Anda di halaman 1dari 20

Gangguan Haid

Kelompok 2
Anggota:
1. Ainun Jariah PO714211232002
2. Hulwatul Qonitah Sumantri PO714211232012
3. Nurhikmah PO714211232024
4. Shilsy Srisugistin PO714211232034
Definisi Gangguan Haid
Haid adalah perdarahan adalah perdarahan periodik dan siklik
dari rahim, akibat runtuhnya jaringan endometrium, yang merupakan
gambaran pengaruh hormonal pada endometrium, tanpa terjadinya
suatu kehamilan. (Jusuf, 2023)

Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal


dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid.
Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.
Menurut dr. Elizabet (2023:25), haid dalam batas normal, jika:

- Lama Siklus antara 21-35 hari (28+-7hari


- Lama Perdarahan 3-7hari
- Perdarahan 20-80 cc per siklus (50+-30cc)
- Tidak disertai rasa yeri
- Darah berwarna merah segar da tidak menggumpal
- Pada siklus haid terjadi ovulasi
- Darah/cairan/hawa dari vagina tidak berbau busuk
Klasifikasi Gangguan Haid
Gangguan lama dan
jumlah darah haid
 Hipermenorea (Menoragia)
 Hipomenorea
Gangguan siklus haid
 Polimenorea
 Oligomenorea
 Amenorea
Gangguan lain yang
berhubungan dengan haid

 Dismenorea
 Sindroma Prahaid (Pre Menstrual Synd
Klasifikasi Gangguan Haid dan
Penanganannya
1. Gangguan Lama dan Jumlah Darah Haid
a. Hipermenorea (Menoragia)
Menoragia adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih
banyak dan/atau durasi lebih lama dari normal dengan siklus yang normal
teratur.
● Penyebab menoragia terletak pada kondisi dalam uterus. Hemostasis di
endometrium pada siklus haid berhubungan erat dengan platelet dan
fibrin. Pada penyakit darah tertentu misalnya trombositopenia terjadi
defisiensi komponen tersebut sehingga menyebabkan terjadi menoragia.
● Gangguan anatomi juga akan menyebabkan terjadi menoragia, termasuk
di antaranya adalah mioma uteri, polip dan hiperplasia endometrium.
Diagnosa dan Penanganan
• Hipermenorea yang apabila tandanya tetap berlanjut setelah penanganan awal harus segera
konsultasi ke dokter.
Penanganan awal: minum banyak air putih agar tubuh tetap terhidrasi, kompres hangat untuk
mengurangi keram atau nyeri perut yang bisa menyertai, makan makanan tinggi zat besi, dan
konsumsi vitamin c.
• Hipermenorea yang disebabkan oleh fibroid atau polip rahim bisa ditangani dengan operasi
setelah konsultasi dengan dokter.
• Untuk kasus yang lebih ringan dapat ditangani dengan:
 Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti paracetamol atau ibuprofen, untuk
mengurangi rasa sakit
 Pil kontrasepsi, untuk mencegah haid berkepanjangan dan mengurangi jumlah perdarahan
yang berlebihan
 Terapi hormon progesteron, untuk memperbaiki kadar hormon dan mengurangi perdarahan
haid berlebih
 IUD yang mengandung hormon, untuk mengurangi perdarahan
 Asam traneksamat, untuk mengurangi perdarahan berat yang diminum setiap bulannya pada
awal periode menstruasi
b. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih sedikit
dan/atau durasi lebih pendek dari normal.

Diagnosa dan penanganan


• Hipomenorea yang terjadi akibat faktor usia da kehamilan adalah hal
wajar, sehingga tidak memerlukan penanganan khusus
• Hipomenorea yang terjadi akibat berat badan kurang atau perubahan berat
badan yang drastis, olahraga yang terlalu berat maupun stres, disarankan
untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengelola stres dengan
bijaksanaa, istirahat cukup, dan menjaga berat badan ideal.
• Hipomenorea akibat alat kontrasepsi dan kondisi medis harus konsultasi
dengan dokter Sp.OG.
2. Gangguan Siklus Haid
a. Polimenorea
Polimenorea adalah haid dengan siklus yang lebih pendek dari normal yaitu
kurang dari 21 hari. Penyebab polimenorea bermacam-macam antara lain gangguan
endokrin yang menyebabkan gangguan ovulasi, fase luteal memendek, dan kongesti
ovarium karena peradangan.

Diagnosa
Diagnosis polimenorea didasarkan pemeriksaan. Dimana akan diajukan beberapa
pertanyaan seperti gejala yang dirasakan, berapa lama siklus menstruasi, dan berapa
lama terjadinya.
Selain itu, akan disarankan melakukan beberapa pemeriksaan serta konsultasi
kepada dokter kandungan atau spesialis lain terkait dengan kondisi gejala. Beberapa
pemeriksaan tambahan yang dilakukan seperti : Pemeriksaan darah lengkap,
meliputi pemeriksaan hormon seperti progesteron, LH, FSH, dan prolaktin,
pemeriksaan ultrasonik, histeroskopi, biopsi endometrial, CT scan.
Penanganan
• Pengobatan dari polimenorea bergantung dari penyebabnya.
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat
disembuhkan. Selain penyebab, pengobatan yang diberikan
akan mempertimbangkan usia, risiko kesehatan dan opsi
kontrasepsi.
• Pengobatan dengan menggunakan terapi hormonal seperti
hormon esterogen dan kombinasi (estrogen dan progesteron)
menjadi salah satu opsi pengobatan serta tablet penambah darah
untuk membantu mengatasi kondisi anemia.
b. Oligomenorea
Oligomenorea adalah haid dengan siklus yang lebih panjang dari
normal yaitu lebih dari 35 hari. Penyebab hipomenorea antara lain adanya
peningkatan hormon androgen sehingga terjadi gangguan ovulasi, stres fisik
dan emosi, penyakit kronis, serta gangguan nutrisi. Oligomenorea
memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebab.

Penanganan
Memberi dukungan psikologi, menganjurkan istirahat yang cukup serta
hindari stres, makan makanan yang bergisi, dan konsultasi ke dokter obgyn.
c. Amenorea
Amenorea adalah tidak terjadi haid pada seorang perempuan dengan
mencakup salah satu tiga tanda sebagai berikut.
• Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya pertumbuhan
atau perkembangan tanda kelamin sekunder.
• Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan normal
dan perkembangan tanda kelamin sekunder.
• Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada
perempuan yang sebelumnya pernah haid.

Secara klasik dikategorikan menjadi dua yaitu amenorea primer dan


amenorea sekunder yang menggambarkan terjadinya amenorea sebelum atau
sesudah terjadi me narke. Evaluasi penyebab amenorea dilakukan berdasarkan
pembagian 4 kompartemen, yaitu:
• Kompartemen I : gangguan pada uterus dan patensi (outflow tact)
• Kompartemen II : gangguan pada ovarium
• Kompartemen III : gangguan pada hipofisis
• Kompartemen IV : gangguan pada hipotalamus/susunan saraf pusat
Diagnosa dan Penanganan
Obat dan terapi hormonal diberikan untuk memicu siklus haid dan mengobati
gangguan hormon. Jenis obat yang bisa diberikan untuk memicu siklus haid adalah pil KB,
preparat, serta obat yang mengandung progestogen atau bromocriptine.
Sedangkan terapi penggantian hormon untuk mengatasi amenorrhea akan disesuaikan
dengan penyebab yang mendasarinya.
Jika amenorrhea dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, disarankan menerapkan pola
hidup sehat, dengan melakukan beberapa hal berikut ini:
•Menjaga berat badan ideal
•Mengelola stres
•Berolahraga secara rutin
•Mengonsumsi makanan yang bergizi
•Beristirahat yang cukup
Pada kasus yang jarang terjadi, jika amenorrhea disebabkan oleh tumor atau adanya
jaringan parut, dapat dilakukan operasi pengangkatan tumor atau jaringan parut tersebut oleh
dokter.
3. Gangguan Lain yang Berhubungan dengan Haid
a. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat
di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang
ringan sampai berat. Keparahan dismenorea berhubungan langsung dengan lama dan
jumlah darah haid.

Dismenorea dapat dibagi menjadi dua kelompok, dismenorea primer dan dismenorea
sekunder:
1) Dismenorea Primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi
pada panggul. Dismenorea primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan
disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia.
2) Dismenorea Sekunder
Dismenorea sepatologiskunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan
berbagai keadaan di organ genitalia, misalnya endrometriosis, adenomiosis,
mioma uteri, steno sis serviks, penyakit radang panggul, perlekatan panggul, atau
irritable bowel syndrome.
Diagnosa

Dismenorea primer sering terjadi pada usia muda/remaja


dengan keluhan nyeri seperti kram dan lokasinya di tengah
bawah rahim. Dismenorea primer sering diikuti dengan keluhan
mual, muntah, diare, nyeri kepala, dan pada pemeriksaan
ginekologi tidak di temukan kelainan.

Dismenorea sekunder dipikirkan bila pada anamnesis dan


pemeriksaan curiga ada patologi panggul atau kelainan bawaan
atau tidak respons, dengan obat untuk amenorea primer.
Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan misalnya USG, infus
salin sonografi, atau laparoskopi dapat dipertimbangkan bila
curiga adanya endometriosis.
Penanganan
• Obat antiinflamasi nonsteroid/NSAID
NSAID adalah terapi awal yang sering digunakan untuk dismenorea. komponen
NSAID punyai efek analgetika yang secara langsung menghambat sintesis
prostaglandin dan menekan jumlah darah haid yang keluar.
• Pil kontrasepsi kombinasi
Bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan pertumbuhan jaringan endometrium
sehingga mengurangi jumlah darah haid dan sekresi prostaglandin serta kram
uterus. Progestin dapat juga dipakai untuk pengobatan dismenorea, misalnya
medroksi pro gesteron asetat (MPA) 5 mg atau didrogesteron 2 x 10 mg mulai
haid hari ke-5 sampai 25.
b. Sindroma Prahaid (Pre Menstrual Sydrome/PMS)
● Berbagai keluhan yang muncul sebelum haid, yaitu antara lain cemas,
lelah, susah konsentrasi, susah tidur, hilang energi, sakit kepala, sakit
perut, dan sakit pada payudara.
● Sindroma prahaid biasanya ditemukan 7 - 10 hari menjelang haid.
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi diduga hormon estrogen,
progesteron, prolaktin, dan aldosteron berperan dalam terjadinya
sindroma prahaid.
● Gangguan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron akan
menyebabkan retensi cairan dan natrium sehingga berpotensi
menyebabkan terjadi keluhan sindroma prahaid. Perempuan yang peka
terhadap faktor psikologis, perubahan hormon sering mengalami
gangguan prahaid.
Diagnosa
American Psychiatric Association memberikan kriteria diagnosis sebagai berikut:
• Keluhan berhubungan dengan siklus haid, dimulai pada minggu terakhir fase
luteum dan berakhir setelah mulainya haid.
• Paling sedikit didapatkan 5 keluhan di bawah ini:
 Gangguan mood – Cemas
 Labil, tiba-tiba susah, takut, marah
 Konflik interpersonal
 Penurunan minat terhadap aktivitas rutin
 Lelah
 Sukar berkonsentrasi nafsu makan
 Perubahan
 Insomnia
 Kehilangan kontrol diri
 Keluhan-keluhan fisik: nyeri pada payudara, sendi, kepala
• Keluhan akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari atau pekerjaan.
• Keluhan bukan merupakan eksaserbasi gangguan psikiatri yang lainnya.
Penanganan
• Terapi hormon bermanfaat untuk mengurangi keluhan prahaid.
• Pil kontrasepsi kombinasi juga bermanfaat untuk mengatasi
sindroma prahaid. Pila kontrasepsi jenis baru yang mengandung
iran sehingga mengurangi nyeri progestin drospirenon dengan
efek antimineralokortikoid akan mencegah retensi kepala,
payudara, dan tungkai.
• Pola makan juga harus diperhatikan, dianjurkan untuk
melakukan diet rendah garam.
TERIMA
KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Darmiati. (2022). Hubungan tingkat stres terhadap siklus Menstruasi Di Masa
Pandemi Pada Siswi SMK Negeri 1 Makassar Tahu 2022. Jural
Kesehatan Pelamonia, 33.
Jusuf, Elizabet. C. (2023). Buku Ajar Ginekologi. Makassar.
Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai