Keadaan paling Ideal untuk merujuk adalah Rujukan Antepartum (rujukan pada saat janin masih ada dalam kandungan ibu), ttp tidak semua keadaan dapat terdiagnosis secara dini rujukan dini dapat dilakukan. bila terjadi kedaruratan pada ibu maupun janin dan kehamilan harus segera diterminasi serta memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap, maka akan timbul masalah baik pada ibu maupun bayi Perubahan keadaan dan penyakit pada bayi baru lahir demikian cepatnya untuk itu dibutuhkan tatalaksana segera pada fasilitas yang lebih lengkap dan terdekat( sistem regionalisasi) rujukan perinatal. LANJUT STABILITAS Apabila bayi dirujuk ke vasilitas yang lebih lengkap, yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan keuntungan atau nilai positif dibanding bila hanya tetap dirawat di tempat asalnya. Harus diperhatikan bahwa saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil atau minimal tanda bahaya sudah dikelola lebih dahulu. Perlu melibatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk dan jelaskan kenapa bayi harus dirujuk. KASUS ATAU KEADAAN YANG MEMERLUKAN RUJUKAN KE FASILITAS YANG LEBIH LENGKAP Gangguan nafas sedang dan Kemungkinan penyakit berat apapun penyebabnya jantung bawaan Asfiksia yang tidak Bayi ibu diabetes melitus memberikan respon pada dengan hipoglikemia tindakan resusitasi sebaiknya simptomatik dalam 10 menit pertama. Kejang yang tidak terastasi Kasus bedah neonatus Tersangka infeksi ( sepsis, BBLR kurang dari 1750 gram meningitis) berat/dengan BBLR 1750-2000 gram dengan komplikasi kejang, gangguan nafas, Penyakit hemolisis gangguan pemberian minum Tersangka renjatan yang tidak Bayi hipotermi berat. memberi respond baik Ikterus yang tidak memberikan Hipoglikemia yang tidak respon dengan foto terapi teratasi SISTEM RUJUKAN DAN TRANPORTASI
perinatal dalam menentukan (persetujuan tindakan, surat tujuan rujukan, sehingga merujuk rujukan, catatan medik). Untuk dengan cepat, aman dan benar. kasus tertentu kadang diperlukan 2. Puskesmas merupakan penyaring sampel darah ibu. kasus risiko yang perlu dirujuk 5. Merujuk bayi dalam keadaan sesuai dengan besaran risiko, stabil, menjaga kehangatan bayi jarak dan faktor lainnya. dengan metede kanguru dan 3. Memberi informasi kesehatan ruangan dalam kendaraan yang dan prognosis bayinya dan digunakan untuk merujuk dan melibatkan orang tua atau menjaga jalan nafas tetap bersih, keluarga dalam mengambil terbuka bila memungkinkan bayi keputusan untuk merujuk tetap diberi ASI 6. Harus disertai dengan tenaga terampil melakukan resusitasi DATA YANG HARUS DISEDIAKAN
Data yang harus diinformasikan Masa gestasi dan berat lahir
Identitas bayi dan tanggal lahir Tanda vital (suhu, Identitas Orang tua frekwensi jantung, Riwayat kehamilan, persalinan pernapasan, warna kulit dan dan prosesnya, tindakan aktif/tidaknya bayi) resusitasi yang dilakukan. Tindakan/prosedur klinik Obat yang dikonsumsi oleh ibu.
Nilai APGAR (tidak selalu
dan terapi lain yang sudah harus diinformasikan, bila tidak diberikan. tersedia waktu karena Bila tersedia data melakukan tindakan resusitasi pemeriksaan penunjang aktif) yang ada (glukosa, elektrolit, dll) SYARAT UNTUK MELAKUKANN TRANSPORTASI
1. Bayi dalam keadaan stabil
2. Bayi harus dalam keadaan hangat 3. Kendaraan pengangkut juga harus dalam siap 4. Didampingi oleh tenaga kesehatan yang terampil melakukan tindakan resusitasi, minimal ventilasi 5. Tersedia peralatan dan obat yang dibutuhkan. BAYI DALAM KEADAAN STABIL BILA:
1. Jalan nafas bebas dan ventilasi adekuat.
2. Kulit dan bibir kemerahan 3. Frekwensi jantung 120-160 kali/menit 4. Suhu aksiler 36,5° C -37°C (97.7-98.6° F) 5. Masalah metabolik terkorksi 6. Masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal PERALATAN DAN OBAT YANG DIPERLUKAN
1. Idealnya bayi dirujuk Alat resusitasi lengkap,
dengan menggunakan termasuk laringoskop dan incubator transport dan pipa Endotraheal dipasang monitor. Obat2an Emergensi Berhubung alat tersebut Selimut panghangat agak jarang tersedia di Alat untuk melakukan Puskesmas PONED maka perhatikan cara pemasangan jalur menghangatkan bayi Intravena Oksigen dalam tabung 2. Peralatan dan obat2an minimal yang harus tersedia: LANJUT PERALATAN DAN OBAT 3. Alat Resusitasi/ Bantuan Bradikardi (FJ < 100 x Ventilasi selama /menit) transportasi Sianosis sentral dengan 4. Indikasi bantuan ventilasi oksigen 100 % bila ada salah satu Apnea periodik keadaan berikut: DOKUMENTASI ASKEB NEONATUS Dokumentasi kebidanan Adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Bidan,dokter,perawat dan petugas kesehatan lain) Manajemen kebidanan Adalah Proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuanpenemuan, ketrampilan dalam rangkaian /tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien(varney,1997) PRINSIP DOKUMENTASI SOAP S : Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnese Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari ibu, ayah dan keluarga identitas umum, keluhan, riwayat perkawinan, kehamilan, riwayat persalinan, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup.) LANJUT P SUBJEKTIF (Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat. PEMERIKSAAN OBJEKTIF O : Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil analaisa dan fisik klien, hasil lab, dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment. Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan ( tanda KU, Fital sign, Fisik, khusus, laboratorium dan pemeriksaan penunjang.)Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi LANJUT P OBJEKTIF Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil Laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan. A : ASSESMENT Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapatdiambil tindakan yang tepat. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : 1. DIAGNOSA /MASALAH - Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, nbersalin, nifas dan bayi baru lahir .Berdaasarkan hasil analisa data ynag didapat. - Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan /kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa. 2. Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial PERENCANAAN
P : Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evalusi
berdasarkan Assesment SOAP untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam” P “ sedangkan . Perencanaan, Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter. IMPLEMENTASI Implementasi Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien. Oleh karena itu klien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses ini. Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau disesuaikan. EVALUASI
Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil
merupakan hal penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari ketepatan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga mencapai tujuan.