Anda di halaman 1dari 24

GANGGUAN MENSTRUASI

GANGGUAN MENSTRUASI

Gangguan menstruasi  masih normal jika terjadi selama dua


tahun pertama setelah haid pertama kali (menarche).
Ketidakteraturan
siklus menstruasi terjadi pada waktu remaja dan
menjelang menopause.
ETIOLOGI
 Gangguan fungsi
 Hormon Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di
otak, tepatnya di kelenjar hipofisis
 Kelainan Sistemik (tubuh sangat gemuk/kurus)
 Stress
 Kelenjar Gondok
 Hormon Prolaktin berlebih
GANGGUAN MENSTRUASI
Gangguan siklus Haid:
Gangguan lama dan Jumlah
Sering (polimenore)
darah Haid :
Jarang (oligomenore)
Sedikit (hipomenore)
Tidak haid (amenore)
Banyak (hipermenore/menoragia)

Gangguan perdarahan di luar Gangguan lain yang


siklus haid berhubungan dengan haid
Menometroragia Dismenorea
Pre Menstruasi Sindrom
Polimenorea Oligomenorea
 siklus haid lebih pendek dari  siklus haid lebih panjang (>35
biasanya (< 21 hari). hari)
 Dpt disebabkan krn gangguan  Penyebabnya :
hormonal  gangguan ovulasi  gangguan hormonal, ansietas dan
 pemendekkan masa luteal stress, penyakit kronis, obat-obatan
tertentu, bahaya di tempat kerja
 Penyebabnya ialah kongesti dan lingkungan, status penyakit
ovarium karena peradangan, nutrisi yang buruk, olah raga yang
endometritis, dan sebagainya. berat, penurunan berat badan yang
signifikan.
amenorea

Tidak terjadi haid pada seorang wanita, mencakup salah satu dari
3 tanda berikut:
 Tidak terjadi haid sampai usia 14 th + tidak adanya pertumbuhan
atau perkembangan tanda kelamin sekunder.
 Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun + adanya perkembangan
tanda kelamin sekunder.
 Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut
pada perempuan yang sebelumnya pernah haid.
Amenorea primer :
tidak pernah mendapatkan haid
sampai umur 18 tahun.
Gangguan poros hipotalamus,
hipofisis, ovarium, dan tidak
terbentuknya alat genitalia.
Amenorea

Amenorea sekunder:
pernah beberapa kali mendapat haid
sampai umur 18 tahun dan diikuti
oleh kegagalan menstruasi dengan
melewati waktu 3 bulan atau lebih.
PERUBAHAN JUMLAH DARAH HAID
Hipermenorea atau menoragia
 pendarahan haid dengan total jumlah darah >80ml per
siklus dan durasi lebih lama dari 7 hari, atau ganti
pembalut lebih dari 6x sehari.
Hipomenorea
 pendarahan haid yang lebih pendek dari biasa dan/atau
lebih kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan
gangguan hormonal, kondisi wanita dengan penyakit
tertentu.
Metroragia
 Periode pendarahan menstruasi lebih dari 7 hari.
 Kejadian ini dapat disebabkan oleh luka, karsinoma korpus uteri,
peradangan, hormonal,hipofisis, psikis, neurogoen, tumor atau
ovarium yang polikistik dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut
maupun kronis.

Menometroragia
 pendarahan yang banyak >80 ml dengan perode pendarahan
lebih dari 7 hari. Kejadian ini penyebabnya sama dengan
metroragia.
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
 Meliputi semua kelainan haid (jumlah dan lamanya).
Terminologi menoragia saat ini di ganti dengan perdarahan
haid banyak atau heavy menstrual bleeding (HMB)
Sedangkan perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan
faktor koagulopati, gangguan hemostatis lokal endometrium,
dan gangguan ovulasi merupakan kelainan yang sebelumnya
termasuk dalam perdarahan uterus disfungsional (PUD).
Perdarahan uterus Perdarahan haid yang banyak sehingga perlu dilakukan
abnormal akut penanganan yang cepat untuk mencegah kehilangan darah

Perdarahan uterus Perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan.
abnormal kronik Kondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang cepat di
bandingkan PUA akut.

Perdarahan tengah Perdarahan haid yang telah terjadi di antara 2 siklus haid yang
(intermenstrual teratur. Perdarahan dapat terjadi kapan saja atau dapat juga
bleeding) terjadi di waktu yang sama setiap siklus.
Polip (PUA-P)
pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal mungkin
tunggal atau ganda, berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai
sentimeter.
Polip endometrium terdiri dari kelenjar, stroma, dan pembuluh darah
endometrium.
 Biasanya polip bersifat asimptomatik, namun pada umumnya dapat pula
menyebabkan PUA
 Lesi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik atau ganas
 Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG dan atau
histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi
Adenomiosis (PUA-A)

invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium uterus


membesar, difus.
 Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman
jaringan endometrium pada hasil histopatologi
 Adenomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi berdasarkan
pemeriksaan MRI dan USG.
 Hasil USG menunjukkan jaringan endometrium heterotopik
pada miometrium dan sebagian berhubungan dengan adanya
hipertrofi miometrium
Leiomioma uteri (PUA-L)
 tumor jinak fibromuscular pada permukaan myometrium. Berdasarkan
lokasinya, leiomioma dibagi menjadi: submukosum, intramural, subserosum.
 Mioma uteri umumnya tidak memberikan gejala dan biasanya bukan penyebab
tunggal PUA
 Pertimbangan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri:
 Hubungan mioma uteri dengan endometrium dan serosa
 Lokasi, ukuran, serta jumlah mioma uteri
 Klasifikasi
 Primer: ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri
 Sekunder: membedakan mioma uteri yang melibatkan endometrium (mioma uteri
submukosum) dengan jenis mioma uteri lainnya
 Tersier: klasifikasi untuk mioma uteri submukosum, intramural dan subserosum
Malignancy and hyperplasia (PUA-M)

Pertumbuhan kelenjar endometrium yang berlebih dan


abnormal.
Gambaran dari hiperplasi endometrium dapat
dikategorikan sebagai:
hiperplasi endometrium simpleks non atipik dan atipik
hiperplasia endometrium kompleks non atipik dan atipik
 Coaguopathy (PUA-C)
 Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostasis sistemik yang
terkait dengan PUA
 13% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan
hemostasis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit von
Willebrand.
 Ovulatory dysfuction (PUA-O)
 Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan manifestasi
perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi.
 Dahulu termasuk dalam kriteria perdarahan uterus disfungsional.
 Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang, hingga
perdarahan haid banyak.
Endometrial (PUA-E)

 Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan


siklus haid teratur
 Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan
hemostasis lokal endometrium
 Terdapat penurunan produksi faktor yang terkait vasokontriksi seperti
endothelin-1 dan prostaglandin F2 serta peningkatan aktifitas fibrinolisis
 Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau perdarahan yang
berlanjut akibat gangguan hemostasis lokal endometrium
 Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain
pada siklus haid yang berovulasi
Iatrogenik (PUA-I)
 Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan
estrogen, progestin, atau AKDR.
 Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen
atau progestin dimasukkan dalam istilah breakthrough bleeding (BTB)
karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang dapat
disebabkan oleh:
 Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
 Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin
 Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti
koagulan (warfarin, heparin, dan low molecular weight heparin)
dimasukkan ke dalam klasifikasi PUA-C
PENATALAKSANAAN
Polimenorea
 Pemberian kontrasepsi oral yang dapat mengatur periode
menstruasi
Oligomenorea
 Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki
keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, kehidupan dalam
lingkungan yang sehat dan tenang, pengurangan berat badan
pada wanita yang obesitas serta pemberian hormon
gonadotropin.
Amenorea
 Menetapkan gangguan penyebab amenorea karena kelainan hormonal
 Memberikan progestin
 Kemungkinan gangguan ovarium
 Dilakukan induksi ovulasi dangan pemeriksaan hormonal
 Prolaktin
 Pada disfungsi karena hiperprolaktikemia menstrual dapat diobati dengan
 bromokprit (pardoled).
 Bila gagal menentukan sebab amenorea, dilakukan :
 Laparoskopi
 Foto kepala untuk mencari penyebab sentral
GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAID
Sindrom prmenstruasi (pre-menstrual syndrom/ PMS)
 Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya terjadi mulai satu minggu
- beberapa hari sebelum datangnya haid yang menghilang sesudah
haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid
berhenti.
 Penyebab terjadinya:
 ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi
cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema.
Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada premenstrual syndrom
terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone.
 Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial.
DISMENOREA
 nyeri saat haid ditandai dengan rasa kram dan terpusat di
abdomen bawah.
 Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian:
Dismenorea •nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul.
•Berhubungan dengan siklus ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi miometrium
sehingga terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin yang di produksi oleh

primer endometrium pada fase sekresi.

Dismenorea •nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologis di organ
genitalia, misalnya endometriosis, adenomioma, miomauteri, stenosis serviks,
penyakit radang panggul, perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome.

sekunder
TERAPI
 OAINS  menghambat sintesis prostaglandin dan menekan
jumlah darah haid yang keluar.
 Ibuprofen
 Asam mefenamat
 Pil kontrasepsi kombinasi  mencegah ovulasi dan
pertumbuhan jaringan endometrium sehingga mengurangi
jumlah darah haid dan sekresi prostaglandin serta kram uterus.
Contoh : Medroksi Progesteron Asetat (MPA) 5 mg atau
didrogesteron 2x10 mg mulai haid hari ke-5 sampai hari ke-25.

Anda mungkin juga menyukai