Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi gangguan haid:

Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal:
panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan
hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.
a. Kelainan volume darah (N=±80ml) (4):
1. Hipermenorea/ banyak (>80ml)
Perdarahan haid yang jumlahnya banyak (>80 ml atau ganti pembalut
>5 kali/hari)
Kausa :
- Kel.organik (tumor,infeksi)
- Kel.darah (penyakit darah)
- Kel.fungsional (endokrin)
Penanganan: Sesuai kausa
2. Hipomenorea/ sedikit (<40 ml)
Perdarahan haid yg jumlahnya sedikit (<40ml atau ganti pembalut
<2x/hr)
Kausa : kekurangan steroid dan anovulasi
Penanganan:
- tdk perlu terapi jika siklus ovulatoar
- subsitusi hormon E&P bila perlu
- induksi ovulasi jika siklus anovulatoar & ingin anak.
b. Kelainan panjang siklus (N=21-35hr) :
1. Polimenorea/ sering (< 21 hari )
Keadaan polimenore biasanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun
pada siklus anovulatoar
Penyebab:
- Anovulasi karena gangguan hormonal
- Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)
- Fase folikuler memendek
Penanganan:
- Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
- Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr
16-25
- Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
2. Oligomenorea/ jarang (>35 hari)
Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga
fertilitas tidak terganggu.
Penyebab:
- Fase folikuler memanjang
- Fase sekresi memanjang
Penanganan:
- Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
- Induksi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
3. Amenorea/ tidak haid
Amenore dibagi dua bentuk:
- Amenore fisiologik:
 Prapubertas
 pasca menopause
 Hamil
 Laktasi
- Amenore patologik:
 Amenore primer yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada
wanita usia 16 tahun.Disebabkan oleh:
- Pubertas terlambat
- Kegagalan dari fungsi indung telur
- Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan
vagina)
- Gangguan pada susunan saraf pusat
- Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya
darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim
dan vagina normal
 Amenore sekunder yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus
atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid
biasa. kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan
penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa
disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
- Obat-obatan
- Stres dan depresi
- Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan,
olahraga berlebihan, obesitas
- Gangguan hipotalamus dan hipofisis
- Gangguan indung telur
- Penyakit kronik
Tanda dan Gejala:
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16
tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder
(perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi
dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya
sudah pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa
yang menyebabkan terjadinya amenorea
c. Kelainan lama haid (N= 3-7hr) :
1. Menoragi/memanjang (> 7 hari)
Jumlah darah yang banyak
Kausa dan penanganan sama dengan hipermenore
2. Brakimenorea/memendek (< 3 hari)
Haid berlangsung <3hr dgn jumlah darah kadang sedikit
Kausa dan penanganan sama dengan hipomenore
d. Perdarahan di luar haid
Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid.

Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan seperti abortus dan
kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
Sebab-sebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh; carcinoma corpusuteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari
haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,
endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional :
- Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik)
dan kelainan gizi, metabolik, penyakitakut maupun kronis.
- Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit
akut ataupun kronis.
Terapi : kuretase dan hormonal

Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai