Anda di halaman 1dari 28

GANGGUAN

MENSTRUASI

Rezky Wulandari Putri (2013730092)

Pembimbing :
dr. Aranda Tri Sp.OG
GANGGUAN
MENSTRUASI

Gangguan saat menstruasi dinilai masih normal jika terjadi
selama dua tahun pertama setelah haid pertama kali
(menarche).
Umumnya ketidakteraturan siklus menstruasi terjadi pada
waktu remaja dan menjelang menopause.
Dalam siklus haid masa remaja dan menjelang menoupase,
dinding rahimnya hanya dirangsang pertumbuhannya oleh
estrogen.Hanya hormon FSH saja yang dikeluarkan oleh
kelenjar bawah otak.Akibatnya siklus haid tidak teratur.
ETIOLOGI

 Gangguan fungsi
 Hormon Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur
di otak, tepatnya di kelenjar hipofis
 Kelainan Sistemik (tubuh sangat gemuk/kurus)
 Stress
 Kelenjar Gondok
 Hormon Prolakin berlebih
 Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak
haid, karena memang hormon ini menekan tingkat
kesuburan.
GANGGUAN MENSTRUASI
 Gangguan siklus Haid:
 Sering (polimenore)
 Jarang (oligomenore)
 Tidak haid (amenore)

 Gangguan lama dan Jumlah darah Haid :
 Sedikit (hipomenore)
 Banyak (hipermenore/menoragia)

 Gangguan perdarahan di luar siklus haid


 Menometroragia

 Gangguan lain yang berhubungan dengan haid


 Dismenorea
 Pre Menstruasi Sindrom
Polimenorea
 Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari
pendarahan). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan
hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, akan

menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah kongesti
ovarium karena peradangan, endometritis, dan sebagainya.

Oligomenorea
 Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan
pada oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah
gangguan hormonal, ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-
obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status
penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang berat, penurunan
berat badan yang signifikan.
amenorea
Tidak terjadi haid pada seorang wanita dengan mencakup
salah satu dari 3 tanda berikut:

 Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya
pertumbuhan atau perkembangan tanda kelamin sekunder.
 Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya
perkembangan tanda kelamin sekunder.
 Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut
pada perempuan yang sebelumnya pernah haid.
 Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :
 Amenorea primer : di mana seorang wanita tidak pernah
mendapatkan sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros
hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat
genitalia.
 Amenorea sekunder: pernah beberapa kali mendapat menstruasi
sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi
dengan melewati waktu 3 bulan atau lebih.
Evaluasi Penyebab Amenorea


1. Kompartment I : gangguan pada uterus dan patensi
★ Himen imperforata
★ Sindrom Asherman  kerusakan pada endometrium akibat tindakan kuret
berlebihan terlalu dalam sehingga terjadi peleketan interuterin
★ Endometritis tuberkulosa
★ Agenesis duktus mulleri  tanda klinis berupa tidak ada/hipoplasia vagina,
tidak ditemukan uterus dan tuba falopii
★ Sindrom insensitivitas androgen
2. Kompartemen II : gangguan pada ovarium
★ Sindrom turner  disgenesis ovarium
★ Premature ovarian failure  hilangnya fungsi ovarium sebelum umur 40 tahun
★ Sindrom ovarium resisten gonadrotropin
★ Sindrom sweyer
3. Kompartmen III : gangguan pada hipofisis
★ adenoma hipofisis sekresi prolaktin
★ Empty sella syndrome


★ Sindrom seehan : infark pada hipofisis akibat hipotensi selama persalinan
(biasanya terjadi karena perdarahan)

4. Kompartmen IV: gangguan pada hipotalamus / susunan saraf pusat.


★ Amenorea hipotalamus
★ Sindrom Kallman : defisit sekresi GnRH
★ Kompresi pada hipotalamus: terjadi akibat tumor, granuloma
★ Penurunan pelepasan GnRH akibat penurunan berat badan berlebih: anorexia
nervosa, bullimia, olah raga berlebihan.
PERUBAHAN JUMLAH
DARAH
 HAID
 Hipermenorea atau menoragia
Hipermenorea adalah pendarahan haid dengan total
jumlah darah lebih dari 80ml per siklus dan durasi
lebih lama dari 7 hari, atau ganti pembalut lebih dari
6x sehari.
 Hipomenorea
Hipomenorea adalah pendarahan haid yang lebih
pendek dari biasa dan/atau lebih kurang dari biasa
penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal,
kondisi wanita dengan penyakit tertentu.
Metroragia
 Periode pendarahan menstruasi lebih dari 7 hari.


Kejadian ini dapat disebabkan oleh luka, karsinoma
korpus uteri, peradangan, hormonal,hipofisis, psikis,
neurogoen, tumor atau ovarium yang polikistik dan
kelainan gizi, metabolic, penyakit akut maupun kronis.

Menometroragia
 Menometroragia adalah pendarahan yang banyak lebih
dari 80 ml dengan perode pendarahan lebih dari 7 hari.
Kejadian ini penyebabnya sama dengan metroragia.
PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL

Perdarahan uterus abnormal meliputi semua
kelainan haid baik dari dalam hal jumlah maupun
lamanya. Terminologi menoragia saat ini di ganti
dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual
bleeding (HMB) sedangkan perdarahan uterus abnormal
yang menyebabkan faktor koagulopati, gangguan
hemostatis lokal endometrium, dan gangguan ovulasi
merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam
perdarahan uterus disfungsional (PUD).
Perdarahan Perdarahan haid yang banyak sehingga
uterus perlu dilakukan penanganan yang cepat
abnormal akut untuk mencegah kehilangan darah

Perdarahan Perdarahan uterus abnormal yang telah
uterus terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini
abnormal biasanya tidak memerlukan penanganan
kronik yang cepat di bandingkan PUA akut.

Perdarahan Perdarahan haid yang telah terjadi di antara


tengah 2 siklus haid yang teratur. Perdarahan
(intermenstrual dapat terjadi kapan saja atau dapat juga
bleeding) terjadi di waktu yang sama setiap siklus.

 Polip (PUA-P)

Polip adalah pertumbuhan endometrium berlebih yang
bersifat lokal mungkin tunggal atau ganda, berukuran mulai dari
beberapa milimeter sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri
dari kelenjar, stroma, dan pembuluh darah endometrium.
 Biasanya polip bersifat asimptomatik, namun pada umumnya
dapat pula menyebabkan PUA
 Lesi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik atau ganas
 Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG dan
atau histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi
 Adenomiosis (PUA-A)
Merupakan invasi endometrium ke dalam lapisan
miometrium, menyebabkan uterus membesar, difus, dan

secara mikroskopik tampak sebagai endometrium
ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium, dan
stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang
mengalami hipertrofi dan hiperplasia
 Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman
jaringan endometrium pada hasil histopatologi
 Adenomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi
berdasarkan pemeriksaan MRI dan USG.
 Hasil USG menunjukkan jaringan endometrium
heterotopik pada miometrium dan sebagian
berhubungan dengan adanya hipertrofi miometrium
 Leiomioma uteri (PUA-L)
Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada
permukaan myometrium. Berdasarkan lokasinya, leiomioma
dibagi menjadi: submukosum, intramural, subserosum.


 Mioma uteri umumnya tidak memberikan gejala dan biasanya
bukan penyebab tunggal PUA
 Pertimbangan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri:
 Hubungan mioma uteri dengan endometrium dan serosa
 Lokasi, ukuran, serta jumlah mioma uteri
 Klasifikasi
 Primer: ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri
 Sekunder: membedakan mioma uteri yang melibatkan endometrium
(mioma uteri submukosum) dengan jenis mioma uteri lainnya
 Tersier: klasifikasi untuk mioma uteri submukosum, intramural dan
subserosum
 Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan
abnormal berlebihan dari kelenjar endometrium.

Gambaran dari hiperplasi endometrium dapat
dikategorikan sebagai: hiperplasi endometrium simpleks
non atipik dan atipik, dan hiperplasia endometrium
kompleks non atipik dan atipik
 Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia atipik
dan keganasan merupakan penyebab penting PUA
 Klasifikasi keganasan dan hiperplasia menggunakan
sistem klasifikasi FIGO dan WHO
 Coaguopathy (PUA-C)
 Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostasis
sistemik yang terkait dengan PUA
 13% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki


kelainan hemostasis sistemik, dan yang paling sering ditemukan
adalah penyakit von Willebrand.
 Ovulatory dysfuction (PUA-O)
 Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan
manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah
yang bervariasi.
 Dahulu termasuk dalam kriteria perdarahan uterus
disfungsional.
 Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan
jarang, hingga perdarahan haid banyak.
 Endometrial (PUA-E)
 Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
dengan siklus haid teratur

 Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan
hemostasis lokal endometrium
 Terdapat penurunan produksi faktor yang terkait vasokontriksi
seperti endothelin-1 dan prostaglandin F2 serta peningkatan aktifitas
fibrinolisis
 Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau perdarahan
yang berlanjut akibat gangguan hemostasis lokal endometrium
 Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan
gangguan lain pada siklus haid yang berovulasi
 Iatrogenik (PUA-I)
 Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan
penggunaan estrogen, progestin, atau AKDR.
 Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat penggunaan


estrogen atau progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan
sela atau breakthrough bleeding (BTB). Perdarahan sela terjadi
karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang
dapat disebabkan oleh:
 Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
 Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin
 Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna
anti koagulann (warfarin, heparin, dan low molecular weight
heparin) dimasukkan ke dalam klasifikasi PUA-C

 Not yet Classified (PUA-N)
 Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang
atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi
 Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis
kronik atau malformasi arteri-vena
Gangguan haid

Anamnesis dan pemeriksaan

Gangguan kehamilan

YA TIDAK

Tatalaksana gangguan kehamilan Penyebab iatrogenik

YA TIDAK

Stop penyebab iatrogenik Penyakit sistemik


TIDAK
YA
Medikamentosa Patologi pada panggul

Perdarahan uterus
disfungsional
PENATALAKSANAAN

 Polimenorea
 Pemberian kontrasepsi oral yang dapat mengatur
periode menstruasi
 Oligomenorea
 Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan
memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan
gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan
tenang, pengurangan berat badan pada wanita yang
obesitas serta pemberian hormon gonadotropin.
Amenorea
 Menetapkan gangguan penyebab amenorea karena
kelainan hormonal
 Memberikan progestin

 Kemungkinan gangguan ovarium
 Dilakukan induksi ovulasi dangan pemeriksaan hormonal
 Prolaktin
 Pada disfungsi karena hiperprolaktikemia menstrual dapat
diobati dengan
 bromokprit (pardoled).
 Bila gagal menentukan sebab amenorea, dilakukan :
 Laparoskopi
 Foto kepala untuk mencari penyebab sentral
GANGGUAN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN HAID

Sindrom prmenstruasi (pre-menstrual syndrom/ PMS)
 Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya terjadi mulai satu minggu
sampai beberapa hari sebelum datangnya haid yang menghilang sesudah
haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid
berhenti.
 Penyebab terjadinya:
 ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan
dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam
hubungan dengan kelainan hormonal, pada premenstrual syndrom terdapat
defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone.
 Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial.
 Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional berupa
iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual,
pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb..
DISMENOREA

 Dismenorea adalah nyeri saat haid ditandai dengan rasa kram dan
terpusat di abdomen bawah.
 Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian:
 Dismenorea primer : nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi
pada panggul. Dismenorea primer berhubungan dengan siklus
ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi
iskemia akibat adanya prostaglandin yang di produksi oleh
endometrium pada fase sekresi.
 Dismenorea sekunder : nyeri haid yang berhubungan dengan
berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya
endometriosis, adenomioma, miomauteri, stenosis serviks, penyakit
radang panggul, perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome.
TERAPI

 OAINS  menghambat sintesis prostaglandin dan
menekan jumlah darah haid yang keluar.
 Ibuprofen
 Asam mefenamat
 Pil kontrasepsi kombinasi  mencegah ovulasi dan
pertumbuhan jaringan endometrium sehingga
mengurangi jumlah darah haid dan sekresi
prostaglandin serta kram uterus. Contoh : Medroksi
Progesteron Asetat (MPA) 5 mg atau didrogesteron
2x10 mg mulai haid hari ke-5 sampai hari ke-25.

THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai