,diikuti dengan pengeluaran hasil konsepsi dan
dianjurkan dengan pengeluaran plasenta (partus imaturus).
 Hasil konsepsi tidak dikeluarkan : 6 minggu sehingga terjadi ancaman baru
dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
 Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi
- Mola karnosa : Hasil konsepsi menyerap darah terjadi gumpalan seperti
daging.
- Mola tuberosa : Amnion berbenjol-benjol karena terjadi haematoma antara
amnion dan korion.
- Fetus kompresus : Janin mengalami mumifikasi terjadi penipoisan seperti
kertas.
- Blighted ovum : Hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin,
hanya benda kecil yang tidak berbentuk.
- Miss abortion : Hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.

Usia Bawah Abortus

Wanita harus waspada terhadap usia rawankeguguran yaitu >35thn, resiko


keguguran makin bertambah seiring bertambahnya umur. Wanita yang pernah
keguguran beruntun sebanyak 2kali memiliki peluang abortus hingga 35%
pada hamil berikutnya, bertambah hingga 50% pada kehamilan keempat atau
pada wanita yang telah mengalami keguguran berturut-turut.

4. Diagnosis Banding
a. KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)
KET dengan hematokel retro uterine kadang sulit dibedakan dengan
abortus pada uterus dengan posisi retroversi. Dalam kedua keadaan tersebut,
ditemukan amenorrhea disertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri di perut bagian
bawah dan tumor di belakang uterus. Tetapi, keluhan nyeri biasanya lebih hebat
pada KET.
b. Mola Hiodatidosa
Pada mola hidatidosa, uterus biasanya lebih besar dari lamanya
amenorrhea dan muntah lebih sering. Apabila ada kecurigaan terhadap mola
hidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan USG.
c. Kehamilan dengan Kelainan pada Serviks
Karsinoma Sevisis Uteri, Polipus Serviks dapat menyertai kehamilan
perdarahan dari kelainan tersebut dapat menyerupai abortus, pemeriksaan dengan
speculum, pemeriksaan sitologi dan biopsy dapat menentukan diagnosis yang
pasti.

5. Penegakan Diagnosa
Untuk dugaan abortus, diperlukan criteria sebagai berikut :
 Terdapat keterlambatan haid.
 Terjadi perdarahan
 Sakit perut
 Dapat diikuti pengeluaran hasil konsepsi
 Pemeriksaan hasil tes hamil masih +/sudah -, sedangkan hasil pemeriksaan
fisikpun bervariasi :
a. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan.
b. Pemeriksaan fundus uteri.
 Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai UK.
 Tinggi dan besarnya sudah mengecil.
 Fundus uteri tidak teraba diatas symphisis.
c. Pemeriksaan dalam :
 Serviks uteriu masih tertutup.
 Serviks uteri sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi dalam
kavum uteri atau pada canalis sevikalis.
 Besarnya uterus sudah mengecil.
 Konsistensinya lunak.
6. Macam –macam Abortus dan Penanganannya
a. Abortus Spontan
Abortus yang terjadi dengan sendirinya.
(www.pikiran rakyat.com, 2008)
Abortus spontan dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Abortus Imminens
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan <20minggu
dimana hasil konsepsi masih di dalam uterus dan terjadi tanpa adanya dilatasi
serviks.
(Sarwono,2002 :350)

Abortus imminens dapat ditegakkan dengan jalan :

 Terdapat keterlambatan haid.


 Terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit
atau tidak sama sekali.
 Uterus membesar sesuai UK.
 Serviks belum membuka.
 Test kehamilan (+)

PENANGANAN

Istirahat total di tempat tidur

 Meningkatkan aliran darah ke rahim.


 Mengurangi rangsangan mekanis.
 Pada abortus imminens harus dipastikan bahwa janin masih dapat berkembang
atau tidak dengan pemeriksaan USG karena sebagian masih dapat dipertahankan
kehamilannya.
2. Abortus Insipiens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan <20minggu dengan adanya dilatasi
serviks yang meningkat, tapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
(Sarwono, 2002 : 306,307)

Abortus insipiens ditandai dengan :

 Perdarahan lebih banyak.


 Rasa mules menjadi lebih sering dan kuat.
 Kanalis servikalis terbuka dan jaringan/hasil konsepsi dapat diraba.

PENANGANAN
 Pada kehamilan >12minggu, biasanya perdarahan tidak banyak dan perforasi
pada kerokan lebih besar maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan
pemberian infus oksitosin.
 Apabila janin sudah keluar, tetapi plasenta msih tertinggal, sebaiknya
pengeluaran plasenta dikerjakan secara digital yang dapat disusul dengan
kerokan bila masih ada sisa plasenta yang tertinggal.

3. Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan <20 minggu dan masih ada
sisa yang tertinggal dalam uterus
(Sarwono,2002:307)
Gejala klinis yang mungkin dapat terjadi:
 Perdarahan memanjang sampai terjadi keadaan anemis.
 Perdarahan mendadak dan banyak sekali sehingga menyebabkan syok dan
perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
 Dapat terjadi infeksi: ditandai dengan suhu meningkat.
 Dapat terjadi degenerasi ganas (korio karsinoma)
pada pemeriksaan dijumpai
- Kanalis servikalis terbuka
- Teraba jaringan dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
OUE
- Perdarahan banyak sekali.

PENANGANAN

- Jika abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan, segera harus


diberikan infuse NACL atau RLyang disusul dengan tranfusi.
- Setelah syok teratasi dilakukan kerokan
 langsung pada UK <14 minggu
 dengan induksi pada UK >14 minggu
- Pasca tindakan disuntikkan ergometrin IM untuk mempertahankan kontraksi
uterus

4. Abortus kompletus
Semua hasil konsepsi sudah keluar dari rahim, perdarahan sedikit, ostium uteri
telah menutup dan uterus sudah mengecil
(Sarwono,2002:308)
Diagnosa ditegakkan dengan :
- Perdarahan sedikit.
- Ostium uteri menutup.
- Uterus sudah mengecil.
- Pemeriksaan hasil konsepsi yang menyatakan bahwa sem,ua hasil konsepsi
sudah keluar dengan lengkap.

PENANGANAN

Pada abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus hanya jika


hasil konsepsi sudah keluar dengan lengkap.

b. Abortus Provokatus
Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.

(Mochtar Rustam, 1998:211)


Abortus diperbolahkan jika memnuhi criteria medis, berdasarkan pasal 15 UU
kesehatan no 23 tahun 1998 dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan
jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Tindakan medis yang dimaksud adalah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dari kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai tangging
jawab profesi serta berdasarkan perkembangan tim ahli, dengan persetujuan ibu
hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya : pada sarana kesehatan
tertentu. Jasi tindakan pengguguran yang disengaja harus berdasarkan indikasi
medis.
Abortus provokatus dibagi 2, yaitu :
1. Abortus provakatus medicianalis / terapeutika
Adalah abortus karena tindakn kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis)
(Mochtar Rustam, 1998:211)
Dilakukan pada seorang wanita apabila telah mengidap penyakit-penyakit dan
jika kehamilannya dilanjutkan akan terjadi kematian wanita tersebut penyakit-
penyakit tersebut adalah :
- Gagal jantung derajat 3 sampai 4
- Radang ginjal kronik
- Kanker leher rahim
- Kanker payudara
- Infeksi virus rubella
- Radang usus berat
- Gangguan jiwa berat
2. Abortus provokatus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan inidikasi medis.
(Mochtar Rustam, 1998:211)
Abortus provokatus kriminalis cenderung menyebabkan penyulit daripada
abortus spontan, antara lain :
- Perdarahan hebat
- Infeksi  kadang-kadang sampai meneyebabkan sepsis yang dapat
mengakibatkan kematian atau timbul kemandulan karena infeksi tuba
fallopi’i
- Fungsi ginjal rusak (renakanule)
- Syok karena bakteri
- Perforasi  terjadi robekan pada rahim
c. Abortus Sevikalis
Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh OUE yang tidak membuka
sehingga semuanya terkumpul dalam karnalis servikalis dan serviks uterus
menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding menipis
(Sarwono P, 2002:308)
Pada pemeriksaan ditemukan :
- Servikas membesar
- Teraba jaringan diatas OUE

Penanganan :

Terapi terdiri atas : dilatasi serviks dengan busi hegar dan kerokan untu
mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis

d. Missed Abortus
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan
selama delapan minggu atau lebih.
Diagnosis
Missed abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus iminnens yang
kemudian menghilang secara spontan atau setelah pengobatan gejala subyektif
kehamilan menghilang, mamae agak mengendor lagi, uterus mengecil dan tes
kehamilan menjadi (-) dengan USG dapat ditentukan apakah janin sudah mati
atau besarnya sesuai UK
Penanganan :
- Pengeluaran hasil konsepsi pada Missed abortion merupakan satu
tindakan yang tidak lepas dari bahaya karena plasenta dapat melekat
erat pada didnding uterus dan kadang-kadang terdapat fibrinogenemia.
- Pada uterus yang besarnya tidak kurang 12 minggu sebaiknya
dilakukan pembukaan servikas uteri dengan memasukkan laminaria
selam kira-kira 12 jam dalam kanalis servikalis, yang kemudian dapat
diperbesar dengan busi hegar sampai cunam ovum atau jari dapat
masuk kedalam kavum uteri.
- Jika besar uterus melebihi kehamilan 12 minggu, maka pengeluaran
hasil konsepsi diusahan dengan infuse oksitosin IV dengan dosis
cukup tinggi.

Apabila TFU samapi 2 jari dibawah pusat maka pengeluaran hasil


konsepsi dapat pula dikerjakan dengan penyuntikan larutan garam
20% kedalam kavum uteri melalui dinding perut.

e. Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
(Sarwono,2002 : 309)
Diagnosis:
Diagnosis abortus habitualis tidak sukar ditentukan dengan anamnesa, khususnya
diagnosis abortus habitualis karena inkompetensia serviks yang menunjukkan
gambaran klinik yang khas yaitu pada kehamilan trimester 2 terjadi pembukaan
serviks tanpa disertai, mules, ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah,
kenudian timbul mules yang disertai pengeluaran janin yang biasanya masih
hidup dan normal.
Penanganan :
- Memperbaiki KU
- Pemberian makanan yang sempurna
- Anjuran istirahat yang cukup
- Larangan Untuk coitus
- Olahraga
f. Abortus Infeksiousus
Abortus yang disertai Infeksi pada genetalia, umunya pada abortus infeksiousus,
infeksi tersebar pada desidua.
(Sarwono,2002:310)
Diagnosis :
Ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda infeksi alat
genetal, seperti panas, tacikardi, perdarahan pervaginam yang bau, uterus yang
membesar, lembek, nyeri tekan, leukositosis

Penanganan :
Pada abortus infeksiousus dengan banyak perdarahan, diberikan infud dan
transfuse darah, serta antibiotika, kuratase dilakukan dalam 6 jam karenan
pengeluaran sisa abortus dapat mencegah perdarahan dan menghilangkan jaringan
yang nekrotis yang bertindak sebgai medium pembiakan jasad renik. Pemberian
antibiotika diteruskan sampai febris tidak ada algi selam 2 hari atau ditukar bila
tidak ada perubahan dalam 2 hari.

g. Abortus Septik
Abortus infeksiousus berat disertai pengeluaran kuman atau toksin kedalam
peredaran darah atau peritoneum.
(Sarwono,2002:310)
Pada Abortus septic, vurulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar
kemiometrium, tuba, parametrium, dan peritoneum. Apabila infeksi menyebar
infeksi lebih jauh terjadi peritiritis umum atau sepsis dengan kemungkinan diikuti
oleh syok.

Diagnosis :

Apabila terdapat sepsis, pasien tampak sakit berat, kadang-kadang mengigil


demam tinggi dan tekanan darah turun. Untuk mengetahui kuman penyebab perlu
diadakan pembiakan darah dan gejala pada serviks uteri

Penanganan :

Pada abortus septic diperlukan pemberian anti biotika dalam dosis yang lebih
tinggi.

Komplikasi
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Dapat terjadi perforasi dengan gejala :
- Kuret terasa tembus
- Pasien kesakitan
- Syok
- Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen
c. Infeksi
- Pada penanganan yang tidak lege artur
- Abortus inkompletus
d. Syok
Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (Syok hemoragik) dank
arena infeksi berat (syok indoseptik)
e. Degenerasi ganas
- Abortus dapat menjadi corio karsinoma sekitar 15-20 %
- Gejala corsio karsinoma adalah perdarahan berlangsung lama, terjadi
pemebesaran rahim, terdapat melastate kevagina dan lain-lain.
7. Penanganan Paska Abortus
a. Istirahat
Istirahat berguna untuk mengurangi kelelahan fisik dan psikologi setelah
dilakukan kuretase tidak perlu istirahat total ditempat tidur, lakukan aktifitas
sehari-sehari seperti biasanya namun hindari aktifitas yang terlalu banyak
membutuhkan tenaga. Diharapakan peredaran darah lancer, bentuk rahim kembali
normal.
b. Komunikasi dengan pasangan
Komunikasikan dengan pasangan mengenai rencana selanjutnya, tidak perleu
tenggelam dalam kesedihan dan menyalahkan diri sendiri.
c. Merenacanakan untuk hamil kembali
Para ahli merekomendasikan untuk menunggu paling tidak 1 kali siklus haid
sebelum mencoba untuk hamil kembali setelah abortus kesuburan akan segera
dating dalam waktu 2-4minggu.
d. Melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan
Jika merencanakan untuk hamil lagi, sebaiknya segra periksa ketenaga kesehatan
untuk melakukan pemeriksaan rahim. Serta mengeveluasi kondisi hormonal dan
sisitem kekebalan tubuh. Dapat juga dilakukan anamnesa untuk mengetahui
adanya kelainan kromosom dari keluarga kedua belah pihak.
e. Memasang kontrasepsi
Dianjurkan untuk segera memasang kontrasepsi bagi yang tidak ingin cepat-cepat
hamil. Alat kontrasepsi dapat langsung dipasang atau diberikan sesuai tindakan
kuretase. Alat kontrasepsi yang dapat diiberikan setelah abortus adalah pil KB,
suntik KB, susuk dan AKDR
f. Waspadai jika terjadi demam
Bila setelah kuretase, pasien demam menggigil, sakit disekitar perut, kram atau
sakit punggung, mengalami perdarahan atau terdapat pengeluaran cairan vagina
yang berbau busuk maka dianjurkan untuk segera kembali ketenaga kesehatan,
perlu diwaspadai kemungkinan terjadi komplikasi.

MENEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

I. PENGKAJIAN

Tanggal : ………………

Tempat : ………………

Jam : ……………… WIB

A. Data Subyektif

1. Biodata

Menanyakan identitas ibu dan suami secara lengkap untuk mengetahui kondisi ibu guna
merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kondisi.

2. Alasan Datang
Alasan yang mendorong ibu untuk memriksakan diri atau dating ke BPS

3. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan ibu pada saat pengkajian.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
- Apakah ibu mempunyai penyakit yang menular seperti HIV aids, PMS, TBC,
Hepatitis. Penyakit menurun seperti : asma, diabetes militus, hipertensi

- Apakah ibu pernah SC atau operasi yang lainnya

5. Riwayat Kesehatan Sekarang

Apakah ibu mempunyai penyakit yang menular seperti HIV aids, PMS, TBC, Hepatitis.
Penyakit menurun seperti : asma, diabetes militus, hipertensi penyakit menahun : ginjal,
paru-paru dan jantung yang dapat mempengaruhu kehamilannya

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang menular seperti HIV aids,
PMS, TBC, Hepatitis. Penyakit menurun seperti : asma, diabetes militus, hipertensi.
Penyakit menahun : ginjal, paru-paru, jantung

- Apakah didalm keluarga ada yang mempunyai keturunan kembar dan gangguan jiwa

7. Riwayat Haid

Amenorhoe, Menarche, siklus, lamanya haid, banyaknya, keluhan, HPHT.

8. Riwayat Perkawinan.

Berapa kali dan lamanya, berapa usia pertama kali menikah

9. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

- Apakah ibu mempunyai penyakit yang mempengaruhi kehamilan seperti penyakit yang
menular seperti HIV aids, PMS, TBC, Hepatitis. Penyakit menurun seperti : asma,
diabetes militus, hipertensi. Penyakit menahun : ginjal, paru-paru, jantung

- Kehamilan

Kehamilan yang lalu mengalami gangguan/tidak, suntik TT berapa kali,


periksa kebidan berapa kali.

- Persalinan

Anak lahir spontan/tindakan, aterm/prematur/imatur/,ditolong

dokter/bidan/dukun, bagaimana plasenta lahir, perdarahan/ tidak

- Nifas

Berat badan lahir, panjang badan lahir, jenis kelamin, hidup/meninggal, bila

meninggal sebabnya apa masa nifas terdapat penyulit/tidak (seperti perdarahan )laktasi.

10. Riwayat Kehamilan Sekarang


- Apakah ibu mempunyai penyakit yang mempengaruhi kehamilan seperti,
penyakit menular : HIV Aids, PMS, Hepatitis dan TBC, mempunyai penyakit
menurun seperti : Asma, Diabetes Militius, Hipertensi, serta mempunyai penyakit
menahun seperti ginjal, paru-paru dan jantung.
- Selama hamil ini terdapat penyulit/ tidak, mual muntah, perdarahan yang banyak,
nyeri diperut, sakit kepala penglihatan kabur, kejang, bengkak ANC (dimana dan
berapa kali), pelayanan apa saja yang telah diperoleh.
11. Riwayat KB
Alat kontrasepsi yang eprnah digunakan, lamanya, alasan menggunakan kontrasepsi
tersebut dan keluhan

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
- Frekuensi
- Porsi makan
- Makanan Pantang
- Nafsu makan
b. Istirahat
- Ada gangguan atau tidak
- Berapa jam waktu istirahat
c. Aktifitas
- Kegiatan sehari-sehari yang dilakukan
- Olah raga yang dilakukan
- Ada tiodaknya gangguan yang dirasakan ibu sehubungan dengan aktifitasnya.
d. Pola Eliminasi
- BAB : Konsistensi, Frekuensi, ada gangguan apa tidak.
- BAK : Warna, kekeruhan, frekuensi.
e. Pola Kebersihan
- Mandi berapa kali
- Frekuensi gosok gigi
- Ganti pakaian berapa kali sehari.
- Apakah ibu juga melakukan perawatan payudara dirumah.
f. Rekreasi
Adakah kebiasaan ketempat wisata.

g. Pola Hubungan seksual


Berapa kali, apa ada keluhan.

13.Keadaan Psikososial dan Spritual

Bagaiamana tanggapan ibu dan suami tentang kehamilan dan bagaimana dukungannya
ibu menginginkan persalinannya dimana. Bagaimana hubungan antara ibu dan keluarga
dengan warga sekitar serta petugas kesehatan, ibu beragama apa dan bagaimana
menjalankan ibadahnya terganggu atau tidak.

14. Latar Belakang Sosial Budaya

Kpercayaan terhadap adanya upacara adat istiadat yang pernah di lakukan ada pantang
makanan dan mempunyai kebiasaan berobat ke tenaga kesehatan / tidak serta konsumsi
jamu-jamuan/tidak.

B Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/cukup/lelah

Kesadaran : composmentis/apatis/somnolen

Tekanan Darah : (100/60 – 130/90) mmHg

Nadi : ( 60-100)x/menit

Pernafasan : (16-24)x/menit

Kenaikan Berat Badan : (6-13) kg

Suhu : (36-37,7 c)x/menit

Lingkar Lengan : (24-28)cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Bagaimana keadaan fisik ibu menurut penglihatan

 Rambut : Kebersihan, kerontokan, penyebaran, warna.


 Mata : Simetris apa tidak, Bersih apa tidak, pergerakan bola mata normal apa
tidakwarna konjungtiva dan sklera
 Muka :Kepucatan, bengkak/tidak, ada cloasma gravidarum/tidak.
 Hidung : Bersih apa tidak, Simetris tidak, ada polip/tidak, ada pernapasan
cuping hidung/tidak, septumnasi lurus/tidak
 Mulut/gigi : Bersih atau tidak, lembab dan pecah-pecah/tidak, ada
stomatitis/tidak, Lidah bersih atau tidak, terdapat stomatitis atau
tidak, ada tonsilitis/tidak, ada faringitis/ tidak ada caries gigi/tidak,
tampak karang gigi/tidak, gigi tanggal/tidak.
 Telinga : Simetris/tidak, bersih/tidak, ada serumen/tidak
 Leher : Tampak pembesaran kelenjar tyroid/tidak, tampak
pembesaran kelenjar limfe, dan tampak bendungan vena jugularis
atau tidak
 Dada : Simetris/tidak, payudara tegang/tidak, tampak
hiperpigmentasi areola dan papila mama, puting susu tampak
menonjol/tidak, kebersihan, tampak retraksi otot dada

 Perut : Tampak luka bekas operasi/tidak, tampak strie gravidarum


albican/tidak, tampak strie gravidarum livide/tidak, tampak linea
nigra/tidak.
 Genetalia : Odema/tidak, varises/tidak, ada penyakit kelamin seperti
condilomatalata, condiloma aquminata/tidak, kebersihan, ada
pengeluaran pervaginam / tidak, anus bersih / tidak, ada hemoroid /
tidak

 Ekstremitas : Odema/tidak, varises/tidak, tangan dan kaki simetris/tidak


c. Auskultasi

bagaimana keadaan fisik ibu menurut pendengaran.

 Dada : terdengar ronchi,weezhing/tidak, irama jantung teratur/tidak, suara


jantung normal/tidak.
 Perut : bising usus normal.
 DJJ (+) 120-160 x/menit.regular
d. Perkusi

reflek patela +/-

e. Pemeriksaan Dalam

Vulva/vagina : fluks, flek ada benjolan abnormal / tidak

Pomp : Licin, teraba terbuka / tertutup

Cervik : Kenyal/keras, terbuka/tetutup, teraba jaringan atau tidak pada kanalis


servikalis

Apcd : Ada benjolan abnormal atau tidak, Nyeri atau tidak

Curf / Cuaf : Pembesaran uterus


f. Pemeriksaan Penunjang.

- HCG TEST : (-), (+)

- HB : 10-12 gr

II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah

Dx : G….. P…….. Ab …….. UK …….. minggu dengan abortus…….

Ds : Ibu mengatakan terlambat haid selama ..................

Ibu mengatakan mengalami perdarahan dalam jumlah sedikit/banyak. Dilihat dari mules
hebat, sedikit atau bahkan tidak sama sekali

Do : TFU : sesuai dengan UK / tidak

tanda-tanda vital palpasi abdomen

Masalah

1…….

Ds : ……………..

Do : ……………..
III. Intervensi

Diagnosa : G …….. P ……….. Ab ……… UK …… minggu T/H/I letak anak dengan


Kehamilan Normal/tidak

Tujuan : ……………

KH : ………………

Masalah : ……………

Tujuan : ……….

KH : ……….

IV. Implementasi

Mengacu pada intervensi

V. Evaluasi

Mengacu pada kriteria hasil


BAB III

TINJAUAN KASUS

I PENGKAJIAN

Tanggal : 7 juli 2009

Jam : 08.30 WIB

Tempat : Poli Ginekologi RSSA-Malang

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny. “M” Nama Suami: Tn. “S”

Umur : 29 tahun Umur : 35tahun

Agama : Islam Agama : Islam


Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta (koperasi)

Penghasilan : - Penghasilan : ± 1.500.000/ bulan

Alamat : Malang Alamat : Malang

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan mengalami perdarahan sejak tanggal 6 juli 2009.Perdarahan yang


dialami 3-4 pembalut. Pada waktu perdarahan pasien merasa ada jaringan yang
keluar.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan sudah terlambat haid 3 bulan, sebelum ke poli, ibu periksa kebidan
dan melakukan tes kehamilan hasil (+),tanggal 1 juli 2009 dan pada tanggal 6 juli
ibu mengalami perdarahan dan merasa ada jaringan yang keluar.

Ibu tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk berkepanjangan atu
berdarah dan penyakit kuning. Ibu juga mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menurun, seperti darah tinggi, penyakit ginjal, serta kencing manis, ibu
tidak sedang menderita penyakit tumor atau kanker alat kandungan.

4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, ibu juga tidak
pernah menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, penyakit jantung, penyakit
hati serta kencing manis ataupun penyakit tumor atau kanker alat kandungan.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan tidak ada keluarga baik dari pihak ibu maupun suami yang
menderita penyakit menular seperti TBC, penyakit kuning serta penyakit menurun
seperti kencing manis, darah tinggi, gangguan jantung.

6. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus : teratur 28 hari

Lama Haid : 5-7 hari

Banyak haid : Sedang, tidak bergumpal / biasa

Warna : Merah

Keputihan : (-)

Nyeri haid : (-)

HPHT : 23-4-2009

Ammnorhoe : 3 bulan

7. Riwayat Perkawinan

Menikah : 1x

Lamanya : 5 tahun

Pertama kali menikah usia : 26 tahun

8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu

Anak 1, Ibu mengatakan :

- Ibu mengalami mual- muntah pada 3 bulan pertama kehamilan


- Periksa ke bidan secara rutin tiap bulan selama hamil.
- Melahirkan ditolong oleh bidan, persalinan normal, tidak ada komplikasi
perdarahan biasa (ibu tidak sampai diinfus)
- BBL = 3200 gram, jenis kelamin perempuan , PB = 51 cm. ASI diberikan
sampai usia 2 tahun.
- Masa nifas normal, tidak ada penyakit / komplikas, ibu tidak demam
- Anak sekarang berusia 4 tahun.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengalami mual-mual, ibu periksa kebidan 1x dan saat terjadi perdarahan
kemudian dirujuk kepoli ginekologi RSSA.

10. Riwayat KB

KB yang pernah diikuti adalah KB suntik 3 bulanan setelah melahirkan anak


pertama, kemudian berhenti karena ingin punya anak lagi.

11. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari

 Pola Aktifitas
Kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu sebagai IRT adalah melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti, memasak, menyapu, mengepel dan mencuci, dll.

 Pola Istirahat
Ibu tidur selama 7 jam dimulai jam (21.00-05.00 WIB).

Ibu tidur siang kadang-kadang.

 Pola Nutrisi
Ibu makan 3x sehari dengan menu nasi 1 piring, sayuran, lauk dan ikan. Nafsu
makan ibu tetap, serta tidak ada, pantangan makanan bagi ibu.
 Pola Kebersihan
Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, ganti celana dalam 2-3x sehari atau
bila terasa basah, sikat gigi 2x sehari.
 Pola Eliminasi
- BAK
BAK 2-3x sehari, tidak ada gangguan / nyeri saat kencing.
- BAB
Ibu mengatakan BAB secara teratur setiap pagi, tidak ada gangguan saat BAB
 Pola Kebiasaan
Ibu mengatakan tidak merokok atau minum alcohol
 Pola Seksual
Ibu mengetakan frekuensi hubungan seksual 2x seminggu, tidak ada keluhan.
Namun sejak terjadi perdarahan ibu tidak berhubungan dengan suami karena
takut terjadi sesuatu.

12. Latar Belakang Sosial Budaya

Lingkungan dan keluarga masih menggunakan adat kebiasaan, selamatan, dan


tidak percaya takhayul.

13. Data Psikososial

- Ibu cemas karena perdarahannya tiadak berhenti-berhenti.

- Hubungan dengan suami, orang tua, mertua, saudara dan lingkungan harmonis.

14. Data Spiritual

Ibu mengatakan melaksanakan sholat 5 waktu sesuai dengan agamanya yaitu


islam dan aibu selalu berdoa ubtuk keselamatan ibu, bayi dan keluarganya.

B. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 TB : 155 cm
 BB sebalum hamil : 45 kg
 BB sesudah hamil : 50 kg
 Lila : 26 cm
 Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/ mnt

Suhu : 36,8 oC

RR : 20x/ mnt

b. Inspeksi
1. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, warna hitam.

2. Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedem, tidak terdapat cloasma


gravidarum

3. Mata : Simetris, bersih, Sklera tidak ikterus, konjungtiva agak


pucat, pergerakan bola mata normal

4. Hidung : Simetris, septum nasi lurus, tidak terdapat pernafasan


cuping hidung, tidak ada pengeluaran secret, tidak terdapat
polip hidung.

5. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen.

6. Mulut dan gigi : Bersih, bibir tidak kering dan tidak pecah-pecah, tidak
terdapat stomatitis, tidak terdapat caries dan karang gigi,
lidah bersih, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat
tonsillitis dan faringitis pada tenggorokan.

7. Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar vena jugularis serta


kelenjar tyroid.
8. Dada : Gerakan nafas normal, Simetris, putting susu menonjol,
bersih, hyperpigmentsi pada areola mamae,

9. Punggung : Saat berjalan tidak mengalami lordosis, skoliosis, dan


kifosis

10. Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, terdapat striae albican.

11. Genetalia : Bersih, tidak ada oedem, tidak terdapat varises, tidak
terdapat condilumatalata dan condiluma akuminta, tidak
terdapat bintik-bintik merah disekitar genetalia, tidak ada
flour albus, tidak terdapat bartolinitis.

12. Anus : Bersih dan tidak terdapat hemoroid

13. Ekstremitas :

 Atas : Simetris, pergerakan bebas,tidak tampak oedem.


 Bawah : Simetris, pergerakan bebas,tidak tampak oedem, tidak tampak
varises.
c. Palpasi
1. Kepala : Tidak teraba benjolan

2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba bendungan


vena jugularis, dan tidak teraba pembesaran kelenjar limfe

3. Dada : Tidak teraba benjolan abnormal, colustrum belum keluar serta


tidak ada nyeri tekan.

4. Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, terdapat nyeri tekan pada daerah
epigastrium. TFU 1 Jari diatas Simfisis

5. Ektremitas : Tidak Oedem dan varises

d. Auskultasi
BJA belum terdengar.
e. Inspekulo : v/v = fluksus (+), flour albus (-)
Pomp = tanda Chadwick +, terbuka 1jari, fluksus (+), multipara, licin.
f. Pemeriksaan Dalam
Dilakukan pada tanggal : 7 Juli 2009, jam : 09.00 WIB
 Vulva/vagina : Fluksus (+), tidak ada benjolan, Flour Albus (-)
 POMP : licin, lunak, terbuka 1 jari teraba jaringan
 Cuaf : Besarnya uterus sesuai dengan UK 10-12 minggu
 APCD : dalam batas normal.

g. Pemeriksaan Penunjang
- HCG TEST : (+)
- USG :
- Tampak uterus antfleksi membesar dengan tamapak sisa kehamilan didalam
uterus.
- Tampak oestium (cervik) membuka
- POMP : licin
- Cuaf : sesuai UK 10-12 minggu
- APCD : dalam batas normal

II. MASALAH
1.Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Perut Bawah

DS : - Ibu mengatakan nyeri perut bawah


DO : Palpasi = Nyeri tekan (+)
Ibu tampak menyeringai saat bangun dari tempat tidur.

2. Duka sehubungan dengan kehilangan anaknya

DS : Ibu mengatakan sedih dan berduka atas kehilangan anaknya.

DO : Wajah ibu tampak murung dan gelisah.

3. Masalah Potensial

Potensial infeksi karena perdarahan


DS : Ibu mengatakan badan terasa panas (Demam)

DO : TTV : TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/ mnt

Suhu : 36,8 oC

RR : 20x/ mnt

VT : v/v = fluksus (+)

POMP : tetap licin, membuka 1 jari, teraba jaringan, porsio lunak

CUAF : Besarnya uterus sesuai dengan UK 10-12 minggu

APCD : Dalam batas normal

III. INTERVENSI
DX : GII P1001 Ab000 UK 10-12 minggu dengan abortus inkompletus

Tujuan : Tidak terjadi komplikasi

KH : - Hasil konsepsi keluar seluruhnya

- Perdarahan berhenti

INTERVENSI

1. Beritahu tentang keadaan saat ini


R : Pengetahuan ibu bertambah dan kooperatif dengan asuhan yang diberikan.
2. Jelaskan pada ibu bahwa janinnya tidak dapat dipertahankan
R : Ibu dapat mengerti dan menerima keadaannya dan janinnya.
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan curratase dan MRS
R: Hasil konsepsi dapat dilahirkan seluruhnya.
4. Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan curetase oleh dokter
R : Dengan penjelasan yang benar diharapkan klien dapat kooperatif dengan
tindakan yang dilakukan.
5. Jelaskan pada ibu untuk mengikiti KB setelah kuretase
R : Pengetahuan ibu bertamabah dan ibu lebih kooperatif dalam pemberian
asuhan
6. Kolaborasi dengan tin medis dalam pemeriksaan darah lengkap
R : Mendapat tindakan dan perawatan lebih lanjut.
7. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu
R : Dukungan psikologis dapat membuat ibu lebih kooperatif dalam pemberian
asuhan.
8. Siapkan Inform Consent untuk pasien.
R : Inform conset adalah lembar persetujuan untuk dilakukan suatu tindakan.

Masalah
a. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Perut Bawah
Tujuan : Rasa Nyeri Hilang
KH : Ibu tidak tampak menyeringai dan memegangi perutnya, nyeri tekan hilang.

Intervensi

1. Jelaskan Penyebab Nyeri


R : Pengetahuan ibu bertamabah dan ibu lebih kooperatif
2. Jelaskan pada ibu cara menghilangkan nyeri yang dirasakan
R : Ibu akan dapat beradapatasi dengan nyeri yang dirasakan.
3. Jelaskan pada tentang pentinganya banyak istirahat
R : Denagn istirahat otot-otot yang menegang akan berelaksasi sehingga nyaeri
akan berkurang.

b. Duka sehubungan dengan kehilangan anknya


Tujuan : Rasa berduka ibu dapat teratasi
KH : Ibu tidak menanyakan lagi keadaan anaknya dan ibu tidak tampak sedikit
gelisah dan cemas.

Intervensi

1. Kaji tingkat rasa duka dan cemas


R : Kecermatan pengkajian akan memberiakn pilihan intervensi yang sesuai pada
waktu individu menghadapi rasa duka dan cemas dalam berbagai cara yang
berbeda.
2. Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa bebas untuk dapat
mendiskusikan perasaan dan maslah secara realistis
R : Kemampuan komunikasi terapeutik seperti aktif mendengarkan, diam, selalu
bersedia dan pemahaman, memberikan pasien kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
3. Terapkan tindakan untuk mendukung keluarga dan meningkatkan keeratan,
membantu keluarga menerima kehilangan. Berikan dorongan klien
mengungkapkan perasaan.
R : Keeratan keluarga penting untuk mengungkap perasaan
4. Beri dukungan moril pada ibu dan ajak berdo’a karena rasa cemas
R : Agar ibu menjadi lebih tenang dan mengurangi beban psikologis.

Masalah Potensial

Potensial Infeksi karena peradarahan

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

KH : Tidak terdapat tanda infeksi, kalor = suhu > 37,5 c, rubor = warna kemerahan,
dada = nyeri dan fungtiokisea gangguan fungsi.

Intervensi

1. Kurangi Frekuensi periksa dalam


R : Periksa dalam mempermudah masuknya kuman
2. Lakukan tindakan aseptic pada setiap tindakan
R : Keadaan yang bersih mencegah terjadinya kuman berkembang biak.
3. Diskusikan dengan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang.
R : dengan makan-makanan yang bergizi diharapakan daya tahan tubuh klien
meningkat yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
4. Anjurkan ibu untuk kuretase
R : Dengan kuretase perdarahan akan berhenti karena jaringan yang tersisa
didalam akan dikeluarkan sehingga tidak terjadi infeksi.

IV. IMPLEMENTASI
Tanggal 7 juli 2009 pukul 10.00 WIB

Dx : G2 P1001 Ab000 UK 10-12 minggu Dengan abortus inkompletus


1. Memberitahu ibu tentang keadaan saat ini bahwa perdarahan yang ibu alamai
pengeluaran dari hasil konsepsi (pembuahan) dan ibu mengalami keguguran dan
masih ada sisa jaringan yang berada didalam rahim sehingga harus dilakukan
tindakan untuk mengeluarkan sisa jaringan tersebut untuk menghentikan
perdarahan yang ibu alami.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa janinnya tidak dapat dipertahankan karena telah
keluar bagian dari janinnya sampai perdarahan yang ibu alami dan sisanya harus
dikeluarkan.
3. Mengkolaborasi dengan tim medis untuk tindakan curetase dan MRS
4. Menjelaskan dan Memotivasi ibu agar mau dilakukan kuretase oleh dokter untuk
mengambil sisa janin dengan mwnggunakan sendok kuret samapi bersih agar
perdarahan segera berhenti dan tidak terjadi infeksi, sehingga ibu menjadi yakin
akan tindakan yang dilakukan kuretase pada dirinya.
5. Menganjurkan ibu untuk mengikuti KB, setelah tindakan kuretase sebelum rahim
ibu siap hamil lagi.
6. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan darah lengkap
7. Melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu
8. Mempersiapkan inform consent untuk dilakukan tindakan kuretase yang disetujui
oleh suami dan pasien sendiri.

Masalah

a. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri perut bagian bawah


1. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri adalah karena kontraksi uterus (rahim)
akibat buah kehamilan belum lahir seluruhnya.
2. Menjelaskan pada ibu satu-satunya cara menghilangkan nyeri yaitu dilakukan
kuretase agar seluruh buah kehamilan dapat dilahirkan sehingga uterus tidak
lagi berkontraksi.
3. Menganjurkan ibu untuk bayak istirahat agar tenaga ibu yang hilang dari
banyaknya perdarahan dapat kembali pulih.
b. Duka sehubungan denagn kehilangan anaknya
1. Mengkaji tingkat rasa duka dan cemas
2. Memberikan lingkungan yang terbuka dimana psien mersa bebas untuk dapat
mendiskusikan persaan dan masalah secara realistis.
3. Menerapkan tindakan untuk mendukung keluarga dan meningkatkan keeratan,
membantu keluarga menerima kehilangan, memberiakan dorongan klien
untuk mengungkapkan perasaan.
4. Memberi dukungan pada ibu dan ajak berdoa untik mengurangi rasa cemas
dan kekahwatiran.
Masalah Potensial

a. Potensial Infeksi Karena perdarahan


1. Mengurangi frekuensi periksa dalam untuk mencegah masuknya kuman
2. Melakukan tindakan aseptic pada setiap tindakan dapat mencegah kuman
berkembang biak
3. Mendiskusikan dengan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang
misalnya seperti : nasi, lauk ( telur/daging ayam/daging sapi/)sayur-sayuran
agar ibu dapat pulih kembali dan mencegah terjadinya infeksi.
4. Menganjurkan ibu untuk kuretase agar dapat mengurangi terjadinya infeksi.

V. EVALUASI
Masalah
1. Gangguan Rasa Nyaman nyeri perut bawah
S : Ibu mengatakan masih merasa nyeri
O : Palapasi Nyeri tekan (+)
A : Ibu masih merasakan nyeri
P : Jelaskan pada ibu bahwa setelah dilakukan kuretase nyeri akan berkurang dan
akan segera menghilang setelah ibu minum obat yang akan diberikan setelah
dilakukan kuretase

2. Duka sehubungan kahilangan anaknya

S : Ibu mengatakan sudah dapat menerima kehilangan atas kehilangan anaknya

O : Ibu tidak terlihat sedih lagi


A : Rasa berduka berkurang

P : - Tetap berikan dukungan mental

- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis.

3. Masalah Potensial

Potensial terjadi Infeksi karena perdarahan

S : Ibu tidak mengeluh demam

O : TD : 110/70 mmHg

Suhu : 36 C

A : Infeksi tidak terjadi

P : - Jelaskan pada ibu tanda-tanda infeksi

- Anjurkan ibu untuk control apabila ada tanda-tanda infeksi

- Ajari ibu personal Hygiene terutama cebok yang benar

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan hasil analisa dari data yang diperoleh mengenai kesenjangan dan
kesamaan teori dengan praktek yang ada setelah melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny “M” GI PI00I Abooo Uk 10-12 minggu dengan abortus inkompletus,
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek yang ada.
Pada teori disebutkan bahwa abortus Inkompletus dapat ditegakkan dengan melihat tanda-
tanda :
- Perdarahan memanjang sampai terjadi keadaan anemis
- Perdarahan menandakan dan banyak sekali sehinga menyebabkan syok dan perdarahan
tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
- Dapat terjadi infeksi ditandai dengan suhu meningkat
- Dapat terjadi degenerasi ganas
- Kanalis servikalis terbuka
- Teraba jaringan dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari OVE
- Perdarahan banyak sekali
Sedengkan dengan kasus yang dialami Ny”M” yaitu terdapat, keterlambatan haid 3 bulan,
mengeluarkan darah banyak, nyeri perut bawah, hasil pemeriksaan dalam dan USG = v/v= Fluks
(+), POMP = licin, lunak terbuka 1 jari, terbuka jaringan, CUAF : 10-12 minggu, HCG TEST
(+), pada kasus ini timbul 3 masalah berkaitan dengan diagnose yaitu gangguan rasa nyaman
nyeri perut bawah, rasa berduka ibu sehubungan dengan kehilangan anaknya, maslah potensial
terjadi infeksi karena perdarahan yang timbul saat ibu berhubungan seksual sehingga ibu
mengkhawatirkan kesehatan diri dan janinnya. Nyeri yang timbul merupakan akibat dari adanya
kontraksi rahim yang disebabkann oleh spermatozoa yang mengandung testosterone, rasa
berduka ibu akibat kehilangan anaknya sebab ibu takut dia tidak hamil lagi atau tidak punya anak
lagi.

Intervensi yang diberikan pada ibu sesuai dengan diagnose dan masalah yang timbul seperti
yang telah dijelaskan diatas. Demikian pula dengan diagnose dan masalah yang timbul seperti
yang telah dijelaskan diatas. Demikian pula dengan implementasi yang disesuaikan dengan
intervensi dan telah dilaksankan pada tanggal 7 juli 2009, sedangkan untuk eveluasi
dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan dan criteria hasil yang ingin dicapai.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny “M” tanggal 7 juli 2009. Penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagao berikut :
1. Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan pada Ny”M” didapatkan data bahwa Ny “M”
GI PI00I Ab000 UK 10-12 minggu dengan abortus inkompletus
2. Dari data yang ada masalah yang ditentukan yaitu :
- Gangguan rasa nyaman nyeri perut bagian bawah
- Duka sehubungan dengan kehilangan anak
- Potensial terjadi infeksi akibat perdarahan.
3. Dari masalah atau maslah potensial yang ada intervensi dilakukan sesuai dengan
keadaan ibu, sedangkan eveluasi dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan dan
criteria hasil yang ingin dicapai.
B. SARAN
1. Karena banyak factor presdisposisi yang dapat mengakibatkan terjadinya “Abortus
Inkompletus” maka petugas kesehatan/bidan harus hati-hati dan segera merujuk jika
ditemukan factor resiko yang dapat membahayakan keselamatan bayi dan ibu.
2. Karena abortus terjadi pada awal kehamilan, dan pada saat ini hasil konsepsi belum
menempuh dengan kuat pada endometrium maka adanya trauma akan memudahkan
pengeluaran hasil konsepsi, sehingga KIE sangat penting sekali diberikan pada ibu
hamil yang ANC pertama terutama cara yang aman dalam berhubungan seksual.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marlyn E dan Mary France Moorhaouse, 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi.

Jakarta:EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gede, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : YBP-SP.

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:YBP-SP

www.tabloid-nakita.com

Anda mungkin juga menyukai