Anda di halaman 1dari 37

Perdarahan Uterus

Abnormal

Ahmad Nurramadhan
201804010095
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
• Nama : Nn. L
• Usia : 25 tahun
• Pekerjaan : Karyawan
• Pendidikan : Sarjana
• Agama : Islam
• Alamat : godean, sleman
• Status pernikahan : belum menikah
B. Anamnesis
Keluhan utama
Pasien P0A0 datang dengan
keluhan menstruasi tidak berhenti
selama 28 hari dan saat ini pasien
merasa sangat lemas.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien P0A0 usia 25 tahun datang ke Poli
Kebidanan RS PKU Muhammadiyah Gamping
dengan keluhan menstruasi tidak berhenti
selama 14 hari terakhir. Pasien mengaku sejak 6
bulan terakhir siklus menstruasinya tidak
teratur dan durasi menstruasinya cenderung
memanjang. Pasien juga mengeluh lemas,
mudah lelah saat beraktivitas. Pasien sehari
dapat mengganti pembalut 4 hingga 6 kali.
Keluhan nyeri saat perdarahan disangkal, BAK
dan BAB tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu:
– Hipertensi (-)
– Diabetes mellitus (-)
– Asma (-)
– Alergi (-)
Riwayat penyakit keluarga:
• Hipertensi (-)
• Diabetes mellitus (-)
• Asma (-)
• Alergi (-)
Riwayat Obstetri
• Paritas : P0A0

Riwayat Menstruasi
• Haid pertama : usia 12 tahun
• Siklus haid : 28 hari teratur pada
awalnya, 6 bulan terakhir
tidak teratur
• Lama haid : 7 hari, 6 bulan terakhir memanjang
• HPM : 6 Mei 2019

H. Riwayat operasi (-)


I. Riwayat kontrasepsi (-)
C. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
– Keadaan umum : Tampak lemas
– Kesadaran : compos mentis
– Vital sign
• TD : 120/80 mmHg
• N : 89x
• RR : 22x
• T : 36 ᵒc
• VAS :3
• Kepala : normocephal
• Mata : konjuctiva anemis (-/-) sclera ikterik (-
/-)
• Leher : tidak ada pembesaran limfonodi,
deviasi trachea (-)
• Thorax :
– Paru-paru gerak dada simetris, jejas (-), nyeri tekan (-),
SDV +/+
– Jantung ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis
teraba di SIC 5, BJ 1 & 2 reguler
• Abdomen :
– Supel
– Nyeri tekan (-)
• Ekstremitas:
– edema (-/-), akral hangat ++/++
– CRT <2 detik

• Status Obstetrik
-
D. Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 10.7 12.0-16.0

USG: Uterus dbn


E. Diagnosis Kerja
P0A0 dengan Abnormal Uterin Bleeding (AUB-
o)

F. Penatalaksanaan
• asam traneksamat 500mg 3x1
• Primolut 3x1
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
HAID / MENSTRUASI
Suatu proses fisiologis dimana terjadi pengeluaran
darah, mukus (lendir) dan seluler debris dari uterus
secara periodik dengan interval waktu tertentu
yang terjadi sejak menars sampai menopause dengan
pengecualian pada masa kehamilan dan menyusui,
yang merupakan hasil regulasi harmonik dari organ-
organ hormonal.
Perdarahan
uterus abnormal
Perdarahan uterus abnormal dapat didefinisikan
sebagai variasi dari siklus menstruasi yang normal.
Variasi dapat berupa keteraturan, frekuensi, durasi
aliran, atau jumlah kehilangan darah
Speroff menyebutkan berbagai definisi tradisional pada gangguan
haid, yaitu menoragia, metroragia, oligomenorea, dan polimenorea
(Speroff, 2005)

Definisi
Tradisional
Gangguan Haid

Menoragi : Interval normal teratur tapi jumlah darah


a dan durasi lebih dari normal
Metrora : Interval tidak teratur dengan jumlah darah
gia dan durasi lebih dari normal
Oligomen : Interval lebih dari 35 hari
orea
Polimeno : Interval kurang dari 24 hari
rea
Gangguan haid pada masa reproduksi

Gangguan Hipermenorea Perdarahan haid dengan jumlah darah lebih banyak


lama dan (menoragia) dan/ atau durasi lebih lama dari normal dengan
jumlah darah siklus normal teratur.
haid Hipomenorrea Perdarahan haid jumlah darah lebih sedikit dan/atau
durasi lebih pendek dari normal.

Gangguan Polimenorrea Haid dengan siklus yang lebih pendek dari normal yaitu
siklus haid <21 hari.
Oligomenorrea Haid dengan siklus yang lebih panjang dari normal yaitu
>35 hari.
Amenorrea Tidak terjadinya haid
Gangguan Menometroragia pendarahan dari vagina pada seorang wanita tanpa ada
perdarahan hubungan dengan suatu siklus haid
diluar siklus
haid
Gangguan lain Dismenorrea Nyeri saat haid
yang Sindroma prahaid Keluhan yang muncul sebelum haid antara lain cemas,
berhubungan lelah, susah konsentrasi, sulit tidur, hilang energi, sakit
dengan haid kepala, sakit perut, dan sakit payudara.
ANATOMI

Dinding uterus dari


dalam ke luar terdiri
atas 3 lapisan yaitu:
endometrium,
myometrium, dan
perimetrium
• Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uterus
bagian luar
• Myometrium (lapisan otot), merupakan lapisan yang paling
tebal. Myometrium terdiri dari 3 lapis otot polos; lapisan otot
seelah luar berjalan longitudinal, dan lapisan sebelah dalam
berjalan sirkuler, diantara kedua lapisan ini otot polos
berjalan saling beranyaman
• Endometrium (selaput lendir) merupakan lapisan bagian dalam
dari corpus uteri yang membatasi cavum uteri. Terdiri atas
epitel selapis kubik, kelenjar-kelenjar dan stroma dengan
banyak pembuluh darah yang berkeluk-keluk
SIKLUS MENSTRUASI
ETIOLOGI

Penyebab dari gangguan haid sangat banyak, secara


sistematis dibagi menjadi tiga penyebab utama

Keadaan Perdarahan
Patologi Uterus
Panggul Disfungsi
Penyakit
Sistemik
ETIOLOGI

Keadaan Patologi
Panggul
Lesi dalam Traktus
Lesi pada permukaan
Genital
Traktus Genital
• Mioma uteri, adenomiosis
• Polip endometrium • Adenomiosis difus
• Hyperplasia endometrium • Endometriosis
• Adenokarsinoma endometrium, • Malformasi arteri dan vena pada
sarkoma uterus
• Infeksi pada cervix, endometrium, dan
uterus
• Kanker cervix, polip
• Trauma
ETIOLOGI
Penyakit Sistemik

• Gangguan hemostasis:
Penyakit von Willebrand, gangguan factor
II,V,VII,VIII,IX,XIII, trombositopenia, gangguan platelets
• Penyakit tiroid, hepar, ginjal, disfungsi kelenjar
adrenal, SLE
• Gangguan hipotalamus-hipofisis:
Adenoma, prolaktinoma, stress, olahraga berlebih
Perdarahan
Uterus Disfungsi

Merupakan gangguan haid tanpa


ditemukan keadaan patologi pada panggul
dan penyakit sistemik
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Perdarahan Uterus Disfungsi
(PUD)
• Diagnosis PUD ditegakkan apabila tidak ditemukan penyebab
keadaan patologi panggul, penyakit sistemik, iatrogenic, dan
kehamilan
• Pada siklus ovulasi, PUD terjadi akibat tergangggunya kontrol lokal
hemostasis dan vasokonstriksi yang berguna membatasi jumlah
darah saat haid. Keadaan lain yang dapat menyebabkan PUD saat
ovulasi adalah korpus luteum persisten dan insufisiensi korpus
luteum.
• Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi estrogen berlebihan pada
endometrium sehingga endometrium mengalami proliferasi berlebih
namun tidak ada penyagga jaringan karena kadar progesterone
yang rendah. Endometrium jadi tebal tetapi rapuh. Jaringan tidak
lepas bersamaan sehingga perdarahan tidak teratur. Penyebab
anovulasi sendiri karena terganggunya aksis HHO atau HPO
(hipotalamus-pituitari-ovarium).
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

Anamnesis
• Riwayat menstruasi
– usia saat menarke, tanggal periode
menstruasi terakhir, metode pengendalian
kelahiran, serta waktu dan jumlah
perdarahan
• Gejala penyerta
– demam, kelelahan, saluran jaringan, atau
nyeri
• Konsumsi obat-obatan
– penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik
untuk mengidentifikasi temuan yang mungkin
menunjukkan etiologi
- Status generalis
- Pemeriksaan ginekologi

Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- “Wet Prep” Examination and Cervical Cultures
- Cervical Cytology or Biopsy
- Endometrial Biopsy
- Sonografi
- Hysteroscopy
DIAGNOSIS
Penatalaksana
an

• Penanganan pertama
Apabila keadaan hemodinamik tidak
stabil, lakukan penanganan utuk
perbaikan keadaan umum. Jika
hemodinamik stabil, lakukan
pertolongan perdarahan

• Perdarahan akut dan banyak,


lakukan dilatasi kuret dan
medikamentosa.
Dilatasi kuret dilakukan apabila ada
Penatalaksana
an

Penanganan medikamentosa hormonal


• Kombinasi estrogen progestin
• Estrogen
• Progestin
• AKDR berisi levonorgestrel
Penanganan dengan medikamentosa non
hormonal
• Anti inflamasi nonsteroid (NSAID)
• Antifibrinolisis
Penanganan terapi bedah
• dilatasi dan kuretase, histerektomi
PEMBAHASAN

Topik pembahasan
• Transfusi darah
• Tatalaksana perdarahan uterus
abnormal
Diskusi

Indikasi Transfusi
• American Association of Blood Banks (AABB)
merekomendasikan penggunaan ambang
batas transfusi sel darah merah terbatas, di
mana transfusi tidak diindikasikan sampai
kadar hemoglobin adalah 7 g / dL atau 8 g /
dL
• Transfusi sel darah merah (RBCs) harus
disediakan untuk pasien yang aktif
perdarahan dan untuk pasien dengan
anemia berat dan gejala
Diskusi

Dosis dan Administrasi


• Satu unit RBC akan meningkatkan
hemoglobin dari ukuran rata-rata
orang dewasa ~ 1 g / dL (atau
menaikkan HCT ~ 3%)
• Grup ABO produk RBC harus
kompatibel dengan kelompok ABO dari
penerima
• Produk RBC harus serologis
kompatibel dengan penerima.
Pengecualian bisa dilakukan
Diskusi

Risiko transfusi
Reaksi transfusi hemolitik dan
penularan penyakit menular adalah
risiko transfusi produk darah. Pasien
dengan antibodi autoimun terhadap
sel darah merah berisiko lebih besar
mengalami reaksi transfusi hemolitik
karena kesulitan dalam pencocokan
silang darah (Maakaron, Joseph E,2018)
Diskusi

Tatalaksana Perdarahan Uterus


Abnormal
• Evaluasi awal dengan penilaian cepat
untuk tanda-tanda hipovolemia dan
ketidakstabilan hemodinamik
potensial
• Klasifikasikan etiologi perdarahan
uterus akut abnormal menggunakan
sistem PALM-COEIN
• Manajemen hormonal dianggap
sebagai lini pertama terapi medis
Diskusi

• Setelah episode akut perdarahan telah


terkendali, beberapa pilihan pengobatan
tersedia untuk pengobatan jangka panjang
AUB kronis. Terapi medis yang efektif seperti
sistem intrauterin levonorgestrel,
kontrasepsi oral (siklus bulanan atau
diperpanjang), terapi progestin (oral atau
intramuskular), asam traneksamat, dan obat
anti-inflamasi nonsteroid
• Kebutuhan untuk perawatan bedah
didasarkan pada stabilitas klinis pasien,
tingkat keparahan perdarahan,
kontraindikasi terhadap manajemen medis,
KESIMPULAN

• Pasien dengan PUA harus dipastikan


hemodinamiknya stabil. Setelah stabil dan
dipastikan tidak dalam kehamilan (β-hcg
negatif), pikirkan etiologi yang mungkin
sesuai klasifikasi PALM COEIN
• Penanganan PUA bertujuan mengurangi
jumlah darah yang keluar, menurunkan
risiko anemia, dan meningkatkan kualitas
hidup
KESIMPULAN

• Pada kasus ini, penanganan PUA sudah sesuai


dengan literature, dengan penanganan
pertama bertujuan mengembalikan
kestabilan hemodinamik pasien. Penanganan
selanjutnya dengan
meminimalisir/menghentikan darah yang
keluar dari jalan lahir dengan memberi
asam traneksamat 500 mg 3x1. Terapi rawat
jalan untuk PUA pada pasien ini diberikan
Primolut yang berisi Norethisteron 5 mg
yang diminum 1x1 untuk mengembalikan
siklus menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
• Tendean, Genuine G. E., Mewengkang, Maya., Wantania, John J. E. 2016. Kejadian perdarahan
uterus abnormal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2015. Jurnal e-Clinic (eCl),
Volume 4, Nomor 2
• Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI). 2013. Konsensus
Tatalaksana Pendarahan Uterus Abnormal
• Whitaker, Lucy. 2015. Abnormal uterine bleeding. Clinical Research Fellow and Hilary O.D.
Critchley
• Bagian Obstetrik & Ginekologi FK. Unpad, 1993. Obstetri fisiologi. Eleman;. Bandung. Bobak, M.
Trene. 2000.
• Hoffman, Barbara L. MD., Schorge, John O. MD., Bradshaw, Karen D. MD. 2016. William
Gynecology. 3rd ed. New York, Mc Graw Hill,
• American College Of Obstetricians And Gynaecologists, Committee On Gynecologic Practice.
2013. Management Of Acute Abnormal Uterine Bleeding In Nonpregnant Reproductive-Aged
Women
• Weinstein, Robert, MD. 2016. Red Blood Cell Transfusion; A Pocket Guide for the Clinician.
University of Massachusetts Medical School
• Maakaron, Joseph E, MD; Chief Editor: Besa, Emmanuel C, MD. 2018.Anemia Treatment &
Management. https://emedicine.medscape.com/article/198475-treatment#d10

Anda mungkin juga menyukai