Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR

GANGGUAN HAID
KELOMPOK 2

NURUL SUCI YUKI


RIKA NOFIA DEWI
VINA ZULFIARNI HESRI
VITRINA
YOLANDA KARTIKA CANDERA
Menstruasi
• Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau
normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah,
lendir dan sisa – sisa sel secara berkala yang berasal
dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari
menarche sampai menopause, kecuali pada masa
hamil dan laktasi.
Haid Normal
• Siklus haid: 21 – 35 hari
• Volume haid: 40 – 80 cc
• Lama haid: 3 – 7 hari
Siklus menstruasi
• Merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya sedangkan panjang
siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35
hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari
dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari.
• Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan
pada fungsi hormon, kelainan sistemik, stres, kelenjar gondok,
dan hormon prolaktin yang berlebihan. (Proverawati &
Misaroh, 2009)

• Gangguan pada siklus menstruasi terdiri dari tiga, yaitu:


a. Siklus menstruasi pendek / Polimenore
b. Siklus menstruasi panjang / oligomenore,
c. Amenore (tidak menstruasi dalam 3 bln berturut-turut)
• Siklus menstruasi normal berlangsung selama
21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya
darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari.
Macam – Macam Gangguan
Menstruasi
1. Kelainan Siklus Menstruasi
– Amenorrhea
– Oligomenorrhea
– Polymenorrhea
2. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya
perdarahan
– Menorraghia
– Metrorraghia
3. Gangguan lain yang berhubungan dengan
menstruasi
– Premenstruasi Syndrom ( PMS )
– Dysmenorrhea
hormon

nutrisi enzim

Gangguan
Haid

psikis vaskuler

prostaglandin
Polimenore
Gg. Ritmus (siklus)

Spotting Amenore
(bercak))

Gangguan Oligimenore

Haid
Hipomenore
Haid tidak
teratur
Gg. Perdarahan

Menoragia

Hipermenore
Hipermenore (Menoragia)
• Adalah perdarahan lebih banyak / lama dari
normal, kadang disertai bekuan darah

• Pada hipermenore berat perdarahan


berlangsung 8 – 10 hari dengan kehilangan
darah > 80 ml
Etiologi Hipermenore….
• Hipoplasia uteri
• Asthenia
• Myoma uteri
• Hipertensi
• Infeksi : salphingitis, endometritis
• Retrofleksi uteri
• Penyakit darah: hemofilia, Werlhoff’s disease
Hipomenore
(kriptomenore)

• Perdarahan haid lebih pendek (< 3 hari) / lebih


sedikit dari normal (< 30 cc), kadang hanya
berupa spotting
• Etiologi:
– Setelah miomektomi
– Gg. Endokrin
– Kesuburan endometrium kurang akibat kurang gizi,
gg. hormonal, penyakit menahun
Amenorrhea
• Tidak haid selama 3 bln berturut-turut.

• Klasifikasi:
– Amenore primer (belum pernah haid sampai usia 18 thn,
tanda seks sekunder +/_
– Amenore sekunder (berhenti haid setelah menarche atau
pernah mengalami haid tapi berhenti 3 bln berturut-turut)
Etiologi amenore…
• Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium
(folikel), uterus (endometrium), atau vagina
• Tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore,
cacat bawaan, uji estrogen & progesteron (–)
• Penyakit kronis, ca, infertilitas, stress berat,
kurang gizi
Polimenore
• Siklus haid memendek (< 21 hari), sedangkan
jumlah perdarahan relatif sama / lebih banyak
dari biasa.

• Etiologi:
– Gangguan Hormonal (umur korpus luteum
memendek, stadium proliferasi / sekresi
memendek)
Oligomenore
• Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan
siklusnya memanjang (> 35 hari), perdarahan
haid biasanya berkurang.

• Etiologi:
– Perpanjangan fase folikular / fase lutheal atau
keduanya
Dismenore
• adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari.

• Menurut Jones (2001), dysmenorrhea berdasarkan


penyebabnya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
– Dismenore primer
– Dismenore sekunder
1. Dysmenore primer
merupakan nyeri haid tanpa kelainan anatomis genitalis
yang dapat diidentifikasi. Diduga akibat dari pembentukan
prostaglandin yg berlebih yang menyebabkan uterus
berkontraksi berlebihan dan menyebabkan vasospasme
anteriolar.

2. Dysmenore sekunder
nyeri sebelum haid yang disertai kelainan anatomis
genitalis, seperti endometriosis, adenomiosis, radang
pelvis, fibrosis dan sindrom menoragia
Patofisiologi Dysmenore…
• Terjadi pada fase sekresi, dimana terjadi
peningkatan Hormon Prolaktin dan Estrogen.

• Prolaktin meningkatkan kontraksi uterus


Faktor Resiko Dysmenore…
• Merokok
• Alcohol
• Overweight dan obesitas
• Tidak memiliki anak
• Menarche dini (< 12 th)
• Riwayat keluarga
Gejala Dysmenore…
• Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi
• Terasa lebih baik setelah perdarahan menstruasi dimulai
• Biasanya nyeri hilang setelah 1 – 2 hari, ttp ada jg wanita yang
masih merasakan nyeri > 2 hari
• Nyeri perut bagian bawah, bisa menjalar ke punggung dan
tungkai
• Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau nyeri
tumpul yang terus menerus
Penatalaksanaan….
1. Farmakologis
– Pemberian obat analgetik
– Pil KB dosis rendah

2. Non-Farmakologis
– Istirahat yg cukup
– Kompres air hangat di perut
– Olah raga (terutama berjalan), yoga
– TENS (Transcutaneus Elektrical NerveStimulation)
Jurnal TerKait

ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016


http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 1

PREVALENSI GANGGUAN MENSTRUASI DAN FAKTORFAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PADA SISWI PESERTAUJIAN NASIONAL
DI SMA NEGERI 1 MELAYA KABUPATEN JEMBRANA
ABSTRAK
Gangguan menstruasi merupakan salah satu masalah ginekologik yang memerlukan
perhatian khusus karena sering kali berdampak terhadap kualitas hidup remaja atau
dewasa muda dan dapat menjadi indikator serius terjadinya suatu penyakit. Oleh karena
itu, penting untuk mengetahui prevalensi gangguan menstruasi dan faktor-faktor yang
berhubungan. Desain penelitian ini observasional deskriptif dengan pendekatan cross
sectional pada 70 orang siswi kelas XII SMA Negeri 1 Melaya, Jembrana. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Data
dianalisis dengan menggunakan komputer dan ditampilkan dalam bentuk narasi dan
tabel. Didapatkan hasil bahwa jumlah siswi yang mengalami gangguan menstruasi
adalah 63 orang (90,0%) dengan gangguan menstruasi terbanyak adalah dismenorea
80,0% dan disusul oleh PMS 70,0%. Didapatkan usia rata-rata responden 17,5 tahun
dengan gangguan menstruasi terbanyak pada usia 18 tahun (45,7%). Sebagian besar
responden mengalami menarche pada usia 11-14 tahun (87,1%). Kebanyakan dari
responden memiliki status gizi normal (64,3%), aktivitas fisiknya sedentary (64,3%), dan
tingkat stresnya terkontrol (52,9%). Setelah dianalisis tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi, aktivitas fisik, tingkat stres, usia menarche dan usia dengan
gangguan menstruasi.alami gangguan menstruasi adalah 63 orang (90,0%) dengan
gangguan menstruasi terbanyak adalah dismenorea 80,0% dan disusul oleh PMS
70,0%. Didapatkan usia rata-rata responden 17,5 tahun dengan gangguan menstruasi
terbanyak pada usia 18 tahun (45,7%). Sebagian besar responden mengalami
menarche pada usia 11-14 tahun (87,1%). Kebanyakan dari responden memiliki status
gizi normal (64,3%), aktivitas fisiknya sedentary (64,3%), dan tingkat stresnya terkontrol
(52,9%). Setelah dianalisis tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi,
aktivitas fisik, tingkat stres, usia menarche dan usia dengan gangguan menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai