Anda di halaman 1dari 48

Gangguan Haid / Perdarahan Uterus Abnormal

FIEMEL SETYA AMAYDHEA


(6130015023)
Topik Bahasan
• Macam gangguan haid pada masa reproduksi
• Terminologi perdarahan uterus abnormal
• Evaluasi gangguan haid/perdarahan uterus abnormal
• Perdarahan uterus abnormal
• Perdarahan uterus disfungsi
• Amenorea
• Penanganan gangguan lain dalam hubungannya dengan haid
• Sindroma prahaid
Perdarahan haid merupakan hasil interaksi yang melibatkan sistem hormon
dengan organ tubuh (hipotalamus-hipofisis-ovarium-uterus)

Gangguan haid/ perdarahan uterus abnormal menyebabkan seorang


perempuan datang berobat ke dokter dan menyebabkan frustasi pada
penderita maupun dokter.

Data pada negara industri :


¼ perempuan pernah mengalami menoragia.
21% siklus haid memendek
17% perdarahan antar haid
6% perdarahan pascasenggama
28% terganggu saat bekerja -> berdampak pada ekonomi
1. MACAN GANGGUAN HAID PADA MASA
REPRODUKSI
Gangguan lama dan jumlah Gangguan perdarahan di luar
darah haid siklus haid

- Hipermenorea (menoragia) - Menometroragia


- Hipomenorea

Gangguan siklus haid Gangguan lain yang


berhubungan dengan haid
- Polimenorea
- Oligomenorea - Dismenorea
- amenorea - Sindroma prahaid
2. TERMINOLOGI PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
karakteristik haid normal:
- Durasi : 4-7 hari
- Jumlah darah : 30-80 ml (2-5kali ganti pembalut/hari)
- Interval : 24-35 hari

definisi tradisional gangguan haid dari Sperroff


Menoragia Interval normal teratur tapi jumlah darah dan durasi lebih dari
normal
Metroragia Interval tidak teratur dengan jumlah darah dan durasi lebih dari
normal
Oligomenorea Interval lebih dari 35 hari
Polimenorea Interval kurang dari 24 hari
Menoragia
- jumlah darah : > 80 ml / siklus
- Durasi : > 7 hari
- Ganti pembalut : > 6 kali/hari (normalnya 2-5 kali/hari)

Penyebab :
- Kondisi dalam uterus (penyakit darah “trombositopenia”, penyakit von
willebrands) menyebabkan defisiensi komponen pembekuan darah.
Formasi trombin -> terbentuk plugs -> vasokontriksi -> hemostasis

- Gangguan anatomi (mioma uteri, polip, hiperplasia endometrium


Mioma -> mengganggu kontraktilitas otot rahim -> permukaan endometrium
lebih luas -> pembesaran pembuluh darah
Hipomenorea
- Jumlah : lebih sedikit
- Durasi : lebih pendek
- Tebal dinding endometrium : tipis

Penyebab :
- Gangguan organik (pascaoperasi miomektomi, dan gangguan
endokrin)
Polimenorea
- Siklus : lebih pendek <21 hari
Penyebab:
- Gangguan endokrin -> gangguan ovulasi -> fase luteal memendek -> peradangan -
> kongesti ovarium.

Oligomenorea
- Siklus : lebih panjang >35 hari
Penyebab:
- sindroma ovarium polikistik
- Stress fisik dan emosi
- Penyakit kronis
- Gangguan nutrisi
PERHATIKAN!! Pasien obes -> gangguan metabolik
Parameter klinis haid pada usia reproduksi
Keadaan patologi panggul
Lesi permukaan pada traktus genital Lesi dalam
• Mioma uteri, adenomiosis • Adenomiosis difus, mioma uteri, hipertrofi
• Polip endometrium miometrium
• Hiperplasia endometrium • Endometriosis
• Adenokarsinoma endometrium, sarkoma • Malformasi arteri vena pada uterus
• Infeksi pada serviks, endometrium,
uterus Penyakit medis sistemik
• Kanker serviks, polip • Gangguan hemostasis : penyakit von
• trauma willbrand, ganggguan faktor II, V, VII, VIII,
IX XIII, Trombositopenia, gangguan
platelets
• Penyakit tiroid, hepar, gagal ginjal,
disfungsi kelenjar adrenal SLE
• Gangguan hipotalamus hipofisis:
adenoma, prolaktinoma, stres, olahraga
berlebih
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI
PUD : gangguan haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul
dan penyakit sistemik

PERHATIKAN!!!
- Gangguan kehamilan : abortus, kehamilan ektopik, solusio plasenta
- Penyebab iatrogenik : gangguan pil kontrasepsi, alat kontrasepsi
dalam rahim, obat antikoagulasia, antipsikotik, dan preparat hormon
3. EVALUASI GANGGUAN HAID/PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL
Gangguan haid / perdarahan uterus abnormal bukan suatu diagnosis , ini merupakan
keluhan yang membutuhkan evaluasi untuk mengetahui faktor penyebab.

Anamnesis
Anamnesis cermat -> menyingkirkan DD -> penataaksanaan lanjut yang lebih terarah.
- bagaimana mulainya perdarahan
- didahului oleh siklus memanjang, oligomenorea/amenorea
- Sifat perdarahan (banyak atau sedikit)
- Lama perdarahan
- Singkirkan kemungkinan kehamilan/kegagalan kehamilan
- Tanyakan riwayat terlambat haid, mual, nyeri dan mulas.
• Pemeriksaan fisik : untuk menilai stabilitas keadaan hemodinamik
akibat perdarahan abnormal uterus
• Pemeriksaan ginekologi : untuk menyingkirkan kelainan organik
(mioma uteri, polip, ulkus, trauma, erosi, tumor, keganasan.
Pemeriksaan
- Pemeriksaan palpasi bimanual : melihat perbesaran uterus
- Tes kehamilan : 𝛽ℎ𝐶𝐺
- Ultrasonografi : memastikan adanya kehamilan
- Riwayat pemakaian obat-obat tertentu (hormon, kontrasepsi,
antikoagulasi, sitostatika, kortikosteroid, obat herbal)
- Riwayat penyakit sistemik : penyakit tiroid, hati, gangguan
pembekuan darah, tumor hipofisis, sindroma ovarium polikistik dan
keganasan
Evaluasi faktor risiko
Usia > 35 tahun -> kemungkinan kanker endometrium
Siklus anovulasi
Obesitas
Nulipara
Sensitivitas dan spesifisitas diagnosis perdarahan
uterus abnormal
- ultrasonografi (mioma, ketebalan
- Sonohisterografi (menggunakan cairan salin
endometrium, masa fokal) steril ) dan biopsi
Sonohisterografi
Alur evaluasi perdarahan uterus
abnormal
4. PENANGANAN PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
PENANGANAN PERTAMA

Ditentukan pada kondisi hemodinamik.


- Hemodinamik tidak stabil : segera masuk rumah sakit -> perawatan perbaikan keadaan
umum.
- Hemodinamik stabil : lakukan penanganan untuk menghentikan perdarahan
PENANGANAN MEDIKAMENTOSA NONHORMON

Saat ditemukan keadaan patologi pada panggul -> mengurangi jumlah darah yang keluar, menurunkan
risiko anemia, dan meningkatkan kualitas hidup
PENANGANAN DENGAN TERAPI BEDAH

Saat penderita telah menggunakan pengobatan medikamentosa pilihan pertama tapi kesembuhan sangat
sedikit / tidak ada perbaikan keluhan sama sekali
PENANGANAN PERTAMA
• Penanganan akut dan banyak
sering pada : remaja dengan gangguan koagulopati, dewasa dengan
mioma uteri, pemakaian obat antikoagulansia

- Dilatasi dan kuretase


Indikasi : curiga keganasan, kegagalan medikamentosa
- Medikamentosa
Kombinasi estrogen progestin : bentuk pil kontrasepsi
Estrogen : ada intravena atau oral
estrogen oral dosis tinggi cukup efektif menurunkan perdarahan
uterus abnormal (estrogen konjugasidosis 1,25 mg /
17𝛽 estradiol 2 mg setiap 6 jam selama 24 jam) -> darah
berhenti -> pil kontrasepsi kombinasi.
Progestin : bila ada kontraindikasi pada estrogen, progestin dapat
mencegah terjadinya endometrium hiperplasia.
• Perdarahan ireguler
Ex: metroragia, oligomenorea
Kombinasi estrogen progestin
Progestin : jika ada kontraindikasi pemakaian pil kontrasepsi kombinasi

• Menoragia
Perdarahan lebih dari 80ml
Kombinasi estrogen progestin
Progestin
NSAID
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
PENANGANAN MEDIKAMENTOSA NONHORMON
• Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
Salisilat (aspirin), analog asam indoleasetik (indometasin), derivat asam
aril proponik (ibuprofen), fenamat (asam mefenamat), coxibs
(celecoxib)

• Antifibrinolisis
Asam traneksamat menghambat plasminogen secara reversible dan
mampu menurunkan jumlah perdarahan 40-50%
(Kadar aktivator plasminogen lebih tinggi pada menoragia)
• Penanganan dengan terapi bedah
Histerektomi: prosedur bedah utama pada kegagalan terapi medika
mentosa

Saat ini: prosedur bedah invasif minimal -> ablasi untuk mengurangi
ketebalan endometrium
5. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI
PUD : perdarahan uterus abnormal tanpa ada keadaan patologi pada panggul, penyakit sistemik tertentu
maupun kehamilan. Sebagian besar oleh gangguan fungsi mekanisme kerja poros hipotalamus – hipofisis –
ovarium – endometrium.

PATOFISIOLOGI
Pada siklus ovulasi
- Gangguan kontrol lokal hemostasis dan vasokonstriksi (endotelin, prostaglandin, VEGF, MMPs, enzim lisosom,
dan fungsi platelet -> perdarahan
- Korpus luteum persisten dan insufisiensi korpus luteum

Pada siklus anovulasi


- Stimulasi estrogen berlebih -> ploriferasi endometrium berlebih -> kadar progesteron rendah -> tidak ada
pembentukan jaringan penyangga -> perdarahan

Ex: sindroma ovarium polikistik


Gambaran klinis
• Perdarahan akut dan banyak
• Perdarahan ireguler
• Metroragia
• Menometroragia
• Oligomenorea
• Paling sering pada masa peromenarke dan perimenopause
diagnosis
Penanganan perdarahan uterus disfungsi
• Mengembalikan pertumbuhan dan perkembangan endometrium
abnormal yang menghasilkan keadaan anovulasi
• Membuat haid yang teratur, siklik dengan volume dan jumlah normal

- Menghentikan perdarahan dan mengatur haid supaya normal


Tentukan kondisi hemodinamik -> bila tidak stabil segera masuk rumah
sakit -> bila hemodinamik stabil -> gunakan tatalaksana yang sama
dengan penanganan perdarahan uterus abnormal dengan bentuk
perdarahan akut dan banyak (medikamentosa: kombinasi estrogen dan
progestin / progestin dan estrogen).
6. AMENOREA
tidak terjadi haid pada seorang perempuan

• Tidak haid sampai usia 14 tahun + tidak ada pertumbuhan /


perkembangan tanda kelamin sekunder
• Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun + adanya pertumbuhan
normal dan perkembangan tanda kelamin sekunder
• Tidak terjadi haid sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada
perempuan yang sebelumnya pernah haid
Kompartemen I : gangguan pada uterus dan patensi
(outflow tact)
Kompartmen II : gangguan pada ovarium
Kompartmen III : gangguan pada hipofisis
Kompartmen IV : gangguan pada hipotalamus / susunan
saraf pusat
Evaluasi Amenorea
• Anamnesis
PERHATIKAN!! Keadaan psikologi/ stress esmosi, riwayat keluarga
dengan anomali genetik, status nutrisi, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan organ reproduksi, penyakit sistem saraf pusat
• Pemeriksaan fisik
• Langkah 1
Pastikan menyingkirkan gangguan kehamilan
Pemeriksaan kadar TSH (kemungkinan kelainan tiroid) dan prolaktin
(hiperprolaktinemia)
Pemeriksaan prolaktin dan foto sella tursika dengan MRI -> bila normal
lakukan tes progestin: untuk mengetahui kadar estrogen endogen dan
patensi traktus genitalia

Beri medroksi progesteron asetat (MPA) 10 mg/ hari selama 5 hari -> tunggu
2-7 hari -> saat obat habis lihat ada haid/tidak -> bila perdarahan ->
diagnosis tegak adalah anovulasi (tidak ada hambatan pada traktus genitalia
dan kadar estrogen cukup
• Langkah 2
bila tidak ada perdarahan saat tes progestin
Beri estrogen progestin siklin (estrogen konjugasi 1,25 mg / estradiol 2
mg/ hari selama 21 hari + progestin (MPA 10 mg/hari) pada 5 hari
terakhir -> bila tidak perdarahan: kemungkinan gangguan kompartmen
I (endometrium)

Ex: pada tindakan kuret terlalu dalam / infeksi endometrium (TBC)


• Langkah 3
normalnya estrogen endogen dihasilkan oleh folikel yang sedang
berkembang di ovarium setelah distimulus oleh gonadotropin dari
sentral.
Pemeriksaan kadar gonadotropin (FSH dan LH) dikerjakan 2 minggu
setelah obat pada langkah 2 habis (untuk menghindari penekanan
estrogen ke sentral).
Kadar tinggi Kadar normal Kadar rendah
Kompartmen II (ovarium) Kompartmen III atau IV Kompartmen III atau IV
(hipotalamus/hipofisis) (hipotalamus/hipofisis)
MACAM GANGGUAN AMENOREA
• GANGGUAN KOMPARTMENT I
Sindroma asherman : akibat tindakan kuret terlalu dalam
-> penanganan dilakukan dilatasi kuret untuk menghilangkan
perlekatan intrauteri

Endometrritis Tuberkulosa
Timbul sekunder pada penderita salpingitis tbc
-> penanganan terapi spesifik terhadap tbc
• GANGGUAN KOMPARTMEN II
Premature ovarian failure (POF)
Hilangnya fungsi ovarium sebelum umur 40 tahun (sering terjadi)
- Etiologi : spontan (genetik, penyakit autoimun, idiopatik), iatrogenik
(operasi pengangkatan ovarium, radiasi)
• GANGGUAN KOMPARTMEN III
Tumor hipofisis sering terjadi, tumor bisa menekan chiasma optikus
sehingga mengganggu lapangan pandang, dan juga menyebabkan
produksi berlebih hormon pertumbuhan

Adenoma hipofisis sekresi prolaktin


Tumor yang paling sering
-keluhan utama : amenorea + kadar prolaktin tinggi dan galaktorea
- Penanganan : tindakan bedah, radiasi, medikamentosa bromokriptin
• GANGGUAN KOMPARTMEN IV
Amenorea hipotalamus
Defisiensi sekresi GnRH -> gangguan pematangan folikel dan ovulasi
- diagnosis: eksklusi adanya lesi di hipofisis dan biasanya berhubungan
dengan gangguan psikis
7. Penanganan gangguan lain dalam hubungannya
dengan haid
• Dismenorea
Nyeri saat haid, dengan rasa kram terpusat di abdomen bawah.
Keparahan dismenorea berhubungan dengan lama dan jumlah darah
haid.
• Dismenorea primer
- nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada
panggul.
- Berhubungan dengan siklus ovulasi:
prostaglandin yang diproduksi oleh endometrium fase
sekresi -> kontraksi miometrium -> iskemia

- Perempuan dengan dismenoria primer kadar


prostaglandin lebih tinggi di bandingkan perempuan
tanpa dismenorea. Keluhan mual, muntah , nyeri kepala,
atau diare sering menyertai dismenorea yang diduga
karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi sistemik.
• Dismenorea sekunder
nyeri haid yang berhubungan dengan keadaan patologi organ genitalia
Ex: endrometriosis, adenomiosis, miomi uteri, stenosis serviks, penyakit
radang panggul, perletakan panggul. Cara diagnosis:
Dismenorea primer Dismenorea sekunder
- Usia muda/remaja Anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Nyeri kram di lokasi bawah rahim menunjukkan kecurigaan ada patologi
- Mual panggul/ kelainan bawaan/ tidak
- Muntah renspons terhadap obat dismenorea
- Diare primer
- Nyeri kepala
- Pemeriksaan ginekologi (-) Bisa dilakukan pemeriksaan USG, infus
salin sonografi, laparoskopi
• Penanganan:
Obat antiinflamasi/NSAID : efek analgetika ->secara langsung
menghambat sintesis prostaglandin dan menekan jumlah darah haid
yang keluar

Pil kontrasepsi kombinasi : mencegah ovulasi dan pertumbuhan


jaringan endometrium sehingga mengurangi jumlah darah haid dan
sekresi prostaglandin serta kram uteri.
7. SINDROMA PRAHAID
7-10 hari menjelang haid ditemukan berbagai keluhan yang muncul:
- Cemas
- Lelah
- susah konsentrasi
- susah tidur
- hilang energy
- sakit kepala Gangguan hormon:
- sakit perut Estrogen dan progesteron -> retensi cairan dan
natrium –> potensi terjadi keluhan sindroma prahai
- Sakit pada payudara.
• Diagnosis
American Psychiatric Association
- Keluhan berhubungan dengan siklus haid, dimulai pada minggu terakhir
fase luteum dan berakhir setelah mulai haid
- Minimal ada 5 keluhan dari:
• Gangguan mood
• Sukar berkonsentrasi
• Cemas • Perubahan nafsu makan
• Insomnia
• Labil, tiba-tiba susah, takut, marah • Kehilangan kontrol diri
• Konflik interpersonal • Keluhan-keluhan fisik ;nyeri pada
payudara, sendi, kepala
• Penurunan minat terhadap aktifitas rutin • Keluhan akan berpengaruh pada
aktifitas sehari-hari atau pekerjaan
• Lelah • Keluhan bukan merupakan eksaserbasi
gangguan psikiantri yang lainnya.
• Penanganan
Terapi hormone -> mengurangi keluhan prahaid.
Pemberian Progestin
Ex: didrogesteron dan medroksi progesterone asetat (MPA).

Pil kontrasepsi -> mengatasi sindroma prahaid


komponen progestin drospirenon -> efek antimineralokortikoid
mencegah retensi cairan -> mengurangi nyeri kepala, payudara, dan
tungkai.

Anda mungkin juga menyukai