Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah perdarahan yang terjadi
secara berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus seorang wanita
dikarenakan adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding rahim (endometrium).
Menstruasi merupakan proses siklik, dalam proses menstruasi terjadi perdarahan
pervaginam secara siklik yang tidak hanya menunjukan parubahan pada endometrium,
namun juga pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Siklus menstruasi normal durasi
21-35 hari, dengan jumlah darah 20-60 ml, adapun irregulaer dalam siklus menstruasi
diantaranya: oligomenore, polimenore, menoragi, metroragi, menometroragi,
hipomenore, hipermenore, dan intermenstrual bleeding.
Disini kami akan membahas salah satu contoh ketidak seimbangan yang terjadi
pada perempuan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem reproduksi yaitu
hipomenorea.
Hipomenorea sendiri merupakan salah satu, dari berbagai masalah yang
ditimbulkan karena adanya gangguan menstruasi pada perempuan. Siklus menstruasi
sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di
tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan. Hilang satu
periode menstruasi jarang tanda masalah serius atau kondisi medis yang mendasari, tapi
amenore dari durasi yang lebih lama mungkin menandakan adanya suatu penyakit atau
kondisi kronis.
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang
dari biasa, sebab kelainan ini terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misal :
sesudah operasi mioma). Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas. Hipomenorea adalah
pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2
kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja. Perdarahan haid yang jumlahnya < 40
ml siklus reguler.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Hipomenorea?
2. Apa penyebab/etiologi Hipomenorea?
3. Bagaimana patofisiologi Hipomenorea?
4. Apa saja manifestasi klinis Hipomenorea?
5. Apa saja Pemeriksaan Diagnostik Hipomenorea?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Hipomenorea?
7. Bagaimana Pengobatan Hipomenorea?
8. Bagaimana asuhan keperawatan Hipomenorea?

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum: untuk mengetahui gambaran dan menambah wawasan tentang
gangguan mestruasi salah satunya hipomenorea.
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui bagaimana proses menstruasi yang selama ini dialami oleh
seorang wanita, dan bagaiamana siklus menstruasi yang normal
b. Agar dapat memberikan KIE kepada para remaja dengan gangguan
mestruasi hipomenorea

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang biasanya,
sebab kelainan ini terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misal : sesudah operasi
mioma). Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas. Hipomenorea adalah pendarahan dengan
jumlah darah sedikit, melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan
berlangsung selama 1-2 hari saja.Perdarahan haid yg jumlahnya sedikit (<40ml>) siklus
regular. Beberapa pengertian Hipomenorea menurut para ahli ; Hipomenorea ditandai
dengan jumlah darah haid yang sedikit, ganti pembalut hanya 1-2 kali per hari, berupa
bercak-bercak kecil dipembalut. (Buku Endokrinologi Ginekologi Edisi Kedua).
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih sedikit, tetapi tidak mengganggu
fertilitasnya. (Problema haid, dr. H Hendrik, M.Kes). Hipomenorea adalah terjadinya
perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya dan lamanya kurang dari 3 hari.
(Manuaba, 2003)
Haid dipengaruhi berbagai hormone GnRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus dan
memicu hipofisis anterior, mengeluarkan hormone FSH. FSH memicu pematangan folikel di
ovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar estrogen akan
mengakibatkan poliferasi endometrium (penebalan dari endometrium). Estrogen yang tinggi
memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormone LH. LH akan mengakibatkan
ovulasi dan memicu korpus luteum untuk sintesis progesterone. Progesterone sendiri akan
menyebabkan perubahan sekretori pada endometrium sehingga terjadi fase sekresi atau
luteal.
Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah
fase prolifarasinya sehingga harus berhati-hati untuk menentukan masa subur.
Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15 persen
perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh
usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada
perempuan usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada perempuan usia 55 tahun 51,9 hari. Siklus haid
perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa

3
faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai siklus
yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari.Pada masa remaja, hormon-
hormon seksualnya belum stabil.Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih teratur,
walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya
yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya
juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik.
Setiap bulannya, haid berlangsung sekitar 3-7 hari. Setelah hari kelima dari siklus haid,
endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan
terjadinya kehamilan.Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, endometrium
meluruh dan terjadilah siklus berikutnya.
Gangguan haid dan siklusnya, bisa berupa ;
 Ritme (irama haid)
 Banyaknya darah haid yang keluar
 Lamanya darah haid yang keluar
 Perdarahan tidak teratur , dimana interval datangnya haid tidak tentu
 Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid

Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah haid abnormal ;


 Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut > 6x perhari
 Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti pembalut < 2x perhari
 Perdarahan bercak (spotting)

B. Etiologi
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang
gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Sering disebabkan karena gangguan
endokrin. Kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis hymen, stenosis serviks uteri,
sinekia uteri (sindrom asherman). Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita,
pada uterus (misalnya sesudah meomektomi), pada gangguan endoktrin, dan lain-lain,
kecuali bila ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Salah
satu penyebab hypomenorrhea adalah sindrom Asherman (adhesi intrauterine), yang

4
hypomenorrhea (atau amenore) mungkin satu-satunya tanda yang jelas. Tingkat kekurangan
menstruasi berkorelasi erat dengan sejauh mana adhesi. Berikut ini penyebab hipomenorhea:
1. Uterine
Jarang kerugian kadang-kadang berarti bahwa permukaan pendarahan lebih kecil dari
normal, dan kadang-kadang terlihat ketika rongga endomaterial telah berkurang ukurannya
selama myomectomy atau operasi plastik lainnya di rahim. Namun, hal itu jarang
menunjukkan rahim hypoplasia karena adanya kondisi ini dalam sebuah rahim yang
responsif terhadap hormon ovarium aktivitas di bawah, dan ini memanifestasikan dirinya
dengan jarang daripada langka menstruasi.
2. Hormonal
Jarang menstruasi atau menstruasi dapat terjadi secara normal pada ekstrem kehidupan
reproduksi yakni, hanya setelah pubertas dan sesaat sebelum menopause.Hal ini karena
ovulasi tidak teratur saat ini, dan lapisan endomaterial gagal untuk berkembang secara
normal. Namun masalah normal pada waktu yang lain juga dapat menyebabkan aliran darah
langka.. Anovulasi terjadi karena rendahnya tingkat hormon tiroid, tingkat prolaktin tinggi,
tingkat insulin tinggi, tingkat androgen tinggi dan masalah dengan hormon lain juga dapat
menyebabkan periode langka. Jarang mens juga dapat terjadi setelah penggunaan jangka
panjang dari kontrasepsi oral sebagai akibat dari endomaterial atrofi progresif.
3. Nervous dan emosional
Faktor Pyschogenic seperti stres karena ujian, atau kegembiraan yang berlebihan tentang
peristiwa yang akan datang dapat menyebabkan hypomenorrhoea. Faktor-faktor yang
menekan aktivitas pusat- pusat di otak yang merangsang indung telur selama siklus ovarium
(untuk mengeluarkan hormon seperti estrogen dan progesteron), dan dapat menyebabkan
produksi hormon ini rendah.
4. Penyebab lain
Latihan/olahraga yang berlebihan dan diet berlebihan dapat menyebabkan menstruasi
langka ketika proporsi lemak tubuh turun dibawah tingkat tertentu. Salah satu penyebab
hypomenorrhoea adalah sindrom Asherman’s (intra uterine adhesi), yang hypomenorrhoea
mungkin satu-satunya tanda yang jelas. Tingkat kekurangan menstruasi berkorelasi erat
dengan tingkat adhesi. (R. Toaff dan S. Ballus, 1978)

5
C. Patofisiologi
Hipomenorea disebabkan oleh karena faktor uterin yang menyebabkan responsive
terhadap hormone ovarium. Dari hormonal mengakibatkan rendahnya tingkat hormone
tiroid, tingkat prolaktin tinggi, tingkat insulin tinggi dan tingkat androgen tinggi,
menyebabkan ovulasi tidak teratur saat ini dan lapisan endomaterial gagal untuk
berkembang secara normal. Dari nervous dan emosional menyebabkan faktor psychogenic
dan menekan aktivitas dipusat otak, kemudian merangsang indung telur selama siklus
ovarium, kemudian menyebabkan produksi hormone esterogen dan progesterone rendah.
Penyebab lain bisa disebabkan oleh latihan berlebih dan Sindrom Asherman’s. Dari faktor-
faktor tersebut bisa menyebabkan hypomenorhea.

D. Manifestasi klinis
1. Nyeri saat mestruasi.
2. Waktu haid yang singkat < 3 hari.
3. Perdarahan haid yang memendek atau singkat < 40ml.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes darah : sebagaian besar penyebab umum dari aliran menurun dari darah selama
menstruasi dapat diteksi dengan tes darah. Pengujan tingkat hormone seperti follicle-
stimulating hormone, hormone luteinizing, esterogen, prolaktin, insulin yang penting.
Dalam sindrom ovarium polikistik, aka nada tingkat tinggi insulin dan androgen.
2. Ultra sonogram : sebuah sonogram ultra dapat mendiagnosa ketebalan endometrium,
ukuran pertumbuhan ovarium volikel, ovulasi dan kelainan lainnya.
3. Tes lain : tes seperti dilatasi dan kuretase dan MRI scan kadang-kadang diperlukan untuk
menetukan penyebab aliran darah langka selama periode.
F. Penatalaksanaan
1. Medis
Pengobatan hipomenorhea bila siklus haid berovulasi tidak perlu dilakukan tindakan
apapapun. Tindakan:
a. Menenangkan penderita
b. Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap

6
c. Obat: Endometril Golongan
- Kandungan: Lynestrenol/linestrenol.
- Indikasi: Oligomenore & hipomenore, polimenore, menoragia & metroragia (perdarahan
dari rahim yang banyak di luar masa haid), perdarahan rahim disfungsional, dismenore
(nyeri saat haid), sindroma premenstruasi, penekanan ovulasi, nyeri ovulasi dan atau
perdarahan, penekanan atau memperlambat menstruasi, mastopati fibrokistik,
endometriosis, karsinoma endometrium dan atau metastase, kasus-kasus tertentu dari
amenore primer dan sekunder.
- Kontra indikasi:
Riwayat atau sedang menderita penyakit hati, sakit kuning kolestatik, perdarahan per
vagina yang tak terdiagnosa, riwayat gatal-gatal berat selama hamil, herpes gestasionis
atau sakit kuning selama hamil, sindroma rotor & dubin-johnson.Wanita hamil.
- Perhatian:
Kloasma (keadaan warna kulit wajah yang berubah setempay menjadi tengguli), kelainan
tromboembolik, gagal jantung tersembunyi atau jelas, gangguan fungsi ginjal, hipertensi,
migren, epilepsi. Interaksi obat : menurunnya kemanjuran linestrenol saat digunakan
bersama dengan antikonvulsan, barbiturat, rifampisin.
- Efek samping:
Gangguan saluran pencernaan, sakit kuning kolestatik, payudara terlalu lembek, kloasma,
ruam kulit, sakit kepala, migren, perubahan suasana hati, retensi cairan, penurunan
toleransi glukosa, perubahan berat badan, perdarahan intermenstrual, amenore setelah
terapi, perubahan sekresi servikal, infeksi vagina.

G. Pengobatan
Pengobatan hipomenorea adalah bila siklus haid berovulasi tidak perlu dilakukan
pengobatan apapun. Bila ternyata ingin diberikan pengobatan,maka dapat diberikan
kombinasi estrogen. Progesterone yang dimulai harike-16 sampai hari ke-25 siklus haid.
(Endikronologi Ginekologi edisikedua, Dr. Med. Ali Badziad, SpOG-KFER)
Tidak perlu terapi jika siklus ovulatoar subsitusi hormon E&P bila perlu induksi
ovulasi jika siklus anovulatoar & ingin anak. Tindakan yang dapat dilakukan:
1) Menenangkan penderita

7
2) Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap
3) diberi obat berupa: endometril

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HYPOMENORHEA

A. Pengkajian
I. Identitas
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 28 tahun
c. Agama : Islam
d. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
e. Pendidikan : Sarjana
f. Pekerjaan : PNS
g. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, RT 05/RW 01 Muntilan Magelang Jawa Tengah
h. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx

II. Status Kesehatan


a. Keluhan Utama
Klien mengatakan haid yang lebih pendek atau singkat yaitu kurang dari 3 hari dan
perdarahanya sedikit.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan Pendarahan haid dengan jumlah darah sedikit, melakukan
pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja.
c. Riwayat penyakit masa lalu
Pasien pernah menggalami sindrom Asherman (adhesi intrauterine), dan pasien
biasanya menggalami nyeri serupa yang timbul pada saat haid.
d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 3 kali sehari 6-8 kali sehari. Macam nasi, sayur, lauk air putih, susu Jumlah
1 porsi habis 1 gelas habis.
b. Pola eliminasi BAB BAK

9
Frekuensi 1 kali sehari 5-6 kali sehari Warna kuning kuning jernih Bau khas khas
Konsistensi lunak encer Keluhan tidak ada tidak ada.
e. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari: sehari – hari pasien mengerjakan pekerjaan administrasi di
kantor tempat bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah. Istirahat/ tidur: siang 1 jam,
malam 7 jam. Seksualitas: ibu berhubungan intim tidak tentu kadang-kadang 2 kali
seminggu, tanpa keluhan. Personal hygiene Kebiasaan mandi 2 kali perhari Kebiasaan
membersihkan alat kelamin: saat mandi, sehabis buang air kecil dan besar. Kebiasaan
mengganti pakaian dalam: setiap habis mandi. Jenis pakaian dalam yang digunakan:
katun
f. Keadaan psiko social spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
Menurut pasien, apa yang dialaminya tidak normal
b. Pengetahuan pasien tentang kesehatan reproduksi
Menurut pasien, biasanya lamanya mestruasi 5-7 hari
c. Keadaan pasien sekarang
Pasien khawatir dengan keadaannya saat ini dan takut sesuatu terjadi padanya
d. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarganya sangat baik
e. Dukungan keluarga
Keluarga menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan
agar dapat diketahui penyebab pasien mengalami haid yang lamanya haid begitu
singkat.
f. Ketaatan beribadah
Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat
g. Pemeriksaan fisik
Head to toe
a. Kepala
1) Kepala
Inspeksi: Bentuk kepala simetris, sedikit terdapat pusing kepala.
Palpasi: Tidak ada lesi, tidak ada benjolan

10
2) Rambut
Inspeksi: Kondisi rambut bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam,
rambut lurus tidak rontok.
3) Mata
Inspeksi: Warna sklera putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, reflek
cahaya positif, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterus.
Palpasi: Tidak adanya edema dan tidak ada benjolan disekitar mata.
4) Hidung
Inspeksi: Tidak ada deformitas pada hidung, tidak ada cuping hidung, tidak ada
polip atau benjolan didalam hidung, fungsi penciuman baik, kedua lubang
hidung simetris, tidak ada nyeri tekan sinus, dan tidak terjadi pendarahan pada
lubang hidung (epistaksis).
5) Mulut
Inspeksi: Tidak ada perdarahan rahang gigi, warna mukosa mulut pucat,
membran mukosa kering, tidak ada stomatitis, tidak terdapat benjolan pada
lidah, tidak ada karies pada gigi.
6) Telinga
Inpeksi: Kedua telinga simetris, tidak ada lesi pada telinga, tidak ada serumen`
berlebih, tidak adanya edema, ketika diperiksa dengan otoskop tidak adanya
peradangan, dan tidak terdapat cairan pada membran timpani.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada aurikula dan membran timpani normal.
Auskultasi: Tes rinne (+), tes wibber (+).
7) Leher
Inspeksi: Bentuk simetris, warna kulit rata sama dengan tubuh, tidak ada lesi,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi: Tidak ada deformitas pada trakea, tidak ada benjolan pada leher, tidak
ada nyeri tekan dan tidak ada peradangan.
8) Dada
a) Paru
Inspeksi: Dada simetris antara kiri dan kanan, frekuensi napas pasien cepat,
tidak menggunakan pergerakan otot bantu pernafasan.

11
b) Jantung
TD: peningkatan sistolik dengan diastolic
Inspeksi: denyutan jantung meningkat (takikardi)
Palpasi: Ictus cordis normal di IC ke 5
Auskultasi: Bunyi jantung normal, irama jantung teratur, tidak ada
pembesaran jantung atau tidak ada kardiomegali.
Perkusi: pekak
c) Abdomen
Inspeksi: warna kulit abdomen normal seperti warna kulit disekitarnya, tidak
ada bekas operasi, tidak terdapat kolostomi, saat menstruasi pasien mengeluh
nyeri pada abdomen, dan nyeri pada pelvis.
Auskultasi: peristaltik usus normal 15-30 x/ menit
Perkusi: timpani
Palpasi: adanya nyeri tekan pada abdomen, tidak ada hematomegali.
d) Ekstermitas (Integumen/musculoskeletal)
Turgor kulit elastis CRT < 2 detik, warna kulit sama dengan ekstermitas
lainnya, aktivitas sedikit terganggu.
e) Genetalia: Perdarahan haid yang jumlahnya sedikit kurang lebih 40 ml siklus
regular.
f) Persyarafan
(1) Tingkat kesadaran: composmentis
(2) GCS:
(a) Eye: Membuka secara spontan 4
(b)Verbal: Orientasi bisa komunikasi atau menjawab dengan jelas, nilai 5
(c) Motorik: Mengikuti perintah, nilai 6
Total GCS: Nilai 15

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d kontraksi dan disritmia uterus.
2. Ansietas b.d gangguan citra tubuh

12
C. Analisa Data
No Data fokus Etiologi Masalah keperawatan
1. DS: Pasien mengatakan Faktor uterin Nyeri b.d kontraksi
- Nyeri abdomen dibagian dan distrimia uterus
bawah Hipomenorhea
- Pasien mengeluh masa
menstruasinya hanya 2-3 Respon hormon ovarium
hari
- Pasien mengeluh darah yang Hormon tiriod menurun
di keluarkan saat menstruasi
sedikit Hormon prolaktin, insulin,
DO: androgen meningkat
- Pasien nampak pucat
- Pasien nampak gelisah Ketidakefektifan masa
- Pasien terlihat sedang ovulasi
memegangi perutnya di
bagian yang nyeri Penurunan jumlah volume
- TTV darah
 Tekanan darah:
90/70mmHg Merangsang enzim
 Nadi: 80x/Menit prolaktin
 Respirasi: 20x/Menit
 Suhu: 37,5˚c Pelepasan prostaglandin

Nyeri

2. DS: Hipomenorhea Ansietas b.d gangguan


- Pasien menggatakan tidak citra tubuh
percaya diri dengan Ggn. Nervous dan
keadaannya. emosional
- Pasien merasa tidak nyaman

13
dengan keadaan yang di f.psycogenic
deritanya
- Pasien mengatakan penekatan pusat otak
menstruasinya hanya terjadi
2-3 Hari merangsang ovarium
- Pasien mengatakan cemas
dengan penyakit yang di Ketidakefektifan masa
deritanya ovulasi

Kegagalan proses
DO:
perkembangan
- Pasien tampak cemas endomaterial
- Pasien tampak gelisah
- TTV: Ggn. Citra tubuh
 Tekanan darah:
90/70mmHg Ansietas
 Nadi: 80x/Menit
 Respirasi: 20x/Menit
Suhu: 37,5˚c

14
D. Perencanaan
No Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Tujuan : Setelah 1. Observasi 1. Membantu
dilakukan tindakan karakteristik nyeri membedakan
keperawatan selama 2x12 mulai dari penyebab nyeri
jam nyeri dapat teratasi/ penyebab, lokasi, dan memberikan
berkurang skala dan waktu. informasi tentang
Kriteria Hasil : (PQRST). Dan kemajuan/
1. Pasien menjelaskan minta pasien untuk perbaikan
kadar dan karakterisktik menggunakan penyakit,
nyeri sebuah sekala 1 terjadinya
2. Pasien menilai nyeri sampai 10 untuk komplikasi dan
dengan menggunakan menjelaskan keefiktifan
skala 1 sampai 10, tingkat nyerinya intervensi. Untuk
3. Secara subyektif (dengan nilai 10 memfasilitasi
pernyataan nyeri menandakan pengkajian yang
berkurang atau tingkat nyeri paling akuran tingkat
teradaptasi berat) nyeri pasien.
4. TTV dalam batas 2. Mandiri: 2. - Efek dilatasi
normal ( TD: - Berikan kompres dinding
120/80mmHg, nadi: 60- hangat pada area endometrium
100x/menit, suhu: nyeri. memberikan
36,5º-37,5º C, RR: 16- respon spasme otot
24x/menit), menurun sehingga
5. Pasien mengungkapkan nyeri berkurang.
perasaan nyaman - Atur periode - Tindakan ini
berkurangnya nyeri dan istirahat tanpa meningkatkan
pasien terlihat tenang. terganggu kesehatan,
6. Pasien menjelaskan kesejahteraan, dan
faktor-faktor yang peningkatan

15
mengintensifkan nyeri. tingkat energi,
7. Pasien mencoba metode yang penting
nonfarmakologis untuk pengurangan
mengurangi nyeri. nyeri.
- Bantu pasien untuk - Untuk
mendapatkan menurunkan
posisi yang ketegangan atau
nyaman, dan spasme otot dan
gunakan bantal untuk
untuk membebat mendistribusikan
atau menyokong kembali tekanan
daerah yang pada bagian
sakit, bila tubuh.
diperlukan.
3. HE: 3. -Pengalihan
- Beri Edukasi ke perhatian akan
pasien: Ajarkan mengurangi nyeri
tehnik relaksasi yang dirasakan.
distraksi seperti
membaca
koran.buku,
aktivitas sesuai
hobi, menonton tv,
mendengarkan
radio, dll
4. Kolaborasi: 4. - Analgesik akan
-Lakukan memblok lintasan
kolaborasi dengan nyeri sehingga
tim medis (dokter) nyeri berkurang.
pemberian
analgesik.

16
- Pantau adanya - Untuk
reaksi yang tidak menentukan
diinginkan keefektifan obat.
terhadap obat.
Sekitar 30 sampai
40 menit setelah
pemberian obat,
minta pasien tuk
menilai kembali
nyerinya dengan
skala 1 sampai 10.
2. Tujuan : Setelah dilakukan 1. Observasi respons 1. Pemantau tanda-
tindakan keperawatan fisiologis pasien tanda vital dapat
selama 1x12 jam di terhadap membantu
harapkan aktivitas kembali peningkatan pengkajian
normal. aktivitas (tekanan toleransi terhadap
Kriteria Hasil: darah, respirasi, peningkatan
1. Pasien mempertahankan denyut, dan irama latihan dan
kekuatan otot dan ROM jantung). Ajarkan aktivitas.
sendi. pasien gejala-gejala
2. Pasien memahami akibat latihan yang
alasan untuk program berlebihan seperti
latihan isometris. pusing, nyeri dada,
3. Pasien memahami dan dispne.
alasan untuk 2. Posisikan pasien 2. Untuk
mempertahankan untuk mempertahankan
ringkat aktivitas dan mempertahankan fungsi sendi untuk
menghindari faktor sikap tubuh yang mencegah
resiko yang dapat tepat. Gunakan alat deformitas
mengakibatkan bantu sesuai muskuloskaletal.
intoleransi aktivitas. keperluan.

17
4. Pasien melakukan 3. Lakukan latihan 3. Latihan ROM
aktivitas perawatan diri ROM setiap 2 dapat mencegah
pada tingkat yang dapat sampai 4 jam. kontraktur
ditoleransi. Tingkatkan dari sendidan atrofi
5. Tekanan darah dan pasif ke aktif, otot.
kecepatan nadi serta sesuai dengan
respirasi tetap dalam toleransi pasien,
rentang yang dianjurkan kecuali jika
selama periode aktivitas dikontraindikasikan
(sebutkan). 4. Jelaskan alasan
mempertahankan 4. Pendidikan dapat
atau meningkatkan membantu pasien
aktivitas. dalam
Diskusikan faktor- menghindari
faktor yang dapat intoleransi
meningkatkan aktivitas.
risiko terhadap
toleransi aktivitas.
5. Bantu pasien dalam 5. Untuk
melakukan menumbuhkan
aktivitas perawatan kemandirian dan
diri. Sesuai meningkatkan
toleransi.. mobilitas.
6. Dorong pasien 6. Untuk
untuk berpartisipasi meningkatkan
dalam perencanaan kepatuhan.
perawatan dan
pembuatan
keputusan.
7. Ajarkan pasien, 7. Pemberi asuhan
anggota keluarga, yang diberi

18
atau pasangannya informasi dapat
metode mendorong pasien
memaksimalkan untuk menjadi
partisipasi pasien lebih mandiri.
dalam perawatan
diri.
3. Tujuan: 1. Dorong pasien 1. Memberikan
setelah dilakukan tindakan untuk kesempatan untuk
keperawatan selama 1x24 mengungkapkan mengungkapkan
jam diharapkan pasien tidak pikiran dan ketakutannya.
merasa cemas perasaannya
Kriteria Hasil: 2. Beri lingkungan 2. Membantu
1. Pasien melaporkan terbuka dimana mengurangi
perasaan ansietas dan pasien merasa kecemasan.
mampu aman untuk
mengidentifikasi mendiskusikan
penyebab-penyebabnya, perasaan atau
2. Pasien menunjukkan menolak untuk
pemahaman tentang berbicara.
kondisi/prognosis, 3. Ajarkan kepada 3. Untuk
perawatan pasien teknik memperbaiki
3. Pasien mampu relaksasi untuk keseimbangan
mengembangkan dilakukan fisik dan
rencana untuk sekurang- psikologis.
perawatan diri termasuk kurangnya setiap 4
modifikasi gaya hidup jam ketika terjaga.
yang konsisten dengan 4. Pertahankan bentuk 4. Meningkatkan
mobilitas dan/atau sering berbicara kepercayaan klien.
pembatasan aktivitas. dengan pasien,
4. Rasa cemas pasien berbicara dengan
hilang menyentuh klien.

19
5. Pasien menggambarkan 5. Bantu pasien dalam 5. Meningkatkan
aktivitas yang mengenali dan kemampuan
menurunkan perilaku mengklarifikasi kontrol cemas
kecemasan, rasa takut
6. Pasien ikut terlibat 6. Beri informasi 6. Mengurangi
dalam percakapan dan akurat, konsisten kecemasan.
aktivitas bersama mengenai
keluarga, pemberi prognosis,
asuhan, dan individu pengobatan serta
pendukung lainnya dan dukungan orang
berpartisipasi dalam terdekat
pengambilan keputusan 7. Dukung upaya 7. Untuk
dalam perawatan. anggota keluarga menurunkan
untuk mengatasi ansietas keluarga
perilaku kecemasan dan pasien.
pasien. Berikan
kesempata keluarga
untuk melakukan
kunjungan ekstra,
bila bermanfaat.
8. Berikan obat yang 8. Untuk membantu
diresepkan. pasien rileks
selama periode
ansietas berat.

C. Implementasi
No. Tindakan
Dx
1. 1. Mengobservasi karakteristik nyeri mulai dari penyebab, lokasi, skala
dan waktu. (PQRST). Dan meminta pasien untuk menggunakan sebuah
sekala 1 sampai 10 untuk menjelaskan tingkat nyerinya (dengan nilai 10

20
menandakan tingkat nyeri paling berat)
2. Memberikan kompres hangat pada area nyeri.
3. Mengatur periode istirahat tanpa terganggu
4. Membantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman, dan
gunakan bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit,
bila diperlukan.
5. Memberikan HE ke pasien: Mengajarkan tehnik relaksasi distraksi
seperti membaca koran.buku, aktivitas sesuai hobi, menonton tv,
mendengarkan radio, dll
6. Memberikan informasi kepada pasien Untuk membantu meningkatkan
toleransi terhadap nyeri-contoh, alasan nyeri dan lamanya nyeri
berakhir.
7. Berkolaborasi dengan tim medis (dokter) pemberian analgesik.
8. Memantau adanya reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat. Sekitar
30 sampai 40 menit setelah pemberian obat, memiinta pasien untuk
menilai kembali nyerinya dengan skala 1 sampai 10.
2. 1. Mengobservasi respons fisiologis pasien terhadap peningkatan aktivitas
(tekanan darah, respirasi, denyut, dan irama jantung). Mengajarkan
pasien gejala-gejala akibat latihan yang berlebihan seperti pusing, nyeri
dada, dan dispnea.
2. Memposisikan pasien untuk mempertahankan sikap tubuh yang tepat.
Mengunakan alat bantu sesuai keperluan.
3. Melakukan latihan ROM setiap 2 sampai 4 jam. Meningkatkan dari
pasif ke aktif, sesuai dengan toleransi pasien, kecuali jika
dikontraindikasikan
4. Menjelaskan alasan mempertahankan atau meningkatkan aktivitas.
Mendiskusikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terhadap
toleransi aktivitas.
5. Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri. Sesuai
toleransi..
6. Mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam perencanaan perawatan

21
dan pembuatan keputusan.
7. Mengajarkan pasien, anggota keluarga, atau pasangannya metode
memaksimalkan partisipasi pasien dalam perawatan diri.
3. 1. Mendorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
2. Memberi lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara.
3. Mengajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang-
kurangnya setiap 4 jam ketika terjaga.
4. Mempertahankan bentuk sering berbicara dengan pasien, berbicara
dengan menyentuh klien.
5. Membantu pasien dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut
6. Memberi informasi akurat, konsisten mengenai prognosis, pengobatan
serta dukungan orang terdekat
7. Mendukung upaya anggota keluarga untuk mengatasi perilaku
kecemasan pasien. Memberikan kesempata keluarga untuk melakukan
kunjungan ekstra, bila bermanfaat.
8. Memberikan obat yang diresepkan.

22
D. Evaluasi
NO Masalah keperawatan Evaluasi

1. Nyeri akut b.d kontraksi dan disritmia uterus.

2. Ansietas b.d gangguan citra tubuh

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

24
Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian
pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja. Perdarahan haid
yang jumlahnya sedikit kurang lebih 40 ml siklus regular. Hipomenorea adalah terjadinya
perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya dan lamanya kurang dari 3 hari.
Hipomenorea disebabkan oleh karena Hormonal, nervous dan emosional, dan penyebab
lain (seperti latihan/olahraga yang berlebihan dan diet berlebihan), dan sindrom
Asherman’s (intra uterine adhesi).

B. Saran
Kita sebagai perawat sebaiknya memahami dan dapat mengaplikasikan segala sesuatu
yang terdapat dimakalah ini agar terciptanya perawat yang professional dalam menerapkan
asuhan keperawatan secara komprehensif khususnya Asuhan Keperawatan pada penderita
Hypomenorrhea

DAFTAR PUSTAKA

25
Carlson, Karen J., MD; Eisenstat, StephanieA., MD; and Ziporyn, Terra, PhD. 2004. The New
Unervisity Guide to Women’s Healt. Harvard Unervesity Press. P. 384. ISBN 0-674-
01282-8

http://akd3b.wordpress.com/2010/06/18/hipominorea/

Maryanti, Dwi. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

R. Toaff, S Ballas. 1978. Traumatic hypomenorrhea-amenorrhea (Asherman’s syndrome. Fertil.


Steril. 30 (4): 379-87. PMID 568569.

Zulkarnain, Dedi. 2016. Hipominorea. [Internet] Bersumber dari


<https://www.scribd.com>mobile>doc

26

Anda mungkin juga menyukai